Anda di halaman 1dari 7

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEKERJAAN PONDASI SARANG LABA - LABA

Haidar Ramadhan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
Email: haidarramadhan@rocketmail.com
2
Novryanda Kris Sandynata, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: trisna.davinc@gmail.com

Abstract) : Pondasi suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan berhubungan

langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul
beban bagunan diatasnya. untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga
harus diperhitungan dengan baik dari segi dimensi maupun secara analisis mekanis.
Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan
mendapatkan paten nomor 7191, lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama
Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai diterapkan di proyek-proyek sejak tahun 1978.
Pada paper ini ada beberapa hal tentang pondasi konstruksi sarang laba - laba yang yang
harus diteliti dan dicari seperti keuntungan dan kelebihan serta jenis2 rib dalam pondasi
ini.
Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan jurnal penelitian yang sudah
ada.
Kata Kunci : Pondasi Sarang Laba - Laba

1.

PENDAHULUAN

Pondasi suatu bangunan merupakan


bagian paling bawah dan berhubungan
langsung dengan tanah. Pada struktur
bangunan, pondasi berfungsi untuk
memikul beban bagunan diatasnya.
untuk menghasilkan bangunan yang
kokoh, pondasi juga harus diperhitungan
dengan baik dari segi dimensi maupun
secara analisis mekanis.
Pada paper ini akan dibahas pondasi
konstruksi sarang laba - laba. Sistem
pondasi ini ditemukan pada tahun 1976
oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan
mendapatkan paten nomor 7191, lisensi
dan pengembangan oleh PT. Katama
Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai
diterapkan di proyek-proyek sejak tahun

1978. Pondasi ini merupakan pondasi


dangkal konvensional, kombinasi antara
sistem pondasi plat beton pipih menerus
dengan
sistem
dukung
tanah.
Ada
dua
prinsip
yang
dikembangkan
pada
KSLL
ini;
pertama, denganmemamfaatkan tanah
sebagai bagian dari struktur pondasi.
Pemamfaatan tanah yang mencapai 90%
bahan konstruksi ini membuat KSLL
menjadi lebih ekonomis, dengan
menghemat penggunaan beton dan besi
beton. Kedua, menyatukan elemenelemen pada sistem pondasi menjadi
satu kesatuan fungsi yang harmonis dan
monolit. Dengan demikian jika terjadi
penurunan yang terjadi bukan sebagian,
tetapi seluruhnya.
1

Pada paper ini ada beberapa hal tentang


pondasi konstruksi sarang laba - laba
yang yang harus diteliti dan dicari
seperti keuntungan dan kelebihan serta
jenis2 rib dalam pondasi ini.
2.

RUMUSAN MASALAH

1.

Apa keuntungan dan kerugian dari pondasi


Sarang Laba Laba?

2.

Apa jenis jenis rib yang digunakan dalam


pondasi Sarang Laba - Laba

3.

TUJUAN

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk


mengetahui kelebihan dan kekurangan
Pondasi Sarang Laba Laba serta jenis jenis
rib pada pondasi tersebut.
4.

BATASAN

Agar penulisan dan pembahasan tidak meluas


dari topik yang di maksud, dalam paper ini
penulis membatasinya pada ruang lingkup
sebagai berikut

5.

Hanya pada metode pelaksanaan


Pondasi Sarang Laba Laba.

Hanya pada Proses pengerjaan pondasi


Sarang Laba Laba.

MANFAAT

Penyusunan
paper
ini
diharapkan
bermanfaat sebagai bahan referensi bagi
siapa saja yang membacanya khususnya di
bidang Teknik Sipil.
6.

TINJAUAN PUSTAKA

Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang LabaLaba)


merupakan
kombinasi
konstruksi bangunan bawah konvensional yang
merupakan perpaduan pondasi plat beton
pipihmenerus yang di bawahnya dikakukan oleh
rib-rib tegak yang pipih tinggi dan
sistem perbaikan tanah di antara rib-rib. Rib
(tulang iga) KSLL berfungsi sebagai penyebar
tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada
kolom. Pasir pengisi dan tanah dipadatkan
berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi
terhadap lipatan puntir. Yang diteliti adalah

keuntungan dan kerugian pada pondasi sarang


laba laba. Metode yang digunakan adalah Data
Primer dan Data Sekunder. Data primer adalah
data-data yang didapatkan melalui peninjauan
dan pengamatan langsung di lapangan.
Pengamatan ini mencakup lokasi rencana
proyek, luas areal proyek, kondisi topografi dan
keadaan umum proyek.
Data sekunder adalah data tanah, literaturliteratur penunjang, grafik, tabel, dan peta/denah
yang berkaitan erat dengan proses perancangan
struktur bangunan.
Dari hasil pengumpulan data tersebut dapat
disimpulkan Pondasi Sarang Laba Laba efektif
dan efisien.

7.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan untuk


penulisan
paper
ini
adalah
Metode
membandingkan antar jurnal yang sudah ada.

8.

LANDASAN TEORI

Pondasi suatu bangunan merupakan bagian


paling bawah dan berhubungan langsung
dengan tanah. Pada struktur bangunan,
pondasi berfungsi untuk memikul beban
bagunan diatasnya. untuk menghasilkan
bangunan yang kokoh, pondasi juga harus
diperhitungan dengan baik dari segi dimensi
maupun secara analisis mekanis. Salah satu
jenis pondasi adalah Pondasi Struktur Laba
Laba .
Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun
1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto
dengan mendapatkan paten nomor 7191,
lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama
Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai
diterapkan di proyek-proyek sejak tahun
1978. Pondasi ini merupakan pondasi
dangkal konvensional, kombinasi antara
sistem pondasi plat beton pipih menerus
dengan sistem dukung tanah.
Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang LabaLaba)
merupakan
kombinasi
konstruksi bangunan bawah konvensional
yang merupakan perpaduan pondasi plat
beton pipihmenerus yang di bawahnya
dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih
2

tinggi dan sistem perbaikan tanah di antara


rib-rib. Rib (tulang iga) KSLL berfungsi
sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya
yang bekerja pada kolom. Pasir pengisi dan
tanah dipadatkan berfungsi untuk menjepit
rib-rib konstruksi terhadap lipatan puntir.

b. Data primer dan sekunder pada proyek


gedung BNI 1946 Wilayah 05
Semarang.

Disini akan diteliti keuntungan dan kerugian


pondasi sarang laba laba sehingga kita
mengetahui apakah pondasi tersebut
ekonmis dan efisien atau tidak.

Dari data data yang ada, dilakukan


identifikasi alat dan material pondasi seperti
kualitas tulangan ganda (double) dan beton.

9.

DATA

Data yang kami gunkakan untuk pondasi sarang


laba laba adalah pembangunan gedung BNI
1946 Wilayah 05 Semarang, fungsi bangunan
adalah untuk perkantoran dengan jumlah lantai
6.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi Sarang
Laba Laba yang mana didapat pondasi sarang
laba laba memiliki kekakuan lebih tinggi
dibandingkan dengan pondasi rakit (MAT
Foundation), Adanya pemadatan tanah yang
efektif didalam Konstruksi Sarang Laba-Laba,
Bekerjanya tegangan geser pada rib settlement
terluar dari Konstruksi Sarang Laba-Laba,
Penyebaran beban dimulai dari dasar pelat yang
terletak di bagian atas rib sehingga beban yang
timbul sudah merata pada lapisan pendukung,
Memiliki kemampuan melindungi secara
permanen stabilitas dari perbaikan tanah
didalamnya, Dapat dikatakan ekonomis untuk
bangunan gedung bertingkat sedang. Tidak bisa
diterapkan pada tanah yang memliki daya
dukung rendah sebaga contoh tanah lumpur.

9.1

Studi literature

Untuk mendukung penelitian ini maka


dibutuhkan literatur literatur antara lain
jurnal tentang pondasi sarang laba - laba,
dan juga manajemen metode pelaksanaan
bangunan.
9.2

Pengumpulan Data Proyek

Data data yang di kumpulkan adalah :


a. Metode pelaksanaan pondasi sarang laba
laba.

9.3

9.4

Indentifikasi Alat dan Material


Pondasi

Metode Pelaksanaan

Konstruksi Sarang Laba-Laba terdiri


dari 2 bagian konstruksi, yaitu :
(1) Konstruksi beton
Konstruksi beton pondasi KSLL
berupa pelat pipih menerus yang
dibawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak
yang pipih tetapi tinggi. Ditinjau dari segi
fungsinya, rib-rib tersebut ada 3 macam
yaitu rib konstruksi, rib settlement dan rib
pengaku (Hilhami, 2011:17). Rib konstruksi
yaitu rib yang berfungsi sebagai penyebar
beban dari suatu bangunan. Kemudian rib
settlement yaitu rib yang berfungsi sebagai
tumpuan
utama
beban
bangunan.
Sedangakan rib pengaku yaitu rib yang
berfungsi sebagai pembagi dan pengikat
atau pengaku terhadap rib-rib yang lain.
Bentuknya bisa digambarkan sebagai kotak
raksasa
yang
terbalik
(menghadap
kebawah). Penempatan / susunan rib-rib
tersebut sedemikian rupa, sehingga denah
atas membentuk petak-petak segitiga dengan
hubungan yang kaku (rigid).
(2)

Perbaikan tanah / pasir


Rongga yang ada diantara rib-rib / di
bawah pelat diisi dengan lapisan tanah /
pasir yang memungkinkan untuk dipadatkan
dengan sempurna. Untuk memperoleh hasil
yang optimal, maka pemadatan dilaksanakan
lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis tidak
lebih dari 20 cm, sedangkan pada umumnya
2 atau 3 lapis teratas harus melampaui batas
90% atau 95% kepadatan maksimum
(Standart Proctor) (Wesley, 2010:512).
Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan
dengan baik tersebut dapat membentuk
lapisan tanah seperti lapisan batu karang
3

sehingga bisa memperkecil dimensi pelat


serta rib-ribnya. Sedangkan rib-rib serta
pelat KSLL merupakan pelindung bagi
perbaikan tanah yang sudah dipadatkan
dengan baik.
Metode pelaksanaan KSLL adalah sebagai
berikut (Hilhami, 2007):
(1) Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah untuk lubang
pondasi setelah papan bowplank dengan
penandaan sumbu dan ketinggian setelah
dikerjakan. Galian tanah tahap I : seluruh
luasan untuk pondasi KSSL digali sampai
kedalaman dan lebar tertentu. Galian tanah
tahap II : dikerjakan setelah galian tanah
tahap I untuk pekerjaan rib settlement (rib
anti penurunan), sepanjang jalur rib
settlement digali dengan lebar tertentu dari
tepi ke tepi dan dari kedalaman tertentu
sehingga menjamin keleluasaan pemasangan
pembesian, acuan dan keamanan pekerjaan.
Kemudian dilakukan juga penggalian tanah
pada posisi kolom. Sagel, Kole dan Kusuma
(1997:20) menyimpulkan bahwa untuk
penggalian perlu dibuat rencana. Sudut
kemiringan dari suatu lereng (kelandaian)
merupakan bagian penting dari penggalian
skala besar, terutama ditentukan oleh
kelandaian alami dari jenis-jenis tanah
kering.
(2) Pekerjaan Lantai Kerja untuk Rib dan
Beton Dekking
Dibawah rib konstruksi maupun rib
settlement dibuatkan lantai kerja, dengan
tujuan untuk mencapai efisiensi yang tinggi,
yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
lantai kerja dan sebagai penahan acuan rib.
Lantai kerja dibuat dengan ketebalan
tertentu dengan campuran 15. Beton
dekking dibuat diatas lantai kerja sebagai
pembatas antara rib dengan lantai kerja.
(3)

Pekerjaan Acuan untuk Rib


Bahan untuk acuan yang digunakan
berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta
bahan lain seperti paku, juga kayu bundar
sebagai penopang acuan. Konstruksi acuan
dibuat setinggi 190 cm untuk rib

settlement dan 130 cm untuk rib


konstruksi. Acuan dipasang sesuai ketebalan
rib dan ditopang serta diikat kuat sehingga
baik ukuran, bentuk maupun posisi rib-rib
tidak
berubah
selama
pengecoran
berlangsung. Acuan dibersihkan dari segala
kotoran dan siap untuk dilakukan
pengecoran rib. Acuan bisa dibuka 36 jam
setelah pengecoran beton.
(4)

Pekerjaan Pembesian untuk Rib

Memilih mutu besi acuan kemudian


dipasang dalam acuan yang telah disiapkan,
selanjutnya dipasang beugel rib. Besi beton
diikat kuat dengan kawat bendrat, sehingga
besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran dan diberi jarak dari papan
acuan atau lantai kerja dengan pemasangan
selimut beton 3 cm. Dalam pemasangan
besi terjadi pertemuan- pertemuan dengan
prinsip dan sistem hubungan pembesian
pada pertemuan tersebut antara rib dengan
rib (baik rib konstruksi, rib sattlement
maupun rib pembagi), rib dengan kolom,
dan rib dengan plat penutup.
(5)

Pekerjaan Pengecoran untuk Rib


Membuat adukan beton, dengan
bahan semen, pasir dan koral, serta air
dengan mini mixer (molen), selanjutnya
adukan beton ditampung dalam gerobak
artco. Setelah itu dituang dalam tempat yang
akan di cor dan diratakan dengan skopang.
Kemudian mesin vibrator dihidupkan dan
selangnya diarahkan pada beton. Lalu
kepala mesin ini dimasukkan ke dalam
adonan dan digetarkan di sekitar area
tersebut selama kurang lebih sepuluh detik.
Arena pergetaran antara 30-40 meter
persegi. Jadi penggunaan alat ini dipindahpindahkan sesuai luasan yang dibutuhkan.
Pada saat memindahkan, mesin dimatikan
terlebih dahulu. Selama dalam masa
pengeringan selalu dibasahi selama minimal
1
(6)

Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Untuk pengurugan kembali lubang
galian pondasi, digunakan tanah bekas
4

galian atau tanah yang didatangkan dari luar.


Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis
dengan Tamping Rammer dengan ketebalan
tertentu. Pemadatan dilakukan setelah beton
rib berumur 3 hari. Pemadatan dilaksanakan
sampai tanah tidak tampak turun lagi pada
saat pemadatan. Pemadatan juga dilakukan
di sekeliling tepi luar pondasi selebar
minimum 1,5 m, juga dilaksanakan lapis
demi lapis.
(7)
Pekerjaan Urugan Pasir dan
Pemadatan
Setelah pekerjaan urugan tanah dan
pemadatan selesai, selanjutnya dilakukan
pengurugan pasir tepat diatas tanah yang
telah dipadatkan. Pemadatan dilakukan
dengan Tamping Rammer lapis demi lapis
dengan ketebalan tertentu. Untuk urugan
lapis I, dituntut kepadatan minimal 90%
dari kepadatan optimal. Untuk urugan lapis
II, dituntut kepadatan minimal 95% dari
kepadatan optimal (Standar Proctor). Pada
saat melakukan pengurugan tanah atau pasir,
mengingat beton yang masih muda, maka
dijaga agar tinggi urugan antara petak yang
bersebelahan tidak lebih dari ketebalan tiap
lapis tadi.
(8)
Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat
Penutup
Setelah kepadatan pengurugan pasir
dites dan melampaui batas persyaratan yang
ditentukan, maka sebelum pekerjaan
pembesian plat penutup dilaksanakan,
seluruh luasan diberi lapisan lantai kerja
dengan campuran 1 PC 5 PS setebal 3cm.
(9)
Pekerjaan Pembesian untuk pelat
Penutup
Besi tulangan yang digunakan
berdiameter 10 m dengan mutu BJTP 30.
Pemasangan besi langsung dilakukan diatas
lantai kerja, tepat pada tempat akan
ditulangi. Untuk penulangan pelat sekitar
kolom, terlebih dahulu dipasang tulangan
yang berbentuk jaring laba-laba. Sedangkan
untuk penulangan pelat tepat sepanjang jalur
rib, terlebih dahulu dipasang tulangan stek
yang menghubungkan dan mengikat erat

antara rib dengan pelat yang dipasang zigzag.


(10) Pekerjaan Pengecoran Beton Pelat
Penutup
Pengecoran beton pelat penutup
dilakukan dengan Truck Mixer yang
berkapasitas 5 m dan truk pompa untuk
mempermudah dan mempercepat proses
pengecoran. Pengecoran dilakukan secara
bertahap, mengingat pekerjaan rib dan
perbaikan tanah pada bagian lain belum
selesai.. Pengecoran dilakukan berdasarkan
ketebalan pelat lantai yang disyaratkan
adalah 11 cm.
beton untuk beugel rib dan tulangan
pokok rib. Beberapa besi dirakit diluar
2.2

Analisa Pembahasan

2.2.1 Identifikasi
Pancang

Pondasi

Tiang

Secara keseluruhan pondasi tiang pancang


lebih mudah dalam pengerjaannya karena
pondasi ini dibuat di pabrik yang sudah pasti
terjaga kualitasnya dan juga lebih cepat
dalam pemasangan hanya perlu memukul
tiang pancang sampai kedalaman yang
sudah ditentukan.
Pondasi tiang pancang juga tidak perlu
banyak tukang dalam pemasangannya
sehingga dapat menekan biaya yang
dikeluarkan untuk membayar pekerja.
Tetapi pondasi tiang pancang mempunyai
kelemahan yaitu mengganggu lingkungan
pada saat pemasangannya masalah tersebut
adalah suara bising yang keluar pada saat
pemancangan,dan juga getaran yang terjadi
akibat pemancangan dapat berpengaruh
kepada bangunan yang berada disebelahnya,
Jadi pondasi tiang pancang ini tidak
cocok untuk daerah yang padat penduduk.
2.2.2

Identifikasi Pondasi Borepile

Secara umum pondasi borepile lebih sukar


dikerjakan dalam pengerjaannya karena
pondasi ini merupakan type pondasi yang
pengecoranya in situ,jadi penginstalan
tulangan,pembuatan lubang untuk borepile
5

dan pengecoran dilakukan dilapangan


langsung,selain dari pengerjaannya yang
lama dan perlu banyak orang,kualitas dari
pondasi ini juga belum tentu bagus.
Tetapi
pondasi
borepile
ini
tidak
mengganggu
lingkungan
dalam
pemasangannya jadi cocok digunakan
dimana saja,terutama di kota besar yang
padat dan banyak gedung tinggi.
2.3 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan tadi adalah mendesain dan
menentukan untuk pembuatan pondasi
dalam harus memperhatikan lingkungan

sekitar,kekuatan struktur
sendiri,dan biaya.

pondasi

itu

Apabila kita ingin membangun didaerah


perkotaan yang padat akan penduduk maka
akan lebih bijak kalau menggunakan
pondasi
borepile,dan
apabila
kita
membangun didaerah yang jauh dari
pemukiman dan belum banyak gedung
tinggi disekitarnya maka sangat disarankan
untuk menggunakan pondasi tiang pancang.
10. DAFTAR PUSTAKA
http://www.borepile.info/2014/09/pondasibored-pile-strauss.html
http://www.perencanaanstruktur.com/2011/0
5/seluk-beluk-pondasi-tiangpancang.html

Anda mungkin juga menyukai