Peta Dan Gejala Geologi Pada Interpretas PDF
Peta Dan Gejala Geologi Pada Interpretas PDF
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TUGAS GEOMORFOLOGI
JENIS PETA DAN GEJALA GEOLOGI MELALUI INTERPRETASI
PETA TOPOGRAFI
O l e h
NIM
: Walid Mardo
: D611 07 005
MAKASSAR
2011
Jenis Peta
Jenis-jenis peta bisa dikelompokkan berdasarkan isi, skala, penurunan serta
penggunaannya.
Pengelompokan peta berdasarkan isinya: seperti, Peta Hidrografi (Peta
Bathymetri), Peta Geologi, Peta Kadaster (peta kepemilikan tanah), Peta Irigasi
(jaringan saluran air) dan lain-lain. Pengelompokan peta berdasarkan skalanya:
peta skala besar (1 : 10.000 atau lebih besar), peta skala sedang (1 : 10.000 - 1 :
100.000), peta skala kecil (< 1 : 100.000). Peta berdasarkan penurunan dan
penggunaan: Peta Dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan
umum maupun pengembangan suatu wilayah, Peta Tematik, dibuat atau
diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema-tema tertentu. Peta tanpa
skala akan mengurangi arti dan fungsinya atau bahkan tidak berguna. Skala peta
menunjukkan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta
skala besar lebih teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta
bisa dinyatakan dengan: persamaan (engineer's scale), skala perbandingan, skala
numeris atau skala fraksi (numerical or fractional scale) dan grafis (graphical
scale).
Susunan Peta
Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang rupa
bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Untuk memudahkan pengelolaan dan
pencarian, dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis. Gambar unsur rupa
bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai ukurannya karena
terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap penting untuk disajikan,
maka penyajiannya menggunakan simbol gambar tertentu. Supaya peta mudah
dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus
disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu: Simbol Warna : digunakan untuk
membedakan berbagai obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan lain-lainnya.
Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta. : digunakan untuk
membedakan atau merinci lebih jauh dari simbol suatu obyek, misalnya warna
batupasir pada Peta Geologi berwarna kuning, batulempung berwarna hijau dll.
Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta biasa disusun dalam satu kelompok
legenda peta yang selalu disajikan dalam setiap lembar peta. Unsur legenda peta
biasa dibakukan agar memudahkan pembacaan dan interpretasi berbagai peta oleh
berbagai pemakai dengan berbagai keperluan. Suatu peta bernilai informasi tinggi
jika di dalamnya memuat unsur-unsur, di antaranya adalah; skala peta, informasi
ketinggian (atau kontur), informasi arah (biasanya utara peta), koordinat, legenda,
indeks peta, serta unsur-unsur lain yang dipandang perlu.
Koordinat Peta
Di dalam peta yang umum kita jumpai, kita mendapatkan nilai koordinat peta
dalam beberapa sistem seperti koordinat Bassel, koordinat UTM serta koordinat
lokal. Pada peta topografi atau peta geologi yang digunakan di Indonesia
umumnya menganut sistem koordinat UTM. Sedangkan bila kita melakukan
pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur theodolite, umumnya
kita menggunakan koordinat lokal. Untuk merubah koordinat lokal menjadi
koordinat UTM, maka pada awal pengukuran, saat pembuatan poligon,
sebelumnya harus diikatkan kepada satu titik tetap (benchmark) yang posisinya
koordinat UTM-nya sudah diketahui. Sehingga dengan demikian konversi
terhadap koordinat UTM dapat dilakukan.
Garis Kontur
Garis Kontur Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah
informasi tentang tinggi (elevasi) suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk
menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya
digunakan garis kontur (contour-line). Garis kontur adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Garis kontur + 25 m, artinya
garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25
m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat
proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi
ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu,
maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala.
Pengertian Kontur Topografi
Kontur topografi adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang
mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum
tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan
interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua)
garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur
sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu
dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya
berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung
pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih
tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan
menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur
diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar
terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).
Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta
dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada
gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa
garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.
Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000
Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya.
Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, konturkontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur
itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.
Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada,
tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika
kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal,
Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan
lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada
bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan).
Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan,
praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.
Membuat Potongan Profil
Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada
peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut.
Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar
5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.
Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai
pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong
garis. Berilah label angka tinggi.
Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar dengan
pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala yang
sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang dipotong
oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda pada setiap
garis vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya
pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva yang halus,
memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan antara kontur-kontur di
lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid akan
memudahkan penggambaran.
Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak
horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit
yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10
meter dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut
adalah 120 meter, maka gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 =
1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.
Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di
mana dua kontur yang berturutan saling berdekatan, kemudian ukurlah seperti
prosedur di atas.
Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa
interval kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan
lereng yang konstan pada arah yang sama.
Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu
jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak antara
kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah pada
sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval kontur dapat
diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik mana pun lebih pendek dari jarak
yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya lebih terjal dari 1/6.
Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi
tertentu.
Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan
variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar).
Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan,
elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta
topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu
kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Fungsi Peta Topografi dalam Pemetaan Geologi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka
bumi. Dari peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara
akurat. Cara menginterpretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum
karena symbol-simbol yang digunakan berbeda. Sebelum menginterpretasikan
peta topografi, lakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Siapkan peta topografi yang akan diinterpretasikan, misalnya peta Pulau
Jawa.
b. Perhatikan legenda untuk memahami makna simbol-simbol yang terdapat
pada peta.
c. Perhatikan persebaran data pada wilayah tersebut.
d. Perhatikan tahun pembuatan peta untuk mengetahui apakah peta tersebut
masih relevan atau tidak.
Pada peta topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief
muka bumi. Peta topografi menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi. Bentukbentuk muka bumi tersebut adalah sebagai berikut.
Lereng
Cekungan (Depresi)
Cekungan (Depresi) pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!
Bukit
d. Mengamati pola pengaliran sungainya. Dengan cara ini dapat membantu dalam
menafsirkan batuan penyusun serta struktur geologinya, misalnya :
Pola pengaliran trelis dan paralel, mencerminkan bahwa batuan di daerah
tersebut sudah mengalami pelipatan.
Pola pengaliran sejajar ditafsirkan bahwa daerah tersebut telah mengalami
proses pensesaran.
Pola pengaliran rektangular mencerminkan bahwa daerah tersebut banyak
berkembang kekar.
Pola pengaliran dendritik mencerminkan batuan penyusun yang relatif
seragam. Dsb.
1 : 10.000 <
Cikorea
Aliran Lumpur di , rayapan di km,Erosi alur di, dsb
1:2.500
1:10.000
Lebih
s/d
s/d
Kecil
dari
1:10.000
1:30.000
Baik
1:30.000
Baik
Sangat
baik
Baik
Sedang
SedangBuruk
Sangat
buruk
pengembangan pertanian, ITC (1985) yang bersifat lebih kearah umum dan
melihat proses-proses yang biasa terjadi pada kelas lereng tertentu (lihat tabel di
bawah).
Kelas lereng, dengan sifat-sifat proses dan kondisi alamiah yang kemungkinan
terjadi dan usulan warna untuk peta relief secara umum (disadur dan
disederhanakan dari Van Zuidam, 1985)
Kelas
Lereng
0 20
(0-2 %)
2 40