Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

Capability Maturity
Model Integration

ELISA DIAN RISTIANASARI

5213100048
TUGAS

Capability Maturity Model Integration (CMMI)


Pengertian Capability Maturity Model Integration adalah model kematangan kemampuan
(kapabilitas) untuk membantu pendefinisian dan pemahaman proses-proses pada suatu
organisasi. Sejarah Capability Maturity Model Integration bermula dimana CMMI
dikembangkan dan dipromosikan oleh pusat rekayasa perangkat lunak Institute (SEI), penelitian
dan pengembangan yang di sponsori oleh Departemen Pertahanan AS. SEI didirikan pada tahun
1984 untuk mengatasi isu-isu rekayasa perangkat lunak dan untuk memajukan metodologi
rekayasa perangkat lunak dan juga untuk mengoptimalkan proses pengembangan, memperoleh,
dan menjaga sistem perangkat lunak Departemen Pertahanan. Nilai-nilai yang dilihat dalam
pengukuran CMM:Apa yang diukur (Parameter),Bagaimana cara mengukurnya
(Metode),Bagaimana standar penilaiannya (Skala Penilaian) dan Bagaimana Interpretasinya
(Bagi Manusia).SKEMA CMMI pada dasarnya terdiri atas CMMI for Development (CMMIDEV), CMMI for Acquisition (CMMI ACQ) dan CMMI for Services (CMMI-SVC). Dalam
perkembangan selanjutnya, ketiga konstelasi ini kemudian digabungkan menjadi CMMI saja,
dengan 5 level kematangan dan mengadopsi 22 area kunci proses. 5 level CMMI Level 1 :
Initial ,Level 2 : Repeatable ,Level 3 : Defined ,Level 4 : Manageable ,Level 5 : Optimizing
.Kecuali tingkat initial, setiap tingkat maturity memiliki beberapa key process area (KPA), yaitu
bidang yang harus menjadi perhatian sebuah perusahaan untuk meningkatkan proses dalam
pengembangan perangkat lunaknya dan harus diselesaikan dan dinilai untuk bisa berada pada
level tersebut.
Level CMM dapat dilihat pada gambar berikut :

Area kunci proses dalam CMMI adalah

Contoh pendeskripsian Area Proses pada CMMI


Dalam hal ini, mengambil contoh 2 macam area proses yaitu Requirements Management
(REQM/ Manajemen Persyaratan posisi pada Level 2) dan Project Planning (PP/ Perencanaan
Proyek posisi pada Level 2)
Manajemen Persyaratan (REQM, Requirements Management)
1. Mengelola Persyaratan :Memperoleh Pemahaman terhadap Persyaratan ,Memperoleh
Komitmen terhadap Persyaratan, Mengelola Perubahan Persyaratan,Memelihara
Keterlacakan Dua Arah dari Persyaratan ,Mengidentifikasi Ketidakkonsistenan antara
Pekerjaan Proyek dan Persyaratan
Perencanaan Proyek (PP, Project Planning)
1. Membangun Estimasi :Mengestimasi Lingkup Proyek ,Membangun Estimasi Hasil Kerja
dan Atribut Tugas,Mendefinisikan Proyek Siklus Hidup ,Menentukan Estimasi Kerja dan
Biaya
2. Mengembangkan Rencana Proyek: Membangun Anggaran dan Jadwal,Mengidentifikasi
Risiko Proyek,Merencanakan Data Manajemen, Merencanakan Sumber Daya Proyek,
Merencanakan Pengetahuan dan Ketrampilan yang Dibutuhkan,Merencanakan Keterlibatan
Pemangku Kepentingan,Membangun Rencana Proyek
3. Memperoleh Komitmen terhadap Rencana : Meninjau Rencana yang Berdampak terhadap
Proyek,Merekonsiliasi Tingkat Pekerjaan dan Sumber Daya,Memperoleh Komitmen
terhadap Rencana

Selanjutnya, untuk setiap area kunci proses, memiliki specific goals dan generic
goals.Specific goals lebih kearah tujuan khusus yang ingin dicapai sedangkan generic
goalsyaitu tujuan yang lebih umum.
(5 tahap kematangan CMMI)

Penjelasan Level level tahapan dari Capability Maturity Model


1. Initial
Ciri-ciri dari initial level adalah: Tidak ada manajemen proyek, quality assurance,mekanisme
manajemen perubahan (change management) dan tidak ada dokumentasi,hanya adanya seorang
ahli yang tahu segalanya tentang perangkat lunak yang dikembangkan, dan sangat bergantung
pada kemampuan individual.
Suksenya pada level ini diliat dari kerja keras dan kompetensi yang tinggi orang-orang yang ada
di dalam organisasi tersebut atau dapat juga dikatakan perusahaan ini belum menjalankan tujuan
dan sasaran yang telah didefinisikan oleh CMMI. Masalah utama yang dihadapi organisasi
tersebut ialah mengenai pengelolaan , bukan secara teknis .
2. Repeatable
Ciri-ciri dari repeatable level adalah :Kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses
bukan pada orang ,Terdapat manajemen proyek sederhana,quality assurance sederhana ,dokumen
sederhana serta software configuration management sederhana .Tapi pada level ini tidak adanya
knowledge management,Komitmen untuk selalu mengikuti SDLC dalam kondisi apapun dan
stastikal control untuk estimasi proyek dan rentan terhadap perubahan struktur organisasi .
Pada tahap ini , sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level
2. Setiap orang yang berada pada proses ini dapat mengakses sumber daya yang cukup untuk
mengerjakan tugas masing-masing.Aktifitas tersebut bisa berupa memonitor, mengontrol,
meninjau, serta mengevaluasi untuk menjaga kekonsistenan pada deskripsi yang telah diberikan.

