Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Akurasi
Presisi
Spesifitas
Limit of Detection
Limit of Quantitation
Linearitas dan range
Ketangguhan (Ruggedness)
Kekuatan (Robustness)
Prosedur operasi atau Validation Master Plan (VMP) secara jelas mendefinisikan peran
dan tanggung jawang masing-masing departemen yang terlibat dalam validasi metode
analisis. Cakupan dari metode dan kriteria validasi harus dijelaskan pada awal proses.
Karakteristik dari kinerja suatu metode harus didasarkan pada tujuan penggunaan metode
tersebut, tidak selalu diperlukan validasi untuk semua parameter analisis untuk suatu teknik
tertentu. Parameter awal yang harus dipilih berdasarkan pengalaman dari analis dan penilaian
terbaik. Parameter akhir harus disetujui antara laboratorium yang melakukan validasi dan
individu yang menerapkan metode dan pengguna data yang akan dihasilkan oleh metode
tersebut. Contoh parameter yang diuji untuk analisis tertentu tertera pada Tabel 2.
Cakupan dari metode termasuk perbedaan jenis alat dan lokasi metode tersebut
dijalankan. Dengan demikian, eksperimen dapat dibatasi terhadap yang penting untuk
dilakukan. Validasi harus dilakukan oleh seorang analis berpengalaman untuk menghindari
kesalahan dan harus pandai dalam pengoperasian instrumen yang digunakan. Sebelum
instrumen digunakan untuk memvalidasi metode, spesifikasi dari instrumen tersebut harus
diverifikasi menggunakan standar. Beberapa bahan kimia yang digunakan untuk pengujian
parameter kritis validasi seperti reagen dan standar referensi (standards reference), harus:
1. Tersedia dalam jumlah yang cukup
2. Teridentifikasi secara akurat
3. Cukup stabil, dan
4. Pengecekan kemurnian dan komposisi yang tepat
Apabila informasi terkait karakteristik kinerja dari metode tersebut sedikit bahkan tidak
ada, disarankan untuk membuktikan kesesuaian dari metode yang akan digunakan dalam
eksperimen awal. Penelitian tersebut harus mencakup presisi, range, dan batas deteksi.
Apabila data validasi awal tidak sesuai, maka metode, alat dan teknik analisis atau batas
penerimaan harus diubah. Tidak ada pedoman resmi terkait urutan yang benar dari suatu
validasi dan urutan yang optimal tergantung pada metode itu sendiri.
Paramater, batas penerimaan dan frekuensi dari uji kesesuaian sistem berkelanjutan atau
pemeriksaan QC harus dijelaskan selama validasi metode. Kriteria dari validasi metode harus
didefinisikan untuk menunjukkan saat metode dan sistem diluar kontrol statistik. Tujuannya
untuk mengoptimalkan eksperimen tersebut sehingga analisis kontrol dengan jumlah
minimum, metode dan sistem analisis lengkap memberikan hasil jangka panjang untuk
memenuhi tujuan yang terlah ditetapkan pada cakupan metode.
Setelah metode tersebut dikembangkan dan tervalidasi, harus dibuat laporan validasi
yang mencakup:
Tujuan dan cakupan metode (penerapan dan jenis)
Ringkasan dari metodologi
Tipe dari senyawa dan matriks
Semua bahan kimia, reagen, referensi standar (standards reference), sampel QC dengan
Kriteria revalidasi
Personel yang mengembangkan dan memvalidasi metode
Referensi (jika ada)
Ringkasan dan kesimpulan
Persetujuan dengan nama, judul, tanggal dan tanda tangan dari personel yang bertanggung
jawab untuk review dan persetujuan dari prosedur uji analisis
Tahap kedua, persyaratan kinerja suatu metode harus dijelaskan secara rinci. Hasil dari
langkah tersebut mengarah pada eksperimen yang dibutuhkan validasi metode yang adekuat
dan kriteria penerimaan minimal diperlukan untuk membuktikan bahwa metode tersebut
cocok untuk digunakan. Ketiga, eksperimen yang diperlukan dan hasil yang diharapkan harus
dibandingkan dengan yang tertulis pada metode standar. Dilakukan pemeriksaan pada metode
standar untuk beberapa hal, Gambar 2 dapat digunakan untuk pengecekan tersebut.
Validasi lengkap dari prosedur analisis harus meliputi seluruh proses dimulai dari
pengambilan sampel, preparasi sampel, analisis, kalibrasi dan evaluasi data untuk dilaporkan.
Laporan validasi harus mencakup referensi untuk metode standar.
Validasi Metode Non-rutin
Seringkali suatu metode tertentu digunakan hanya untuk analisis beberapa sampel. Pada
kasus ini, validasi membutuhkan lebih banyak waktu daripada analisis sampel dan
kemungkinan tidak efisien, karena biaya per sampel akan meningkat pesat. Kesesuaian
metode analisis yang digunakan merupakan prasyarat untuk memperoleh data akurat. Oleh
karena itu, hanya metode tervalidasi yang harus digunakan untuk memperoleh data yang
berarti. Pada situasi tertentu, upaya validasi dapat dikurangi dengan metode non-rutin.
Rekomendasi tersebut untuk menurunkan biaya validasi dengan menggunakan metode
generik, contohnya metode dengan penerapan secara luas. Tanpa modifikasi atau dengan
sedikit modifikasi, metode generik dapat diaplikasikan untuk sampel dalam jumlah besar.
Parameter kinerja harus tervalidasi pada sampel khusus yang ditandai dengan sampel matriks,
jenis senyawa dan range konsentrasi.
Quality Control Plan
Untuk beberapa metode yang akan digunakan untuk analisis rutin, rencan QC harus
dikembangkan. Rencana tersebut memastikan bahwa metode, bersama dengan alat yang
digunakan memberikan hasil akurat secara konsisten. Rencana tersebut mencakup
rekomendasi sebagai berikut:
1. Seleksi, penanganan, dan pengujian standar QC
2. Jenis dan frekuensi pemeriksaan dan kalibrasi alat (contohnya akurasi panjang
gelombang yang diperiksa setelah setiap analisis sampel atau setiap hari atau setiap
minggu?)
3. Jenis dan frekuensi kesesuaian sistem pengujian (misalnya, dimanakah titik
kesesuaian standar harus dianalisis selama rangkaian sistem?)
4. Jenis dan frekuensi sampel QC (misalnya, haruskah sampel QC yang akan dianalisis
setelah 1, 5, 20, atau 50 sampel tidak diketahui dan apakah harus ada satu atau analsis
duplikat sampel QC atau apakah harus dijalankan menjadi satu atau dibagi menjadi
beberapa konsentrasi?)
5. Kriteria penerimaan pemeriksaan pelaratan, uji kesesuaian sistem dan analisis sampel
QC
6. Rencana tindakan dalam kriteria kasus 2, 3 dan/ atau 4 tidak terpenuhi
Implementasi untuk analisis rutin
Pada saat metode ditransfer ke laboratorium analisis rutin, pemeliharaan harus dilakukan
dan parameter kritis dipahami dengan baik oleh personel pada departemen yang
mengaplikasikan metode tersebut. Rincian protokol validasi, prosedur dokumentasi untuk
implementasi metode dan komunikasi yang baik antara pengembangan dan departemen
operasi sangat penting. Apabila metode tersebut digunakan oleh beberapa departemen,
direkomendasikan untuk memverifikasi parameter validasi metode dan uji penerapan dan
kegunaan metode pada beberapa departemen tersebut sebelum didistribusikan ke departemen
lainnya. Apabila metode tersebut dimaksudkan untuk digunakan oleh satu atau dua
departemen, seorang analis dari departemen pengembangan harus membantu pengguna
metode selama awal operasi. Pengguna metode harus memberikan umpan balik yang konstan
pada penerapan dan kegunaan metode tersebut kepada departemen pengembangan. Apabila
ada permasalahan, harus diperbaiki.
Pemindahan Metode Rutin Tervalidasi
Ketika metode rutin tervalidasi yang dipindahkan antara laboratorium dan tempat,
keadaan tervalidasinya harus dipertahankan untuk memastikan bahwa pada laboratorium
penerima didapatkan hasil yang sama dan dapat dipercaya. Pemindahan harus dikontrol oleh
sebuah prosedur, rekomendasi langkah-langkahnya sebaga berikut:
Menunjuk pemilik proyek
Mengembangkan rencana pemindahan
Menjelaskan uji pemindahan dan kriteria penerimaan
Mendeskripsikan alasan untuk pengujian
Kereta operator penerima laboratorium dalam pemindahan alat, metode, parameter kritis
dan pemecahan masalah
Revalidasi
Kemungkinan besar beberapa parameter metode harus diubah atau disesuaikan selama
usia dari metode tersebut jika kriteria kinerja metode berada diluar kriteria penerimaannya.
Pertanyaannya adalah apakah metode tersebut membutuhkan revalidasi atau tidak. Rentang
operasi harus didefinisikan secara jelas untuk setiap metode, baik berdasarkan pengalaman
dengan metode yang sama atau diinvestigasi selama pengembangan metode. Rentang tersebut
harus diverifikasi selama validasi metode pada studi kekerasan (robustness) dan termasuk
dalam karakteristik metode. Adanya rentang operasi memudahkan untuk memutuskan metode
tersebut harus direvalidasi.
Revalidasi adalah diperlukan setiap kali metode tersebut berubah dan parameter baru
berada diluar rentang operasi. Revalidasi juga diperlukan jika cakupan metode tersebut telah
diubah atau diperpanjang, misalnya jika perubahan matriks sampel atau perubahan kondisi
operasi. Selanjutnya, revalidasi diperlukan apabila bertujuan untuk menggunakan instrumen
dengan karakteristik berbeda dan karakteristik baru belum tercakup dalam validasi awal.
Setiap kali adanya perubahan yang mungkin memerlukan sebagian atau revalidasi
keseluruhan, perubahan tersebut harus mengikuti perubahan sistem kontrol terdokumentasi.
Diagram alir untuk proses tersebut terdapat pada Gambar 3. Perubahan harus dijelaskan,
resmi untuk diimplementasikan dan didokumentasikan. Perubahan yang mungkin terjadi
meliputi:
Sampel baru dengan senyawa baru atau matriks baru
Analis baru dengan kemampuan berbeda
Instrumen baru dengan karakteristik berbeda
Lokasi baru dengan kondisi lingkungan baru
Bahan kimia baru dan/ atau standar referensi (reference standards). Dan
Modifikasi parameter analitik
Selektivitas/ Spesifisitas
Istilah selektivitas dan spesifisitas sering digunakan secara bergantian. Istilah spesifik
mengacu pada metode yang menghasilkan respon untuk analit tunggal saja, sedangkan
selektif merujuk pada metode yang memberikan respon untuk sejumlah kesatuan kimiawi
yang mungkin atau mungkin tidak dapat dibedakan satu sama lain. Apabila respon tersebut
berbeda dari semua respon lainnya, maka metode tersebut dikatakan selektif. Karena sangat
sedikit metode yang merespon pada hanya satu analit, istilah selektifitas biasanya lebih tepat
digunakan. Monografi USP mendefinisikan selektivitas suatu metode analisis merupakan
kemampuan untuk secara akurat mengukur suatu analit dengan adanya gangguan, seperti
prekursor sintetis, eksipien, enansiomer, dan produk degradasi yang dikenal yang diharapkan
terdapat pada matriks sampel.
Studi selektivitas juga harus menilai gangguan yang mungkin disebabkan oleh matriks,
misalnya urin, darah, tanah, air atau makanan. Persiapan sampel yang dioptimalkan dapat
menghilangkan sebagian besar komponen matriks. Tidak adanya gangguan matrisk pada
metode kuantitatif harus dibuktikan dengan analisis lima sumber independen matriks kontrol.
Presisi dan Reprodusibilitas
Presisi metode (Tabel 4) adalah sejauh mana hasil pengujian individu beberapa injeksi
dari serangkaian standar yang disetujui. Pengukuran standar deviasi dibagi menjadi 3
kategori: repeatabilitas, presisi intermediat, dan reprodusibilitas. Repeatabilitas
Presisi intermediat adalah istilah yang ditetapkan oleh UCH sebagai variabilitas jangka
panjang dari proses pengukuran yang ditentukan dengan membandingkan hasil dari metode
yang sedang berjalan pada laboratorium tunggal selama beberapa minggu. Tujuan dari
validasi presisi intermediate untuk memverifikasi metode pada laboratorium yang sama akan
memberikan hasil yang sama saat tahap pengembangan selesai.
Reprodusibilitas (Tabel 5) yang ditetapkan oleh ICH, mewakili presisi yang diperoleh
antara laboratorium yang berbeda. Tujuannya untuk memverifikasi bahwa metode tersebut
akan memberikan hasil yang sama pada laboratorium berbeda. Validasi reprodusibilitas
penting jika metode tersebut digunakan pada laboratorium berbeda.
Tabel 6 merupakan ringkasan terkait faktor yang harusnya sama, atau berbeda antara
presisi, presisi intermediate dan reprodusibilitas.
analit. Akurasi harus dilaporkan sebagai persen recovery dari uji penambahan jumlah analit
dalam sampel yang diketahui atau sebagai perbedaan antara mean dan nilai benar yang
diterima, bersama dengan interval kepercayaan.
Ruggedness
Ruggedness (Ketangguhan) adalah suatu pengukuran reprodusibilitas dari hasil
pengujian dibawah normal. Ruggedness ditentukan oleh analisis aliquot dari bagian homogen
pada laboratorium yang berbeda.
Robustness
Uji robustness menguji pengaruh parameter operasional terhadap hasil analisis. Apabila
pengaruh paramete dalam toleransi yang sebelumnya telah ditentukan, maka dapat dikatakan
parameter tersebut dalam rentang metode robustness.
Stabilitas
Istilah stabilitas sistem telah ditetapkan sebagai stabilitas dari sampel yang dianalisis
pada larutan sampel. Merupakan ukuran dari bias dalam hasil pengujian yang dihasilkan
selama interval waktu pre-operator, misalnya setiap jam hingga 46 jam menggunakan larutan
tunggal. Stabilitas sistem harus ditentukan dengan analisis replikasi dari larutan sampel.
BAB 12
Review Data, Validasi dan Evaluasi Ketidakpastian
Validasi data merupakan proses dimana data direvied, dicek untuk plausibilitas dan
akurasi, dan penerimaan atau penolakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan. Hal itu
juga merupakan tahap akhir sebelum dikeluarkannya hasil pengujian. Poin yang harus
dipertimbangkan:
SOP harus ada definisi dari data mentah, data entry, keamanan dan review
Akurasi dari data kritis harus diverifikasi
Pengecekan
Hasil akhis harus mudah dilacak kembali
Apabila ada kegagalan harus dicatat secara otomatis di loh-book dan ditempatkan
Validasi Data
Data harus direview dan divalidasi dengan personel yang telah terkualifikasi sesuai
dengan SOP. Sebuah prasyarat untuk analisis data yang akurat adalah instrumen berfungsi
dengan baik dan metode uji tervalidasi. Pengecekan dibuat untuk:
Identifikasi sampel yang tepat
Kesalahan pengiriman
Plausabilitas, dan
Konsistensi
Teknik yang digunakan untuk mencapai hal tersebut mencakup:
Perbandingan dengan data yang sama
Pengecekan plausabilitas dari nilai dengan batas yang ditentukan
Analisi regresi, dan
Uji outlier
Pelaporan Data
Jenis dari informasi yang dilaporkan tergantung banyaknya situasi individual. Hasil dari
setiap pengujian harus dicatat secara akurat, jelas, dan objektif serta sesuai dengan instruksi
dalam metode pengujian dan diminta pelanggan. Yang harus dimasukkan dalam laporan:
Nama dan alamat laobratorium
Identifikasi sampel dan item tes
Metode pengambilan sampel dan analisis
Hasil pengujian dan ketidakpastian
BAB 13
Penanganan Situasi diluar Spesifikasi
OOS (Out-Of-Spesification) dan investigasi kegalalan diilustrasikan menggunakan
diagram alir (Gambar 1). Pada gambar 1 mengilustrasikan prosedure lengkap dimulai dari
identifikasi dari hasil OOS hingga investigasi kegagalan danperbaikan serta tindakan
pencegahan.
Tugas QA:
Tugas QC:
Identifikasi
Evaluasi
Analisis
Rencana tindakan
Implementasi
Verifikasi efektivitas
akar permasalahan. Frekuensi dari tracking dan trending harus ditetapkan oleh masingmasing perusahaan tergantung dari besar dan spesifisitas suatu aktivitas dalam perusahaan
tersebut.