Anda di halaman 1dari 13

HELIUM

Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun,
hampir inert, berupa gas monatomik, dan merupakan unsur pertama pada golongan gas
mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Titik didih dan titik lebur gas ini
merupakan yang terendah di antara semua unsur. Helium berwujud hanya sebagai gas
terkecuali pada kondisi yang sangat ekstrem. Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk
menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan
standar. Helium memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari
cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang
mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomenasuperfluiditas) dan bagi mereka
yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang
dimiliki materi (seperti superkonduktivitas).

Ciri-ciri umum
Nama, lambang,Nomor

helium, He, 2

atom
Dibaca

/hilim/ HEE-lee-m

Jenis unsur

gas muliaes

Golongan,periode, blok

18, 1, s

Massa atom standar

4.002602(2)

Konfigurasi elektron

1s2
2

Sifat fisika
Fase

gas

Massa jenis

(0 C, 101.325 kPa)
0.1786 g/L
0.145 gcm3

Massa jeniscairan
pada t.l.

0.125 gcm3

Massa jeniscairan
pada t.d.
Titik lebur

(at 2.5 MPa)


0.95 K457.96 F
272.20 C,,

Titik didih

452.07 F268.93 C,
4.22 K,

Titik kritis

5.19 K, 0.227 MPa

Kalor peleburan

0.0138 kJmol1

Kalor penguapan

0.0829 kJmol1

Kapasitas kalor

5R/2 = 20.786
Jmol1K1

Tekanan uap (defined by ITS-90)


P (Pa)

1 10

100

1k

10 k

100 k

at T (K)

1.23

1.67

2.48

4.21

Sifat atom
Elektronegativitas

no data (skala Pauling)

Energi ionisasi

pertama: 2372.3 kJmol1


ke-2: 5250.5 kJmol1

Jari-jari kovalen

28 pm

Jari-jari van der Waals

140 pm

Lain-lain
Struktur kristal

hexagonal close-packed

Pembenahan magnetik

diamagnetik[1]

Konduktivitas termal

0.1513 Wm1K1

Kecepatan suara

972 ms1

Nomor CAS

7440-59-7

Isotop paling stabil


Artikel utama: Isotop dari helium
iso NA

Waktu

DM DE (MeV) DP

paruh

He 0.000137%*

He stabil dengan 1 neutron

He 99.999863%* He stabil dengan 2 neutron

*Nilai atmosfer, kelimpahan berbeda-beda di berbagai

tempat

Karakteristik[

Atom helium. Tergambar pada gambar di atas adalahinti atom helium (merah muda) beserta
distribusi awan elektronnya (hitam abu-abu). Inti atom (kanan atas) pada helium-4
sebenarnya simetris bulat dan mirip dengan awan elektronnya, walaupun pada inti atom yang
lebih kompleks tidaklah selalu demikian.

Fase gas dan plasma


Helium adalah gas mulia yang paling tidak reaktif setelah neon, dan karenanya merupakan
unsur yang paling tidak reaktif kedua dari semua unsur-unsur; Helium
bersifat inert dan monoatomik di bawah semua kondisi standar. Dikarenakan massa atom
molar helium yang relatif rendah,konduktivitas termal helium, kalor jenis helium,
dan kelajuan suara dalam gas helium lebih besar daripada gas lainnya terkecuali hidrogen.

Ukuran atom helium juga sangat kecil, sehingga laju difusihelium dalam zat padat tiga kali
lebih cepat daripada udara biasa dan kelajuannya 65% daripada laju difusi hidrogen.
Helium adalah gas monoatomik yang paling tidak larut dalam air. Indeks refraksi helium juga
merupakan yang paling mendekati nilai satu daripada indeks refraksi gas lainnya. Helium
memiliki nilai koefisien Joule-Thomson yang negatif pada temperatur normal, yang berarti ia
akan memanas ketika dibiarkan memuai dengan bebas. Ia akan mendingin apabila memuai
pada temperatur yang lebih rendah daripada temperatur inversi Joule-Thomson, yakni sekitar
32 sampai dengan 50 K pada 1 atmosfer. Seketika helium didinginkan di bawah temperatur
ini, helium dapat dicarikan melalui pendinginan pemuaian.
Kebanyakan helium luar angkasa ditemukan dalam keadaan plasma dengan sifat-sifat yang
berbeda daripada yang ditemukan pada helium atomik. Dalam keadaan plasma, elektron
helium tidak terikat pada intinya, mengakibatkan konduktivitas helium plasma yang sangat
tinggi. Partikel bermuatan ini sangat dipengaruhi oleh medan magnet dan listrik. Sebagai
contoh, pada saat badai matahari, helium yang terionisasi beserta hidrogen yang terionisasi
berinteraksi dengan magnetosfer bumi dan menghasilkan arus Birkeland dan
fenomena aurora.[40]
Fase padat dan cair

Heium cair. Helium pada gambar di atas tidak hanya cair, namun telah didinginkan sampai
mencapai titik superfluiditas. Cairan yang menetes pada bawah gelas menunjukkan bahwa
helium secara spontan keluar dari wadah penampungnya dari sisi samping wadah. Energi
yang diperlukan dalam proses ini disuplai oleh energi potensial helium yang jatuh. Lihat
pulasuperfluida.)
Tidak seperti unsur-unsur lainnya, helium akan tetap berwujud cair pada nol mutlak dan
tekanan normal. Hal ini merupakan efek langsung dari mekanika kuantum: utamanya, energi
titik nol sistem terlalu tinggi bagi sistem untuk memadat. Helium dapat dipadatkan pada
temperatur 11,5 K (sekitar 272 C) dan tekanan 25 bar (2,5 MPa).[41] Sangatlah sulit untuk

membedakan helium padat dengan helium cair karena indeks refraksi kedua fase tersebut
hampir sama. Helium padat memiliki struktur kristal dan rentangan titik lebur yang sangat
kecil. Selain itu, ia juga dapat dikompreskan; apabila diberikan tekanan, volumenya akan
menurun lebih dari 30%.[42] Dengan nilai modulus limbak sekitar 27 MPa[43], helium padat
~100 kali lebih termampatkan daripada air. Helium padat memiliki massa jenis
0,214 0,006 g/cm3 pada 1,15 K dan 66 atm; diproyeksikan massa jenisnya mencapai
0,187 0,009 g/cm3 pada 0 K dan 25 bar (2,5 MPa).[44]
Keadaan helium I
Pada suhu di bawah titik didihnya sebesar 4,2 K dan di atas titik lambdanya 2,1768
K,isotop helium-4 berwujud cairan tak berwarna, yang disebut helium I. Sama seperti
cairankriogenik lainnya, helium I mendidih ketika dipanaskan dan menyusut ketika
didinginkan.
Heliu I memiliki indeks refraksi seperti gas senilai 1,026, yang menyebabkan permukaannya
sulit untuk dilihat, sehingga umumnyabusa polistirena yang mengambang digunakan untuk
mendeteksi di mana permukaan cairan ini berada. Helium I memiliki viskositasyang sangat
rendah dan massa jenis sekitar 0,145-0,125 g/mL (antara 0 sampai 4 K), yang nilainya hanya
seperempat dari nilai yang diteorikan menurut fisika klasik. Mekanika kuantum diperlukan
untuk menjelaskan disparitas ini dan oleh karena itu, baik cairan helium-I dan -II disebut
sebagai fluida kuantum, yang berarti bahwa keduanya memperlihatkan sifat-sifat atomik
kuantum pada skala makroskopik. Hal ini merupakan efek dari nilai titik didihnya yang
sangat mendekati nol mutlak, sehingga menghalangi gerakan acak molekul (energi termal)
untuk menyembunyikan sifat-sifat atomiknya.
Keadaan helium II
Helium cair yang berada dalam keadaan di bawah titik lambdanya mulai menunjukkan sifatsifat yang tak lazim. Helium dalam keadaan ini disebut sebagai helium II. Pendidihan helium
II tidak dimungkinkan oleh karena konduktivitas termalnya yang sangat tinggi; pemanasan
yang diberikan pada helium II akan menyebabkan penguapan secara langsung menjadi
gas. Helium-3 juga mempunyai fasesuperfluida, namun pada temperatur yang lebih rendah;
oleh karena itu, tidaklah diketahui banyak sifat-sifat superfluida isotop helium-3.

