Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Latar belakang
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di
laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum
pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan (Hafsah 2009).
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau
penelitian. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda.
Pengetahuan menggunakan alat-alat laboratorium dapat mengurangi terjadinya kerusakan alat
dan meminimalisir hal-hal yang berbahaya. Cara memperlakukan alat dan bahan di
laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Alat yang
digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dapat menyebabkan kerusakan alat dan
bahan percobaan yang digunakan, sehingga hasil yang didapatkan menjadi tidak optimal.
(Triwibowo 2008).
Tujuan
Mengetahui ketentuan umum dalam laboratorium demi menjamin keamanan kerja
serta untuk mengetahui fungsi peralatan yang umum digunakan dalam laboratorium.

BAHAN DAN METODE


Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2016 di Laboratorium Biologi
Molekuler Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat biologi molekuler. Alat
yang digunakan alat alat tulis dan kamera.
Metodologi
Thermal Cycle Polymerase Chain Reaction (PCR)
Membentuk cetakan DNA secara berulang kali dengan menggunakan prosedur dan
waktu tertentu. PCR menggunakan tehnik amplifikasi (perbanyakan) secara spesifik pada

suatu segmen DNA secara in vitro dengan menggunakan DNA polymerase, template, DNA
genom, dan primer yang akan menempel pada segmen yang akan diamplifikasi. Proses PCR
ada tiga tahapan yaitu Denaturasi, Anneling dan Ekstansi.
Spektrofotometer
Alat ini fungsinya untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi
dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuve
Mikropipet
Mikropipet merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat (Daisy1994). Mikropipet terdiri dari ukuran 20 l, 100 l, 1000 l.
gunakan tip yang baru untuk setiap sampel yang berbeda untuk menghindari kontaminasi.
Sentrifugal
Merupakan alat yang memanfaatkan gaya gravitasi, sentrifugal dapat mengendapkan
partikel-partikel dalam sebuah larutan. Semakin besar kekuatan sentrifugalnya , maka
pengendapannya menjadi semakin cepat dan efektif. Pengendapan terjadi saat kita
memberikan kecepatan tertentu,dan hal ini tergantung jari-jari dari sentrfugal.
Elektroforesis
Merupakan alat untuk memisahkan sampel DNA berdasarkan ukuran (berat molekul)
dan struktur fisik molekulnya. Posisi molekul yang terpisah pada gel dapat dideteksi dengan
pewarnaan atau autoradiografi, ataupun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer.
Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan matriks penyangga untuk mencegah
terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan. Gel poliakrilamid
dan agarosa merupakan matriks penyangga yang banyak dipakai untuk pemisahan protein
dan asam nukleat (DNA). Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul biologi yang
bermuatan positif akan bermigrasi ke elektroda negatif dan sebaliknya. Prinsip inilah yang
dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan molekulmolekul berdasarkan muatannya.
UV Transilluminators

Digunakan untuk menvisualka DNA setelah diloading atau ruuning dalam DNA
elektroforess. Prinsip kerja dari alat ini adalah Sinar UV yang dipancarkan akan
memendarkan Ethidium bromide (EtBr) yang menempel pada DNA. Sehingga visualisasi
DNA bisa terlihat lewat pancaran yang berwarna orange (Rachmawati 2011)
Hot Plate
Alat kedua yang diperkenalkan adalah hot plate. Fungsi hot plate sendiri untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat
ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Prinsip kerja hot
plate adalah mengomogenkan larutan dengan putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan
batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan
suhu yang dihasilkan satuannya celcius.
Spektrofotometer
Alat ini fungsinya untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi
dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Timbangan analitik
Berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang bahan uji coba dengan
skala tertentu.
Tabung Eppendorf
Tabung kecil berukuran 1-1.5 ml ini digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam
ukuran kecil. Tabung Eppendorf juga dapat digunakan sebagai wadah bahan-bahan kimia
atau sampel dalam ukuran kecil.
Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung akuades dan lain-lain. Prinsip kerjanya adalah menyimpan larutan yang
akan digunakan sesuai dengan skala .

Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Prinsip kerjanya adalah
mengukur volume larutan berdasarkan skala volume meniskus cekung larutan.
Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/
bahan kimia. Prinsip kerjanya adalah menyimpan media atau larutan dengan volume yang
tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala
Lemari Pendingin
Merupakan alat untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun
mengendalikan aktivitas pertumbuhan mikroba pada media uji coba. Prinsip kerja dari lemari
pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi listrik menjadi
energi dingin.
Vortex
Alat ini digunakan untuk menghomogenkan larutan. Alat ini bekerja dengan berputar untuk
menimbulkan getaran pada
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances)

toxic. Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan
kulit.

Corrosive. Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak


jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2>11,5), ditandai sebagai
bahan korosif.

environmental. Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for


environment adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan
menyebabkan gangguan ekologi.

Explosives. Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya


explosive dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari
bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat
cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive
Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah
terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan
ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi
atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis
maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus
dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.

flammable. Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely


flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable
merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah
dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas
dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi
normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk selfheating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala
rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang
amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi
panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar,
juga diberi label sebagai highly flammable.

harmfulirritant. Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan


dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki
resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi irritant
atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit
atau selaput lendir.

oxidizing. Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya


oxidizing biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau
bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.
Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

Yuwono Triwibowo. 2008. Bioteknologi pertanian. Jakarta.(ID) : Universitas Gadjah Mada


Press.
Cheesbrough, Monica. 2005. District Laboratory Practice in Tropical Countries,ed.vol.2.
Cambridge: Cambridge University Press
Daisy, Ami. 1994. Nama fungsi dan cara kerja alat-alat laboratorium mikrobiologi.
Yogyakarta(ID):Kanisius:

Hafsah. 2009.mikrobiologi umum. Makassar(ID):


Rachmawati.2011.Chemistry. Jakarta(ID):Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai