Oleh :
Ari Setyawati
Ari Suryaningsih
Atik Aryani
DirgantariPademme
Dwi Aprilina Andriani
15/388280/PKU/15502
15/388281/PKU/15503
15/388283/PKU/15505
15/388289/PKU/15511
15/388290/PKU/15512
Page 1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Field Trip Pengkajian Anak di Ruang PICU Rumah Sakit
Sardjito Yogyakarta dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengkajian Anak di Program Studi Magister
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun
akademik 2015/2016.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
masukan, dan arahan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Fitri Haryanti, SKp., M.Kes selaku dosen pendamping akademik
fieldtrip, ibu Lubna Bafadal, S.Kep., Ns dan Ibu Patricia Suti L, S.Kep., Ns selaku
pembimbing klinik serta kepada berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan berharap semoga
makalah ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Yogyakarta, Mei 2016
Penulis
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
World Health Organization
(WHO)
bagian yang normal dari perkembangan anak. Anak belajar untuk berjalan,
Pengkajian Risiko Jatuh Pada Anak
Page 2
Page 3
3. Penyebab jatuh
Hal yang dapat menyebabkan jatuh menurut Joint Commision International,
yaitu :1) Efek sanping dari obat-obatan, oleh sebab itu perawat perlu melihat
efek samping dari penggunaan obat-obatan, 2) Penglihatan menurun, terutama
pada lanjut usia, 3) Perubahan status mental, diharapkan perawat tanggap dan
peka terhadap perubahan perilaku pasien dan 4) Lantai yang licin atau ruangan
yang gelap.
4. Faktor risiko jatuh
Faktor risiko jatuh dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) faktor risiko anak, 2)
faktor risiko yang berhubungan dengan agen, dan 3) faktor risiko linkungan
(Eichhorst, 2008) sebagai berikut :
1) Faktor risiko anak
Anak mengalami perkembangan dalam motorik halus maupun
motorik kasar seperti mulai merangkak, berdiri, berjalan, sampai bisa
berlari. Oleh sebab itu jatuh merupakan hal yang normal ketika anak mulai
belajar berjalan. Jatuh menjadi sebuah kewaspadaan apabila menyebabkan
cedera fisik pada anak. Anak umumnya kurang menunjukkan kewaspadaan
terhadap cedera akibat jatuh karena anak berusaha mengeksporasi
lingkungan untuk proses perkembangannya.
Faktor biologis juga mempengaruhi risiko anak-anak cidera akibat
jatuh. Iltus, 1994 menyatakan bahwa anak laki-laki lebih impulsif,
hiperaktif dan agresif dibandingkan dengan anak perempuan. Akan tetapi
faktor lingkungan pada anak itu sendiri lebih mempengaruhi daripada
faktor biologis.
Nutrisi pada anak juga berperan dalam menimbulkan risiko cedera.
Pada anak yang memiliki ekonomi rendah dan dampak dari lokasi yang
tidak mendapatkan distribusi nutrisi yang baik. Hal ini mempengaruhi
pertumbuhan anak dan menyebabkan pertahanan fisik pada anak tidak
kuat.
2) Faktor risiko yang berhubungan dengan agen
Faktor yang berhubungan dengan anak, yaitu alat permainan yang
tidak aman berisiko mempengaruhi jatuh pada anak. Alat permainan
seperti sepatu roda, mobil-mobilan, sepeda sering menyebabkan anak jatuh
terutama saat pertama kali anak mencoba mainan tersebut. Hal ini
disebabkan karena anak selama fase pertama menunjukkan adaptasi
Pengkajian Risiko Jatuh Pada Anak
Page 4
dengan mainan baru atau kendaraannya. Oleh karena itu perlu pengawasan
dari orang tua atau pengasuh saat anak bermain dengan alat permainannya.
Menggunakan helm saat anak bermain sepeda merupakan salah satu upaya
mencegah terjadinya cedera kepala pada anak apabila anak jatuh.
3) Faktor risiko lingkungan
Kualitas bangunan yang buruk, jalanan yang tidak aman,
kurangnya fasilitas yang aman bagi anak untuk bermain merupakan faktor
lingkungan yang mempengaruhi anak mengalami cedera akibat jatuh.
Selain itu faktor lantai yang licin, tempat tidur yang terlalu tinggi, dan
rumah yang tidak dilengkapi pengaman pada tangga-tangga bisa
menyebabkan anak jatuh.
5. Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Joint Commision International mengembangkan penerapan keselamatan
pasien sakit dalam memberikan asuhan perawatan kepada pasien lebih aman
melalui enam tujuan diantaranya : 1) identifikasi pasien dengan benar, 2)
peningkatan komunikasi yang efektif, 3) peningkatan keamanan obat-obat yang
harus diwaspadai, 4) memastikan ketepatan lokasi pembedahan yangbenar,
prosedur yang benar, dan pembedahan pada pasien yang benar, 5) mengurangi
risiko infeksi akibat perawatan kesehatan, dan 6) mengurangi risiko cedera
pasien akibat terjatuh (Permenkes, 2011).
Tujuan dari sistem keselamatan pasien rumah sakit adalah : 1)
terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, 2) menurunnya kejadian
yang tidak diinginkan di rumah sakit, 3) meningkatnya akuntabilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, dan 4) terlaksannya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diinginkan.
Rumah sakit mengembangkan pendekatan terhadap kasus jatuh yang
menyebabkan cedera pasien pada pasien yang sedang dirawat inap. Tujuan
keenam pada keselamatan pasien rumah sakit yaitu mengurangi risiko cedera
pasien akibat terjatuh terdapat penilaian yang dilakukan pada pasien yaitu 1)
melakukan pengkajian awal risiko pasien jatuh dan melakukan pengkajian
ulang pada setiap perubahan kondisi yang dialami pasien, 2) menerapkan
langkah-langkah mengurangi risiko jatuh berdasarkan hasil pengkajian risiko
jatuh dan 3) mengevaluasi dan memonitor langkah-langkah yang sudah
dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh.
Page 5
Kriteria
Nilai
4
< 3 tahun
3 7 tahun
7 13 tahun
Jenis
kelamin
Diagnosis
13 tahun
Laki-laki
2
1
Perempuan
Penyakit neurologi
Perubahan
oksigenasi
(diagnosis
Diagnosis lainnya
Tidak sadar terhadap keterbatasan
kognitif
Lupa keterbatasan
Faktor
lingkungan
anak
2
1
3
2
1
4
3
atau mebel
Pasien berada di tempat tidur
Respons
terhadap:
Dalam 48 jam
Pembedaha
1
3
2
n/ sedasi /
Pengkajian Risiko Jatuh Pada Anak
Page 6
Skor
anestesi
sedasi/ anestesi
Penggunaan
obat
Tingkat Resiko :
Skor 7 11
Skor >12
Skor minimal : 7
Skor maksimal: 23
B. Hasil Pengkajian
1. Identitas pasien
Initial
: An.M
Tanggal Lahir
: 12-06-2016
Masuk RS
: 06-05-2016
Masuk PICU
: 07-05-2016
Tanggal Pengkajian
: 17-05-2016
Diagnosa Medis
Page 7
Kriteria
< 3 tahun
3 7 tahun
7 13 tahun
Jenis
kelamin
Diagnosis
13 tahun
Laki-laki
Nilai
4
Hasil Pengkajian
An. M berusia 1 tahun 11 bulan
4 hari
Skor : 4
1
2
Perempuan
Penyakit neurologi
Skor: 2
Perubahan oksigenasi
(diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia,
Skor : 4
anoreksia, sinkop,
pusing, dsb.)
