Anda di halaman 1dari 33

RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT

(RKS)
Nomor :
Tanggal:
Kegiatan

Pekerjaan

Lokasi

BAB I
SYARAT- SYARAT UMUM

A.

PEMBERI TUGAS

yang bertindak sebagai Pemberi Tugas adalah :


Nama :
Selaku :

B.

SUMBER DANA
Sumber dana untuk pekerjaan ini disediakan oleh Pemilik proyek Bpk Subagio

C.

PERENCANA, PENGAWAS
Yang bertindak sebagai tim perencana dan pengawas adalah P T. Mentari Surya dan

CV. Abadi Nan Jaya


D.

PELAKSANA
Yang dimaksud dengan pelaksana pekerjaan adalah tim kontraktor dari PT. Sukses
Abadi.

BAB 2
SYARAT- SYARAT ADMINISTRASI

E.

PENANGGUHAN PEMBAYARAN
PEMBAYARAN akan ditangguhkan apabila:
1. Terdapat kesalahan dalam pelaksanaan, hasil kurang memuaskan, kerusakankerusakan yang belum diperbaiki.
2. Belum memenuhi ketentuan administrasi.
3. Belum ada persetujuan dalam perhitungan claim lenaikan harga yang terjadi pada
angsuran tersebut apabila terjadi force majeure.
Bilamana hal- hal tersebut diatas sudah di selesaikan, makam pembayaran angsuran
dapat dilakukan.

F.

KENAIKAN HARGA
1.
Bahwa pada hakekatnya dalam batas berlakunya surat perjanjian kerja sama
(SPKS) pekerjaan yang di maksud dalam RKS inin segala kenaikan harga bahan
dan upah kerja menjadi tanggung jawab pelaksana dalam bentuk Claim tidak
dibenarkan, kecali dalam keadaan force majeure .
2.

Yang di maksud dengan force majeure adalah suatu kejadian di luar kekeuasaan
kontraktor baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya pekerjaan
yaitu antara lain: akibat bencana alam ( misalnya banjir, topan badai, gempa bumi,
gunung meletus, sambaran petir), sabotase, dan kebijaksanaan moneter dari
pemerintah. Dalam kaitannya dengan kebijakan moneter, harus ada ketentuan

pemerintah yang mengatur penyaesuaian harga (ekshalasi).


3. Apabial terjadi force majeure seperti yang di maksud dengan ayat 2 pasal ini
kontraktor dapat mengajukan ganti rugi kepada peberi tugas setelah mendapat
pengakuan dan keterangan secara tertulis dari pihak yang berwenang.

4. Jika ada akibat tindakan dari pemerintah di bidang moneter harus menyesuaikan
dengan petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh yang berwenang untuk
mengikuti dan menyesuainkannya.

G.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanan pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini ditetapkan
selama 90 ( Sembilan Puluh ) hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya surat
Perintah kerjasama (SPKS ) ditanda tangani.
2. Penyerahan pertama pekerjaan dapat dilakukan apabila telah memenuhi persyaratan
sebagai berikut: Pekerjaan secara fisik telah selesai 100% terpasang yang
dinyatakan dalam berita acara kemajuan pekerjaan.

H.

JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN


1. Masa pemeliharaan pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini ditetapkan minimal
180 ( Seratus delapan puluh ) hari kalender, terhitung setelah tanggal penyerahan
pertama.
2. Dalam masa pemeliharaan ini tim pelaksana tetap bertanggung jawab tehadap
penyempurnaan pekerjaan berdasarkan petunjuk dan pengarahan pemberi tugas.

I. SANGSI-SANGSI DAN DENDA


Jika berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi oleh pihak pertama, ternyata pihak
kedua tidak melaksanakan pekerjaan sesuai surat perjanjian kerjasama ( SPKS ) dan
petunjuk teknis, maka pihak kedua wajib mengembalikan uang, kepada pihak
pertama.

J. RENCANA KERJA

Paling lambat 1 ( satu ) minggu setelah menerima surat perjanjian kerjasama


(SPKS), pelaksana harus sudah memasukan rencana kerja yang terdiri dari:
1. Rencana kerja terinci dan dibuat sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan.
2. Bagan pengerahan tenaga dan pengadaan bahan-bahan dari alat-alat yang urutannya
disesuaikan dengan bagan rencana dan bagan pengadaan bahan-bahan yang urutan
atau disesuikan dengan bagan rencana kerja. Kelalaian dalam memasukan hal-hal
tersebut diatas berakibat penundaan waktu pelaksanan pekerjaan menjadi tanggung
jawab pelaksana tidak ada perpanjangan waktu itu.
3. Pelaksana sebelum melasksanakan pekerjaan harus membuat time schedule dengan
curva s.

K. PENGUKURAN
Pelaksana sebelum memulai pengukuran harus memperhatikan ketentuan batasbatas yang telah ditentukan oleh pemberi tugas. Pengambilan peil dan pengukuran
harus atas persetujuan dari pengelola pekerjaan dan ila ada hal-hal yang belum jelas
atau terdapat permasalahan harus segera disampaikan untuk segera ditetapkan.
Kekeliruan dalam hal ini menjadi tanggung jawab pelaksana. Hasil pengukuran ini
dituangkan dalam suatu berita acara ynag ditanda tangani oleh pelaksanan atau
pemberi tugas.

L. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


1. Pemberi tugas berhak mengistruksikan kepada pelaksana untuk mengadakan/
melengkapi/ menambah jumlah peralatan bila dirasa kurang memadai dalam usaha
mencapai target prestasi. Kelambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya
atau kekurangan peralatan menjadi tanggung jawab pelaksana.
2. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut harus menjadi
tanggung jawab pelaksana dan dianggab sudah termasuk dalam harga.

M. TENAGA KERJA

1. Tim pelaksana harus mengadakan tenaga kerja yang cukup serta terampil untuk
melaksankan pekerjaan ini.
2. Tim pengawas berhak menginstruksi kepada tim pelaksana yang kurang memadai
dengan bobot pekerjaan yang dilaksanakan atau menolak atau minta ganti rugi
pekerja yang tidak terampil ahli dalam pekerjaan.
3. Pelaksana harus memenuhi peraturan perburuhan yang berlaku serta memberikan/
mengadakan fasilitas yang di perlukan pada pekerjaan selama masa pelaksanaan ini.
N.

KEAMANAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA


1. Pelaksana wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama
antara lain, obat-obatan, pemadam kebakaran dan lain lain yang mudah dicapai.
2. Tim pelaksana harus menjaga kertiban dan keamanan di dalam di lingkungan sekitar
pekerjaan dari hal-hal serta kejadian kejadian yang dapat merugikan.

O.

GANTI RUGI
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab atas ganti rugi atau gugatan-guagatan yang
diajukan oleh pekerja atau gugatan-gugatan yang diajukan oleh pekerja atau buruh
supplier atau pihak ketiga yang berhubungan dengan kecelakaan, kerusakan,
kerugian lainya serta gugataan apapun yang berhubungan denga pelaksanaan dan
yang ada sangkut pautnya degan pelaksanaan pekerjaan ini, semuanya menjadi
tanggung jawab tim pelaksanaan.

P.

LAPORAN KEGIATAN INI


Meskipun ada laporan mingguan, pelaksana diwajibkan dengan segera melaporkan
secara tertulis segala sesuatu hal yang luar biasa atau diluar dugaan yang terjadi di
lapangan baik yang mempengaruhi pekerjaan atau tidak, juga dilaporkan langkahlangkah apa yang telah diambil dalam mengatasi hal tersebut.

Q.

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN,


PEMERIKSAAN PEKERJAAN DAN PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Berita acara kemajuan pekerjaa

Berita acara kemajuan pekerjaan akan dibuat oleh pengawas bersama-sama


pelaksana atas prestasi yang dicapai dalam satu minggu dan berdasarkan laporanlaporan harian dan catatan buku harian.
2. Berita acara pemeriksaan pekerjaan
Berita acara pemeriksaan pekerjaan akan dibuat oleh pengawas besama-sama
pelaksana, dan tim pengelola pembangunan pekerjaan atas dasar pemeriksaan
langsung hasil pekerjaan yang dinyatakan selesai denga prestasi 100%.

3. Berita acara penyerahan pekerjaan yang pertama


Berita acara penyerahan pekerjaan yang pertama dibuat oleh pelaksana pekerjaan
dan pemberi tugas atas berita acara kemajuan pekerjaan presatasi 100% dan berita
acara pemeriksaan pekerjaan setelah masa pemeliharaan selesai, dan dinyatakan
tidak ada perbaikan-perbaikan pekerjaan.
R. TAMU DAN PENGUNJUNG
Setiap tamu dan pengunjung yang masuk ke lapangan harus dicatat pada buku
tamu.
S. PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJAAN
Pelaksanaan bertanggun jawab atas keamanaan seleuruh pekerjaan serta termasuk
bahan bahan dari pekerjaan yang sudah terpasang dan dilindungi terhadap
kerusakan, hilang, kotor, dan sebagainya hingga kontrak selesai dan diterima oleh
pemberi tugas .

S.

FOTO-FOTO KEMAJUAN PEKERJAAN


Kotraktor wajib membuat foto-foto kemajuan pekerjaan dari 0% , 25%, 50%, 100%
dan hal-hal penting, yang dianggap perlu atau dikehendaki oleh pemberi tugas,
sebagai foto dokumentasi. Masing-masing foto dicetak berwarna dalam ukuran
kartu pos dan ditambah foto tampak keseluruhan gedung ukuran 10 R diserahkan
lengkap dengan albumnya.
Pemotretan tiap objek diambil dalam tiga keadaan dan dijelaskan pada album, arah
pemotretan, dan bobot prestasi pekerjaan.

U. KETERTIBAN , KEAMANAN, DAN KEBERSIHAN


Pelaksana wajib mengatur pengunaan lapangan dalam hal berhubungan mengenai
pekerjaan, bahan dan keamanan serta kebersihan selama berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan, bahan dan keamanan serta kebersihan selama
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengatur penempatan gudang, kantor sementara serta fasilitasnya sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan.
2. Mengatur penempatan bahan baik di gudang maupun di lapangan agar tidak rusak
dan tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan atau membahayakan
pekerja atau umum.
3. Menjaga keamanan lapangan serta pekerjaan terhadap hal-hal yang tidak di
kehendaki.
4. Menjaga kebersihan lapangan dari tumpukan tanah atau bekas bongkaran atau
sampah- sampah lainnya.
V. KEWAJIBAN KEWAJIBAN PEMBERI TUGAS DAN PELAKSANAN
1. Pelaksanaan harus taat pada syarat-syarat ini dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan yang tertera pada gambar gambar dan yang di uraikan
dalam spesifikasi pekerjaan dan di dalam lingkup syarat- syarat ini, hingga dalam
segala hal pemberi tugas merasa puas.
2. Bagaimana pelaksanaan menemukan suatu ketidak sesuaian atau penyimpangan
gambar- gambar dan/atau spesifikasi- spesifikasi pekerjaan, ia harus segera member
tugas secara tertulis dengan menguraikan ketidak sesuaian atau penyimpangan itu.
3. Pemberi tugas dapat mengeluarkan perintah yang menghendaki pemberhentian
kepada tenaga yang tidak memenuhi syarat.

W. KEWAJIBAN MEMENUHI UNDANGAN- UNDANGAN, PEREUTARAN,


PEMBERITAHUAN- PEMBERITAHUAN, UPAH, ONGKOS- ONGKOS, SERTA
PERIJINAN
1. Pelaksanaan harus mentaati segala peraturan, undang- undang pemerintah republic
Indonesia yang menyangkut kontrak pekerjaan ini.
2. Pelaksanaan ini harus memenuhi dan memberikan segala keterangan yang
dekehendaki pemerintah dan mentaati pereturan- peraturan apapun yang

dikeluarkan pemerintah setempat atau penegak hukum yang mempunyai wewenang


mengenai pekerjaan yang ada atau akan ada hubungannya dengan mereka.
3. Pelaksana harus membayar dan membebasakan pemberi tugas dari tanggung jawab
membayar upah atau ongkos ( termasuk segala pungutan atau pajak ) yang resmi,
menurut undang- undang yang berlaku.
4. Pelaksana wajib nenaganggung segala perijinan yang diperlukan untuk poekerjaan
ini dengan instansi terkait bila di perlukan.
X.

MATERIAL-MATERIAL DAN PERSYARATAN


1. Semua material yang di pakai pekerjaan ini di utamakan peroduksi dalam negeri.
2. Semua bahan- bahan , barang- barang, dan pembuatannya harus dari masingmasing jenis dan standar (mutu) yang di sebut dalam rencana kerja dan syaratsyarat kerja ini.
3. Pelaksana menjamin member tugas bahwa semua bahan bangunan dan perlangkapan
yang di sediakan menurut kontrak ini seluruhnya dalam keadaan baru dan baik, dan
semua pekerjaan harus berkualitas baik, bebas dari cacat, kekurangan- kekurangan
dan sesuai dengan dokumen kontrak. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan
standar ini di anggap tidak memenuhi syarat bila di minta oleh pemberi tugas
kualitas bahan bangunan dan perlengkapan yang di gunakan berupa hasil tes bahan
dai laboratorium bahan konstruksi teknis yang diakui.
4. Pemberi tugas dapat mengeluarkan instruksi agar pelaksana pembongkar pekerjaan
apa saja yang di tutup tetapi tidak memenuhi syarat teknis untuk di periksa, atau
mengatur untuk mengadakan pengujian bahan- bahan (baik yang udah maupun yang
belum) atau jenis pekerjaan yang sudah dilaksanakan , dan biaya untuk membuka,
dan pengujian, bersama dengan biaya perbaikannya harus sudah termasuk di dalam
harga.
5. Pemberi tugas dapat member insrtuksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
barang- barang, bahan-bahan apa saja yang tidak sesuai.

Y. PERUBAHAN PERUBAHAN/ PEKERJAAN


1. Pemberi tugas dapat mengeluarkan instruksi tertulis yang menghendaki perubahan
pekerjaan tambah dan pekerjaan yang keurang layak dan tidak mengubah nilai.
2. Yang dimaksud dengan perubahan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang
adalah yang terjadi karena pengubahan bahan atau pengatian atas rencana, kualitas
atau kuantitas dari pekerjaan yang tercantum dalam gambar-gambar kontrak dan
terurai dalam spesifikasi, serta penambahan, pembatalan atau pengatian macam
9

standar setiap bahan barang yang digunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan
dengan perintah-peritah tertulis dari pemberi tugas.
3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar atau spesifikasi pekerjaan
yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebut di atas pelaksana harus
memberitahukan pada pemberi tugas secara tertulisdengan menerangkan dan
memberikan alas an perubahan-perubahan tersebut dan pemberi tugas akan
mengeluarkan petunjuk atau instruksi.
4. Nilai dari perubahan pekerjaan yang dimaksud harus diikuti ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Harga-harga dalam daftar rincian harga harus dipakai sebagai dasar dalam
menentukan harga satuan pekerjaan yang bersifat sama dan syarat-syarat yang
dilaksanakan dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalm daftar rincian harga dimana pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan
dengan syarat-syarat yang serupa .
c. Harga satuan tidak tercantum dalam daftar rincian harga ditentukan bersama oleh
pelaksana dan pemberi tugas.

Z.PERATURAN DAN STANDAR


1. Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan debgan peraturan
yang sah berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini harus betulbetul ditaati kecuali dibatalkan oleh rencana kerja dan syarat-syarat.
2. Bila mana dalam rencana kerja dan syarat-syarat telah ditentukan patokan kualitas
bahan-bahan bangunan, maka ketentuan yang berasal dari standar-standar atau
peratuarn tersebut bersifat melengakapi sejauh tidak bertentangan
AA. PENGUTAMAAN JASA DAN PRODUKSI DALAM NEGERI
Kecuali ditentukan lain dalam kontrak untuk pelaksanaan penyelesaian dan
pemeliharaan pekerjaan, pelaksana harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri
meskipun tetap harus memperhatikan syarat-syarat mutu bahan dan jasa yang
berdasarkan persetujuan pemberi tugas.
Z. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pada waktu pekerjaan kepada pemberi tugas tim pelaksana harus menyerahkan:

10

Laporan akhir pelaksanaan yang berisi tentan laporan fisik, keuangan foto-foto
dokumentasi beserta hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
seperti yang telah tercantum dalam petunjuk teknis yang telah diberikan.

BAB III
SYARAT SYARAT TEKNIS

A.

URAIAN UMUM

1.

Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan Pembangunan rumah lantai 2 tipe 92

adalah sebagai berikut :


A. Pekerjaan Persiapan
1. Pek. Pembersihan lokasi
2. Pek. Pembuatan Bowplank
3. Pek. Pembuatan Direksi keet
B. PEKERJAAN TANAH dan PONDASI
PEKERJAAN GALIAN
1 TANAH
PEKERJAAN PEMBUATAN LUBANG PONDASI
2 STROUSS 20 CM
PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG
3 (ANSTAMPENG)
4 PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI BATU

11

KALI
PEKERJAAN URUGAN
5 PASIR
PEKERJAAN URUGAN TANAH
6 KEMBALI
PEKERJAAN URUGAN SIRTU MENGGUNAKAN ALAT
7 BERAT

C. PEKERJAAN BETON LT.1


I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
II
1
2
3
4

III

IV

PEKERJAAN BETON BERTULANG


PEKERJAAN LANTAI
KERJA
PEKERJAAN
POOR
PEKERJAAN PONDASI STROUSS
PEKERJAAN SLOOF 15/40 CM (S1)
PEKERJAAN SLOOF 15/20 CM (S2)
PEKERJAAN SLOOF 15/30 CM (S3)
PEKERJAAN TANGGA
BETON
PEKERJAAN KOLOM 15/30 CM (K1)
PEKERJAAN KOLOM 15/45 CM (K2)
PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS 15/15 CM (KP)
PEKERJAAN BALOK 15/40 CM (B1)
PEKERJAAN BALOK 15/35 CM (B2)
PEKERJAAN BALOK TYPE B3 (15/30)
PEKERJAAN PLAT LANTAI TEBAL 12 CM
PEKERJAAN BALOK LATEI 10X15 CM
PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH 1/2 BATA 1 PC : 4
PS
PEKERJAAN KOL-KOLAN
PEKERJAAN
ACIAN
PEKERJAAN PLAMIR

PEKERJAAN
PLESTERAN
PEKERJAAN PLESTERAN DINDING 1 PC : 4 PS TEBAL 20
1 MM
PEKERJAAN PLESTERAN TRASRAM 1 PC : 2 PS TEBAL
2 20 MM
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
1 PEKERJAAN KUSEN PINTU TYPE 1 (P1)
2 PEKERJAAN KUSEN PINTU TYPE 2 (P2)
PEKERJAAN KUSEN PINTU JENDELA TYPE 1
3 (PJ1)

12

PEKERJAAN
4 (PJ2)
PEKERJAAN
5 (J1)
PEKERJAAN
6 (J2)
PEKERJAAN
7 (J3)
PEKERJAAN
8 (J5)
PEKERJAAN
9 (J6)
PEKERJAAN
10 (J7)
PEKERJAAN
11 (J8)
12 PEKERJAAN
PEKERJAAN
13 KLAM
14 PEKERJAAN
15 PEKERJAAN
16 PEKERJAAN
17 PEKERJAAN
V
1
2
3
4
5
6

VI
1
2
3
4

VII
1
2
3
4
5

KUSEN PINTU JENDELA TYPE 2


KUSEN JENDELA TYPE 1
KUSEN JENDELA TYPE 2
KUSEN JENDELA TYPE 3
KUSEN JENDELA TYPE 5
KUSEN JENDELA TYPE 6
KUSEN JENDELA TYPE 7
KUSEN JENDELA TYPE 8
ENGSEL KUNINGAN PINTU
PEMASANGAN PINTU
KACA RIBBEN 5 MM
PEMASANGAN GRENDEL
GORDEN
PEMASANGAN PINTU PVC

PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK


PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 30X30
CM
PEKERJAAN UBIN GRANIT 30X30 CM
PEKERJAAN LANTAI UBIN ABU-ABU 40X40 CM
PEKERJAAN DINDING PORSELIN KAMAR MANDI 20X20
CM
PEKERJAAN UBIN MOTIF 20X20 CM
PEKERJAAN PEMASANGAN HIASAN BATU ALAM
PEKERJAAN LANGITLANGIT
PEKERJAAN PLAFON
GIPSUM
PEKERJAAN LIST PLAFON GIPSUM
PEKERJAAN PLAFON CALSIBOARD
PEKERJAAN RANGKA
PLAFON
PEKERJAAN
SANITASI
PEKERJAAN KRAN AIR
PEKERJAAN KITCHEN
SINK
PEKERJAAN KLOSET DUDUK PORSELIN
PEKERJAAN PIPA AIR KOTOR PVC 3''
PEKERJAAN PIPA AIR KOTOR PVC 4''

13

6 PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH 3/4''


7 PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH 1''
8 PEKERJAAN WASTAFEL
PEKERJAAN PIPA
9 GALVANIS 1''

VIII
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

IX

PEKERJAAN
INSTALASI LISTRIK
PEKERJAAN TITIK STOP KONTAK
PEKERJAAN
MCB
PEKERJAAN TITIK
LAMPU
PEKERJAAN SAKLAR
TUNGGAL
PEKERJAAN SAKLAR
GANDA
PEKERJAAN LAMPU TK 1X36W (BL) / WARM
LIGHT
PEKERJAAN HANGING LAMP 3. E27
PEKERJAAN LAMPU DO 3 HALOGEN DC 50 W
PEKERJAAN LAMPU RD 100 E27 11 W
PEKERJAAN LAMPU RD 150 E27 18 W
PEKERJAAN EXHAUST
FAN
PEKERJAAN WHL 008A
PEKERJAAN LAMPU TL BULAT 20 W
PEKERJAAN LAMPU
TEMPEL
PEKERJAAN PEMASANGAN LISTRIK 1300W
SAMBUNGAN
PLN

PEKERJAAN
PENGECATAN
PEKERJAAN CAT DINDING DAN KOL-KOLAN
1 AVIAN
2 PEKERJAAN CAT KUSEN, PINTU DAN JENDELA
PEKERJAAN CAT
3 PLAFON
PEKERJAAN LAINLAIN
PEKERJAAN PAGAR
1 BESI
2 PEKERJAAN PINTU SWING GANDA
PEKERJAAN LANTAI
2
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 PEKERJAAN KOLOM 15/30 CM (K1)

14

2
3
4
5
II
1
2
3
4
5

III

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

VI

KOLOM PRAKTIS 15/15 CM (KP)


RING BALK 10/15 CM
BALOK 15/35 CM (B2)
BALOK LATEI 10X15 CM

PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH 1/2 BATA 1 PC : 4
PS
PEKERJAAN KOL-KOLAN
PEKERJAAN
ACIAN
PEKERJAAN PLAMIR
PEKERJAAN HIASAN
DINDING

PEKERJAAN
PLESTERAN
1 PEKERJAAN PLESTERAN DINDING 1 PC : 4 PS
2 PEKERJAAN PLESTERAN TRASRAM 1 PC : 2 PS

IV

PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


PEKERJAAN PINTU TYPE
1 (P1)
PEKERJAAN PINTU TYPE
2 (P2)
PEKERJAAN JENDELA TYPE 3 (J3)
PEKERJAAN JENDELA TYPE 4 (J4)
PEKERJAAN JENDELA TYPE 5 (J5)
PEKERJAAN JENDELA TYPE 9 (J9)
PEKERJAAN JENDELA TYPE 10 (J10)
PEKERJAAN JENDELA TYPE 11 (J11)
PEKERJAAN PEMASANGAN PINTU PVC
PEKERJAAN ENGSEL KUNINGAN PINTU
PEKERJAAN KACA RIBBEN 5 MM
PEKERJAAN PEMASANGAN GRENDEL
PEKERJAAN PEMASANGAN PINTU
KLAM

PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK


PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 30X30
1 CM
2 PEKERJAAN LANTAI UBIN MOTIF 20X20 CM
PEKERJAAN DINDING DAN BAK KAMAR MANDI
3 PORSELIN
PEKERJAAN LANGITLANGIT
PEKERJAAN PLAFON
1 GIPSUM

15

PEKERJAAN LIST
2 GIPSUM
PEKERJAAN RANGKA
3 PLAFON

VII
1
2
3
4
5
6
7
8

VIII
1
2
3
4
5
6
7

IX
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

PEKERJAAN
ATAP
PEKERJAAN RANGKA ATAP GALVALUM
PEKERJAAN TALANG
SENG
PEKERJAAN LISPLANG
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG KARANG PILANG
PEKERJAAN TALANG PIPA PVC 3''
PEKERJAAN GORDING
PEKERJAAN RENG USUK KAYU KELAS
III
PEKERJAAN WUWUNG
PEKERJAAN
SANITASI
PEKERJAAN KRAN AIR
PEKERJAAN KLOSET DUDUK PORSELIN
PEKERJAAN PIPA AIR KOTOR 3''
PEKERJAAN PIPA AIR KOTOR 4''
PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH 3/4''
PEKERJAAN WASTAFEL
PEKERJAAN
SOWER
PEKERJAAN
INSTALASI LISTRIK
PEKERJAAN TITIK STOP KONTAK
PEKERJAAN LAMPU TK
1X18W
PEKERJAAN TITIK
LAMPU
PEKERJAAN SAKLAR
TUNGGAL
PEKERJAAN SAKLAR
GANDA
PEKERJAAN LAMPU RD 150 E27 18 W
PEKERJAAN LAMPU TL BULAT 20 W
PEKERJAAN WHL 008A
PEKERJAAN DO 3 HALOGEN DC 50 W
PEKERJAAN LAMPU RD 100 E27 11 W
PEKERJAAN
MCB
PEKERJAAN EXHAUST
FAN

16

PEKERJAAN
PENGECATAN
PEKERJAAN CAT DINDING DAN KOL-KOLAN
1 AVIAN
2 PEKERJAAN CAT KUSEN, PINTU DAN JENDELA
PEKERJAAN CAT
3 PLAFON

2. Pengelolaan pekerjaan
Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Tim pembangun, meliputi antara
lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu
dan sebagainya. Mekanisme pengadaanya langsung atau tidak langsung termasuk
dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan
lengkap, termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan
teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk Pelaksanaan dan Pemimpin Kegiatan.
3. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya diserhkan
sebagai tanggung jawab Tim pelaksana.
4. Tim pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan
selesai, termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
5. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Tim pelaksana secara swakelola tidak boleh
diborongkan kepada pihak ketiga (pemborong/rekanan) meliputi pekerjaan:
a. Pekerjaan Pelaksanaan
b. Pekerjaan Administrasi dan Pelaporan
c. Pekerjaan Perawatan, termasuk pembersihan lokasi sebelum penyerahan pekerjaan
antara lain pembersihan bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah
kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan Tim
pelaksana
d. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam Juklak, gambargambar dan spesifikasai teknis.

6.

Ukuran-ukuran

17

a. Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti pada gambar.


b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat di dalam gambar utama dengan
ukuran yang terdapat di dalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran
yang berada di dalam gambar detail.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan
gambar perencana baik dan sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah
menjadi tanggung jawab Tim pelaksana sepenuhnya.
d.

B.

Sebagai patokan/ukuran pokok 0.00 diambil lapangan.

SYARAT- SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN

1. Air
Untuk seluruh pelakasanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan bahan
lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan
dalam SNI 03-6817-2002.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus dan keras atau
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996.
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan
3.

berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.


Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996. Butiranbutiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang

3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.


4.
Portland Cement (PC)
a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam
kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 152049-1994.
b. Bila digunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus dijaga
agar tidak menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.
d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.

18

5.

Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan terbebas dari bahan-bahan

6.
a.

organik, lumpur dan sebagainya. Kadar lulmpur tidak boleh melebihi 5%.
Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi

b.

kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-197.


Butiran-butiran split dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal

c.
7.
a.

di atas ayakan berlubang 20 mm.


Koral/Split hitam mengkilap keabu-abuan.
Kayu
Pada umunnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat
dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan
merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat- syarat pelaksanaan

b.
c.

yang ditentukan dalam PPKKI-1961.


Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
Yang dimaksud mutu kayu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai

berikut :
Harus kering udara (kadar lengas 5%)
Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih

dari 3,5 cm.


Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari

tinggi balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi tebal kayu, dan retak-retak

d.

menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.


Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
Yang dimaksud kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi

memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :


Kadar lengas kayu 30%.
Besar mata kayu tidak melebihi dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari

5 cm.
Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari

tinggi balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak

menurut lingkaran tidak melebihi tebal kayu.

Miring arah, serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.


8.
Beton Non Struktural
a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan
b.

beton bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.


Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/struktur
pendukung mengunakan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Split, hingga setara dengan mutu

c.

beton K-225 dan harus memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2458-1991.


Campuran beton mengunakan perbandingan volume.
19

d.

Untuk mencapai mutu beton setara K-175 menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5


Split sampai K-225 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai volume
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Split.

9.
a.

Besi Beton
Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan,

yang penting harus ditanyakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali dan bebas dari
cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan
SNI 07-0663-1995.
10. Batu Bata Merah
Persyaratan batu bata merah harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam NIa.
b.

c.

10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :


Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
Ukuran yang digunakan :
Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm, atau
Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.
Penyimpanan terbesar dari ukkuran seperti tersebut diatas adalah panjang
maksimal 3%, lebar maksimal 4 tebal maksimal 5% dengajn selisih maksimal

ukuran antara bata terkecil.


d. Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus
e.

sama merata kemerah-merahan.


Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90

derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak.


f.
Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
g. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m 2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi
kolom praktis
C.

PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


Meliputi penggalian tanah untuk pondasi dan pekerjaan lainnya yang memerlukan
penggalian tanah, kemudian mengurug kembali galian disisi kanan dan kiri pondasi
atau bagian lain dari bangunan.
Pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis demi selapis
setiap 10 cm, dan setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan alat pemadat
(mesin compactor) ataupaun dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi
penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi menggantung,
ataupun kerusakan pada lantai bangunan.

20

D.

PEKERJAAN PONDASI DAN LANTAI

1.
a.

Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik

dan rapih.
b. Pengadaan dan pemasangan pondasi pelat pondasi beton-beton bertulang, sloof,
rollag, stek besi untuk kolom, dibawah pasangan dinding batu bata dan selasar.
c. Pengadaan besi beton dan merakit tulangan untuk sloof, pelat pondasi beton, kokoh
2.
3.
a.

dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.


Syarat-syarat Bahan ( lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan )
Syarat-syarat pelaksanaan.
Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah dengan mutu beton K-225 dan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang 1971

(PBI-1071) dan SK.SNI. T-15.1991-03


Pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokkan, (tiap ujung
besi diberi hak/tekukan) sambungan dan kait-kait dalam pembuatan sengkangsengkang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan

SK.SNI. T-15.1991-03
Pemasangan tulangan besi beton harusa sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut

tidak berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal sellimut beton 2 cm.
Pengecoran Beton
Cara pengadukan biasanya mengunakan mesin molen.
Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah bekas bekisting
maupun kotoran.
Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahan jarak harusa
selalu diperiksa sebelum pengecoran dilaksanakan.
Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada
beton seperti kropos yang dapat memperlemah konstruksi.

Pekerjaan Bekisting
Bekisting harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
pada gambar.

21

Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup


kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukannya selama
pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaannya, bebas dari
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI. T-15.1991-01, yaitu kurang lebih 21 hari.
4.
a.
b.

Syarat-syarat Pengiriman dan penyimpanan


Bahan didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaaan utuh dan tidak cacat.
Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan bersih sesuai

c.

persyaratan yang ditentukan oleh pabrik.


Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai

dengan jenisnya.
d.
Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara bertanggung jawab terhadap
kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan, bila ada kerusakan Tim
Rehabillitasi Bangunan Gedung Negara wajib menganti atas biaya Tim Rehabillitasi
Bangunan Gedung Negara.
5.
Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Beton yang dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam setelah
penngecoran.
b. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan-pekerjaan
c.

lain.
Bila terjadi kerusakan, Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan

d.

untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.


Bagian-bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 minggu atau lebih sesuai ketentuan
dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15.1991.03.

E.

PEKERJAAN DINDING

1.

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat bantu untuk :

Pekerjaan pasangan pondasi batu

Pekerjaan pasangan batu bata dinding bangunan dan dinding didalam


ruangan.
22

Pekerjaan pemasangan kolom dan ringbalk beton dan kolom beton praktis
dan balok lantai.

Plesteran dibagian luar dan dalam ruangan serta net, acian dan sekonengan
diseluruh bagian dinding ruangan/bangunan.

Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang ditentukan.

2.
3.
a)

Sesuai dengan gambar yang telah disepakati untuk melaksanakan.

Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan)


Syarat-syarat Pelaksanaan
Pasangan Bata

Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan

adukan campuran 1 Pc : 3 Kp : 10 Psr.

Sebelulm digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau

drum hingga basah merata.

Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus

dikorek sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.

Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih

dahulu dan siar telah dikorek serta dibersihkan dari aduk yang tersisa.

Pemasangan dinding dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimal 24

lapis atau maksimal tinggi 1 m, diikuti cor kolom praktis.

Bila dinding bata yang luasnya lebih besar 9 m2 = (3 m x 3 m) maksimal

12 m2 = ( 3m x 4m ) harus ditambahkan kolom dan balok penguat ( kolom


praktis ) dengan ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter 12 mm
begel 8 12 cm, jarak antara kolom 3 3,5 m.

23

Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan

beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, jarak 40
cm, yang terlebih dulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya
30 cm.

Pasangan batu bata merah untuk dinding batu harus menghasilkan

dinding finis setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finis adalah 25 cm.
pelaksanaan pasangan harus cermat, rapid an benar-benar tegak lurus.
b)

Pekerjaan Plesteran

Bersihkan permukaan sampai benar-benar siap menerima adukan

plesteran, singkirkan semua hal yang dapat merusak atau menganggu pekerjaan.

Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus

dikerok sedalam 1 cm untuk membersihkan pegangan pada plesteran.

Dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis

pertama dapat dikerjakan.

Plesteran kedua berupa acian semen (PC).

Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm,

kecuali ditetapkan lain.

Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak lurus.

Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat

dengan tanah (diatas sloof), semua pasangan dinding batu bata diberi trasram
dengan adukan 1 PC : 4 Ps dengan ketinggian 40 cm dari permmukaan lantai.

Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata,

tidak tegak lurus, bengkok, adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki.

24

Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara bertanggung jawab atas

penentuan prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain yang terjadi selama


pelaksanaan, seperti plesteran retak, rusak selama waktu pelaksanaan.

4.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pengiriman dan Penyimpanan Barang


Selain batu bata merah, pasir, batu kali dan krikil, bahan bangunan yang dikirim
kelokasi (site), terutama semen harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong
yang masih disegel dan berlabel pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatnya, dalam
keadaan tidak cacat. Bahan harus diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara bertanggung jawab
atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan.
Bila ada hal-hal yang tidak ada tempatnya, bahan rusak, Tim Rehabilitasi Bangunan
Gedung Negara harus mengganti dengan persetujuan Pimpro atau wakil yang
ditunjuk.

5.

Syartat-syarat Pelaksanaan Pengamanan Pekerjaan


Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan melindungi pekerjaan
tersebut dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada ruang/gedung tersebut, Tim
Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan.

F.

PEKERJAAN KAYU DAN ATAP


Pekerjaan kusen pintu dan jendela menggunakan kayu bengkirai, ram pintu/jendela
dari kayu bengkirai kualitas baik ukuran rangka daun jendela menggunakan 3/8 cm
dengan toleransi tebal 2 mm. Semua pekerjaan yang kelihatan harus diketam halus
untuk ram dan pintu ukuran 3,5/12 dan 3,5/30 dengan toleransi 2 mm.
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda beton, nok, gording,
usuk dan reng, balok tembok (murplat) dan plisir (listplank), serta pemasangan
penutup atap (genteng/seng gelombang/atap lainnya). Untuk nok, gording, murplat
menggunakan kayu bengkirai ukuran 8/12 cm, usuk menggunakan kayu bengkirai
ukuran 5/7cm, reng menggunakan kayu bengkirai ukuran 2/3 cm.
Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada
umumnya ukuran 4m, maka diperlukan sambungan pada rangka kuda-kuda, balok
bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan rangka kuda-kuda kayu,

25

yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi pada masing- masing batang
pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada
batang yang mengalami gaya tekan dapat dibuat sambungan lubang dan pen.
Apabila batang menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk miring berkait
atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu
disarankan dipasang plat besi (beugel) dan baut.
Ukuran kayu yang digunakan untuk nok, gording, murplat umumnya 8/12 cm atau
disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan kayu ukuran 5/7
cm dan reng dapat digunakan kayu ukuran 2/3 cm. Pemasangan usuk dan reng
hendaknya dipasang pada jarak sesuai kebutuhan. Masing-masing jenis penutup
atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga penggunaan kayu, baik untuk kudakuda, nok, dan gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan.
Apabila menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk
memeriksa ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pekerjaan atap antara lain:
a. Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.
b. Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring mengering.
Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan yang dimulai dari
pemasangan kuda-kuda, gording, usuk dan yang terakhir adalah reng. Untuk
jenis atap seng atau metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan reng.
b. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reng
terpasang (untuk penutup atap genteng)

G.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Atap dari genteng glasur semerek dan seukuran.
2. Kerpus dipasang dengan kualitas dan merk yang sama, dengan perekat
1PC:3PS
dan diaci PC.
3. Jarak reng disesuaikan dengan ukuran gentengnya dan usuk dilaksanakan sesuai
gambar, ukuran reng 2/3 cm.
4. Sebelum dipasang genteng, pekerjaan kap harus lengkap dan kuat benar terlebih

dahulu.
6. Dalam pelaksanaannya wajib menyediakan genteng serep sebanyak 1 % dari jumlah
genteng yang terpasang.

H.

PEKERJAAN PLAFOND
26

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan langit-langit dapat dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon dengan seluruh detail
seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainnya sesuai yang
tercantum dalam gambar dan RAB.
e. Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun
tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah
menjadi tanggung jawab Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah lembaran asbes plat. Bahan-bahan yang digunakan
harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, lubang
bekas paku, dll.
b. Ukuran asbes plat yang digunakan adalah modul 100 x 100 cm.
c. Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-syarat
teknis bahan tentang kayu.
d. Bahan rangka pemggantung, dari kayu kelas II mutu A (setempat) kering,
lurus, tidak cacat, bersih dari retakan dan lubang.
e.

Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk


balok pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12.

3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain
yang terletak di atas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
c. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya
dengan pekerjaan langit-langit ini antara lain instalasi kabel listrik penerangan
dan daya, pemasangan atap, dll, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi)
yang baik antara semua unsur Pelaksanaan Lapangan.
d. Tepi, sudut tiap potongan asbes plat setelah pemotongan adalah harus rapi dan
mulus.

27

e.
f.

Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (nat)


Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus halus (diserut), agar

g.

pemasangan asbes plat menjadi rata.


Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 kayu kruing untuk balok
pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12, dan rangka ini dicat
dengan meni kayu sebanyak 2x laburan.

I.

PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING


1. Pekerjaan dibawah Lantai

a.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /ditunjukkan

dalam gambar sebagai dasar dari lantai finishing keramik.


b.
Persyaratan Bahan

Bahan-bahan yang dipakai, harus sesuai dengan persyarata bahan.

Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas akan tetapi dibutuhkanuntuk
menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan

Tanah yang akan dijadikan dasar lantai harus dipadatkan sehingga


terdapat permukaan yang rata untuk memperoleh daya dukung tanah
yang maksimal, dengan menggunakan alat timbris.

Pasir urug dibawah lantai diisyaratkan harus keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya

Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau setebal sesuai dengan gambar dan disiram
dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan
yang maksimal.
d. Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Barang

Bahan yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus berkualitas baik dan


tidak cacat dan bersih

Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/kemasan aslinya yang


masih disegel dan berlabel pabrik.

Bahan harus disimpan di tempat yang harus terlindung dan tertutup


kering, tidak lembab dan bersih, sesuai persyaratan yang telah
ditentukan.
e. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan


28

Pekerjaan harus dilindungi dari dari lalu lintas orang dan barang.
Tim rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan melindungi pekerjaan

tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang


lain.
Bila terjadi kerusakan, Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan
untuk memperbaikinnya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
2. Lantai, dinding keramik

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang

dibutuhkan untuk terlaksanannya pekerjaan ini, serta mecapai hasil yang baik.
Pekerjaan keramik pada lantai ukuran 30/30, lantai KM/WC ukuran 20/20 dan

dinding menggunakan keramik 20/25 merk sekualitas mulia KW 1.


Pelaksanaa pekerjaan harus mengacu pada gambar dan detail

yang

disebutkan/ditunjukkan dalam daftar finishing bahan.


b. Persyaratan Bahan

Lantai keramik yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan.

Semen Portland, pasir dan air sesuai dengan persyaratan bahan.

Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus

diadakan baru dan berkualitas terbaik dalam jenisnya.


Syarat-syarat pelaksanaan
Keputusan bahan, jenis warna, tekstur dan produk akan diambil dalam
musyawarah Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara. Spesifikasi
teknis bahan harus tetap sesuai dengan persyaratan diatas.
Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan
4 cm sesuai dengan gambar.
Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Psr ditambah bahan perekat,
atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika
dianggap perlu dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk
memudahkan pengaliran air.
Lebar siar-siar harus sama dan kedalaman maksimum 3mn membentuk garis lurus

atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi dengan bahan


pengisi dengan bahan pengisi berwarna/grout semen.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus sehingga hasil

potongan presisi dan tidak retak-retak.


Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang

c.

melekat, sehingga benar-benar bersih.

d.

Syarat-syarat Pengiriman dan Penerimaan Barang


29

Selain pasir, semen yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan
tertutup, atau kantong masih disegel dan berlabel dari pabrik,bertuliskan type dan

tingkatannya serta dalam keadaan utuh dan tidak cacat.


Bahan-bahan diletakkan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan

bersih.
Tim Rehabilitasi Bnagunan Gedung Negara bertanggung jawab atas kerusakan

bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan pekerjaan.


Bila ada hal-hal yang tidak ada tempatnya, bahan rusak atau hilang, Tim

e.

Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara harus menggantinya.


Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x
24 jam setelah pemasangan.
Bila terjadi kerusakan, Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan
untuk memperbaikinnya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

J.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1.

Lingkup Pekerjaan Listrik

a. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaanseluruh sistem


listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan
aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama,
c.

instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.


Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dengan dibantu oleh kepala
Pelaksanaan harus mengurus penyambungan daya listrik ke PLN termasuk
pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh Tim Rehabilitasi
Bangunan Gedung Negara.

2.

Kabel Daya

a. Instalasi dan Pemasangan Kabel


1. Bahan
Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan SII dan PLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas ukurannya, jenis
kabel, nomor dan jenis pintalannya.

30

Semua kabel dengan penampang 2 mm keatas harus jenis pilin (stranded) dan
instalasi tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe
Untuk insyalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.
Untuk kabel distribusi digunakan NYA dan penerangan taman dengan

menggunakan kabel NYFGBY.


Semua kabel NYA ditanam di dalam perkerasan (tembok, jalan, beton,dll)
harus berada di dalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan
ukurannya, dan harus diklem.
b. Splice/Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya splice pencabangan ataupun sambungansambungan baik dalam feader maupun cabang-cabang, kecuali pada cutlet atau
pada kotak-kotak penghubung yang bisa dipakai.
2. Semua sambungan kabel baik dalam juntion box, panel maupun tempat lainnya harus
menggunakan connector yang terbuat dari tembaga yan diisolasi dengan porselen
atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
c.

Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, connection, dll seperti karet, PVC asbes,
tape sintetis, resin, splice case, composit dll, harus dari tupe yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lainnya harus dipasang memakai cara yang disetujui

d.

oleh pabrik atau menurut anjuran yang ada.


Penyambungan kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang sudah ditentukan (misal Junction box).
Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing-masing,
serta sebelum dan sesudah penyambungan harus dilakukan pengetesan
tahanan isolasi.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.

3. Penerangan dan Stop Kontak


a. Lampu dan Armatur

Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai


terminal petanahan (Grounding)
Semua tempat ballast, kapasitor, dudukan sterter dan termnal box baru
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang

31

ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen


lampu itu sendiri.

Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel dalam box
harus diberikan saluran klem sendiri-sendiri, sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor.

Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan
karat. Kemudian dicat oven warna putih.

Ballast harus dari jenis low loss ballast dan harus dapat dipergunakan
single lampu ballast (satu lampu flourentscent).
b. Stop Kontak Biasa
Stop Kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah stop kontak
c.

satu phasa, rating 250 volt, 13 ampere.


Saklar Dinding
Saklar harus dari type untuk pemasangan rata dinding, type in bouw dengan rating

250 volt, 10 ampere, single gang, double gang.


d. Junction Box untuk Saklar dan Stop Kontak
Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari
35mm.
Kotak dari metal harus memiliki terminal petanahan (Grounding).
Saklar atau stop kontak menggunakan baut atau ditanamkan dalam
dinding.
e. Kabel instalasi
Kabel untuk instalasi penerangan dari instalasi stop kontak harus darikabel inti
tembaga dengan isolasi PVC, satu inti atau lebih (jenis NYM).
Kabel harus mempunyai penampang 2,5 mm.
Kode warna insulasi kabel harus sesuai ketentuan PUIL yaitu:
Fasa 1
= Merah
Fasa 2
= Kuning
Fasa 3
= Hitam
Netral
= Biru
Tanah (Ground) = Hijau-Kuning
f.
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah PVC klas AW
atau kelas GIP.
Pipa, Elbow, Socket, Junction box, Klem dan aksesoris lainnya harus
sesuai antara satu dengan yang lainnya, yaitu diameter minimal inchi.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (Junction Box) dan armatur lampu.
g. Pengujian (Testing)
Pengujian (testing) dilakukan dan diisyaratkan oleh lembaga yang berwenang.

K.

Pengujian tersebut meliputi:


Test keamanan isolasi.
Test kekuatan tegangan impuls.
Test kenaikan temperatur.
Tes kontinuitas.
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

32

a.

Tiap daun pintu yang ditentukan dalam gambar dipasang 3 buah engsel H
kualitas baik ukuran 140 mm.

b.

Daun pintu yang ditentukan dalam gambar dipasang slot tanam sekualitas SES
asli, besar dua kali putar.

c.
L.

Daun pintu yang ditentukan dalam gambar dipasang grendel 1 inchi.


PEKERJAAN CAT
Cat meni sekualitas merk JAGO dipergunakan untuk begel, baut, dan semua besi
yang kelihatan.

Cat meni sekualitas merk JAGO dipergunakan untuk kusen pintu/jendela, plepet,
pyan bidang sambungan dan semua kayu yang akan dicat.

Cat kayu sekualitas merk EMCO

Cat dinding sekualitas merk Decolith.

Proses cat: Untuk kayu meni satu kali, dempul, cat dasar, satu luar diplamir pakai
plamir sesuai merk catnya, dengan pengecatan sebanyak 2 kali atau lebih hingga
rata dan baik.

Proses pengecatan dilaksanakan setelah tembok kering.

33

Anda mungkin juga menyukai