Anda di halaman 1dari 13

Sistem Politik

Indonesia dari
Masa ke Masa
Dra. Sri Djoharwinarlien, SU

Sistem Politik Indonesia


(1)

Interaksi unit-unit dalam sebuah sistem dapat


dilihat melalui sistem politik. Proses politik
tersebut, dalam perspektif sistem bisa dilihat dari
berbagai sudut pandang; misalnya untuk
mengecek kebudayaan politik, lembaga politik,
perilaku politik dan sebagainya
Keberhasilan atau kegagalan dalam perspektif
sistem politik, secara sederhana dapat dilihat dari
kemampuannya menghadirkan kesejahteraan
bagi masyarakat

Sistem Politik Indonesia


(2)

Dalam perjalanannya, Indonesia telah mengalami


beberapa pergantian rezim yang berpengaruh
pada proses politik yang muncul di dalamnya.
Proses politik ini juga dapat dilihat melalui
perspektif sistem politik
Komponen penting untuk melihat proses politik
dalam perspektif sistem politik adalah: interaksi
aktor-aktor yang berperan dan sistem lingkungan
yang mendukung dalam perspektif teori sistem

Sistem Politik Indonesia


(Masa Kolonial)
Aktor-aktor:
Di masa ini partisipasi masyarakat
(pribumi) rendah bahkan tidak ada.
Birokrat cenderung loyal kepada
pemerintah kolonial. Akibatnya,
pelanggaran hak asasi terhadap
masyarakat pribumi sering terjadi.
Pribumi sendiri kesulitan untuk
memenuhi hak-hak dasarnya seperti
sandang, pangan, papan, keamanan,
kesehatan, dan pendidikan

Sistem Politik Indonesia


(Masa Kolonial)

Lingkungan yang mendukung:


Stabilitas terjaga dengan baik karena
bantuan militer. Agar sistem tetap
stabil, negara juga menciptakan politik
memecah belah antarpribumi agar
tidak muncul pemberontakan yang
merugikan keamanan negara. Situasi ini
membuat negara (pemerintah kolonial)
dapat mengejar kepentingannya yaitu
mengeruk hasil bumi Indonesia untuk
kepentingannya sendiri

Sistem Politik Indonesia


(Masa Orde Lama)
Aktor-Aktor
Di masa awal kemerdekaan Indonesia
mengadopsi model demokrasi liberal. Aktoraktor yang mengambil peran dalam fase ini
adalah mereka yang pernah aktif tahun 1928
(angkatan sumpah pemuda). Di masa ini
partisipasi masyarakat tinggi, tapi sistem yang
ada belum stabil (masih baru). Aparat negara
cenderung loyal pada kepentingan partai atau
kelompoknya. Selanjutnya adalah fase deokrasi
terpimpin, yang membuka kran bagi militer dan
PKI masuk ke Pemerintan (nasakom).

Sistem Politik Indonesia


(Masa Orde Lama)

Lingkungan yang mendukung


Situasi politik cenderung tidak stabil, karena sistem
yang ada belum siap (aparat keamanan juga masih
baru terbentuk) ditambah tuntutan masyarakat
yang tinggi. Akibatnya muncul kudeta di beberapa
kesempatan. Gaya kepemimpinan di masa ini
cenderung berbasis ideologis. Di masa demokrasi
terpimpin situasi mulai berubah, dimana aparat
keamanan yang tugasnya menjaga stabilitas
masuk ke ranah politik dan loyal pada kepentingan
negara. Disini pemimpin Indonesia menggunakan
gaya kepemimpinan kharismatik, dan paternalistik
untuk menarik simpati masyarakat

Sistem Politik Indonesia


(Masa Orde Baru)
Aktor-Aktor
Aparat negara di masa ini loyal kepada
pemerintah (golkar). Kelas birokrat adalah
yang berjaya di masa ini, karena teknokrat
menjadi kepanjangan tangan negara dalam
urusan politis maupun administratif
penyelenggaraan pemerintahan. Massa yang
hendak menyalurkan tuntutannya awalanya
bebas terbatas, kemudian terbatasi (termasuk
dalam berpartai). Pemerintah melakukan
bredel terhadap media, menangkapi orangorang yang dinilai subversif dan semacamnya.

Sistem Politik Indonesia


(Masa Orde Baru)

Lingkungan yang mendukung


Stabilitas terbentuk karena militer
bekerja di bawah tanah dengan sangat
kuat. Dari sini, pembangunan ekonomi
dapat berjalan dan masyarakat umum
cenderung diam karena kebutuhan
dasar mereka terpenuhi. Pemimpin era
ini menggunakan gaya kepemimpinan
intelek, pragmatis, dengan konsep
pembangunan lima tahunnya.

Sistem Politik Indonesia


(Masa Reformasi)
Aktor-Aktor
Di masa ini tuntutan dan partisipasi
masyarakat yang tinggi tersalurkan
melalui kanal-kanal demokrasi yang
ada. Termasuk munculnya otonomi
daerah yang membuka ruang
partisipasi di tingkat lokal. Aparat
negara (birokrat) didesain untuk loyal
kepada masyarakat (orientasi
pelayanan)

Sistem Politik Indonesia


(Masa Reformasi)

Lingkugan yang mendukung


Situasi politik cenderung tidak stabil,
dalam artian setiap orang berhak
mengutarakan pendapatnya. Di
masa ini demonstrasi menjadi
pemandangan sehari-hari yang tak
jarang berujung pada aksi perusakan
fasilitas publik. Gaya politik yang
digunakan pemimpin adalah
pragmatik

Analisis Sistem Politik


Dalam melakukan analisis sistem politik, sebaiknya
digunakan satu segi pandangan saja untuk
mengoptimalkan cara pandang. Misalnya melihat proses
politiknya saja, sistem kepartaiannya saja, budaya
politiknya, dan sebagainya. Lihat bagaimana interaksi
aktor di dalamnya, instrumen yang digunakan, caranya
mengambil keputusan, dan tujuan yang akan dicapainya
Ukuran kegagalan atau keberhasilan sebuah sistem
politik dalam analisis engalami perubahan dari masa ke
masa. Di zaman klasik prestasi politik diukur dari sisi
normatif (moralnya). Sedangkan hari ini dilihat dari
dampak positifnya bagi masyarakat, dan interaksi yang
muncul di dalamnya
Memahami metode yang ada akan memudahkan dalam
menganalisis suatu fenomena politik dalam perspektif
teori sistem

referensi
Haris, S. 2005. Desentralisasi dan Otonomi
Daerah: Desentralisasi, Demokratisasi, dan
Akuntabilitas Pemerintahan Daerah. LIPI Press.
Haryanto. 1991. Elit, Massa dan Konflik : Suatu
Bahasan Awal, Yogyakarta : PAU Studi Sosial,
UGM.
Huntington, Samuel. 1995. Gelombang
Demokratisasi Ketiga. Jakarta : PT. Pustaka Utama
Grafiti.

Anda mungkin juga menyukai