Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
penemuan, pengembangan, identifikasi dan interpretasi cara kerja senyawa
aktif biologis (obat) pada tingkat molekul dan melibatkan studi identifikasi
dan sintesis produk metabolisme obat dan senyawa yang berhubungan.
Hubungan struktur aktivtas adalah menghubungkan struktur kimia dan
aktivitas biologi obat melalui sifat-sifat kimia fisika termasuk kelarutan obat
dalam lemak (lipofilik), derajat ionisasi (elektronik), dan ukuran molekul
(sterik).
Histamine adalah mediator kimia yang di keluarkan pada fenomena
alergi, penderita yang sensitif terhadap histamine atau mudah terkena alergi
disebabkan jumlah enzim-enzim yang dapat merusak histamine di tubuh
seperti histamine dan diamino oksidase lebih rendah dari normal.
Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja
histamine dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi
resptor H1, H2. Antihistamin terutama bekerja dengan menghambat secara
kompetitif interaksi histamine dengan resptor khas. Berdasarkan pada
reseptor khas antihistamin dibagi menjadi antagonis H 1, terutama digunakan
untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi, dan antagonis H 2
digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobtan
penderita tukak lambung.
Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis obat
(HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha untuk
mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan
yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping sekecil mungkin dan
kenyamanan yang lebih besar.
I.2 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Histamine
Histamine merupakan senyawa normal yang ada di dalam jaringan
tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan
peredaran basofil, yang berperan terhadap
berbagai
proses
fisiologis
penting
yaitu
dalam
sel
mast,
adanya
alergen.
rangsangan
Senyawa
senyawa
alergen
dapat
dikatalisis
oleh
enzim
konversi
ke
methylhistamine,
methylimidazoleacetic
acid,
and
selama
penghantaran
histamine,
menetap
dengan
terjadinya
menyatakan bahwa aktin dan myosin dalam sel, menghasilkan perpisahan sel
endotel dan meningkatkan permeabilitas. Efek langsung terhadap kardiak dari
histamine yaitu meningkatkan kontraksi dan meningkatkan kecepatan
pacemaker. Efek ini dimediasi oleh reseptor H2. Pada otot atrial manusia,
histamine juga dapat menurunkan kontraksi, efek ini dimediasi oleh reseptor
H1.
3. Otot polos bronkus
Pada manusia dan kelinci percobaan histamine penyebab bronkokontriksi
yang dimediasi oleh reseptor H1. Pasien dengan asthma sangat sensitif
terhadap histamine. Induksi bronkokontriksi pada kebanyakan pasien
menunjukkan adanya respom neural hiperaktif, sebagian pasien juga memiliki
respon berlebih terhadap banyak stimulus, dan respon dari histamine dapat di
hambat dengan menggunakan obat yang memblocking otonom sebagai agen
penghambat ganglionik (penggunaan antagonis reseptor H1).
4. Otot polos saluran gastrointestinal
Histamine menyebabkan kontraksi otot polos intestinal, dan histamine
menginduksi kontraksi ileum dari kelinci percobaan merupakan standar uji
dari amine. Usus manusia tidak sesensitif seperti kelinci percobaan, tetapi
pada dosis besar histamine dapat menyebabkan diare; sebagian hasil penelitian
menunjukkan efek ini. Aksi ini dimediasi oleh reseptor H1.
5. Otot polos organ lainnya
Pada manusia, secara umum histamine tidak memberikan efek signifikan
terhadap otot polos dari mata dan saluran genitourinary. Bagaimanapun,
wanita hamil yang menderita reaksi anafilaksis dapat terjadi keguguran
6.
juga menstimulasi sekresi dalam usus halus dan besar. Sedangkan agonis
selektif H3 menginhibisi stimulasi sekresi asam dengan makanan atau
pentagastrin dalam beberapa spesies.
7. Efek metabolik
Hasil penelitian reseptor H3 pada tikus diperoleh ketidakhadiran reseptor ini
dalam hewan percobaan dengan memingkatkan asupan makanan, menurunkan
pengeluaran energy, dan obesitas. Hasilnya juga menunjukkan resistensi
insulin dan meningkatkan level darah dari leptin dan insulin. Ini belum
diketahui apakah reseptor H3 sama dengan yang terdapat pada manusia.
II.4 Mekanisme Respon Hipersensitivitas
Degranulasi
pengeluaran
dan
histamine
interaksi
antigen-
IgE,
atau
dengan
vaskular,
menyengat
gatal).
Efek
pengeluaran
yaitu
sirkulasi
lokal,
meningkatkan
permeabilitas
bengkak,
kapiler,
atau
dari
histamine
meningkatkan
meningkatkan
Ar
Ar
= gugus isosterik
10
11
klorfeniramin
dan
karbinoksamin
mempunyai
enam
kelompok,
yaitu
turunan
aminoalkil
eter, turunan
Nama Obat
Difenhidramin (R=H)
Dosis
25-50 mg 3
Klorodifenhidramin (R=Cl)
dd
Bromodifenhidramin (R=Br)
Metildifenhidramin (R=CH3)
Medrilamin (R=OCH3)
Dimenhidrinat (R=H, garam 50 mg 4 dd
8-kloroteofilinat)
Karbinoksamin
4-8 mg 4 dd
(garam maleat)
1 mg 2 dd
1,5 % (krim)
Piprihidrinat
(garam
8- 3-6 mg 2 dd
kloroteofilinat )
13
Contoh:
1. Difenhidramin
HCl
(Benadryl),
merupakan
antihistamin
kuat
yang
14
Nama Obat
Fenbenzamin
Dosis
Tripelenamin (R=H)
50 mg 3 dd, 3% (krim)
Pirilamin (R=OCH3)
25-50 mg 3-4 dd
Antazolin
100 mg 3-4 dd
Bamipin
50 mg 3-4 dd
Mebhidrolin
50 mg 3 dd
Contoh :
15
Nama Obat
Feniramin (X=H)
Dosis
25 mg 3 dd
Klorfeniramin (X=Cl)
4 mg 3-4 dd
Bromfeniramin (X=Br)
4 mg 3-4 dd
Deksklorfeniramin
(X=Cl 2 mg 3-4 dd
isomer d)
16
Dimetinden
2.5 mg 2 dd
Contoh:
1. Feniramin maleat (Avii), merupakaan turunan alkilamin yang mempunyai
antihistamin-H1
rasematnya.
2. Klorfeniramin
terendah.
maleat
Diperdagangkan
dalam
(Chlor-trimeton=C.T.M,
bentuk
Cohistan
campuran
Pehachlor),
17
Struktur Umum:
Hubungan
struktur antagonis-
R2
H
H
Cl
H
H
-CH2OCH2CH2OH
Nama Obat
Siklizin
Homoklorsiklizi
Dosis
50 mg 4-6 dd
10-20 mg 3 dd
n
Buklizin
50 mg 4-6 dd
Hidroksizin
Oksatomid
25 mg 3 dd
30 mg 2 dd
Contoh:
1. Homoklorsiklizin (Homoclomin), mempunyai spektrum kerja luas, merupakan
antagonis yang kuat terhadap histamine, serotonin dan asetilkolin, serta dapat
memblok kerja bradikinin dan slow reacting substance of anaphylaxis (SRSA). homoklorsiklizin digunakan untuk pengobatan gejala pada alergi dermal,
seperti pruritis, ekzem dermatitis dan erupsi, serta alergi rhinitis. Penyerapan
obat dalam saluran cerna cukup baik, kadar plasma tertinggi dicapai 1 jam
setelah pemberian oral.
2. Hidroksizin HCl (Iterax), dapat menekan aktivitas daerah tertentu subkortikal
system saraf pusat sehingga digunakan untuk memperbaiki gejala ketegangan
dan kecemasan pada psikoneurosis dan sebagai sedative pada pramedikasi
anestesi. Hidroksizin juga mempunyai efek antihistamin, bronkodilator,
analgesik dan antiemetik. Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat, awal
kerjanya cepat 15-30 menit. Kadar darah tertinggi dicapai 2 jam setelah
pemberian oral, dengan waktu paruh plasma 12-20 jam.
3. Oksatomid (Tinset), merupakan antialergi baru yang efektif terhadap berbagai
jenis reaksi alergi. Mekanisme kerjanya berbeda dengan antihistamin klasik
lain, yaitu dengan menekan pengeluaran mediator kimia dari sel mast,
18
Nama Obat
Prometazin
Dosis
25 mg 3 dd
2% (krim)
Metdilazin
8 mg 3 dd
Mekuitazin
5 mg 2 dd
Isotipendil
12 mg 2-3 dd
1% (jeli)
Oksomemazin
10 mg 1-4 dd
19
Siproheptadin
4 mg 3-4 dd
Azatadin
1 mg 2 dd
(-CH2-CH2-)
Loratadin
10 mg 1 dd
Contoh:
1. Prometazin HCl (Camergan, Phenergan, Prome) merupakan antihistamin-H1
dengan aktivitas cukupan dan masa kerja panjang, digunakan sebagai
antiemetik dan tranquilizer. Prometazin menimbulkan efek sedasi cukup besar
dan digunakan pula untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek
anestesi setempat.