Tidak seperti cairan biasanya, helium II akan menjalar ke seluruh permukaan wadah
penampung untuk mencapai keadaan setimbang; setelah beberapa saat, tinggi permukaan
pada dua wadah penampung itu akan seimbang.Film rollin juga menutupi interior wadah
yang lebih besar; apabila wadah penampung di atas tidak ditutup, helium II juga akan
menjalar dan lolos keluar dari wadah.[4].
Helium II merupakan superfluida, yaitu keadaan mekanika kuantum materi yang bersifat tak
lazim. Sebagai contohnya, fluida ini akan mengalir melalui tabung kapiler setipis 107 sampai
dengan 108 m namun tetap tidak terukur viskositasnya. Namun, ketika pengukuran dilakukan
antara dua cakram yang bergerak, nilai viskositasnya yang sama dengan gas helium akan
terukur. Teori terkini menjelaskan hal ini menggunakan model dua fluida untuk helium II.
Dalam model ini, helium cair di bawah titik lambdanya dipandang mengandung sebagian
atom helium dalam keadaan dasar yang bersifat superfluida dan mengalir dengan nilai
viskositas persis nol, dan sebagian lainnya dalam keadaan tereksitasi, yang berperilaku sama
seperti cairan biasa lainnya.
Efek tak lazim helium II dapat terpantau pada efek muncrat helium II. Dalam efek muncrat,
suatu bilik dibangun dan tersambung dengan tandon helium II melalui cakram sinter. Helium
superfluida akan menembus ke dalam bilik dengan mudahnya tetapi helium non-superfluida
tidak akan menembusnya. Jika interior bilik dipanaskan, helium superfluda akan berubah
menjadi helium non-superfluida. Agar dapat menjaga kesetimbangan helium superfluida,
helium superfluida akan masuk ke dalam bilik dan meningkatkan tekanan, mengakibatkan
cairan muncrat keluar dari bilik.[47]

Helium II memiliki konduktivitas termal yang paling besar daripada zat apapun yang
diketahui. Konduktivitasnya satu juta kali lebih besar daripada konduktivitas termal helium I
dan beberapa ratus kali lipat daripada konduktivitas termal tembaga.[4] Hal ini dikarenakan
penghantaran kalor terjadi karena mekanisme kuantum yang khusus. Kebanyakan materi
yang menghantarkan kalor dengan baik memiliki pita valensi elektron bebas yang
menghantarkan kalor. Helium II tidak memiliki pita valensi seperti itu namun menghantarkan
kalor dengan baik. Penghantaran kalor pada helium II diatur oleh persamaan yang mirip
dengan persamaan gelombang yang digunakan untuk mengkarakterisasikan perambatan
bunyi dalam udara. Ketika kalor diberikan, kalor akan terhantarkan 20 meter per detik pada
1,8 K sebagai gelombang. Fenomena ini dikenal sebagai bunyi kedua.[4]
Helium II juga menunjukkan efek menjalar. Ketika helium ditampung dalam dinding wadah
yang tinggi, helium II akan bergerak menjalar ke seluruh permukaan wadah melawan
gaya gravitasi. Helium II akan lolos dari wadah penampung yang tidak sumbat dengan
menjalar ke sisi-sisi penampung sampai ia mencapai daerah yang lebih hangat dan menguap.
Penjalaran helium II ini bergerak dalam bentuk lapisan film helium setebal 30 nm yang tak
tergantung pada bahan permukaan. Lapisan film ini disebut sebagai film Rollin dan
dinamakan atas penemunya, Bernard V. Rollin. Diakibatkan oleh perilaku penjalaran dan
kemampuan helium untuk bocor melalui pori-pori yang sangat kecil, sangatlah sulit untuk
menampung dan menyimpan helium cair. Gelombang yang merambat dalam film Rollin
diatur oleh persamaan yang sama dengan persamaan gelombang gravitasi dalam air yang
dangkal. Namun dalam hal ini, gaya pemulihnya bukanlah gravitasi, melainkan gaya van der
Waals. Gelombang ini dikenal sebagai bunyi ketiga'.
Isotop
Terdapat setidaknya delapan isotop helium yang diketahui, namun hanya helium3 dan helium-4 yang stabil. Di atmosfer Bumi, hanya terdapat satu atom 3He untuk setiap satu
juta atom 4He.[3] Tidak seperti unsur lainnya, keberlimpahan isotop helium bervariasi
tergantung pada asal usulnya karena proses pembentukan yang berbeda-beda. Isotop yang
paling banyak adalah helium-4 dan dibentuk di Bumi melalui peluruhan alfa unsur-unsur
radioaktif yang lebih berat. Partikel alfa yang muncul dari peluruhan ini berbentuk inti
helium-4 yang terionisasi penih. Helium-4 memiliki stabilitas inti yang tidak lazim
karena nukleonnya tersusun secara penuh. Helium-4 juga terbentuk dalam jumlah yang
sangat banyak semasa nukleosintesis Ledakan Dahsyat.