3. Defined
Ciri-ciri dari level Defined adalah :SDLC sudah ditentukan,Komitmen untuk mengikuti SDLC
dalam keadaan apapun,Kualitas proses dan produk masih bersifat kualitatif atau hanya perkiraan
saja ,Tidak menerapkan Activity Based Costing dan tidak adanya mekanisme umpan balik yang
baku.
Pada level 3 , sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada
Level 2 dan Level 3. Terjadinya penyesuaian dari kumpulan proses standar sebuah organisasi
dari menyokong hasil kerja, mengukur, dan proses menambah informasi lain menjadi milik
organisasi.
4. Managed
Ciri-cirinya Managed Level adalah: Sudah ada Activity Based Costing yang digunakan untuk
estimasi proyek berikutnya ,Proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek masih bersifat
kuantitatif,Terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses pengumpulan data
masih dilakukan secara manual,Sudah memiliki mekanisme umpan balik dan tidak ada
mekanisme pencegahan defect
Pada level 4 , sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang
ada pada Level 2, 3, dan 4. Proses yang terjadi dapat terkontrol dan menggunakan ukuran-ukuran
taksiran kuantitatif. Sasaran kuantitatif ini digunakan untuk kualitas dan kinerja proses sebagai
kreteria dalam manajemen proses.
5. Optimized
Ciri ciri Optimized Level adalah : Pengumpulan data secara automatis,Adanya mekanisme
pencegahan defect,Mekanisme umpan balik yang sangat baik dan peningkatan kualitas dari SDM
dan juga peningkatan kualitas proses.
Pada proses ini suatu organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang
ada di Level 2, 3, 4, dan 5. Optimized level ini fokus kepada peningkatan proses secara
berkesinambungan melalui inovasi teknologi dan pada pencegahan terjadinya cacat dan
mendorong inovasi .
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CMM
- Manajemen Perubahan berupa program perbaikan proses, beserta mekanisme-mekanisme
untuk memfasilitasi pengembangan , implementasi , dan penerapan proses , metode , dan
alat-alat.
- Kepemilikan proses yang bertanggung jawab atas efektivitas proses dan efisiensi , metode ,
dan alat
- Kesadaran inisiatif dalam proses
- Pedoman rapat berupa panduan atau penunjuk yang diperlukan untuk menetapkan kebijakan
- Pengambilan Keputusan, partisipatif pengambilan keputusan dengan mengacu pada proses
perbaikan
- Tim Evaluasi, membantu dalam memberikan masukan yang diperlukan pada waktu yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan Manajemen organisasi.

Langkah-langkah dalam CMMI :


1. Mengetahui definisi lima tingkat kematangan pengembangan perangkat lunak
2. Mengidentifikasi masalah tentang kualitas perangkat lunak dan perbaikan proses
3. Melakukan penilaian praktek pengembangan perangkat lunak,dengan cara menentukan di
mana mereka cocok dalam model kemampuan dan mengidentifikasi area untuk perbaikan
4. Merencanakan hal hal yang diperlukan untuk meng-upgrade proses pembangunan
Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model,
yang masing-masing ditujukan untuk berbagai bidang yang berbeda. Diantaranya :
1. Development (pengembangan) pada agustus 2006 CMMI ver 1.2 CMMI-DEV (CMMI
for Development) yang dirilis pada Agustus 2006 dan ditujukan untuk proses
pengembangan produk dan jasa
2. Acquisition (akuisisi) CMMI-ACQ (CMMI for Acquisition) yang dirilis pada November
2007 dan ditujukan untuk manajemen rantai suplai, akuisisi, serta proses outsourcing di
pemerintah dan industri.
Kegunaan CMMI meliputi:
1. Memfilter perusahaan mana yang berhak ikutan tender
2. Menentukan pengembangan software house (yang dikembangkan software housenya
bukan software) yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas proses (bukan kualitas
product). kalau prosesnya sudah jelas pasti kualitasnya jelas terukur.
3. Meningkatkan kualitas struktur organisasi dan pemrosesan dengan mengikuti pendekatan
best-practice.
4. Digunakan dalam proses uji-kinerja (benchmarking) dengan organisasi lainnya.
5. Tersedianya Road Map untuk peningkatan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
- Roger S Presman, Software Engineering, 6th edition, McGrawHill, 2005
- Jurnal Studi Tinjauan Perbandingan Kipi dan CMMI Sebagai Framework Standar Kematangan
Pengembangan Industri Perangkat Lunak di Indonesia -Stanley Karouw.pdf
- Jurnal Nasional Kematangan Industri Perangkat Lunak Indonesia (KIPI v1.0) Dan Capability
Maturity Model (CMM) oleh Andri Wijaya-STMIK MDP Palembang.pdf

Anda mungkin juga menyukai