Anda di halaman 1dari 35

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Pengertian Sistem Informasi


Sistem informasi didefinisikan sebagai cara dari orang-orang dan organisasi

dalam memanfaatkan teknologi, mendapatkan, memproses, menyimpan, menyajikan,


dan menyebar informasi. (Ward & Peppard, 2002, p2).
Menurut OBrein (2003, p10) dalam (Hilda Putri Rizanti, 2013) menyatakan
bahwa pengertian Sistem Informasi adalah gabungan yang teratur dan terorganisir
dari sumber daya manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah atau mengelolah, dan menyebarkan
informasi dalam sebuah organisasi.

2.2.

Pengertian Teknologi Informasi


Menurut OBrien (2003, p9) dalam (Hilda Putri Rizanti, 2013), teknologi

informasi

merupakan

komponen

hardware,

software,

jaringan

komunikasi,

manajemen basis data dan pemrosesan teknologi informasi lainnya yang digunakan
sebagai pendukung sistem informasi.
Menurut Ward & Peppard (2002, p3), teknologi informasi khususnya
mengacu pada spesifikasi pemanfaatan teknologi, misalnya : hardware, software, dan
jaringan telekomunikasi. Teknologi Informasi memfasilitaskan sesuatu untuk
8

melakukan pemrosesan, penyimpanan, pengiriman dan berbagi konten digital lainnya,


dengan pengertian lainnya bahwa teknologi merupakan alat yang mendukung
aktivitas sistem informasi.

2.3.

Pengertian Perencanaan
Menurut Handoko (2003) perencanaan adalah pemilihan sekumpulan

kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa, kapan, bagaimana, dan oleh siapa
sekumpulan kegiatan tersebut harus dilakukan. Sementara itu, dengan definisi
yang lebih ringkas Brophy (2005) menyatakan bahwa perencanaan adalah an
activity in which all managers must enggage. (p. 176).
Dari keempat definisi perencanaan tersebut dapat dipahami bahwa sesungguhnya
perencanaan adalah proses pengambilan keputusan pada masa sekarang untuk
mengantisipasi dampak-dampak yang diperkirakan muncul di masa mendatang.
Dengan kata lain, masa yang akan datang adalah menjadi fokus perhatian dari
suatu perencanaan.
Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk
secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian
mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih
tersebut. Oleh karena itu, perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan
organisasi yang ingin dicapai serta cara-cara yang ingin ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut. (Gitosudarmo dan Mulyono, 1999)
Dalam pembuatan perencanaan dibutuhkan berbagai informasi yang
realistis dan terukur, sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat spekulatif

10

dan hanya intuitif belaka. Karena perencanaan akan dilaksanakan dimasa yang
akan datang, maka perencanaan haruslah merupakan forecasting atau ramalan
akan keadaan yang mungkin dihadapi. Oleh sebab itu, supaya perencanaan
tersebut tepat sasaran dan dapat diterapkan di masa yang akan datang, maka
perlu mempertimbangkan penggunaan strategi yang tepat pula.

2.4.

Pengertian Strategi
Pengertian strategi adalah apa yang seharusnya kita kerjakan. Sedangkan

bagaimana cara mengerjakannya disebut taktik. (Agustinus, 1996). Menurut


Stephanie K. Marrus sebagaimana dikutip oleh Umar (2001) strategi adalah suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Strategi adalah kumpulan tindakan yang tergabung yang ditujukan untuk
meningkatkan kekuatan bisnis dalam jangka panjang dari perusahaan yang terkait
dengan para pesaingnya. Strategi dapat membuat suatu kebijakan baru yang bisa
digunakan dalam praktek seperti mendesain ulang proses-proses produksi dalam
bisnis. (Ward & Peppard, 2002, p69).

2.3.1 Strategi Sistem Informasi


Strategi Sistem Informasi adalah suatu sistem informasi atau sistem-sistem
informasi apapaun dilevel manapun yang mendukung atau mengimplementasikan
strategi kompetisi yang memberi keuntungan kompetitif bagi perusahaan melalui

11

efisiensi internal dan efisiensi komparatif sehingga membantu perusahaan


memberikan keuntungan kinerja secara signifikan dan meningkatkan kinerja jangka
panjangnya. (Jogiyanto HM, 2005, p7).
Strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan atau
permintaan informasi suatu organisasi terhadap informasi dan sistem yang
mendukung keseluruhan strategi bisnis. Jadi, Strategi SI akan menentukan sistem dan
informasi yang dapat mendukung strategi bisnis sesuai dengan kebutuhan organisasi.
(Ward dan Peppard, 2002, p44).
Strategi sistem informasi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan
organisasi yang mewakili sebuah filosofi tidak hanya langkah demi langkah dari
metode perencanaan, tetapi strategi sistem informasi berkaitan dengan pengenalan
serangkaian aplikasi SI dan teknologi yang dibutuhkan untuk keberhasilan strategis
dari organisasi. (Khani Naser, 2011).

2.3.2 Strategi Teknologi Informasi


Strategi teknologi informasi adalah strategi yang dikhususkan pada penetapan
visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung untuk memenuhi kebutuhan suatu
sistem dari sebuah informasi (Ward dan Peppard, 2002, p44).
Perencanaan strategis teknologi informasi semakin dianggap baik sebagai
komponen kunci dari perencanaan perusahaan dan area fokus yang penting untuk tata
kelola teknologi informasi (L. Wilkin Carla,2012).

12

2.3.3 Strategi Bisnis


Strategi bisnis adalah sekelompok tindakan yang terintegrasi yang mempunyai
target untuk mencapai tujuan jangka panjang dan memberikan kekuatan pada
organisasi untuk menghadapi para pesaing. (Ward dan Peppard, 2002, p69).

2.3.4. Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi Sistem


Informasi, Strategi Teknologi Informasi
Agar strategi yang diterapkan optimal, maka dibutuhkan suatu strategi SI/TI
yang selaras dengan strategi bisnis pada suatu organisasi. Hal ini diperlukan supaya
investasi yang akan dikeluarkan untuk SI/TI akan sesuai dengan kebutuhan sehingga
dapat memberikan manfaat yang diukur dari pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Strategi SI/TI hanya salah satu solusi saja, karena strategi SI/TI sebagian
besar mengidentifikasi tentang teknologi saja dan sedikit mengidentifikasi kebutuhan
bisnis.
Hubungan strategi bisnis, strategi sistem informasi dan strategi teknologi
informasi dilihat melalui gambar berikut :

13

Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI


(Ward dan Peppard, 2002)

2.3.5. Perancanaan Strategi Sistem Informasi Dan

Teknologi

Informasi
Perencanaan Strategis SI/TI pada suatu perusahaan yang lebih mengarah
kepada outline visi dari esensi kebutuhan akan informasi dan sistem yang akan di
dukung oleh teknologi dalam sebuah perusahaan tersebut dengan kata lain lebih
kepada pelayanan TI (IT Supply). (Ward and Peppard, 2002).
Secara umum, dalam penerapan strategi sistem informasi dan teknologi
informasi terdapat tiga target utama dalam organisasi yaitu :
1. Memperbaiki dan meningkatkan efisiensi kerja dengan cara melakukan
otomatisasi berbagai proses yang mengelola atau memanajemen informasi.

14

2. Memperbaiki
mengoptimalkan

dan

Meningkatkan

kebutuhan

keefektifan

informasi

yang

manajemen

akan

digunakan

dengan
dalam

pengambilan keputusan.
3. Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi
dengan meningkatkan dan memperbaiki cara berbisnis yaitu dengan cara
penerapan SI/TI

sehingga akan sangat bermanfaat apabila sesuai dengan

tujuan, visi, dan misi organisasi (Ward and Peppard, 2002).


Perencanaan strategis SI/TI diperlukan untuk menghasilkan rencana strategis
yang membahas kebutuhan masa depan untuk SI/TI sesuai dengan tujuan bisnis
dengan cara yang formal ataupun kurang formal (Pita Zijad, 2010).

2.3.6. Pentingnya Perancanaan Strategi Sistem Informasi Dan


Teknologi Informasi
Ada beberapa alasan perlunya menerapkan strategi sistem informasi dan
teknologi informasi (SI/TI):
1. Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis.
2. SI/TI yang ada tidak terkendali.
3. Adanya kemungkinan terjadinya duplikasi data dan hilangnya keterkaitan
antar sumber daya informasi yang disebabkan oleh sistem yang tidak
terintegrasi.
4. Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek SI/TI
dan selalu terjadi perubahan sehingga dapat menurunkan produktivitas.
5. Manajemen informasi yang kurang baik dan tidak akurat.
6. Strategi SI/TI tidak selaras dengan proses bisnis perusahaan.
7. Proyek SI/TI hanya dievaluasi atas dasar keuangan semata. (Ward dan
Peppard, 2002, p47)