Helium-3 terdapat di Bumi hanya dalam jumlah sekelumit; kebanyakan sudah ada saat
pembentukan Bumi, walaupun beberapa jatuh ke Bumi terperangkap dalam debu
kosmik. Sekelumit helium-3 juga terbentuk melalui peluruhan beta tritium. Batu-batuan yang
berasal dari kerak Bumi memiliki rasio isotop helium yang bervariasi, dan rasio-rasio ini
digunakan untuk menginvestigasi asal usul batuan dan komposisi mantel Bumi. 3He lebih
berlimpah di bintang sebagai produk fusi nuklir. Oleh sebab itu, dalam medium antarbintang,
proporsi 3He terhadap 4He adalah sekitar 100 kali lebih tinggi daripada proporsinya di
Bumi. Materi-materi yang berasal dari luar planet seperti bulan dan asteroid memiliki
sekelumit helium-3 yang berasal dari penumbukan badai matahari. Permukaan bulan
mengandung helium-3 dalam konsentrasi tingkat besaran 0,01 ppm. Jumlah ini lebih tinggi
daripada yang ditemukan di atmosfer Bumi sekitar 5 ppt (bagian per triliun).
Helium-4 cair dapat didinginkan sampai dengan temperatur sekitar 1 K
menggunakan pendinginan evaporatif. Menggunakan proses pendinginan yang sama, helium3 dapat mencapai temperatur sekitar 0,2 K. Pada temperatur lebih rendah daripada 0,8 K,
campuran cairan 3He dan 4He dalam jumlah yang sama akan memisah dengan sendirinya
menjadi dua fase yang tak taercampurkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakserupaan kedua
isotop tersebut, yakni secara kuantum atom helium-4 termasuk boson, sedangkan atom
helium-3 termasuk fermion.[4]
Isotop-isotop helium eksotik lainnya dapat pula terbentuk, namun semuanya akan dengan
cepat meluruh menjadi unsur lainnya. Isotop helium yang berparuh waktu tersingkat adalah
helium-5 dengan waktu paruh 7,6 1022 detik. Helium-6 meluruh dengan mengemisipartikel
beta dan berwaktu paruh 0,8 detik. Helum-7 juga mengemisi partikel beta selain sinar gama.
Helium-7 dan helium-8 terbentuk dalam reaksi nuklir tertentu.[4] Helium-6 dan helium-8
dikenal baik memperlihatkan halo nuklir.[4]
Senyawa

Struktur senyawa ion helium hidrida, HHe+.

Struktur senyawa anion fluroheliat, OHeF-, yang dicurigai dapat terbentuk.


Helium memiliki valensi kimia nol, sehingga tidak akan bereaksi secara kimiawi dalam
kondisi normal. Helium merupakan insulator listrik yang baik, terkecuali jika ia
diionisasikan. Seperti gas mulia lainnya, helium memiliki aras energi metastabil yang
mengijinkannya tetap terionisasi dengan voltase di bawah potensial ionisasinya. Helium
dapat membentuk senyawa yang tidak stabil, dikenal sebagaieksimer, dengan tungsten,
yodium, fluorin, sulfur, dan fosforus ketika terkena lucutan pijar, tumbukan elektron,
maupun plasma dari sebab lainnya. Senyawa HeNe, HgHe10, WHe2, dan
ion He2+, He22+,HeH+, dan HeD+ telah berhasil dibentuk melalui cara ini. HeH+ stabil dalam
keadaan dasarnya, namun sangat reaktif. Senyawa ini merupakan asam Brnsted yang paling
kuat, sehingganya hanya dapat ditemukan dalam keadaan terisolasi karena ia akan
memprotonasi molekul manapun jika berkontak dengannya. Secara teoritis, senyawa lainnya
juga dimungkinkan terbentuk, seperti misalnya helium fluorohidrida (HHeF) yang beranalogi
dengan senyawa HArF yang ditemukan pada tahun 2000. Hasil perhitungan teoritis
menunjukkan bahwa dua senyawa yang mengandung ikatan helium-oksigen juga mungkin
stabil. Dua spesi molekul baru yang diprediksikan menggunakan teori, CsFHeO dan
N(CH3)4FHeO, merupakan turunan dari anion metastabil [F HeO] yang diteorikan pada
tahun 2005 oleh sekelompok ilmuwan Taiwan. Jika berhasil dikonfirmasikan secara
eksperimental, senyawa-senyawa ini akan meruntuhkan keinertan helium dan hanya
menyisakan neon sebagai satu-satunya unsur yang inert.
Helium juga telah berhasil dimasukkan ke dalam molekul sangkar fulerena dengan
memanaskannya dalam tekanan tinggi. Ketika senyawa turunan fulerena ini disintesis, helium
yang terperangkap akan tetap ada. Jika helium-3 digunakan, senyawa ini akan dapat terpantau
menggunakan spektroskopi resonansi magnetik nuklir. Banyak senyawa fulerena berkandung
helium-3 yang telah dilaporkan sintesisnya. Walaupun dalam hal ini atom helium tidak terikat
secara kovalen maupun ionik, senyawa seperti ini memiliki sifat-sifat yang khas dan
komposisi senyawa yang pasti seperti senyawa kimia lainnya.

