sangat lebih menyulitkan lagi jika proses tersebut masih dicatat dan diatur secara
manual.
Sistem inventaris yang baik haruslah memperhatikan efektivitas dan efisiensi dalam
melakukan proses pemasukan dan pengeluaran barang. Hal hal yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menyusun barang agar tempat yang ada
termanfaatkan secara maksimal, bagaimana mengatur posisi peletakan barang serta
pengelompokannya sehingga pengeluaran kembali barang tersebut dapat dilakukan
dengan mudah. Jika proses pengaturan dilakukan secara manual, butuh banyak
catatan berupa peta posisi barang yang setiap saat bisa berubah. Selain
membutuhkan banyak catatan juga memungkinkan terjadinya kesalahan yang
berulang-ulang, seperti penumpukan suatu barang di atas tumpukan barang yang
berbeda sehingga mudah terjadi kesalahan pencocokan catatan stok barang dengan
barang yang ada di gudang. Selain itu tercecernya barang juga sangat mungkin terjadi,
terutama jika aktivitas sangat tinggi sedangkan pengawasan kurang. Dengan adanya
perangkat lunak yang dapat membantu mengatur posisi barang serta menampilkan
peta dari barang yang harus dikeluarkan, maka proses keluar masuk barang akan lebih
efektif dan efisien.
Perangkat lunak yang dikembangkan dimaksudkan untuk mencatat hasil produksi
serta jumlahnya dan kemudian mencari tempat yang paling tepat untuk meletakkan
hasil produksi tersebut dalam gudang. Jika ada proses pengambilan barang dari
gudang maka akan ditampilkan dalam bentuk peta untuk mengetahui lokasi barang
yang seharusnya dikeluarkan terlebih dahulu.
Pemasukan barang
Pemasukan barang merupakan proses penambahan inventori barang. Proses
pemasukan barang dalam perusahaan terjadi setelah adanya pembelian dari
supplier. Jika terjadi retur penjualan, barang tidak akan disimpan sebagai inventori
barang baru tetapi akan disimpan sebagai barang rusak.
Pengeluaran barang
Pada proses pengeluaran barang, kegiatan utamanya yaitu pengiriman barang
kepada pelanggan sesuai dengan pesanan ataupun pengiriman barang ke
distributor pelanggan. Pengeluaran barang sesuai dengan nota penjualan yang
sudah dibuat dan dibuat juga surat jalan untuk barang yang sudah dikeluarkan.
Pemeriksaan stok
Pemeriksaan stok dilakukan secara periodik, misal per triwulan namun bisa
juga dilakukan tidak secara periodik. Pemeriksaan stok tidak selalu dilakukan
secara keseluruhan, tetapi lebih sering dilakukan untuk beberapa barang yang
dianggap memiliki penjualan yang baik.
Backtracking merupakan bentuk algoritma yang banyak dan sering digunakan
dalam memecahkan permasalahan yang bersifat kombinasi. Cara kerja dari
backtracking adalah mencoba satu demi satu kemungkinan cara yang bisa dilakukan
untuk memperoleh hasil yang terbaik. Secara umum algoritma backtracking dapat
dilihat pada Gambar 1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Periksa data
barang masuk dan
dibandingkan
dengan surat jalan
Jumlah barang
telah sesuai?
Catat secara
manual jumkah
barang yang tidak
sesuai
Y
Cari lokasi yang
dianggap sesuai
dengan barang
berdasarkan
perkiraan
Letakkan barang
pada lokasi
tersebut
Tambah jumlah
stok
Catat secara
manual jumlah
barang yang
masuk
FINISH
START
Stok
mencukupi ?
Konfirmasi barang
yang tidak
mencukupi kepada
UD Aneka Mainan
Y
Catat barang yang
dikeluarkan
Periksa kecukupan
stok
Penegeluaran
barang ditunda
Kurangi jumlah
stok
FINISH
Lakukan
pemeriksaan
dengan
perhitungan
manual terhadap
stok barang
Catat hasil
perhitungan
Bandingkan
dengan data stok
yang tercatat
Hitung selisih
jumlah barang
yang ada
FINISH
Bila ternyata subblok tidak mencukupi atau gudang tidak mempunyai barang yang
sejenis, maka dilakukan pengujian terhadap subblok dengan backtracking. Selama
backtracking berlangsung, dilakukan pengujian terhadap lokasi barang yang
ditempati dengan membandingkan jumlah subblok yang terpakai secara
keseluruhan hasil backtracking dan berapa sisa space yang tidak dapat
dipergunakan bila barang yang sama memenuhi subblok tersebut.
Bila backtracking selesai maka akan dihasilkan beberapa solusi untuk dipilih oleh
user untuk peletakan barang.
Untuk lebih memperjelas tahapan dari proses pengaturan peletakan, maka
digambarkan dalam bentuk flowchart pada gambar 5. Pengaturan peletakan diawali
dengan penentuan lokasi dari barang yang sama dengan barang yang baru masuk
untuk diletakkan. Bila masih ada barang yang belum ditempatkan pada tahap awal ini,
maka akan dilakukan tahap selanjutnya dengan memanggil prosedur cari lokasi
keseluruhan yang merupakan prosedur rekursi. Pada prosedur inilah diterapkan
backtracking, dimana barang yang akan diletakkan satu demi satu dicarikan susunan
subblok yang mungkin untuk peletakan. Yang dilanjutkan dengan rekursi untuk barang
selanjutnya.
Untuk mencari kemungkinan susunan subblok untuk satu barang, dilakukan
pemanggilan prosedur pada program yang diberi nama subblok perbarang. Prosedur
ini akan mengambil subblok secara ascending (urutan kecil ke besar) dari sisa space
yang mampu menampung keseluruhan dari barang. Bila tidak ada maka dilakukan
pencarian lokasi subblok secara descending (besar ke kecil) pada lokasi yang mampu
menampung satu barang dengan identitas yang sama. Perbedaan perlakuan ditujukan
agar subblok yang dipergunakan lebih sedikit dan efisien. Dalam prosedur sub blok
perbarang terdapat pemanggilan prosedur lain yang juga berupa rekursi yaitu sub blok
pecahan.
Prosedur sub blok pecahan berfungsi untuk melakukan simulasi peletakan
barang ke dalam subblok yang telah dihasilkan pada prosedur sub_blok_perbarang.
Subblok yang dipakai sebagai lokasi peletakan dalam sistem akan dimasukkan ke
dalam kumpulan kemungkinan susunan lokasi. Dari solusi yang ada, selanjutnya
dilakukan pembandingan secara berpasangan antara solusi untuk memperoleh solusi
terbaik dari keseluruhan pada prosedur isi solusi akhir. Hasil dari solusi akan
ditampilkan pada visualisasi peletakan barang. Perbandingan yang dilakukan
menggunakan acuan jumlah subblok minimum yang dapat dipergunakan dan rata-rata
sisa ruang tak terpakai saat penempatan barang. Suatu penempatan dapat dikatakan
lebih baik bila dapat diletakkan pada subblok yang sesedikit mungkin dan rata-rata sisa
ruang yang tak terpakai yang seminim mungkin. Sisa ruang tidak bisa dipakai dapat
diperoleh hasil pengurangan volume ruang dengan maksimum volume jumlah barang
yang dapat diletakkan dalam ruang tersebut. Sementara rata-rata yang dimaksud
adalah rata-rata dari sisa space bila barang diletakkan pada subblok yang berbeda.
Salin data
barang yang
memiliki
ukuran
(barang
bukan dalam
satuan kecil)
yang akan
dioptimasi
ke
intf_barang_o
ptimasi
Ambil daftar
sub_blok
yang
memungkinka
n untuk
dipakai, taruh
dalam tabel
intf_subblok
untuk
simulasi
Function
Pengaturan
peletakan
barang()
Ambil daftar
barang yang
akan
dioptimasi
dari
intf_barang_o
ptimasi
pindahkan ke
dalam linked
list untuk
mempercepat
proses
Optimasi
dipakai ?
ENDWHILE
While not
intf_optimasi_barang.eof
Lanjutkan ke data
barang selanjutya
Call Cari
lokasi barang
sejenis()
Salin hasil ke
dalam linked list
Call Cari
lokasi barang
keseluruhan()
Query data
subblok yang
mungkin untuk
setiap barang
Return
4. Desain Visualisasi
Setelah semua desain dan komponen ditentukan maka selanjutnya dilakukan
pembuatan user interface. Untuk menghasilkan user interface yang baik perlu
diperhatikan konsistensi, kesederhanaan dan kenyamanan dari user dalam
menggunakan sistem. User interface yang ditekankan adalah yang digunakan untuk
penampilan visualnya.
Form visualisasi peletakan barang menyediakan tombol navigasi untuk melakukan
pemantauan terhadap visualisasi gudang. Beberapa tombol yaitu tombol arah (atas,
bawah, kiri , kanan), tombol rotasi (atas, bawah, kiri dan kanan) dan tombol zoom in
dan zoom out untuk memperbesar atau memperkecil gambar yang dapat digantikan
dengan menekan tombol Ctrl+W atau Ctrl+S.
Berikut
Simpan
Visualisasi gudang
Navigasi tampilan grafik
Panel Pencarian
Setelah melakukan analisa, desain, implementasi dan pengujian sistem oleh user
maka dengan ini dapat diambil kesimpulan terhadap sistem yang dihasilkan
sebagai berikut:
7. Daftar Pustaka
Axmark, David. MySQL Manual version 4.0.5. MySQL AB, 2002. www.mysql.com
Hoffman, James. Introduction to Structure Query language version 4.66 . 4 July 2001.
< http://www.highcroft.com/highcroft/hc_links.html >
McLeod, Jr., Raymond and Schell, George. International Edition Management
Information Systems (eight edition). Prenhall, 1979.
SiliconGraphics Computer Systems. OpenGL the industrys foundation for high
performance graphic. California: SiliconGraphics, 1998. www.opengl.org
Supardi, Yuniar, Ir. C & Flowchart Lewat Praktek. Dinastindo. Jakarta ,2001
Data penulis:
Tempat / Tanggal lahir: Surakarta / 3 Oktober 1978
Riwayat Pendidikan
1985
1991
1994
1997
Riwayat Kerja
2002
2003
2003 - sekarang
: dosen tetap di
Organisasi Profesi
:-