2. Metdilazin HCl (Tacaryl),
digunakan
terutama
sebagai
antipruritik.
Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat, kadar darah tertinggi dicapai 30
menit setelah pemberian oral.
3. Mekuitazin (Meviran), adalah antagonis-H1 yang kuat dengan masa kerja
panjang, digunakan untuk memperbaiki gejala alergi, terutama alergi rhinitis,
pruritik, urtikaria dan ekzem.
4. Oksomemazin (Doxergan), adalah antgonis-H1 yang kuat dengan masa kerja
panjang, digunakan untuk memperbaiki gejala alergi, terutama alergi rhinitis
dan kutaneus dan untuk antibatuk.
5. Siproheptadin HCl (Periactin, Ennamax, Heptasan, Pronicy, Prohessen),
strukturnya berhubungan dengan fenotiazin, yaitu atom S pada cincin trisiklik
diganti dengan -CH=CH- dan N diganti dengan atom C sp 2. Siproheptadin
merupakan antihistamin dengan aktivitas sebanding dengan klorfeniramin
20
21
Histamin (R=H)
4-Metilhistamin (R=CH3)
1. Modifikasi pada cincin
Cincin imidazol dapat membentuk 2 tautomer yaitu ; N-H dan N-H. Bentuk
N-H lebih dominan dan diperlukan untuk aktivitas antagonis-H 2 dan
mempunyai aktifitas 5 kali lebih kuat daripada N-H. Pemasukan gugus metil
pada atom C2 cincin imidazol secara selektif dapat merangsang reseptor H 1.
Pemasukan gugus metil pada atom C 4 ternyata senyawa bersifat selektif H2
agonis dengan efek H1 agonis lemah. Hal ini disebabkan substituent 4-metil
yang bersifat donor elektron akan memperkuat efek tautomeri rantai samping
penarik elektron sehingga bentuk tautomer N-H lebih stabil.
2. Modifikasi pada rantai samping
Untuk aktivitas optimal cincin harus terpisah dari gugus N oleh 4 atom C atau
ekivalennya. Pemendekan rantai dapat menurunkan aktivitas antagonis-H2,
sedangkan penambahan panjang gugus metilen pada rantai samping turunan
guanidine akan meningkatkan kekuatan antagonis-H2, tetapi senyawa masih
mempunyai efek parsial agonis yang tidak dinginkan. Pengantian 1 gugus
metilen (-CH2-) pada rantai samping dengan
isosteriktioeter
dapat
23
didapatkan senyawa antagonis-H2 yang lebih aktif dengan masa kerja lebih
panjang seperti Ranitidine, Famotidin dan Roksatidin.
Contoh:
1. Simetidin, merupakan antagonis kompetitif histamine pada reseptor H 2 dari sel
parietal sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi asam lambung.
Simetidin juga memblok sekresi asam lambung
yang disebabkan oleh rangsangan makanan,
asetilkolin, kafein dan insulin. Simetidin
digunakan untuk pengobatan tukak lambung
atau usus. Efek samping yang ditimbulkan antara lain diare, pusing, kelelahan
dan rush. Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat, kadar plasma tertinggi
dicapai dalam 1 jam bila diberikan dalam keadaan lambung kosong dan 2 jam
bila diberikan bersama-sama dengan makanan. Jadi pemberian simetidin
sebaiknya bersama-sama dengan makanan karena dapat menghambat
penyerapan obat sehingga memperpanjang masa kerja obat. Dosis: 200 mg 3
dd, pada waktu makan 400 mg, sebelum tidur.
2. Ranitidin HCl (Ranin, Rantin, Renatac, Zantac, Zantadin) merupakan
antagonis kompetitif histamin yang khas pada reseptor H 2 sehingga secara
efektif dapat menghambat sekresi asam lambung, menekan kadar asam dan
volume
sekresi
digunakan
lambung
untuk
atau
lambung.
Ranitidin
pengobatan
usus
dan
tukak
keadaan
24
(Roxan),
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Histamine merupakan senyawa normal yang ada di dalam jaringan
tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan
terhadap berbagai proses fisiologis penting yaitu mediator kimia yang
dikeluarkan pada fenomena alergi seperti rhinitis, asma, urtikaria,
25
DAFTAR PUSTAKA
26