Keselamatan
Helium netral dalam keadaan standar tidak beracun, tidak memainkan peranan biologis yang
penting, dan ditemukan dalam jumlah sekelumit dalam darah manusia. Jika helium terhirup
dalam jumlah besar sehingganya tiada oksigen yang cukup untuk
prosespernapasan normal, asfiksia dapat terjadi. Pada helium kriogenik, temperaturnya yang
rendah dapat menyebabkan radang dingin. Selain itu helium cair yang mengembang dengan
cepat menjadi gas dapat menyebabkan ledakan apabila tekanan yang timbul tidak dilepaskan
dengan segera.
Kontainer gas helium bertemperatur 5 sampai dengan 10 K harus ditangani seolah helium
tersebut berwujud cair karena gas ini juga akan mengembang dengan cepat apabila
dipanaskan ke temperatur ruangan.
Efek biologis
Kelajuan suara dalam media helium hampir tiga kali lebih cepat daripada kelajuan suara
dalam udara biasa. Oleh karena frekuensi dasar suatu rongga yang terisi oleh gas berbanding
lurus terhadap kelajuan suara dalam gas tersebut, akan terdapat peningkatan pada tinggi
nada frekuensi resonansi saluran suara ketika helium terhirup.Hal ini menyebabkan
perubahan kualitas suara seperti bebek. (Efek yang berlawanan, yakni penurunan frekuensi,
dapat dihasilkan dari penghirupan gas padat seperti sulfur heksafluorida ataupun xenon.)
Inhalasi helium dapat berbahaya jika dilakukan secara berlebihan karena helium
merupakan gas asfiksian yang dapat menggantikan oksigen dalam paru-paru dan
mengganggu pernapasan normal. Penghirupan helium murni secara terus menerus dapat
menyebabkan kematian yang disebabkan oleh asfiksia dalam beberapa menit.
Inhalasi helium secara langsung dari tabung bertekanan tinggi sangatlah berbahaya karena
laju aliran udara yang tinggi akan menyebabkan barotrauma dan memecahkan jaringan paruparu. Walau demikian, kasus kematian yang disebabkan oleh helium cukup jarang.
Di bawah tekanan tinggi (lebih besar daripada 20 atm atau 2 MPa), campuran helium dan
oksigen (helioks) dapat menimbulkan sindrom saraf tekanan tinggi. Penambahan sejumlah
kecil gas nitrogen dalam campuran tersebut dapat mengatasi masalah tersebut.

Kegunaan

* Sebagai gas mulia tameng untuk mengelas


* Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan
dalam memproduksi titanium dan zirkonium
* Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir
* Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels)
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para
pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan
O2yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda.
Helium sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih
berbahaya. Salah satu kegunaan helium yang lain adalah untuk menekan bahan bakar cair
roket. Roket Saturn, seperti yang digunakan pada misi-misi Apollo, memerlukan sekitar 13
juta kaki kubik He.
Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah
jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.
Helium juga digunakan untuk balon-balon raksasa yang memasang berbagai iklan
perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear. Aplikasi lainnya sedang dikembangkan
oleh militer AS adalah untuk mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan
Antariksa AS NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk mengambil
sampel atmosfer di Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.helium.http://id.wikipedia.org/wiki/Helium.akses tanggal 21 september 2013
pukul 19.05 WIB
Mohsin, Yulianto.2005.helium.http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/helium/.akses

tanggal 21 september 2013 pukul 19.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai