Anda di halaman 1dari 19

Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT Triwisnna Di Kabupaten Kutai Timur

Rista Priscilla Manurung (ristapriscillamanurung@yahoo.com)


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Isna Yuningsih
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Abdul Gafur
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Abstrak
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana kebutuhan modal kerja
pada tahun 2013 di PT Triwisnna di Kutai Timur?". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisis sejumlah besar kebutuhan modal kerja PT Triwisnna di
Kutai Timur untuk 2013 dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi yang
memberikan kontribusi kepada manajemen PT Triwisnna dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan secara efektif dan efisien, dan sebagai acuan untuk pembahasan penelitian lebih
lanjut terkait dengan analisis kebutuhan modal kerja.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalah modal kerja yang ditemukan
di perusahaan ini adalah metode perputaran modal kerja dan metode jumlah kuadrat terkecil
sebagai perhitungan forecast penjualan. Kebutuhan modal kerja dihitung dari pendapatan
usaha pada tahun 2013 (hasil peramalan) yang dibandingkan dengan unsur perputaran total
modal kerja (cash, rekening bank) pada tahun 2012, dan diasumsikan bahwa tingkat
perputaran modal kerja pada tahun 2012 setara dengan 2013.
Berdasarkan penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dikatakan, dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan modal kerja pada tahun 2013 dengan modal kerja berlebih,
karena jumlah aktiva lancar pada akhir neraca 2012 menunjukkan jumlah modal kerja yang
tersedia untuk Rp33.411.038.132, modal kerja sehingga kelebihan yang ditemukan adalah
Rp14.559.999.149. Sehingga modal kerja berlebihan dapat mengakibatkan dana menganggur
sehingga tidak efisien dalam penggunaan marjin yang disalurkan untuk pemenuhan kebutuhan
modal kerja.
Kata kunci: modal kerja, perputaran modal kerja, metode jumlah kuadrat terkecil,

Abstract
Rista Priscilla Manurung. Analysis of Working Capital Requirements in PT
TRIWISNNA at East Kutai Regency . Guided by Mrs. Isna Yuningsih as first supervisor and
Mr. Abdul Gafur as second supervisor.
Formulation of the problem in this research is How working capital requirements in
2013 on PT Triwisnna in East Kutai?. Purpose of this research is to identify and analyze the
large amount of working capital requirements PT Triwisnna in East Kutai for 2013 and
benefits of this research are as material information that has contributed to the management of
PT Triwisnna in decision making and policy to effectively and efficiently operating costs as
well as the company as a reference for a discussion of further research related to the analysis
of working capital requirements
1

Analysis was used to analyze the working capital issues found in this company, is a
method of working capital turnover and the least squares method to calculate the amount of
the sales budget. Working capital requirements calculated by the sales share in 2013 (results
of forecasting) with a total turnover elements of working capital (cash, bank accounts) in
2012, where it is assumed that the total elements of working capital turnover rate in 2012
equivalent to 2013.
Based on the research, analysis and discussion has been said, it can be concluded that
the working capital requirements in 2013 with excess working capital, due to the amount of
current assets at the end of the 2012 balance sheet shows the amount of working capital
available for Rp33.411.038.132, so excess working capital that was found was a
Rp14.559.999.149. So that the excess working capital may result in idle funds so inefficient in
the use margin which is distributed for the fulfillment of working capital requirements.
Keywords: working capital, working capital turnover, least square method

I. Pendahuluan
A Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, peningkatan kegiatan usaha sering
berhadapan dengan masalahmasalah yang kerap kali menjadi hambatan dalam
pengembangannya. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh setiap perusahaan adalah
menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang seluruh kegiatan perusahaan.
Untuk itu diperlukan sebuah strategi dan kebijakan yang tepat untuk mencapai modal kerja
yang mencukupi agar dapat menekan biaya perusahaan menjadi rendah, menunjang segala
kegiatan operasi perusahaan secara teratur dan mencegah penurunan dalam efisiensi dan
aktivitas. Jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan adalah berbeda dan
tidak dapat dilakukan standarisasi jumlah. Modal kerja perusahaan jasa relatif lebih kecil
dibanding dengan modal kerja perusahaan industri dan kebutuhan akan modal kerja dari
waktu ke waktu tentu tidaklah sama. Oleh sebab itu, setiap pengelola harus menyesuaikan
modal kerja dengan tingkat operasi usaha agar dapat digunakan secara ekonomis dan dapat
menghindarkan kesulitan/kemacetan dalam menghadapi kondisi darurat.
Dengan melihat peranan modal kerja di dalam menjamin kelangsungan operasi
perusahaan yang sangat penting, maka penulis tertarik untuk menganalisa bagaimana cara
perusahaan mengelola sumber dan penggunaan modal kerjanya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan modal kerja khususnya untuk PT TRIWISNNA di Kabupaten Kutai Timur
yang menjadi objek penelitian bagi penulis. Perusahaan ini merupakan salah satu
perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa kontraktor alat berat. Salah satu kegiatan
operasional perusahaan ini adalah menyediakan jasa dan unit kendaraan berupa alat berat
untuk mengerjakan pekerjaan di area pertambangan yang biasanya dikontrak oleh
perusahaan tambang batu bara seperti PT Kaltim Prima Coal dan perusahaan tambang
lainnya. Disamping itu, perusahaan juga menyewakan unit kendaraan seperti mobil
transport dan manhaul untuk transportasi karyawan perusahaan tambang.
Adapun unsur-unsur modal kerja PT Triwisnna dapat terlihat jelas pada laporan
keuangannya yang direkapitulasi untuk periode satu tahun. Dasar perhitungan kebutuhan
modal kerja ini adalah laporan keuangan akhir periode 2010 dan 2011. Dalam perhitungan
historis kebutuhan modal kerja perusahaan ini disebutkan bahwa ada periode keterikatan
dana pada modal kerja periode 2012 selama 97,57 hari dengan kecepatan perputaran
modal kerja sebanyak 3,69 kali. Kemudian, dari laporan keuangan laba/rugi periode 2012
dikemukakan bahwa adanya pendapatan sebesar Rp143.974.868.568, dan dari laporan ini
dapat diketahui bahwa kebutuhan modal kerja yang sebenarnya dibutuhkan berdasarkan
2

analisis untuk periode 2012 adalah Rp39.017.579.558. Sedangkan modal kerja yang
tersedia (aktiva lancar pada Neraca Per 31 Desember 2011) sebesar Rp23.068.401.490.
Dari perhitungan dan analisis tersebut, artinya terjadi kekurangan modal kerja
sebesar Rp15.949.178.068 yang sangat signifikan, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa untuk tahun 2012 modal kerja yang tersedia belum mencukupi kelancaran kegiatan
operasional perusahaan. Hal ini akan menjadi perhatian bagi manajemen perusahaan
karena kekurangan modal kerja dapat berakibat buruk untuk kelangsungan operasional
perusahaan. Salah satu akibat dari kekurangan modal kerja ini dapat menghambat kegiatan
perusahaan karena kekurangan dana untuk membiayai biaya operasional perusahaan, dan
tidak menutup kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai
dengan waktu jatuh temponya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kekurangan modal kerja ini adalah dengan mencari modal tambahan dengan melakukan
pinjaman pada bank.
Oleh karena pentingnya membahas permasalahan dalam menghitung dan
menganalisis kebutuhan modal kerja agar tidak terdapat kekurangan ataupun kelebihan
modal kerja, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengemukakannya
dengan judul ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT TRIWISNNA DI
KABUPATEN KUTAI TIMUR.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah : Bagaimanakah kebutuhan modal kerja tahun 2013
pada PT Triwisnna di Kabupaten Kutai Timur ?
C Tujuan
Sesuai dengan pemaparan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
jumlah kebutuhan modal kerja dan menganalisis kebutuhan modal kerja PT Triwisnna di
Kabupaten Kutai Timur untuk tahun 2013
II. Tinjauan Teoritis
A Dasar Teoritis
1. Manajemen Keuangan
Sutrisno (2009:3) menyatakan bahwa manajemen keuangan dapat diartikan sebagai
semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usahausaha mendapatkan dana
perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
dana tersebut secara efisien.
2. Fungsi Manajemen Keuangan

Pada prinsipnya manajemen perusahaan menuntut agar dalam memperoleh ataupun


mengggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Oleh
karena itu, perusahaan harus menerapkan fungsi manajemen keuangan dengan baik agar
prinsip manajemen keuangan ini dapat berjalan dengan baik. Seperti diketahui, fungsi
manajemen keuangan terdiri atas: (1) fungsi pembelanjaan (menghimpun dana) dan (2) fungsi
investasi (mengalokasikan dana). Dimana, fungsi pembelanjaan dimaksudkan sebagai usaha
perusahaan untuk mendapatkan sumber dana bagi berlangsungnya operasi perusahaan.
Sedangkan fungsi investasi, meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan seluruh
aktiva dengan seefisien mungkin (Alexandri, 2009:8).
3. Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan perusahaan dalam melakukan manajemen keuangan adalah meningkatkan


kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham
diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan
dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan deviden. Oleh karena itu,
kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan
rasional dalam proses pembuatan keputusan. Kadang-kadang, memaksimumkan laba
dicanangkan sebagai tujuan perusahaan, akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran
memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham. Yang lebih penting bukanlah laba
melainkan laba per lembar saham (earning per share). Laba didapatkan dengan
mengurangkan penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan
keuntungan bisa dengan menarik modal baru (mengeluarkan saham baru), dan
menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas resiko (misalnya
deposito atau obligasi pemerintah). (Sutrisno, 2009:4)
4. Laporan Keuangan

Djarwanto (2004:5) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan


pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihakpihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai
kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
5. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Sawir (2005:2), tujuan laporan keuangan dapat digunakan untuk:
a.Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar
pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
6. Jenis Laporan Keuangan

1. Laporan Laba/Rugi
Menurut Sutrisno (2009:10) menyebutkan bahwa laporan laba/rugi adalah laporan
yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dan dijadikan
sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya selama satu periode.
2. Laporan Perubahan Modal
Baridwan (2004:38) mendefinisikan laporan perubahan modal sebagai laporan yang
digunakan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, dan menunjukkan suatu analisis
perubahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu. Di dalam laporan
ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba bersih yang didapatkan
dari laporan laba/rugi dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang
bersangkutan.
3. Neraca
Menurut Baridwan (2004:19) mendefinisikan bahwa neraca adalah laporan yang
menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Berpatokan dari
beberapa pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan
keuangan yang menunjukkan posisi keuangan yang sistematis mengenai total aktiva dengan
total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik pada periode tertentu (pada akhir bulan, akhir
triwulan, atau akhir tahun).
4. Laporan Arus Kas
4

Menurut definisi Kasmir (2010:68), laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan
arus keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain.
Adapun arus keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. baik arus kas
masuk maupun arus keluar dibuat untuk periode tertentu.
7. Modal Kerja
Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:35) modal kerja merupakan kekayaan atau
aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang
selalu berputar dalam periode tertentu. Namun berbeda dengan pendapat Sundjaja dan Barlian
(2003:186) yang mendefinisikan bahwa modal kerja adalah kas/bank, surat-surat berharga
yang mudah diuangkan (misal giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang
tingkat perputarannya tidak melebihi 1 tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan.
Modal kerja dapat didefinisikan dalam beberapa fungsi. Salah satunya fungsi daripada
dana dalam menghasilkan pendapatan, dimana hanya jumlah dana yang digunakan selama
periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek saja,
yaitu berupa kas, persediaan barang, piutang (setelah dikurangi profit margin), dan
penyusutan aktiva tetap. (Djarwanto, 2004:88) Kemudian berbeda halnya dengan yang
dikemukakan oleh Sutrisno (2009:39) yang menyatakan bahwa modal kerja adalah dana yang
diperlukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti
pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar utang, dan pembayaran lainnya.
Berdasarkan banyaknya opini pakar ekonomi tentang pengertian modal kerja ini, dapat
disimpulkan bahwa modal kerja adalah aktiva lancar (kas/bank, surat berharga, piutang
dagang, persediaan) yang digunakan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, pembayaran utang, dan
pembayaran lainnya, dimana tingkat perputarannya tidak melebihi jangka waktu operasi
normal perusahaan (1 tahun).
8. Manfaat Modal Kerja
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya
seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena
harganya merosot
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat
pada waktunya
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
memetik keuntungan berupa potongan harga
4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang
tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya
6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan
kepada para pelanggan
7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan
8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau
depresi. (Djarwanto 2004:89)
9.

Unsur Modal Kerja


Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam
waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva
lancar tersebut meliputi: kas, bank, surat-surat berharga, piutang,
5

persediaan, pendapatan yang masih harus diterima, sewa yang dibayar


dimuka, dan aktiva lancar lainnya. (Sugiyarso dan Winarni, 2006:2-3)
Utang Lancar
Merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain yang
harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal dari 1
tahun. Oleh karena itu, utang lancar disebut juga utang jangka pendek.
Komponen utang lancar antara lain terdiri dari utang dagang, utang bank
maksimal 1 tahun, utang wesel, utang gaji, dan utang jangka pendek
lainnya. (Kasmir 2010:78-80)
10. Jenis Modal Kerja

Dari konsep modal kerja yang telah dipaparkan sebelumnya, modal kerja perusahaan
dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu : (Kasmir, 2010:212)
1. Modal kerja kotor (gross working capital)
2. Modal kerja bersih (net working capital)
Modal kerja kotor adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara
keseluruhan dan sering disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank, surat berharga,
piutang, sediaan, dan akiva lancar lainnya. Nilai total dari komponen aktiva lancar tersebut
menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Modal kerja bersih adalah merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi
dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek). Utang lancar meliputi utang
dagang, utang wesel, utang bank jangka pendek (1 tahun), utang gaji, utang pajak, dan utang
lancar lainnya.
11. Sumber Modal Kerja

Menurut Jumingan (2006:72-74), sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari
penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang
dapat digunakan adalah: (a) pendapatan bersih, (b) keuntungan dari penjualan surat berharga,
(c) penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tetap lainnya (e) penjualan
obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik, (f) dana pinjaman dari bank dan
pinjaman jangka pendek lainnya, (g) kredit dari supplier (h) dan sumber lainnya.
12. Penggunaan Modal Kerja

Menurut Djarwanto (2004:98) adapun transaksi yang mengakibatkan perubahan


bentuk aktiva lancar tetapi tidak mengubah jumlah aktiva lancar adalah: (a) pembelian tunai
surat-surat berharga, (b) pembelian tunai barang-barang dagangan, (c) perubahan suatu bentuk
piutang ke bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang menjadi piutang wesel.
13. Perputaran Modal Kerja

Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Semakin
pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat
perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa
lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. (Riyanto,
2010:62)

14. Metode Penentuan Modal Kerja

a.

Metode Keterikatan Dana


Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka perlu
diketahui dua faktor, yakni periode terikatnya modal kerja dan proyeksi
kebutuhan kas rata-rata per hari. Periode terikatnya modal kerja adalah
jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemenelemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode
terikatnya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan
modal kerja, demikian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja
semakin kecil kebutuhan modal kerja juga semakin kecil. Sedangkan
pengeluaran kas per hari, merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap
harinya untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong,
pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan pembayaran tunai
lainnya. Cara menghitung modal kerja dengan metode ini adalah :
(Perputaran modal kerja x kebutuhan kas per hari) + kas minimal
b. Metode Perputaran Modal Kerja
Dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara
menghitung perputaran elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran
kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
15. Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Modal Kerja

Kasmir (2010:219) mengatakan bahwa, secara umum kenaikan dan penurunan modal
kerja disebabkan tiga faktor, yaitu:
1. Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari pemilik atau
perolehan laba dalam periode tertentu yang dimasukkan ke aktiva lancar
2. Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan aktiva tetap, terutama
yang tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva lancar atau digunakan
untuk membayar utang jangka pendek
3. Adanya penambahan utang, artinya perusahaan menambah utang baru dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
16. Faktor Penyebab Kekurangan Modal Kerja

1. Adanya kerugian usaha. Kerugian usaha tidak selalu mengurangi modal kerja
karena ada sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas seperti beban
penyusutan, depresi, dan amortisasi. Yang jelas, kerugian usaha itu mengurangi
laba yang ditahan.
2. Adanya kerugian insidentil seperti turunnya harga pasar dan persediaan barang,
karena pencurian, kebakaran, dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.
3. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan
usaha seperti perluasan daerah penjualan, penjualan produk baru, penerapan
metode produksi baru, strategi penjualan baru, dll.
4. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti membeli aktiva tetap
baru, membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang)
5. Kebijaksanaan pembayaran deviden yang tidak tepat. Karena harapan keuangan
terus membaik akan tetapi pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan
kebijaksanaan pembayaran deviden seperti tahun-tahun sebelumnya.
6. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga, perusahaan mengeluarkan jumlah
rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik persediaan barang dan
aktiva tetap serta membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.
7. Pelunasan utang yang sudah jatuh tempo. Manajemen tidak menyisihkan sedikit
pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.
7

(Jumingan, 2006:68-69)
17. Faktor Penyebab Kelebihan Modal Kerja

Jumingan (2006:68) menyatakan bahwa penyebab timbulnya kelebihan modal kerja


adalah sebagai berikut:
1. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang
diperlukan
2. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali
3. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk
membayar deviden, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya
4. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan,
tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali
5. Akumulasi dana sementara menunggu investasi, ekspansi, dan lain-lain.
Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga,
tidak menguntungkan karena laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana
yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak
diinginkan atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya
merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien.
18. Kerangka Pikir
Dasar Teori:

Latar Belakang:

Manajemen Keuangan

Terjadi kekurangan

Laporan Keuangan

modal kerja pada PT

Modal Kerja

TRIWISNNA di tahun
2012

Rumusan Masalah:
Bagaimanakah kebutuhan modal kerja tahun 2013 pada
PT TRIWISNNA di Kabupaten Kutai Timur?

Alat Analisis:
1. Metode Perputaran Modal Kerja
2. Metode Jumlah Kuadrat Terkecil
(Metode Least Square)

Analisis Kebutuhan Modal Kerja

III. Metode Penelitian


8

A. Definisi Operasional
Secara operasional, PT Triwisnna merupakan badan usaha perseroan terbatas milik
swasta yang bergerak dalam bidang jasa kontraktor alat berat yang dirintis dari tahun 2006.
Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa
kontraktor alat berat. Salah satu kegiatan operasional perusahaan ini adalah menyediakan jasa
dan unit kendaraan berupa alat berat untuk mengerjakan pekerjaan di area pertambangan yang
biasanya dikontrak oleh perusahaan tambang batu bara. Disamping itu, perusahaan juga
menyewakan unit kendaraan seperti mobil transport dan manhaul untuk transportasi karyawan
perusahaan tambang. Modal kerja yang diteliti ini adalah semua komponen yang ada di
aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya mulai dari kas, bank, surat berharga, piutang,
sediaan, dan akiva lancar lainnya. Nilai total dari komponen aktiva lancar tersebut menjadi
jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Unsur-unsur modal kerja yang terdapat di perusahaan ini terdiri dari:
1. Kas dan Bank, yang terdiri dari uang tunai yang dimiliki perusahaan dan sisa rekening giro
perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.
2. Piutang Usaha, meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul
karena penjualan jasa secara kredit.
Sedangkan kebutuhan modal kerja yang dimaksud adalah seberapa besar jumlah modal kerja
yang dibutuhkan agar perusahaan mampu menjalankan kegiatan operasinya dengan modal
kerja yang cukup, yang artinya tidak berlebihan atau kekurangan.
Tujuan analisis kebutuhan modal kerja ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
tingkat kebutuhan modal kerja perusahaan guna memaksimalkan sumber dana dan
meminimalkan penggunaan dana yang dianggap tidak membutuhkan banyak pengeluaran.
Pada dasarnya tingkat kebutuhan modal kerja dan tingkat perputarannya dipengaruhi oleh
kebutuhan kerja perusahaan. Dimana semakin cepat tingkat perputaran unsur modal kerja,
maka semakin sedikit pula kebutuhan modal kerja yang diperlukan.
B. Rincian Data yang Diperlukan
Untuk mendapatkan gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan
data sebagai berikut:
1. Gambaran umum PT Triwisnna
2. Laporan Laba/rugi periode 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012
3. Neraca periode 31 Desember 2008 31 Desember 2012.
C. Jangkauan Penelitian
Dalam rangka penelitian kebutuhan modal kerja untuk tahun 2013, penulis
menggunakan data yang berhubungan dengan laporan keuangan mulai dari tahun 2008 sampai
tahun 2012 yang menunjang analisis perhitungan modal kerja perusahaan, dan laporan
keuangan yang digunakan adalah terbatas pada laporan keuangan untuk jasa kontraktor alat
berat.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka digunakan metode yang terdiri dari
1.Penelitian Lapangan
- Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
buku, transkip, dan sebagainya yang berkaitan dan menunjang penelitian. Khususnya
untuk penelitian ini adalah semua yang berkaitan dengan perusahaan.
- Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengadakan
tanya jawab secara lisan kepada pihak yang berkepentingan di
9

perusahaan guna menunjang penganalisaan selanjutnya.


2.Penelitian Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data berupa teori yang mencakup literature perpustakaan, karya
ilmiah, jurnal, dan buku referensi lainnya yang bersifat sebagai bahan pelengkap dalam
menyelesaikan analisis pembahasan penulisan ini.
E.Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis permasalahan modal kerja dalam
perusahaan ini, yaitu metode perputaran modal kerja dan metode jumlah kuadrat terkecil.
Sebagai permulaan untuk menghitung kebutuhan modal kerja tahun 2013, diperlukan
perhitungan dengan menggunakan rumus perputaran modal kerja (turnover) dan rumus
forecast penjualan tahun berikutnya dengan menggunakan metode jumlah kuadrat terkecil
(least square) yang akan dipaparkan dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata aktiva lancar yang digunakan sebagai unsur modal kerja
Dengan cara menjumlahkan nilai awal dan nilai akhir periode masing-masing unsur modal
kerja kemudian dibagi dua, seperti berikut ini:
Rata-rata Kas & Bank =
Rata-rata Piutang =
(Suwartojo, 2005: 40-41)
b. Menghitung perputaran unsur-unsur modal kerja
Perputaran unsur-unsur modal kerja dihitung dengan menggunakan metode perputaran
(turnover) sebagai berikut:
Tabel 3.1. Metode Perputaran Modal Kerja
Unsur Modal Kerja
Kas dan Bank

Waktu Perputaran
Penjualan

= a kali
Rata rata Kas dan Bank

Piutang

Penjualan

Rata rata Piutang

= b kali

Persediaan

Penjualan

Rata rata Persediaan

= c kali

(Sutrisno, 2009: 48)


c. Menghitung periode keterikatan dana pada masing-masing unsur modal kerja
Kas dan Bank

Piutang Usaha =
Persediaan

x 1 hari = p hari
x 1 hari = q hari

x 1 hari = r hari

(Sutrisno, 2009:48)
d. Menghitung periode keterikatan dana pada modal kerja
10

p hari + q hari + r hari


(Sutrisno, 2009:48)
e. Menghitung perputaran modal kerja
= n kali
(Sutrisno, 2009:48)
f. Menghitung ramalan penjualan tahun 2013
Forecast penjualan tahun 2013 dihitung dengan menggunakan metode jumlah kuadrat terkecil
(least square) dengan cara sebagai berikut:
Y=a+bX
Dimana:
Y = Nilai trend pendapatan pada periode tertentu
a = Nilai trend periode awal
b = Pertambahan tahun yang dihitung
X = Jumlah tahun yang dihitung dari periode awal
Untuk koefisien a dan b, dapat dihitung dengan rumus:
a=

b=

Keterangan :
Y dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh penjualan dari tahun pertama hingga
tahun terakhir kemudian dibagi dengan n, dimana n adalah jumlah tahun yang digunakan
sebagai dasar perhitungan.
XY merupakan jumlah perkalian antara konstanta dengan penjualan di tahun yang
bersangkutan kemudian dibagi dengan X2.
X2 adalah jumlah keseluruhan konstanta yang telah dikuadratkan.
Hasil dari (a) dan (b), lalu dimasukkan dalam persamaan trend: Y= a + b (X)
Nilai X diperoleh dari urutan konstanta berikutnya, apabila n merupakan data yang jumlahnya
genap, maka score nilai X-nya adalah -5,-3,-1,1,3,5,.. dan apabila n merupakan data yang
jumlahmya genap, maka score nilai X-nya adalah -2,-1,0,1,2,... Setelah didapatkan semua
nilai persamaan trend least square ini, maka dapat diketahui besarnya forecast penjualan
untuk periode berikutnya.
Adapun data yang dipergunakan untuk meramalkan besarnya jumlah penjualan untuk
tahun 2013 adalah data penjualan historis tahun 2008 sampai tahun 2012. Setelah didapatkan
hasil forecast penjualan tahun 2013, maka akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya untuk
menghitung kebutuhan modal kerja sebenarnya di tahun 2013.
(Adisaputro dan Marwan, 2003: 158-159)
g. Menghitung kebutuhan modal kerja tahun 2013
Dengan asumsi perputaran modal kerja tahun 2013 sama dengan perputaran tahun 2012, maka
kebutuhan modal kerja tahun 2013 dihitung dengan rumus:
Kebutuhan Modal Kerja =
(Sutrisno, 2009:48)

IV. Pembahasan
11

A Gambaran Umum Perusahaan


PT Triwisnna di Kabupaten Kutai Timur merupakan badan usaha milik swasta dan
bergerak di bidang jasa kontraktor alat berat yang dibentuk pada tanggal 16 September 2003.
Kantor pusat perusahaan ini berada di Jalan Yos Sudarso-Sangatta-Kutai Timur, sedangkan
kantor cabangnya berada di Balikpapan. Perusahaan ini didirikan dengan kelengkapan suratsurat yang berupa: Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar Nomor: 501/88901/PUIP/PB/XII/2008, Surat Izin Undang-Undang Gangguan (HO) Nomor: 303.503/T.PMII/V/2009,
Surat
Pengukuhan
Pengusaha
Kena
Pajak
Nomor:
PEM01649/WPJ.14/KP.0503/2008, serta Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Direktorat
Jenderal Pajak Nomor: PEM-0033/WPJ.14/KP.0503/2009.
B

Struktur Organisasi Perusahaan

GENERAL
MANAGER

GENERAL AFFAIR MANAGER

TRANSPORT MANAGER

TRANSP
ORT
COORD.

SUPERVIS
OR

PROJECT
COORD.

ADMIN
TRANSPO
RT

STORE
MAN

OPERATOR, DRIVER,
HELPER, CHECKER

ASSISTA
NT
GENERAL
MANAGE
R
ADMIN
H.R.

RECEPTIO
NIST

HUMAN
RESOURC
ES
OFFICER

GENERAL
ADMIN

COM.
SECURI
TY
CREW
SECURI
TY

Setiap bagian di dalam organisasi memiliki tugas, wewenang, dan tanggungjawab.


Adapun tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing bagian di PT Triwisnna
berdasarkan struktur organisasi yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. General Manager
Memeriksa pencapaian program serta memberi masukan terhadap persoalan yang
dihadapi serta memberi ide-ide perbaikan
2. Transport Manager
Memimpin, mengatur dan mengawasi armada angkutan darat serta
penyedia fasilitas di area job site
3. General Affair Manager
Membawahi Department HRD dan Office perusahaan dengan memenuhi dan
memelihara semua kebutuhan sarana pokok, sarana penunjang operasional
perusahaan termasuk pengurusan perijinan sehingga seluruh operasional kantor
dapat berjalan dengan lancar.

12

4. Supervisor
Mengevaluasi dan menghitung proyek untuk dapat dieksekusi dan mengontrol
proses produksi, sehingga proyek berjalan dengan ekonomis dan optimal
5. Project Coordinator
Melaksanakan operasional perusahaan sesuai dengan plan dan schedule yang telah
dibuat sehingga target perusahaan baik target produksi, revenue maupun biaya
operasional dapat tercapai
6. Assistant General Affair Manager
Melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia dengan baik sehingga diperoleh
tenaga-tenaga kerja yang terampil dan produktif yang ditunjang dengan sistem
kerja yang sehat.
7. HR Officer
Mengembangkan sumber daya manusia dengan perkembangan perusahaan dan
teknologi, mengelola hak dan kewajiban karyawan (gaji, iuran, lembur, cuti,
absensi,dll), merekrut dan melakukan pembinaan karyawan (penerimaan pegawai,
kenaikan pengkat, pendidikan, hukuman jabatan,dsb)
8. Transport Coordinator
Mengatur jadwal dan pembagian tugas setiap karyawan bagian tansport agar
bekerja sesuai dengan waktu dan tempat yang ditentukan
9. General Admin
Mengarahkan, mengorganisir dan melakukan pengawasan terhadap tim pekerja
10. COM. Security
Menjaga asset perusahaan, menjaga nama baik perusahaan, serta integritas antar
karyawan
11. Receptionist
Memberikan informasi awal kepada pelanggan baik yang datang langsung maupun
melalui telepon, menerima dan mendistribusikan telepon yang masuk, dan
mengorganisir surat-surat yang masuk
12. Crew Security
Melaksanakan pengamanan secara menyeluruh di lokasi kerja, melakukan
pemeriksaan pada tamu yang akan masuk ke area kerja, menjaga dan memelihara
asset & inventaris perusahaan
C

Penyajian Data Hasil Penelitian


Seperti halnya perusahaan pada umumnya, PT Triwisnna mengetahui kemajuan
perusahaan yang dicapai beberapa tahun yang lalu hingga saat ini dengan melihat
perkembangan dari penyajian data keuangan dalam bentuk laba-rugi dan neraca. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa laporan keuangan perusahaan yakni
laporan laba-rugi dan neraca tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, seperti yang akan
dipaparkan berikut ini:

13

Tabel Laporan Laba Rugi PT Triwisnna Untuk Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2008 - 31 Desember 2012
PT TRIWISNNA
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2008 31 DESEMBER 2012
(Dalam Rupiah)
KETERANGAN
PENDAPATAN JASA
BIAYA USAHA
Gaji Operator
Biaya Bahan Bakar dan Oli
Biaya Sparepart
Biaya Mobilisasi Alat Berat
Biaya Pemeliharaan Alat Berat
Biaya Penyusutan Alat Berat
Biaya Leasing
Jumlah Biaya Usaha
LABA KOTOR
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Gaji Karyawan
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Kendaraan
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor
Biaya Sewa
Biaya Lain-Lain
Jumlah Biaya Operasional
LABA BERSIH SEBELUM
BUNGA
Biaya Bunga
LABA BERSIH SEBELUM
PAJAK

TAHUN 2008
17.142.621.048

TAHUN 2009
23.810.840.527

TAHUN 2010
22.956.979.495

TAHUN 2011
32.668.668.147

TAHUN 2012
143.974.868.568

2.073.906.988
726.825.256
3.997.105.625
1.875.257.173
2.833.736.395
702.490.452
409.800.416
12.619.122.305
4.523.498.743

2.735.132.873
1.475.587.330
3.109.908.418
4.813.180.541
1.774.624.654
1.863.916.096
1.670.076.955
17.442.426.867
6.368.413.660

3.775.369.214
3.878.279.963
2.584.964.320
1.344.754.503
1.512.362.625
1.363.941.125
1.796.418.536
16.256.090.286
6.700.889.209

4.567.955.442
1.043.459.805
3.698.736.660
3.201.026.738
4.002.319.894
806.367.500
6.319.374.068
23.639.240.107
9.029.428.040

13.378.345.439
5.217.299.025
18.493.683.300
16.005.133.690
20.011.599.470
4.031.837.500
22.117.809.238
99.255.707.662
44.719.160.906

442.648.590
10.352.150
190.468.048
544.850
644.013.638

674.275.667
50.666.066
550.368.379
2.666.635
1.755.035.117
15.458.500
3.049.370.364

853.617.063
190.365.940
369.808.875
10.019.260
288.000.000
669.465.563
2.381.276.701

925.074.912
186.745.490
218.632.500
9.828.710
679.000.000
312.285.337
2.331.566.949

1.384.907.539
903.820.447
1.093.162.500
47.569.497
4.074.000.000
1.873.712.022
9.377.172.005

3.879.485.105

3.319.043.296

4.319.612.508

6.697.861.091

35.341.988.901

280.697.306

401.575.678

738.709.687

4.062.903.279

3.879.485.105

3.084.245.990

3.918.036.830

5.959.151.404

31.279.085.622

14

Tabel Neraca PT Triwisnna Per 31 Desember 2008 31 Desember 2012

KETERANGAN

PT TRIWISNNA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2008 31 DESEMBER 2012
(Dalam Rupiah)
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2008
TAHUN 2009

TAHUN 2012

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Bank
Piutang
Biaya Dibayar Dimuka
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan
Alat Berat
Kendaraan
Peralatan Kantor
Akum. Peny. Aktiva
Tetap
Total Aktiva Tetap
TOTAL AKTIVA

155.159.123
833.384.193
2.572.328.941
3.560.872.257

62.089.188
202.028.112
5.637.051.490
5.901.168.790

57.110.500
562.827.624
7.698.913.617
8.318.851.741

145.320.000
1.236.279.218
7.987.800.360
13.699.001.912
23.068.401.490

508.620.000
4.945.116.872
27.957.301.260
8.151.954.797
41.562.992.929

542.276.620
1.112.589.311
2.728.711.557
781.288.443
19.734.912

542.276.620
1.112.589.311
5.170.752.918
1.480.497.082
189.612.369

1.038.610.360
2.307.551.998
6.246.494.975
1.788.505.026
186.525.942

1.038.610.360
2.307.551.998
3.420.607.080
979.392.920
185.899.666

1.070.239.358
2.377.824.315
24.099.731.700
6.900.268.300
192.206.252

(2.394.053.531)

(4.816.670.707)

(6.750.805.907)

(5.529.231.707)

(11.605.621.651)

2.790.547.312
6.351.419.569

3.679.057.593
9.580.226.383

4.816.882.394
13.135.734.135

2.402.830.317
25.471.231.807

23.034.648.274
64.597.641.203

15

D.

Analisis

Langkah I: Menghitung rata-rata aktiva lancar sebagai unsur modal kerja


tahun 2011-2012 dengan cara sebagai berikut:
Kas & Bank =
Piutang

= Rp3.417.668.045

= Rp17.972.550.810

Langkah II: Menghitung perputaran unsur-unsur modal kerja


Perputaran Kas & Bank

= 42,13 kali

Perputaran Piutang

8,01

kali

Langkah III: Menghitung periode keterikatan masing-masing unsur modal kerja


(asumsi 1 tahun= 360 hari)

Kas

= 8,54 hari

Piutang

= 44,94 hari

Langkah IV: Menghitung periode keterikatan dana pada modal kerja:


Kas & Bank = 8,54 hari
Piutang
= 44,94 hari
Jumlah
= 53,48 hari
Langkah V: Menghitung perputaran modal kerja:
= 6,73 kali (dibulatkan)
Langkah VI: Meramalkan penjualan tahun 2013
Forecast penjualan tahun 2013 dihitung dengan menggunakan metode statistik sederhana
(Least Square) dengan cara sebagai berikut:

16

Tabel Perhitungan Forecast Penjualan Tahun 2013 (dalam Rp)


Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

17.142.621.048
23.810.840.527
22.956.979.495
32.668.668.147
143.974.868.568
240.553.977.785

X2

-2
-1
0
1
2
0

4
1
0
1
4
10

XY
(34.285.242.096)
(23.810.840.527)
0
32.668.668.147
287.949.737.136
262.522.322.660

Sumber: Diolah dari Data Hasil Penelitian


Dari perhitungan di atas, akan dimasukkan dalam persamaan trend yakni :
Y = a + bX
Dimana: a =
Jadi, a =

= Rp48.110.795.557

b=
Jadi, b =
= Rp26.252.232.266
Untuk tahun 2013, berarti X=3, maka besarnya forecast penjualan adalah sebesar:
Y (2013) = a + b (X)
= Rp48.110.795.557 + Rp26.252.232.266 (3)
= Rp126.867.492.355
Langka VII: Menghitung kebutuhan modal kerja tahun 2013
Dengan asumsi perputaran modal kerja tahun 2013 sama dengan perputaran tahun 2012, maka
kebutuhan modal kerja tahun 2013 dihitung dengan rumus:
Kebutuhan Modal Kerja =
maka kebutuhan modal kerja menurut metode ini adalah sebesar

Rp18.851.038.983
E. Pembahasan
Hasil penelitian yang telah disajikan sebagai dasar untuk menganalisis kebutuhan modal kerja
tahun 2013 ini adalah berupa laporan keuangan laba/rugi dan neraca yang berakhir pada tahun 20112012. Perhitungan kebutuhan modal kerja ini dimulai dari perhitungan rata-rata aktiva lancar sebagai
unsur modal kerja dari tahun 2011-2012 dengan jumlah sebesar Rp3.417.668.045 untuk akun kas &
bank, dan Rp17.972.550.810 untuk rata-rata akun piutang. Besarnya rata-rata kas & bank di tahun
2012 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai
Rp1.000.768.671 dimana persentase kenaikan rata-rata kas & bank ini adalah 29,28%. Sama halnya
dengan rata-rata piutang di tahun 2012 yang meningkat dari tahun 2011, dimana di tahun 2011
diperoleh rata-rata sebesar Rp7.843.356.989, yang persentase kenaikannya sebesar 43,16% ke tahun
2012.
Perputaran unsur modal kerja menjadi langkah selanjutnya dalam menghitung kebutuhan
modal kerja tahun 2013. Dalam analisis perhitungan untuk tahun 2011, perputaran kas & bank
diperlukan waktu 32,64 kali sedangkan di tahun 2012 meningkat dengan jumlah 42,13 kali. Dan untuk
perputaran piutang di tahun 2011 ada 4,16 kali sedangkan di tahun 2012 membutuhkan perputaran
sebanyak 8,01 kali.

17

Dimana diasumsikan bahwa satu tahun adalah 360 hari, maka periode keterikatan kas & bank
tahun 2012 adalah 8,54 hari dan periode piutang selama 44,94 hari. Ada letak perbedaan dari
perhitungan tahun 2011 yang menunjukkan bahwa ada 11,03 hari untuk periode keterikatan kas &
bank, dan ada 86,5 hari untuk periode keterikatan piutang. Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa
besarnya kenaikan aktiva lancar tidak selalu berdampak sama dengan semakin lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam periode keterikatan unsur modal kerja.
Setelah menghitung periode masing-masing unsur modal kerja, maka perlu diketahui periode
keterikatan dana pada modal kerja untuk tahun 2013. Yang dimaksud disini adalah periode dimana
dana yang digunakan sebagai unsur modal kerja ini akan kembali menjadi aktiva lancar. Caranya
adalah dengan menjumlahkan periode keterikatan masing-masing unsur modal kerja, sehingga
didapatkan hasil dengan kurun waktu selama 53,48 hari. Periode inilah yang nantinya akan selanjutnya
digunakan untuk menghitung perputaran modal kerja.
Secara perhitungan keseluruhan, perputaran modal kerja yang dihasilkan adalah sebanyak 6,73
kali lebih lama dibanding tahun 2011 yang hanya 3,69 kali. Perputaran modal kerja tahun 2012 ini
akan menjadi asumsi perputaran modal kerja tahun 2013 yang akan menjadi pembanding perhitungan
kebutuhan modal kerja tahun 2013. Bilamana perputaran modal kerja ini terlalu lama, maka akan
mengakibatkan tidak efisiennya perputaran modal kerja. Jadi semakin cepat perputaran modal kerja,
maka semakin cepat pula dana yang digunakan sebagai unsur modal kerja ini kembali menjadi aktiva
seperti semula.
Cara menghitung kebutuhan modal kerja tahap akhir adalah dengan cara membandingkan
antara penjualan dengan modal kerja. Penjualan yang akan dibandingkan adalah penjualan bersih
dalam suatu periode. Dalam perhitungan kebutuhan modal kerja untuk tahun 2013, diperlukan hasil
penjualan tahun 2013 untuk mengetahui target penjualan yang menjadi pembanding perputaran modal
kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan perhitungan forecast penjualan tahun 2013 dengan dasar hasil
penjualan akhir tahun 2008 hingga akhir tahun 2012 yang menggunakan metode statistik sederhana
(least square). Dari metode ini didapatkan forecast penjualan tahun 2013 adalah sebesar
Rp126.867.492.355.
Berdasarkan hasil analisis dan hasil forecast penjualan tahun 2013, maka didapatkan
kebutuhan modal kerja yang diperlukan di tahun 2013 adalah sebesar Rp18.851.038.983, sedangkan
modal kerja yang tersedia (aktiva lancar pada Neraca Per 31 Desember 2012) adalah sebesar
Rp33.411.038.132, berarti ada kelebihan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan tahun 2013 sebesar Rp14.559.999.149. Solusi yang dapat menjadi alternatif untuk
mengalokasikan kelebihan modal kerja tersebut, misalnya digunakan untuk memperoleh kredit sebagai
sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan aktiva lancar, ataupun digunakan sebagai
rencana keuangan dalam jangka pendek. Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin
kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis.

V. Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan untuk
menentukan besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan, maka akhirnya dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebutuhan modal kerja tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp20.166.540.575
dari tahun 2012, karena kebutuhan modal kerja pada tahun 2012 adalah sebesar
Rp39.017.579.558, sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi Rp18.851.038.983.
Selain mengalami penurunan, kebutuhan modal kerja tahun 2013 juga mengalami
kelebihan modal kerja, karena jumlah aktiva lancar pada laporan neraca akhir periode
2012 menunjukkan jumlah modal kerja yang tersedia sebesar Rp33.411.038.132, jadi
kelebihan modal kerja yang ditemukan adalah sejumlah Rp14.559.999.149.
2. Jumlah kebutuhan modal kerja yang diperhitungkan untuk tahun 2013 tidak seperti
tahun sebelumnya yang mengalami kekurangan, karena kebutuhan modal kerja tahun
2013 ini mengalami kelebihan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan. Kelebihan modal kerja ini dapat mengakibatkan adanya dana menganggur
18

sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana yang disalurkan untuk pemenuhan
kebutuhan modal kerja
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, penulis akan mengemukakan beberapa saran untuk
menjadi bahan pertimbangan yang telah dirangkum berdasarkan keseluruhan pembahasan,
analisis sampai dengan kesimpulan dari permasalahan yang diungkapkan dalam penulisan ini
adalah:
1. Berdasarkan peningkatan laba bersih yang cukup signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2012,
maka dapat dilihat bahwa PT Triwisnna sudah cukup baik dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, dan diharapkan dapat selalu meningkatkan kinerja dan kualitas perusahaan
di tahun berikutnya dengan memperhatikan rencana pembelanjaan dan penggunaan modal
kerja yang baik, dan perusahaan harus bisa melakukan efisiensi dana untuk menekan biaya
agar dapat mengimbangi keuntungan dan kerugian akibat terjadinya kelebihan atau
kekurangan modal kerja di perusahaan.
2. Dalam mengantisipasi kelebihan ataupun kekurangan kebutuhan modal kerja yang akan
digunakan untuk pemenuhan kegiatan operasional perusahaan diperlukan pengawasan
terhadap sumber dan penggunaan modal kerja, dan dilakukan penganggaran untuk biayabiaya yang membutuhkan banyak dana. Sedangkan untuk mengatasi kelebihan modal kerja
yang telah terjadi, maka kelebihan dana tersebut dapat dialokasikan ke dalam investasi
jangka pendek. Dan apabila terjadi kekurangan dana dalam pemenuhan kebutuhan modal
kerja, maka diperlukan peminjaman dana baik berupa pinjaman jangka pendek ataupun
jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, Moh Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis, Teori dan Soal, Alfabeta,
Cetakan Kesatu, Bandung.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, BPFE UGM, Edisi Kedelapan, Cetakan
Pertama, Yogyakarta.
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, BPFE UGM, Edisi Keempat,
Cetakan Pertama, Yogyakarta
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, PT Bumi Aksara, Cetakan Kedua, Jakarta.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Kencana Prenada Media Group, Edisi
Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta.
Ps, Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE UGM, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE-Yogyakarta, Edisi
Keempat, Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta.
Sugiyarso, G. dan F. Winarni. 2006. Manajemen Keuangan, Media Presindo, Cetakan Kedua,
Yogyakarta.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, Ekonisia, Edisi Pertama,
Cetakan Ketujuh, Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai