Anda di halaman 1dari 3

IAL Sebagai Suatu Persaingan yang tidak Sempurna : Dua Pandangan

1. Pandangan Hymer.
Investasi langsung merupakan persoalan yang kompleks dan sulit
dijelaskan dengan cara yang sederhana, namun Stephen Hymer telah
mengembangkan suatu teori yang cukup kuat untuk menjelaskan cara bekerja
internasional dari perusahaan perusahaan nasional.
Menurut Hymer, invetasi langsung termasuk dalam teori persaingan
tidak sempurna, dan bukan dalam teori persaingan biasa atau teori mengenai
pergerakan modal secara internasional. Hymer mengemukakan bahwa inti
pokok dari penanaman modal secara langsung adalah meratakan beberapa
keuntungan monopolistik yang dinikmati oleh perusahaan induk. Menurut
pendekatan ini, pengembalian investasi yang lebih tinggi di luar negeri tidak
menjamin kelengkapan penjelasan arus modal, karena pengembalian investasi
itu sendiri berarti bahwa modal akan lebih efisien bila dialokasikan melalui
pasar modal dan tidak memerlukan pemindahan perusahaan.
Kemungkinan memperoleh pengembalian investasi yang lebih tinggi
akan timbul bila perusahaan memiliki keunggulan tertentu atas perusahaan
yang ada di negara tuan rumah. Keunggulan tertentu perusahaan dapat timbul
karena adanya akses ke sumber modal yang lebih mudah dan besar, adanya
pasar bahan mentah yang diproduksi dengan skala besar dan memiliki
keahlian seperti keahlian manajemen, keterampilan pemasaran dan lain
sebagainya.
2. Teori Penguasaan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Kindleberger di
tahun 1970 dengan fokus perhatian pada peranan negara-negara maju
(leading states) pada sektor ekonomi. Tujuan utama dari adanya stabilitas
hegemoni / penguasaan adalah untuk menjaga stabilitas sistem dunia. Pada
dasarnya teori ini berpendapat bahwa tindakan dominasi suatu negara adalah
dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan sistem ekonomi yang
terbuka dan stabil. Teori stabilitas hegemoni ini kemudian menuntut tatanan

dunia yang tergabung dalam satu unitarian, yakni dalam konsep dimana
seluruh dunia patuh terhadap hegemon yang berkuasa. Konsep ini
mengindikasikan adanya satu negara superpower tunggal, dimana bertugas
sebagai stabilisator sistem internasional serta bertindak sebagai hegemon
didalamnya. Untuk menjadi sebuah hegemon, negara tersebut harus memiliki
kapabilitas untuk menerapkan sistem peraturan, keinginan yang kuat untuk
menjadi sebuah hegemon, serta komitmen terhadap sistem yang dinilai
memberikan keuntungan yang mutual. Sedangkan kapabilitas tersebut
ditentukan oleh tingkat stabilitas perekonomian, dominasi di bidang teknologi
atau ekonomi, serta political power yang di-backed up oleh kekuatan militer .
Teori penguasaan mempunyai kekuatan peramalan yang berbeda
dengan pandangan Hymer. Kekuatan relatifnya terletak pada peramalan
eksistensi dan masalah industri-industri teknologi tinggi dalam investasi asing
langsung. IAL cenderung padat teknologi tinggi karena ketergantungannya
terhadap berbagai keterampilan dan pengetahuan yang sangat berharga,
sehingga perusahaan-perusahaan di sector ini khususnya menyadari tentang
keuntungan untuk mempertahankan pengawasan langsung di semua cabang
perusahaannya. Masalah yang dirasakan dalam rangka menjamin hasil dari
keunggulan teknologi perusahaan tersebut muncul pada saat perusahaan yang
bersangkutan beroperasi di Negara lain. Apabila kekuatiran tersebut tidak
dapat diatasi secara efektif di cabang-cabangnya di luar negeri maka
perusahaan tersebut akan menghentikan investasi produktif dengan kerugian
pada semua pihak (perusahaan sendiri, Negara yang ditempati dan dunia
secara keseluruhan).
Teori penguasaan juga mempunyai implikasi kebijaksanaan yang
berbeda dari pandangan Hymer. Teori tersebut menekankan pada sifat dari
sebagian besar keunggulan khusus perusahaan yang produktif, yang
mendorong

IAL untuk

lebih

menyenangi

kebijakan-kebijakan

yang

membiarkan IAL berjalan sendiri atau menunjang secara positif dengan

perlakuan pemerintah yang menguntungkan. Kemungkinan pemerintah akan


membiarkannya berjalan sendiri, jika tidak dalam hal demikian ada
keuntungan eksternal dari produktivitasnya yang akan merembes pada para
pesaing dan yang lainnya maka pemerintah seharusnya secara positif
mensubsidi investasi langsung yang masuk.

Anda mungkin juga menyukai