15

Perusahaan juga membutuhkan perencanaan strategis dalam pengembangan


sumber daya SI/TI dengan beberapa alasan sebagai berikut :
1. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat diberikan kepada manajemen dan ahli-ahli
SI/TI. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan ini dapat menyediakan
pemahaman bersama antara ahli-ahli SI/TI dan manajer-manajer bisnis
tentang bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk menggunakan sumber
daya informasinya.
2. Mengembangkan suatu rencana untuk sumber daya informasi yang dapat
membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan itu kepada pihak lain
didalam organisasi
3. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan sumber daya
perusahaan yang ada ke proyek-proyek SI/TI yang penting dan bermanfaat
bagi perusahaan. (Jogiyanto HM, 2005, p320).
Meningkatkan kinerja selalu menjadi perhatian dari top manajemen. Hal
tersebut dapat tercapai dengan menyelaraskan teknologi informasi untuk perencanaan
strategis perencanaan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat maksimal dari
sumber daya yang ada dan mengurangi resiko sebanyak mungkin. Sehingga dapat
menggunakan semua sumber daya yang efisien, efektif dan kompetetif. (N. Aboud
Fahad, 2011).
Penelitian telah menunjukkan bahwa perencanaan strategis SI akan membantu
manajer dalam menentukan sistem informasi baru dan strategi teknologi informasi,

16

mengalokasikan sumber daya, posisi aplikasi yang cocok sehingga mendapatkan


keuntungan kompetitif. (Yaakub N, 2005).

2.4. Model Framework Ward and Peppard


Didalam merancang sebuah perencanaan strategis SI/TI maka dibutuhkan
suatu model framework atau kerangka kerja yang nantinya akan menjadi landasan
agar hasil yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.

Gambar 2.2 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI (Ward dan


Peppard, 2002)
Model kerangka kerja dari perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi dapat dilihat pada gambar 2.2 diatas, pada kerangka kerja ini terdapat

17

bagian-bagian penting dalam penyusunan IS/IT Strategic Plan (Ward and Peppard,
2002) yaitu :
a. Inputs, sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi yang nantinya masukan tersebut akan dianalisa, bagian input terdiri atas
:

1. The Internal Business Environment


Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang, tujuan,
sumber daya, proses, kebudayaan serta nilai bisnisnya.
2. The External Business Environment
Kondisi ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan persaingan yang
mempengaruhi operasional perusahaan.
3. The Internal IS/IT Environment
Pandangan SI/TI pada bisnis, pengalaman perusahaan dalam bisnis, ruang
lingkup bisnis, kontribusinya bisnis terhadap pasar, kemampuan perusahaan,
sumber daya, infrastruktur teknologi yang digunakan, portfolio aplikasi yang
ada saat ini baik dari sistem yang sedang berjalan, aplikasi yang dalam proses
pengembangan atau belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada
perusahaan.
4. The External IS/IT Environment

18

Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta manfaat SI/TI untuk
pelanggan, pesaing, dan pemasok.
b. Outputs, merupakan hasil dari proses yang terdiri atas :
1. Business IS Strategy
Menunjukkan bagaimana setiap unit bisnis akan memanfaatkan SI/TI untuk
mencapai tujuan bisnisnya. Mencakup setiap portfolio aplikasi yang dibangun
untuk unit dan model bisnis, serta menggambarkan arsitektur informasi dari
setiap unit.
2. IT Strategy
Mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan sumber daya
spesialis.
3. IS/IT Management Strategy
Mencakup elemen-elemen umum yang diimplementasikan pada organisasi
secara keseluruhan, untuk menjamin konsistensi penerapan kebijakan SI/TI
yang dibutuhkan.
c. Current Application Portofolio
Current application portfolio merupakan gambaran aplikasi yang telah diterapkan
diperusahaan sekarang ini, dengan mengidentifikasi keuntungan, kelebihan dan
kekuatan yang akan diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta
melihat dukungan dari aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan
perencanaan strategi SI/TI bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan saat
ini.

19

d. Future Application Portfolio


Merupakan gambaran yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan digunakan
perusahaan kedepannya, untuk mengintegrasikan setiap unit bisnis dari
perusahaan

dan

menyesuaikan

perkembangan

dari

teknologi

dengan

perkembangan perusahaan itu sendiri.

2.4.1. Analisis Perencanaan Strategis SI/TI


Berdasarkan framework yang dikemukakan oleh Ward dan Peppard, pada
bagian ini akan dikemukakan alat-alat (tools) yang digunakan untuk menganalisis
perencanaan strategi SI/TI :

1. Analisis Lingkungan Internal Bisnis


Analisis lingkungan internal bisnis digunakan untuk mengetahui strategi
bisnis perusahaan saat ini, visi, misi dan tujuan perusahaan, proses bisnis, sumber
daya yang dimiliki, serta informasi yang dibutuhkan perusahaan. Tools yang
digunakan untuk melakukan analisa lingkungan internal bisnis adalah :

a. Analisis Critical Success Factor (CSF)


Rockart (Ward dan Peppard, 2001, p209) dalam (Hilda Putri Rizanti,
2013) mendefinisikan CSF sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana
jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan
perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana sesuatu

20

harus berjalan dengan baik dan benar. Sehingga keberhasilan bisnis dapat
dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002,
p209) adalah sebagai berikut :
1. Analisis

CSF

merupakan

teknik

yang

paling

efektif dalam

melibatkan manajemen senior dalam mengembangkan strategi


sistem informasi. Karena CSF secara keseluruhan telah berakar
pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam
menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian
tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
2. Analisis

CSF

menghubungkan

proyek

SI

yang

akan

diimplementasikan dengan tujuannya, dengan demikian sistem


informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan
strategi bisnis perusahaan.
3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat
menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang
diperlukan oleh setiap individu.
4. Dengan menyediakan suatu hubungan antara dengan kebutuhan
informasi,

analisis

CSF

memegang

peranan

memprioritaskan investasi modal yang potensial.

penting

dalam

21

5. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi


pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan, dengan memfokuskan pada masalah-masalah tertentu
yang paling kritis.
6. Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan
analisis value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling
kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui
kegiatan-kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.

2. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis


Analisis lingkungan eksternal bisnis merupakan analisis yang dilakukan
terhadap faktor-faktor dari lingkungan eksternal yang mempengaruhi kegiatan
bisnis proses pada organisasi. Analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis
digunakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dari bisnis yang sedang
dijalankan, mengetahui keunggulan kompetisi dan yang akan dihadapi kemudian,
sehingga

perusahaan

dapat

meningkatkan

kekuatan

dan mengantisipasi

kelemahan yang akhirnya akan meningkatkan daya saing. Adapun teknik-teknik


yang digunakan dalam analisis lingkungan eksternal bisnis adalah :
a. Analisis

Lingkungan

Political,

Environmental and Legal (PESTLE)

Economic,

Social,

Technological,

22

Menurut Ward and Peppard (2002, p70) Analisis PEST adalah analisis
terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial dan teknologi. PESTLE digunakan untuk menilai pasar dari
suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PESTLE adalah kerangka
untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi, arah perusahaan, rencana
pemasaran, atau ide. Dimana analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan,
karena melalui analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru
bagi perusahaan.
Faktor-faktor dari lingkungan biasanya dianggap bersama-sama dalam
tahap awal pemikiran strategis, selain hanya menggunakan PEST, pendekatan
analisis seperti faktor legal (hukum) biasanya disertakan dengan faktor-faktor
politik dan ecological / environmental dengan faktor-faktor sosial dalam
analisis PEST standar. Monitoring yang cermat pada faktor-faktor ini dapat
menyebabkan peluang bisnis yang signifikan dan dapat mengidentifikasi
potensi ancaman tepat pada waktunya sehingga dapat mengambil tindakan
untuk mengurangi dampak tersebut.
a). Political
Faktor politik seperti kebijakan pemerintah, hukum yang berlaku, dan aturan
formal atau informal dilingkungan perusahaan, contoh kebijakan pajak dan
peraturan daerah.
b). Economic

23

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan, contoh standar
nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi.

c). Social
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari
pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.
Contoh tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk,
kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
d). Technological
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi
tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.
e). Legal
Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-undang yang
ada atau yang akan datang, contoh lainnya adalah kesehatan dan keselamatan,
arahan pekerjaan, hak asasi manusia, tata kelola perusahaan, dan tanggung
jawab lingkungan.
f). Environmental

24

Faktor lingkungan dapat digunakan ketika melakukan perencanaan strategis


atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi
geografis.
3. Analisis Lingkungan Internal SI/TI
Analisa lingkungan internal SI/TI akan menyediakan informasi yang
menyeluruh tentang SI/TI pada perusahaan, sehingga nantinya dapat sebagai salah
satu masukkan dalam strategi SI/TI. Menurut Ward dan Peppard (2002, p198)
analisis lingkungan internal SI/TI terdiri dari :
1) Mengevaluasi portfolio aplikasi saat ini dan aplikasi yang sedang
dikembangkan untuk mengetahui kontribusinya terhadap proses bisnis.
2) Evaluasi yang sama dari sumber daya informasi yang ada.
3) Evaluasi dari infrastruktur yang ada, layanan teknologi informasi dan sumber
daya melalui pendekatan teknologi.
Menurut Ward dan Preppard (2002, p42), portfolio aplikasi menampilkan
sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini,
potensial ataupun yang masih direncanakan.

a. Analisis Portofolio Aplikasi Mcfarlan (Portofolio Aplikasi)


Portofolio Aplikasi Mcfarlan digunakan untuk menilai kontribusi SI/TI
secara keseluruhan dan efeknya terhadap kesuksesan bisnis. Menurut Ward
dan Peppard (2002, p299) dalam (Carli Darulani, 2014) portofolio aplikasi
adalah cara untuk membawa bersama sistem informasi yang telah ada, yang
direncanakan dan potensial untuk kemudian menilai kontribusi bisnisnya,

25

umunya

berupa

matrik

dua-kali-dua,

yang merupakan metode yang

sangat popular untuk menjelaskan dampak dari variabel yang tidak berkaitan,
namun saling mempengaruhi. Gambar 2.5 adalah gambar dari portofolio
aplikasi yang menampilkan sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi
perusahaan, baik yang ada saat ini, potensial ataupun yang masih
direncanakan.
STRATEGIC

HIGH POTENTIAL

Applications that are

Applications that may

critical to sustaining

be

future business strategy

achieving

important

in
future

success
Applications on which

Applications that are

the

valuable

organization

currently depends for

but

not

critical to success

success
KEY OPERATIONAL

SUPPORT

Gambar 2.5 Kategori Portofolio Aplikasi (Ward dan Peppard, 2002)

Dalam portofolio aplikasi sebuah aplikasi dapat dikategorikan


sebagai strategic, high potential, key operational, atau support tergantung
dari peranannya dalam mendukung strategi bisnis perusahaan, baik pada saat
ini maupun di masa mendatang. Kategori dalam portofolio aplikasi adalah
sebagai berikut :

26

1. Strategic, adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap


keberhasilan bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi strategis
adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dengan memberikan
keunggulan

bersaing.

Teknologi

yang

digunakan tidak

menentukan apakah suatu aplikasi strategis atau tidak, dampaknya


pada bisnis perusahaanlah yang menentukan.
2. Key Operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan
bisnis perusahaan. Apabila

terhenti,

perusahaan

tidak

bisa

beroperasi dengan normal dan ini akan mengakibatkan menurunnya


keunggulan perusahaan.
3. Support, adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam
meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun tidak
memberikan keunggulan bersaing.
4. High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan
peluang keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang. Tapi masih
belum terbukti.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p306) dalam (Carli Darulani,
2014), para pengguna dari suatu aplikasi

yang

ada,

mungkin

saja

memiliki penilaian dan pendapatan yang berbeda tentang pengkategorian


dari aplikasi tersebut. Satu kelompok pengguna mungkin berpendapat bahwa
aplikasi dapat dikategorikan sebagai strategic, namun kelompok pengguna
yang lain mungkin berpendapat bahwa aplikasi itu masuk ke kategori
support, high potential, atau key operational. Perbedaan ini Tasudah

27

pasti akan menimbulkan ketidak pastian analisis yang mengarah pada titik
tercapainya tujuan perencanaan secara maksimal.
Oleh

karena

itu

untuk

dapat

menghasilkan

penilaian

dan

pengkategorian aplikasi yang tepat dan disepakati oleh semua bagian yang
terkait, diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk menilai masingmasing aplikasi tersebut. Salah satunya adalah dengan menguji setiap
aplikasi yang ada dengan daftar pertanyaan pada Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1. Daftar Pertanyaan Portofolio Aplikasi (Ward and Peppard, 2002,
p307)

Pertanyaan
a.

Menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan?


b.

d.

Ya Tidak

Memungkinkan tercapainya sasaran bisnis yang

spesifik
atau critical success factor?
Mengatasi kendala bisnis yang berhubungan dengan pesaing?

e.

Menghindari resiko bisnis di masa depan agar tidak


timbul dalam waktu dekat?

f.

Meningkatkan produktivitas bisnis dan mengurangi biaya?

g.

Memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan?

h.

Manfaatnya belum diketahui, tapi bisa menghasilkan


poin (a) atau (b)

Untuk setiap jawaban Ya dari Tabel 2.1 diatas dimasukan ke


dalam Tabel 2.2 berikut :

28

Tabel 2.2. Klasifikasi Portofolio Aplikasi (Ward dan Peppard, 2002, p307)
High Potential

Strategic

a.

Ya (i)

b.

Ya (i)

Key

c.

Ya

d.

Ya

e.

Ya
High Potential

f.
g.

Support

Strategic

Key
Ya (ii)

Support
Ya (ii)

Ya
1) Apabila ada sebuah aplikasi menghasilkan jawaban Ya lebih
dari dua kolom (yang berarti aplikasi tersebut muncul di
lebih dari satu

ketegori) maka aplikasi tersebut harus diuji

ulang dengan memecah aplikasi tersebut menjadi beberapa


bagian dan masing- masing diuji secara terpisah. Jika ini tidak
dilakukan, resiko kegagalan akan meningkat karena tujuan
yang tidak jelas dan ketidakpastian yang akan terjadi saat
proyek pengembangan dilaksanakan.
2) Berikut adalah daftar pertanyaan tambahan yang diperlukan
untuk memperoleh kejelasan dan kepastian :
(i)
Apabila ini terjadi, maka pertanyaan tambahan untuk
memperjelas adalah Apakah manfaat bisnis dan

29

bagaimana cara mencapainya telah jelas?, jika Ya


(ii)

maka Strategic, jika Tidak maka High Potential.


Untuk memilih salah satu, maka pertanyaan berikut
harus dijalankan. Apakah kegagalan memenuhi akan
menimbulkan resiko bisnis

yang signifikan?, jika

Ya maka Key Operational, jika Tidak maka


support.
4. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisis lingkungan eksternal SI/TI bertujuan untuk memperoleh
pandangan pada perkembangan teknologi dan kesempatan untuk menggunakan
SI/TI dengan cara yang inovatif. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan
pemahaman tentang keadaan dan tren SI/TI diluar lingkungan perusahaan yang
akan memberikan pengaruh bagi perusahaan seperti pesaing, pemasok, atau
perusahaan - perusahaan lain yang memiliki hubungan dan mempengaruhi bisnis
perusahaan. Salah satu aspek dari analisis ini adalah untuk dapat mengkategorikan
elemen-elemen yang potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat dievaluasi
dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisis ini adalah untuk dapat
menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI/TI
untuk digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan
strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002, p203).

2.5. Perbandingan Model Framework Ward and Peppard dengan


Model Lain

30

Dalam membuat perencanaan strategi SI/TI terdapat beberapa metodologi


yang umum digunakan, diantaranya Perencanaan Strategi SI/TI Ward & Peppard,
Information Engineering (IE), Four-Stage Model, dan Enterprise Architecture
Planning (EAP) versi Spewak.

2.5.1 Information Engineering versi James Martin


Menurut Martin (1990) dalam (Bakhrul Ulum, 2008) Metodology Information
Engineering yang disusun oleh James Martin ini ditujukan untuk meningkatkan
pengelolaan sumberdaya (resource) yang meliputi modal (capital), orang dan sistem
informasi untuk mendukung pencapaian visi bisnis. Metodologi ini merupakan
suatu

kumpulan

teknik-teknik

formal

yang saling berkaitan dalam tahapan

perencanaan, analisa, perancangan dan konstruksi suatu

perencanaan

SI/TI

organisasi/perusahaan secara menyeluruh (interprise- wide basis). Lapisan-lapisan


pada information engineering digambarkan dalam suatu piramida yang terdiri dari 4
lapisan dari atas ke bawah berupa lapisan strategi, analisis, desain sistem dan
konstruksi. Bagian kanan piramida menggambarkan adanya relasi dengan aktifitas
yang dilakukan, sedangkan bagian kiri piramida menggambarkan adanya relasi
dengan data. Secara lengkap, hal ini terlihat pada gambar 2.6 berikut ini.

31

Gambar 2.6 Model Information Engineering (Martin 1990)


Empat lapisan dalam information engineering dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Perencanaan Strategi Informasi (Information Strategic Planning)
Pada lapisan ini, perencanaan strategi informasi tidak hanya dilakukan
untuk bagian tertentu, tetapi secara menyeluruh pada organisasi.
Analisis Area Bisnis (Business Area Analysis)
Analisis pada lapisan ini akan menghasilkan suatu model data dan model
proses dari area bisnis yang dianalisis.
Perancangan Sistem (System Design)
Pada lapisan ini digunakan alat bantu otomasi (automated tools) yang
dapat menunjukkan

jenis-jenis

informasi

apa

saja

yang

dapat

digunakan pada lapisan ini dan lapisan diatasnya (analisis area bisnis).
Konstruksi (construction)
Berdasarkan rancangan yang sudah dibuat pada lapisan diatasnya, sistem
dibangun dengan menggunakan automated code generator.
Jelas terlihat pada gambar 2.6 bahwa keluaran (output) dari dua lapisan teratas
yaitu strategi dan analisis menjadi kerangka dasar (framework) yang akan digunakan
pada lapisan perancangan sistem dan pembangunan. Lapisan teratas pada piramida

32

merupakan proses perencanaan yang membahas dampak teknologi di masa depan


bagi organisasi, bagaimana pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan daya saing
perusahaan, critical succes factor pengelolaan perusahaan, serta sasaran dan masalah
yang dihadapi organisasi.
Lapisan terbawah terdiri dari pemodelan enterprise dan informasi yang
menjadi daya tarik bagi perencana sistem informasi. Yang dibahas disini adalah
model fungsi-fungsi pada organisasi secara menyeluruh melalui pemetaan fungsifungsi secara hirarki dikaitkan dengan data entity yang disimpan, dan pemodelan
entity relationship yang memetakan entity dan relasinya sebagai data yang harus
disimpan pada database perusahaan.

