Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TUGAS AKHIR

KAJIAN TEKNIS UNIT PEREMUK BATUBARA


PADA TAMBANG BATUBARA PT. ADARO INDONESIA
KALIMANTAN SELATAN

Oleh :
JAYA AMARADASA HERLIANTO
H1C111209

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
BANJARBARU
2014
1.1. LATAR BELAKANG

Batubara merupakan salah satu sumberdaya alam yang jumlah


cadangannya sangat banyak di dalam bumi. Negara kita Indonesia merupakan
salah satu penghasil batubara terbesar di dunia. Di Kalimantan Selatan
khususnya terdapat beberapa tempat yang mempunyai cadangan batubara
yang cukup banyak seperti di Tanjung, Paringin, Batulicin dan Kotabaru.
Di Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki
sumber daya batubara yang besar. Produksi dan kebutuhan pasar batubara di
Indonesia akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan
kebutuhan akan energi. Industri pertambangan batubara di Kalimantan
Selatan berkembang dengan pesat sejalan dengan bertambahnya permintaan
pasar, baik untuk mengatasi kebutuhan dalam negeri maupun untuk
kebutuhan di luar negeri.
Tingginya permintaan pasar ini disebabkan karena batubara digunakan
sebagai salah satu bahan baku dalam suatu industri, namun agar dapat
dimanfaatkan tentunya harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh
konsumen/pasar. Salah satunya adalah ukuran butir batubara. Untuk itulah
pada umumnya batubara sebelum dimanfaatkan (hasil dari tambang)
dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Kegiatan pengolahan batubara perlu dilakukan sebaik-baiknya agar
usaha peningkatan kualitas batubara dapat berjalan lancar dan diperoleh hasil
yang optimal sesuai target yang ditetapkan. Pentingnya kegiatan pengolahan
inilah yang membuat saya mengajukan judul tugas akhir Kajian Teknis
Unit Peremuk Batubara Pada Tambang Batubara PT. Adaro Indonesia
Kabupaten Balangan dan Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dan
dikarenakan juga Tugas Akhir merupakan syarat pemenuhan sistem kredit
semester pada program studi teknik pertambangan UNLAM yang sudah
ditetapkan dalam kurikulum program studi.

1.2. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian adalah untuk meneliti pengoperasian alat peremuk
batubara sehingga ukuran batubara yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan dan dapat tercapai sasaran produksinya.
1.3. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam

melaksanakan

penelitian

permasalahan

ini,

penulis

menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari


keduanya didapatkan suatu pendekatan masalah. Adapun urutan kegiatan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan mencari bahan pustaka yang
menunjang, diperoleh antara lain dengan :
a.

Brosur-brosur

b.

Perpustakaan

c.

Informasi-informasi

d.

Laporan penelitian terdahulu dengan topik yang sama

2. Penelitian di Lapangan
Dalam penelitian dilapangan dilakukan beberapa tahap kegitan yaitu :
a.

Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara


langsung terhadap kondisi alat, unjuk kerja alat, rangkaian kegitan yang
dilakukan dan mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas.

b.

Penentuan lokasi pengamatan dengan menentukan lokasi titik-titik


pengambilan conto yang mewakili secara keseluruhan.

c.

Menyesuaikan dengan perumusan masalah yang bertujuan agar


penelitian yang dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat
digunakan secara efektif.

3. Pengumpulan Data
a. Data setempat
1) Data curah hujan

2)

Data litologi dan stratigrafi

3) Spesifikasi unit peremuk batubara yang digunakan


4) Hari kerja dan jumlah jam kerja
5) Lay out crushing plant
6) Keadaan peralatan
7) Proses peremukan
8) Keadaan pekerja
9) Keadaan lingkungan dan klim alam
b. Data untuk perhitungan
10) Produksi batubara perhari
11) Kondisi batubara
12) Jumlah alat yang digunakan
13) Kapasitas unit peremuk
14) Sudut jatuh dan kecepatan jatuh material
15) Distribusi produk
16) Dristribusi umpan
17) Ukuran setting unit peremuk
18) Akuisisi Data
Akuisisi data bertujuan untuk :
a)

Mengumpulkan dan mengelompokkan data agar lebih mudah


didalam penganalisaan.

b)

Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyekobyek pengamatan.

c)

Mengetahui keakuratan data sehingga kerja menjadi effisien.

19) Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan melaksanakan beberapa
perhitungan. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau
rangkaian perhitungan dalam menyelesaikan suatu masalah
tertentu.
20) Analisa Hasil Pengolahan Data

Analisa pengolahan data menggunakan statistik atau


dengan rumus yang ada, analisa tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan
sementara tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam kegiatan
pembahasan. Diharapkan evaluasi teknis yang dilakukan terhadap
unjuk kerja alat dapat untuk mengetahui sejauh mana effektifitas
alat tersebut.
21) Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan koreksi antara
hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan permasalahan
yang diteliti.
1.4. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Masalah yang sering timbul pada unit peremuk batubara adalah tidak
terpenuhinya sasaran produksi yang direncanakan dan ukuran fraksi yang
dihasilkan, hal ini dapat terjadi karena setting dari unit peremuk belum
sesuai, waktu kerja efektif belum tercapai, dan aliran proses peremukan
batubara belum baik pada sistem operasi yang telah diterapkan.
Keadaan

tersebut

mengakibatkan

kapasitas

unit

peremuk

sesungguhnya tidak sesuai dengan kapasitas unit peremuk sesuai teori. Untuk
mencapai sasaran produksi dan untuk melakukan peningkatan produksi
parameter-parameter tersebut sangat menentukan dalam perencanaan dan
pengoperasiannya.
1.5. PERUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengoperasian peralatan
pada unit peremuk.
2. Berdasarkan keadaaan tersebut dilakukan upaya-upaya perbaikan yang
masih mungkin dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh unit
peremuk tersebut masih dapat ditingkatkan kemampuan produksinya.
Alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah

disamping melakukan setting yang benar pada alat juga dengan cara
mengurangi waktu-waktu hambatan yang sering muncul selama operasi,
sehingga diharapkan produksi akan meningkat atau sesuai dengan yang
direncanakan.
1.6. PENYELESAIAN MASALAH
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi tersebut diatas, maka
untuk mencapai ukuran batubara yang dikehendaki dan mencapai sasaran
produksi maka hal-hal yang perlu diketahui adalah :
a.

Peralatan yang digunakan


b.

Jaw Crusher
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi Jaw Crusher adalah :
a)

Lebar lubang pengeluaran

b)

Variasi dari Throw

c)

Kecepatan feeding

d)

Ukuran feed

e)

Reduction ratio

f)

Kapasitas dipengaruhi jumlah feed dan ukuran feed

Reduction ratio adalah perbandingan antara ukuran feed dengan


ukuran produk. Reduktion rasio yang baik untuk primary crushing adalah 4
sampai dengan 7, sedangkan untuk secondary crushing adalah 14 sampai 20
dan untuk fine crushing adalah 50 sampai 100.
Ada empat macam reduction rasio, yaitu :
c.

Limiting reduction ratio, yaitu perbandingan antara


tebal/lebar feed dengan tebal/lebar produk.
tF
RL =

wF
=

tP

wP

dimana :
tF = tebal feed
tP = tebal produk

wF = lebar feed
wP = lebar produk
d.

Working reduction ratio, yaitu perbandingan antara tebal


partikel feed (tF) yang terbesar dengan efektif setting (Se) dari crusher.
tF
RW =
Se
Apparent reduction ratio, yaitu perbandingan antara

e.

efektif gape dengan efektif setting.


0,85 G
RA =
Se
Reduction ratio 80 (RR 80), yaitu perbandingan antara

f.

ukuran ayakan yang dapat meloloskan 80 % berat komulatif feed


dengan ukuran dari ayakan yang dapat meloloskan 80 % berat
komulatif produk.
1) Kapasitas Jaw Crusher
Kapasitas Jaw Crusher dipengaruhi oleh :
a) Gravitasi
b) Kekerasan batuan
c) Kandungan air
Kapasitas Jaw Crusher dinyatakan dalam suatu rumus empiris
yaitu :
T = 0,6 L . S
Dimana :
T = Kapasitas (ton/jam)
L = Panjang lubang pemasukan
S = Panjang lubang pengeluaran
2. Screen
a. Effisiensi Screen (E)
Banyaknya material yang lolos pada ukuran screen tertentu
biasanya dinyatakan dalam persen.

Material yang lolos


E =

x 100 %
Material yang seharusnya lolos

b. Kapasitas Screen (C)


C = A.B.G.V.H.E.M.O.D.T.W (ton/jam)
Diamana :
C = kapasitas total (ton/jam)
B = basic capasity
G = bulk density factor
V = oversize factor
H = halfsize factor
E = effisiensi factor
M = moist condition factor
O = open area factor
T = opening factor
W = wet screening factor
D = deck location factor
3. Belt Conveyor
Effectifitas belt conveyor adalah perbandingan antara kapasitas nyata
dengan kapasitas teoritisnya.
a. Kapasitas teoritis belt conveyor
3,2 W2 .S. M
T=
200.000
b. Kapasitas nyata belt conveyor
- Pada kondisi belt conveyor berhenti
3600 . V. G
K=
1000. L
Dimana :
K = kapasitas belt conveyor (ton/jam)

V = kecepatan belt conveyor (m/dt)


G = berat conto terambil (kg)
L = panjang penganbilan conto pada belt conveyor (m)
- pada kondisi belt conveyor sedang beroperasi
3600 . G
K=
1000 . T
Dimana :
K = kapasitas belt conveyor (ton/jam)
G = berat conto (kg)
T = waktu penempungan conto (detik)
1.7. Data pendukung
Data pendukung dalam penelitian tugas akhir ini adalah brosur-brosur
laporan penelitian terdahulu, dari perusahaan, buku-buku yang berhubungan
dengan tugas akhir dan data hasil pengamatan maupun pengukuran.
1.8. Analisa Penyelesaian Masalah
Dalam

menyelesaikan

masalah

tugas

akhir

ini

dengan

membandingkan hasil pengamatan dilapangan menggunakan cara statistik


serta rumus-rumus yang ada, kemudian menganalisa hasil dari pengolahan
data dan memberikan alternatif metode baru sehingga diharapkan dengan
metode baru tersebut ukuran produk yang sesuai dan sasaran produksi dapat
tercapai.
1.9. DASAR TEORI
Pada

awalnya,

batubara

merupakan

tumbuhan

purba,

yang

berakumulasi di rawa-rawa, kemudian tertutup oleh sedimen di atasnya


dalam suatu area yang sama. Dalam pembentukannya harus mempunyai
waktu geologi yang cukup. Selanjutnya, material tumbuh-tumbuhan yang
terkubur tersebut mengalami proses fisika dan kimiawi, sebagai akibat

adanya tekanan dan suhu yang tinggi. Proses perubahan tersebut, kemudian
menghasilkan batubara yang kita kenal sekarang ini.
Ada dua teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu teori insitu
dan teori drift :
1. Teori Insitu dimana batubara ini terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang
berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang
terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan
berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh,
langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut
tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi
fossil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.
2. Teori Drift, dimana Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang
berasal dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut
terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift, bisa berasal
dari hutan basah atau kering. Tumbuhan atau pohon yang sudah mati dan
roboh diatas tanah kemudian terbawa oleh banjir atau aliran sungai
sehingga sisa-sisa tumbuhan tersebut akhirnya mengendap di delta-delta
sungai purba atau terkumpul dan tersedimentasi didasar danau purba.
Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan
batuan organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam pseudomineral.
Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam
suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi
tersebut yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan
yang kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara.
Ada dua sifat fisik batubara yang menyangkut dalam preparasi
batuabara adalah ukuran butir dan berat jenis. Ukuran partikel adalah submirometer. Bagaimanapun bentuk rekahan menunjukkan tingkat dan jenis
batubara tergantung pada peralatan crushing dan merupakan suatu standar
yang dapat diprediksi sesuai dengan proses crushing.
Setiap batubara yang dihasilkan, memiliki kualitas (dilihat dari tingkat
kelembaban, kandungan karbon, dan energi yang dihasilkan) yang berbedabeda. Pengaruh suhu, tekanan, dan lama waktu pembentukan (disebut

maturitas organik), menjadi faktor penting bagi mutu batubara yang


dihasilkan.
1.10. PENUTUP
Demikian proposal kerja praktek ini saya buat dengan tema yang
diusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat
menerima dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas akhir.
Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan. Atas
perhatian pihak perusahaan kami ucapakan terima kasih.

1.11.

DAFTAR PUSTAKA

1. AM Gaudin, Principles Of Mineral Dressing, Mc Graw Hill Book


Campany, Inc, New York,London, 1939.
2. Currie, JM, Unit Operation In Mineral Processing, Department Of
Chemical and Metalurgical Technology, British Columbia, Institute Of
Technology, Burnaby, British Columbia, May 1939.
3. Partanto Prodjosumarto, RM, Pemindahan Tanah Mekanis, ITB
Bandung, 1990.
4. Peurifoy, RL, Contruction Planing Equipment and Methode, Fourth
Edition, Mc Graw Hill, 1986.

1. RENCANA DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Bab
I.

PENDAHULUAN

II.

TINJAUAN UMUM
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Kesampaian Daerah
Keadaan Geologi Daerah
Curah Hujan
Sifat Fisik Batubara
Ukuran Material Hasil Penambangan
Target Produksi
Kegiatan Pabrik
Produksi Peralatan Pabrik

III. DASAR TEORI


A. Mekanisme Pengambilan Contoh
B. Kapasitas Teori Alat
C. Kapasitas Nyata Alat
IV. ANALISA PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
V.

Distribusi Material Hasil Ayakan


Pengamatan Waktu Kerja
Pengamatan Terhadap Setting Peremuk Batubara
Hasil Penelitian

PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Perubahan Setting Alat Peremuk


Alur Proses Peremukan Batubara
Kondisi Material Umpan Dari Tambang
Waktu Kerja Efektif

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai