Simbol
(US, JP)
Tipe
Komponen pasif
Kemasan Dua kaki
Fungsi Menahan arus listrik
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit
terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus
cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Daftar isi
1 Satuan
2 Konstruksi
o 2.1 Komposisi karbon
o 2.2 Film karbon
o 2.3 Film logam
3 Penandaan resistor
o 3.1 Identifikasi empat pita
o 3.2 Identifikasi lima pita
o 3.3 Resistor pasang-permukaan
o 3.4 Penandaan tipe industri
4 Lihat pula
5 Referensi
6 Pranala luar
Satuan
Ohm (simbol: ) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm.
Satuan yang digunakan prefix :
1. Ohm =
2. Kilo Ohm = K
3. Mega Ohm = M
K = 1 000
M = 1 000 000
Konstruksi
Komposisi karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat
atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik.
Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung
dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat
dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik).
Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan
dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan
sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain
mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan
(resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan
kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas
solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih
ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara
beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin dibuat
untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur,
ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 -cm) dapat memberikan resistansi
yang lebar.[1] Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada
70 C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja
pada suhu di antara -55 C hingga 155 C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200
hingga 600 v.[2]
Film logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal
beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu parameter
penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR
dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar
0.14ppm/C, toleransi 0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun,
stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1volt/C, desah -42 dB, koefisien tegangan
0.1ppm/V, induktansi 0.08H, kapasitansi 0.5pF[3].
Penandaan resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi.
Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai,
biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai.
Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga
mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi
seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan
sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan,
ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya
adalah 20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (10%)
atau emas (5%) pada ujung lainnya.
sedangkan pita keempat berwarna merah yang merupakan kode untuk toleransi 2%
memberikan nilai 560.000 pada keakuratan 2%.
Warna
Hitam
Cokelat
Merah
Jingga (oranye)
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Kosong
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pita ketiga
(pengali)
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
101
102
Pita keempat
Pita kelima
(toleransi) (koefisien suhu)
1% (F)
2% (G)
100 ppm
50 ppm
15 ppm
25 ppm
0.5% (D)
0.25% (C)
0.1% (B)
0.05% (A)
5% (J)
10% (K)
20% (M)
Resistor pasang-permukaan
Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas adalah
kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan daripada
lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor.
Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan
kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama
menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah
nol). Contoh:
"334"
"222"
"473"
"105"
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100"
"220"
= 10 1 ohm = 10 ohm
= 22 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal.
Contoh:
"4R7"
"0R22"
"0R01"
= 4.7 ohm
= 0.22 ohm
= 0.01 ohm
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan
harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
"1001"
"4992"
"1000"
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.
X: kode tipe
Y: nilai resistansi
Z: toleransi
RC05
CB
RC07
EB
RC20
GB
1
RC32
HB
2
RC42
GM
3
HM
4
Kode Toleransi
Toleransi
Teknik Industri
5%
5
20%
2
10%
1
2%
1%
0.5%
0.25%
0.1%
-
Teknik MIL-R-39008
RCR05
RCR07
RCR20
RCR32
RCR42
Teknik MIL
J
M
K
G
F
D
C
B
Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas
militer.
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
mengenai cara menghitung nilai sebuah resistor melalui cincin-cincin warna yang
mengelilinginya.
Kode Gelang Warna
Kode warna pada resistor tetap dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu 4 gelang warna, 5 gelang
warna, dan 6 gelang warna. Hal pertama dalam membaca kode warna resistor adah
menentukan gelang pertama dan gelang terakhir. Gelang tarkhir merupakan gelang yang
memiliki jarak yang lebih lebar terhadap gelang lain. Pembacaan kode gelang warna
perhatikan tabel gelang warna pada gambar dibawah.
Cara menghitung resistor biasanya dimulai dari membaca warna yang berada paling dekat
dengan ujung resistor tersebut. Biasanya dikebanyakan kasus, resistor dibaca dari sebelah kiri
ke kanan, namun ada pula yang sebaliknya. Jadi lihatlah cincin mana yg lebih mendekati
ujung si resistor tersebut.
Terdapat beberapa perbedaan dalam menghitung nilai resistor yg memiliki jumlah cincin
sebanyak 4 buah. Untuk resistor yang memiliki 4 buah gelang, maka
-Gelang pertama = digit pertama
-Gelang kedua = digit kedua
-Gelang ketiga = faktor pengali
-Gelang keempat = toleransi
Namun untuk resistor yang memiliki gelang sebanyak 5 atau 6, maka hitng sesuai dengan
urutan. untuk lebih jelasnya lihat pada gambar di atas.
Nah sekarang kita akan masuk ke contoh soal menghitung resistor, agar lebih mudah
dipahami dan dimengerti
http://nizar.blog.upi.edu/cara-menghitung-nilai-resistor-dari-cincin-warnanya/
Home Komponen Membaca Kode Warna Resistor Membaca Kode Warna Resistor
Thursday, January 22nd 2015. | Komponen, Teori Elektronika Mesothelioma Law Firm, Sell
Annuity Payment Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk
menghambat arus listrik. Resistor yang ada dipasaran memiliki ukuran daya dan nilai
resistansi. Nilai daya resistor yang ada dipasaran diantaranya 1/16W, 1/8W, 1/4 W, 1/2W, 1W,
2W, 5W, 10W dan 20W. Sedangkan nilai resistansi suatu resistor dituliskan dengan 2 cara,
untuk resistor dengan ukuran fisik besar dan resistor dengan fisik SMD dituliskan dengan
kode angka dipermukaan fisiknya. Sedangkan untuk resistor dengan ukuran fisik kecil sering
dituliskan dengan kode warna. Kode warna dalam elektronika merupakan salah satu teknik
penulisan nilai suatu komponen elektronika dengan warna. Warna-warna yang ada dalam
kode warna untuk penulisan resistansi resistor adalah: resistor,warna resistor,kode warna
resistor,nilai kode warna resistor,menghitung nilai resistor,cincin warna resistornilai
resistor,hambatan resistor Pada suatu resistor cara penulisan nilai resistansi dengan kode
warna ada 3 macam cara penulisan. Yaitu dengan penulisan kode warna 4 ring, 5 ring dan 6
ring warna. Perbedaan cara penulisan nilai resistansi dengan kode warna dalam resistor
tersebut memiliki cara pembacaan yang berbeda pula. Berikut cara pembacaan cincin kode
warna dalam resistor. resistor,warna resistor,kode warna resistor,nilai kode warna
resistor,menghitung nilai resistor,cincin warna resistornilai resistor,hambatan resistor
Membaca Kode Warna Resistor 4 Ring Untuk kode warna resistor 4 ring, ring warna ke 1
sampai 2 merupakan angka pertama dan kedua kemudian ring ke 3 merupakan faktor pengali
sedangkan ring ke 4 merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 5%
maka penulisan dengan 4 ring warna adalah : Merah, Merah, Merah dan Emas Membaca
Kode Warna Resistor 5 Ring Untuk kode warna resistor 5 ring, ring warna ke 1 sampai 3
merupakan angka pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali
Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor dan berupa kode, pada
umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu kode warna dan kode angka. Kode
warna ini berbentuk seperti cincin yang melingkari badan resistor, untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut.
Pada cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna coklat) merupakan
digit kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali, dan cincin 4 (warna emas)
merupakan toleransi. Setiap warna pada cincin memiliki nilai yang berbeda, untuk
mengetahui nilainilai setiap warna tersebut perhatikan tabel berikut ini.
Cara membaca :
a. Gelang I angka puluhan
b. Gelang II angka satuan
c. Gelang III faktor pengali
d. Gelang IV toleransi
Contoh
Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri, walaupun resistor
memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada kenyataannya nilai tahanan ini dapat berubah
jika terpengaruh oleh faktor eksternal misalnya adalah suhu (temperatur). Besarnya
perubahan terhadap suhu tersebut tergantung dari nilai toleransi yang tertera pada cincin ke
empat pada badan resistor.
Contoh: dari hasil perhitungan nilai tahanan tersebut diatas diperoleh hasil 1700 dengan
toleransi 5%, maka rentang nilai minimum dan maksimum resistor tersebut adalah:
Rentang nilai minimum dan maksimum resistor
1700 x 5% = 85
Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan suhu adalah 16151785. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin kecil pula rentang-nya perubahan nilai
tahanan suatu resistor, atau dengan kata lain semakin kecil nilai toleransi semakin baik pula
kualitas resistor tersebut.
Untuk kode angka cara pembacaannya hampir sama sama dengan kode warna hanya
tampilannya langsung berupa angka.
contoh lain:
Contoh :
Gelang I warna merah
Gelang II warna hijau
Gelang III warna kuning
Gelang IV warna emas
Tentukanlah harga tahanan maksimum dan minimum !
Penyelesaian :
Gelang I warna merah = 2
Gelang II warna hitam = 5
Gelang III warna kuning = 104
Sebenanya untuk resistor 5 gelang warna ini cara menghitungnya tidaklah telalu sulit pada
dasar dan juga prinsipnya sama seperti kita menghitung nilai resistor 4 gelang warna cuma
bedanya pada jumlah gelang warna yang ada di badan resistor dan juga perkalianya, resistor 5
gelang ini disebut juga dengan resistor metal film warna badanya biru seperti gambar di
bawah ini :
Resistor 5 warna ini untuk warna atau gelang pertama menunjukan angka, gelang kedua
menunjukan angka, gelang ketiga menunjukan angka, gelang ke empat menujukan faktor
perkalian dan gelang ke lima menunjukan toleransi dan lebih detailnya sobat perhatikan label
atau diagram di bawah ini :
warna
angka pertama
dalam(%)
hitam
coklat
merah
orange
kuning
hijau
biru
ungu
abu-abu
putih
emas
perak
tiada
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
angka kedua
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
gelang ketiga
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
fakto perkalian
1
10
100
1.000
10.000
100.000
1.000.000
10.000.000
0,1
0,01
0,001
toleransi
1%
2%
0,5%
0,25%
0,10%
0,05%
5%
10%
20%
Untuk menghitung nilai dari resistor 5 warna terlebih dulu kita menetukan dimana letak
gelang warna kesatu kedua dan seterusnya agar kita bisa menentukan nilai resistor tersebut
dengan tepat dan benar. Kalau diperhatikan dengan teliti dan jelas pada badan ( body )
resistor ada satu jarak yang agak lebar antara gelang kesatu, kedua, ketiga,dan seterusnya.
Jarak tersebut adalah sebagia acuan dimana letak gelang kesatu / pertama bisa juga warna
emas dan perak di jadikan pedoman untuk gelang yang terakhir, nah,,, dari sini kita pasti
sudah tahu letak gelang yang kesatu / yang pertama dan sebagai contoh bila sobat masih
merasa kebingungan perhatikan gambar di bawah ini :
Dari gambar di atas jarak antara warna dan emas agak lebar atau jauh sedikit dan pastinya
kita akan mengetahui warna yang terakhir dari resistor diatas dan warna terakhirnya adalah
emas. Semantara untuk mengetahui berapa nilai resistor 5 warna di atas kita tahu untuk
gelang kesatu adalah kuning jadi car menghitungnya sebagai berikut :
Jadi dapat kita simpulkan atau kita ketahui nilai resistor 5 warna di atas adalah 47000 Ohm
atau 47k Ohm serta toleransisnya 5%.
http://www.divaizz.com/2013/03/cara-menghitung-nilai-resistor-5-warna.html
Cara Membaca Nilai Resistor Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai
dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor.
Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang
menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna
ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu
bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial,
nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan
mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen
chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm
Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm ().
Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh
Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang.
Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai
tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai
Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial,
karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan
oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi
sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 103
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)
Warna
Hitam
Cokelat
Merah
Orange
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tanpa Warna
Nilai
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Toleransi
1%
2%
0,5%
0,25%
0,10%
0,05%
5%
10%
20%
Pada tabel diatas dapat kita lihat warna yang ada pada hambatan atau resistor.
Misalnya sebuah resistor memiliki gelang cokelat, hitam, merah dan emas maka nilainya
adalah:
Cokelat = 1
Hitam = 0
Merah = 2 (Nolnya sebanyak 2)
Emas = 5%
Jadi Resistor tersebut memiliki nilai 1000 Ohm = 1Kilo Ohm atau biasa ditulis 1K
Contoh lagi misalnya resistor dengan nilai 470 Ohm toleransi 10% berarti warna gelangnya
adalah
4 = Kuning
7 = Ungu
0 = Cokelat (Nolnya cuma 1)
10% = Perak
Misalkan Resistor dengan warna gelang Cokelat, hitam, hitam, Orange dan cokelat, maka
nilainya adalah.
Cokelat = 1
Hitam = 0
Hitam = 0
Orange = 3 (Banyaknya nol)
Cokelat = 1%
Jadi nilainya adalah 100.000 Ohm atau 100K Ohm.
Sangat mudah bagi yang sudah memahaminya, apalagi kalau sudah hafal dan familiar dengan
yang namanya resistor, pasti dilihat saja sudah tahu nilainya. Untuk itu bagi anda yang hobi
dengan dunia elektronika, maka anda wajib untuk menghafalnya.
Baca Juga Komponen elektronika, simbol dan fungsinya
http://www.masputz.com/2015/05/cara-menghitung-warna-pada-resistor-4.html
Dan Simbol Resistor dalam dunia electronika arus lemah adalah seperti gambar berikut:
Resistor.
Jenis Ukuran Resistor
Pengkodean Warna
Penghitungan Warna dan Toleransi
Label, Skema atau gambar di atas smuanya menunjukan Nilai dan Pengkodean setiap Gelang
warna yang ada pada resistor.
Sebagai Pembelajaran Perhatikan Tabel dibawah ini ;
No Susunan Warna
Nilai
1. Coklat, Hitam, emas, emas 1 Ohm
2. Coklat, Hitam, Hitam, Emas 10 Ohm
Keterangan
Bertorleransi 5%
Bertorleransi 5%
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10 K / Kilo
Bertorleransi 5%
Bertorleransi
Bertorleransi
Bertorleransi
Bertorleransi
5%
10%
10%
5%
Tabel Penghitungan diatas sebagai referensi kalian untuk mencoba dan mengamati cara
penghitungan nilai gelang resistor dan cara pengkodeanya,
https://buatberbagisaja.wordpress.com/hardware/electronika-2/
Fungsi Resistor
In Resistor | No Comments
Fungsi resistor pada umumnya yang kita ketahui hanya satu saja, padahal masih ada empat
fungsi lainnya yang juga perlu kita ketahui dari komponen elektronika dasar ini. Banyak atau
bahkan bisa dibilang semua rangkaian rangkaian elektronika itu pasti memakai jenis
komponen elektronik ini. Sungguh untung dibalik pentingnya keberadaan resistor didalam
suatu rangkaian, ialah harganya yang paling murah diantara komponen lainnya. Seandainya
kenyataannya terbalik, tentu akan menambah beban bagi kita untuk praktik di dunia
elektronika.
Fungsi resistor yang umumnya kita tahu itu adalah sebagai penghambat arus listrik yg
melewati sebuah rangkaian. Sedikit mengenai macam-macam transistor. Bila dilihat berdasar
nilainya, maka komponen ini bisa dibagi menjadi tiga jenis. Pertama adalah Fixed Resistor,
yaitu resistor yang memiliki nilai hambatan tetap. Kedua adalah Variable Resistor, yaitu
resistor yang mempunyai nilai hambatan yang bisa berubah-ubah. Ketiga adalah Resistor Non
Linier, yaitu resistor yang disebabkan oleh pengaruh / faktor dari lingkungan seperti cahaya
atau suhu, akan membuat nilai hambatannya menjadi tidak linier.
Sekarang, apa sih fungsi resistor yang jarang kita ketahui? Pertama adalah memiliki fungsi
untuk membagi arus. Kedua, resistor juga berfungsi untuk membatasi / mengatur arus.
Ketiga, komponen ini dimanfaatkan sebagai alat untuk menurunkan tegangan. Terakhir ialah
bisa juga digunakan untuk membagi tegangan. Itulah keempat kegunaan resistor disamping
manfaat utama yang lebih sering kita ketahui.
Sedikit tambahan diluar fungsi resistor, mengenai pengertian resistor adalah komponen
elektronic dua buah kutub yg dirancang sebagai penahan arus listrik dgn membuat tegangan
listrik diantara kedua buah kutubnya itu. Nilai tegangan tersebut terhadap resistensinya,
berbanding dgn arus yg mengalir yakni berdasar atas Hukum Ohm:
V=IR
I=V/R
Resistor ini dipakai sebagai bagian dr sirkuit elektronik dan jejaring elektronik, dan seperti
yang dijelaskan sebelumnya adalah komponen yg paling sering dipakai. Bahan pembuatan
dari resistor bisa dari berbagai macam komponen dan film, atau bisa juga dari kawat
resistensi yaitu kawat yg dibuat dr kumpulan resistivitas yang tinggi layaknya nikel-kromium.
Ok dah, sekian dulu pengetahuan mengenai Fungsi Resistor dan tambahan lainnya. Moga
bermanfaat.
http://elektronikadasar.info/fungsi-resistor.htm
Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar), satuan yang dipakai untuk menentukan
besar kecilnya nilai resistor adalah OHM atau disingkat dengan huruf yunani OMEGA ().
Nilai satuan terbesar yang dipergunakan untuk menentukan besarnya nilai Resistor adalah:
1 Mega Ohm (M) = 1.000.000 Ohm
1.000 Ohm
1. Kegunaan Resistor
Dalam kehidupan sehari-hari Resistor memilki banyak kegunaan, terutama dalam
bidang elektro. Adapun kegunaan Resistor sebagai berikut:
a. Pembangkit potensi listrik
Maksudnya bahwa Resistor bisa menimbulkan potensial listrik dengan nilai tertentu. Coba
lihat gambar berikut !
2. Macam-macam Resistor
a. Resistor tetap (Fixed Resistor)
Resistor tetap adalah komponen yang memiliki nilai tahanan yang tetap tidak dapat diubahubah, besarannya sudah ditetapkan oleh oabrik pembuatnya. Pada umumnya bentuk fisik dari
resistor jenis ini bentuknya kecil, ada yang berbentuk bulat panjang, segi empat dan lain-lain.
b. Resistor tidak tetap manual (Adjustable Manual Resistor)
Resistror jenis ini adalah resistor yang nilainya dapat diubah. Resistor ini juga dikenal dengan
:
- Potensiometer, yang dapat diubah dengan memutar gagangnya.
- VR (Variable Resistor) atau disebut juga trimpot (trimeter potensio).
Potensiometer dan Trimpot
Nilai ukuran dari resistor itu ada yang tertulis langsung dibadannya dan ada pula yang
hanya memakai kode warna dengan nilai tahanan yang tertentu besarnya. Kode warna
tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (electronic industries
association). seperti yang ditunjukkan dalam tabel diatas. Sedangkan toleransi yang
dinyatakan dengan persen artinya bahwa nilai resistor tersebut bisa berukuran lebih besar atau
lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya.
Cara untuk mengetahui atau membaca nilai tahanan yang memekai kode warna adalah
sebagai berikut :
Membaca Kode Warna Resistor
Maka nilai resistor adalah = 34 x 1000.000 = 34.000.000 Ohm dengan toleransi 10%
atau 34.000 Kilo Ohm atau 34 Mega Ohm dengan toleransi 10%. Jadi nilai resistor tersebut
atau kapasitasnya berukuran antara 3.060 Kilo Ohm sampai dengan 3.740 Kilo Ohm.
Selanjutnya, misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna sebagai berikut : gelang
ke-1 (merah), gelang ke-2 (merah), gelang ke-3 (hitam), dan gelang ke-4 (tidak berwarna).
Maka nilai atau kapasitas resistor tersebut adalah = 22 x 1 = 22 Ohm dengan toleransi 20%.
Dengan demikian resistor tersebut berukuran antara 17,6 Ohm sampai dengan 26,4 Ohm.
http://faizalnizbah.blogspot.co.id/2013/06/macam-macam-dan-kegunaanresistor.html
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi atau
menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian.
Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka resistor mempunyai sifat resistif
(menghambat) yang umunya terbuat dari bahan karbon.Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa
resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya. Maka untuk
menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan dalam satuan Ohm yang
dilambangkan dengan simbol (Omega). Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian
dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini merupakan standart internasional yang sudah
disepakati bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah rangkaian.
- Macam-macam resistor
Berdasarkan jenis bahan yang digunakan untuk membuatnya, resistor dibedakan
menjadi beberapa jenis antara lain resistor kawat, resistor arang, resistor oksida logam,
resistor film, resistor karbon, dan banyak lagi jenis lainya. Namun dalam praktek
perdagangan di pasaran, resistor hanya di bedakan menjadi resistor tetap (fixed resistor) dan
resistor tidak tetap (variable resistor)
- Resistor tetap (Fixed resistor)
Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubah-rubah dan
besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya. Ciri fisik untuk mengenali resistor
jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat
conducting metal, kemasan seperti inilah yang dinamakan dengan axial. Ukuran fisik resistor
tetap bermacam-macam yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya. Misalnya resistor
tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dari pada
resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.
Potensiometer liniar
Potensiometer logaritmik
Rheostat
Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah
dengan menggunakan resistor tidak tetap atau rheostat. Sebuah rheostat adalah
resistor tidak tetap dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan
tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan
untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid,
menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya. Potensiometer tiga terminal
dapat digunakan sebagai resistor tidak tetap dua terminal dengan tidak menggunakan
terminal ketiga. Seringkali terminal ketiga yang tidak digunakan disambungkan
dengan terminal penyapu untuk mengurangi fluktuasi resistansi yang disebabkan oleh
kotoran.
Potensiometer digital
Potensiometer digital adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi dari
potensiometer analog untuk diterapkan pada isyarat digital.
Trimpot
menggunakan alat bantu berupa obeng kecil, karena untuk merubah nilai resistansinya tidak
bisa menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan bahan
karbon atau arang.
NTC dan PTC
LDR
2. Resistor dengan 5 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau digit,
cincin ke 4 adalah faktor pengali( banyaknya 0), sedangakan cincin ke 5 menunjukan
besarnya toleransi.
3. Resistor dengan 6 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau digit,
cincin ke 4 faktor pengali (banyaknya 0), cincin ke 5 besarnya toleransi, sedangkan cincin ke
6 koefisien temperatur. Untuk lebih jelas mengenai kode warna tersebut, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel kode warna
http://halimwijaya59.blogspot.co.id/2012/01/macam-macam-resistor-dankegunaannya.html