Gangguan perilaku /
psikis
Gangguan
Diagnosis lainnya
Tidak sadar terhadap
Page 8
kognitif
keterbatasan
Lupa keterbatasan
Mengetahui
dikaji
Skor : 3
Faktor
kemampuan diri
Riwayat jatuh dari
lingkungan
anak
Pasien menggunakan
tempat tidur
Respons
terhadap:
Dalam 48 jam
Pembedahan/
sedasi /
anestesi
1
3
menjalani pembedahan
/ sedasi/ anestesi
Skor : 0
An. M tidak diberikan obat
Penggunaan
Bermacam macam
obat
sedasi.
Skor : 1
Page 9
Page 10
mobilitas, riwayat jatuh sebelumnya, dan riwayat kejang. Sedangkan untuk faktor
lingkungan yang dibuat antara lain tipe alas kaki, respon sedatif, pos
operasi/anestesi, riwayat sedatif/narcotik, mendapatkan rencana intervensi jatuh
yang spesifik, telah diidentifikasi sebagai berisiko, telah dilakukan pengkajian
risiko jatuh. Faktor lingkungan eksternal antara lain lokasi, permukaan lingkungan,
sumber jatuh dan saksi.
Dari penelitian Schaffer, beberapa faktor risiko yang dimiliki an. M untuk
mengalami jatuh dan terluka antara lain usia < 3 tahun, jenis kelamin laki-laki,
tingkat kesadaran yang tidak sadar, riwayat kejang, dan sumber jatuh yaitu tempat
tidur. Sebelumnya penelitian Khambalia dkk (2006) juga menyebutkan bahwa anak
usia < 6 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, serta penggunaan tempat tidur model
tingkat lebih berisiko jatuh. Pengetahuan mengenai faktor risiko untuk jatuh dapat
membantu tenaga kesehatan, pengembang program, dan pembuat kebijakan dalam
menilai mengenai intervensi yang tepat sehingga faktor risiko dapat dimodifikasi
atau diperbaiki.
Peran perawat dalam hal ini adalah menyediakan lingkungan yang aman
untuk semua pasien. Perawat bertanggung jawab untuk mengatur lingkungan yang
meningkatkan keselamatan pasien. Peran penting perawat adalah melalui
pengaturan program pencegahan risiko jatuh yang komprehensif, meliputi
pengkajian risiko jatuh, merencanakan intervensi penceghaan jatuh, fan melaporkan
secara detail apabila ada kejadian jatuh untuk strategi pengkajian dan pencegahan
yang lebih baik.
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Britton, J.W. (2005). Kids cant fly: Preventing fall injuries in children. Wisconsin
Medical Journal, 104(1). 33-36.
Child Accident Prevention Foundation of South Africa (CAPFSA). (2010). Statistics of
injuries from 1992 to 2008. Unpublished data. Retrieved February
Key messages
Eicellehhorst, M, & Van As Sebastian 2008. Falls., Department of Paediatric Surgery,
Institute of Child Health, Red Cross War Memorial Childrens Hospital
Jiangxi, Jiangxi Centre for Disease Control. (2006). Jiangxi injury survey: Child injury
report. The Alliance for Safe Children, UNICEF-China, Jiangxi Provincial
Health Bureau, Chinese Field Epidemiology Training Program.
Peden, M., Oyegbite, K., Ozanne-Smith, J., Hyder, A. A., Branche, C., Fazlur Rahman,
A.K.M. et. al. (Eds.). (2008). World report on child injury prevention. Geneva:
World Health Organization.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 24 Agustus 2011. Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2011 Nomor 1691. Jakarta.
Khambalia, A., Joshi, P., Brussoni, M., Raina, P., Morongiello, B., Macarthur, C. 2006.
Risk factors for unintentional injuries due to falls in children aged 06 years: a
systematic
review.
Injury
Prevention,
12,
pp
378385.
doi:
10.1136/ip.2006.012161, diakses tanggal 19 Mei 2016
Schaffer, P.L., Daraiseh, N.M., Daum, L., Mendez, E., Lin, L., Huth, M.M. 2012.
Pediatric Inpatient Falls and Injuries : A Descriptive Analysis of Risk Factors.
Page 12
Page 13