2.5.2 Four Stage Model versi Watherbe


Menurut Turban (1999) dalam (Bakhrul Ulum, 2008) perencanaan sistem
informasi Four Stage Model versi Watherbe ini merupakan pondasi untuk
pengembangan sebuah portofolio aplikasi yang benar - benar selaras dengan tujuan
perusahaan/organisasi dan memiliki kemampuan untuk menciptakan keunggulan
diatas pesaing. Model ini terdiri dari empat aktifitas utama, yaitu perencanaan
strategis TI, analisis kebutuhan informasi, alokasi sumber daya, dan perencanaan
proyek. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini.

Gambar 2.7 Aktifitas Utama Four Stage Model Watherbe (Turban et al. 1999)

33

Penjelasan dari masing-masing aktifitas utama tersebut diatas adalah sebagai


berikut (Tarigan 2006) dalam (Bakhrul Ulum, 2008) :
1. Perencanaan strategis TI (Strategic IT Planning)
Aktifitas ini merupakan isu kritis bagi organisasi. Aktifitas ini menghubungkan
rencana organisasi secara keseluruhan dengan rencana TI. Tahap pertama dari
perencanaan strategis TI ini adalah

mengidentifikasi portofolio aplikasi yang

membantu bisnis. Tahapan ini dapat diperluas lagi sehingga mencakup proses
pencarian

sistem

informasi

strategis

(strategic

information

system)

yang

memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. Tahapan


ini juga mencakup penilaian terhadap lingkungan bisnis saat ini serta sasaran dan
strategi bisnis masa depan. Perencanaan strategis TI dilakukan melalui:
a. Business System Planning (BSP), model ini dikembangkan oleh IBM yang
berorientasi pada proses bisnis dan kelas data. BSP dilakukan untuk
menentukan database perusahaan dan aplikasi yang mendukung strategi
bisnis.
b. Strategic of IT Growth, digunakan untuk melihat indikator pertumbuhan TI
dan pengeluaran organisasi sebagai dasar untuk menentukan peran portofolio
aplikasi mendatang, sumber daya TI serta perencanaan dan kendali
manajemen.
c. Critical Succes Factor, yaitu hal-hal yang harus berjalan dengan baik agar
dapat menjamin organisasi tetap bertahan dan sukses. CSF ini bervariasi
tergantung pada kategori industri- manufaktur, jasa atau pemerintahan.

34

d. End/Means (E/M) Analysis, untuk mengetahui kebutuhan informasi di tingkat


organisasi, departemen, individu atau manajerial.

2. Analisis Kebutuhan Informasi (Information Requirement Analysis)


Aktifitas ini dilakukan untuk mendapatkan rincian kebutuhan informasi oleh
organisasi secara keseluruhan.
3. Alokasi Sumber Daya
Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan pengembangan
perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komputer, fasilitas, personil dan sumber
daya lainnya, sesuai dengan rencana yang telah disusun pada analisis kebutuhan
informasi.

4. Perencanaan Proyek
Pada tahap ini dilakukan perencanaan untuk proyek pengembangan sistem sesuai
dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan, dijadwalkan dan dikontrol.

2.5.3 Enterprise Architecture Planning (EAP)


Menurut Spewak (1992) dalam (Bakhrul Ulum, 2008) Enterprise Architecture
Planning (EAP)

merupakan metodologi yang dikembangkan untuk membangun

arsitektur enterprise. Tahapan pembangunan EAP adalah tahap untuk memulai, tahap
memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan, dan tahap untuk

35

menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. EAP yang diperkenalkan oleh
Steven H. Spewak dapat dijelaskan sesuai gambar 2.8.

Gambar 2.8 Lapisan metode Enterprise Architecture Planning (Spewak 1992)


Penjelasan tahapan-tahapan pada EAP dapat diperinci sebagai berikut:

Inisiasi Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pendefinisian lingkup dan
sasaran perencanaan, penilaian faktor-faktor pendukung dan penghambat
untuk perubahan melalui sistem informasi, dan pendefinisian visi dari fungsi
sistem informasi.

Pemodelan Bisnis
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi sasaran perusahaan dan
strategi pencapaiannya, identifikasi unit-unit organisasi dan tujuan bisnis setiap
unit, identifikasi program atau rencana bisnis, dan pembuatan functional
decomposition sampai tingkat yang memenuhi kebutuhan dan membuat relasi
antara fungsi-fungsi terhadap unit-unit organisasi.

36

Sistem dan Teknologi Saat ini


Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan assesment terhadap
sistem dan teknologi saat ini. Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
sistem dan teknologi yang dimiliki dan diterapkan telah memberikan
kontribusi bagi proses bisnis pada saat ini dan masa depan. Tindakan yang
dilakukan adalah survey untuk membentuk repository berbagai macam data,
aplikasi, dan teknologi yang telah dibangun dan melakukan validasi repository
untuk mendapatkan konfirmasi atas temuan-temuan dan peluang yang dapat
dilakukan terhadap sistem yang ada.

Arsitektur Data
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini identifikasi business object, definisi obyek
melalui review bahan-bahan pendukung, definisi relasi menggunakan ERD
(Entity Relationship Diagram), dan relasi obyek terhadap fungsi untuk
mendapatkan verifikasi relasi obyek dalam bentuk matriks. Kegiatan tersebut
ditujukan untuk menangkap kebutuhan data dalam skala enterprise sehingga
pengembangan sistem pada sisi database dapat mengacu pada arsitektur data
secara konsisten.

Arsitektur Aplikasi
Untuk mendefinisikan aplikasi yang akan dibangun dan menggambarkannya
dalam bentuk arsitektur aplikasi, maka pada tahap ini dilakukan kegiatan

37

identifikasi calon-calon aplikasi, membuat definisi aplikasi, tujuan, deskripsi,


kemampuan,

manfaat,

kebutuhan

operasional,

skema

arsitektur,

dan

melakukan identifikasi tiap unit aplikasi pada aspek fungsi yang didukung, tipe
aktifitas fungsi terhadap data (dalam CRUD matrix) dan relasi aplikasi terhadap
unit organisasi serta relasi terhadap sistem yang berlaku.

Arsitektur Teknologi
Yang dimaksud dengan arsitektur teknologi adalah definisi tentang teknologi atau
platform yang mendukung bisnis. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
identifikasi platform teknologi melalui pengkajian kemajuan, tren, laporan dan
proyeksi teknologi, menentukan hubungan teknologi alternatif terhadap baseline
teknologi yang digunakan, menentukan kriteria dan proses pemilihan teknologi,
membuat

relasi

antara

teknologi

dengan

arsitektur aplikasi, melakukan

evaluasi terhadap konsep arsitektur teknologi untuk menjamin kinerja dan


konektifitas platform, justifikasi terhadap tahap-tahap migrasi

sistem,

serat

melakukan review terhadap sistem yang ada dibandingkan dengan platform


masa depan yang dituju.

Rencana Implementasi/Migrasi
Tahapan ini ditujukan untuk mendefinisikan langkah-langkah

pembangunan

aplikasi dan perkiraan sumber daya yang dibutuhkan. Hal-hal yang dilakukan
pada tahap ini adalah penyusunan aplikasi terhadap entity, penentuan prioritas
pembangunan, perencanaan konversi sistem, pengelompokan aplikasi dalam

38

proyek-proyek, pentahapan pembangunan teknologi, penjadwalan implementasi,


pembuatan analisis pembangunan dan operasi, identifikasi faktor-faktor
keberhasilan dan kegagalan proyek serta pembuatan rekomendasi untuk
mengatasi kegagalan.

2.5.4 Alasan Pemilihan Metodologi


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metodologi
perencanaan SI/TI menurut Tozer (1996) dalam (Bakhrul Ulum, 2008) :
1. Kompleksitas proses, makin rendah makin baik
2. Fleksibilitas proses, makin flexibel makin baik
3. Pendekatan terhadap staf & kebiasaannya (bila faktor ini ada, akan lebih
membantu, karena umumnya implementasi perencanaan strategis SI/TI menuntut
suatu perubahan)
4. Dapat menghasilkan application development life cycle yang efisien dan efektif,
yang lebih berorientasi pada kebutuhan bisnis
5. Memiliki rencana yang jelas pada tahap akhir pengembangannya, yaitu
tahapan maintenance dan monitoring & control
6. Deliverable yang jelas dan dapat dengan cepat dihasilkan pada tiap-tiap
tahapannya
7. Memiliki mekanisme dalam penilaian dan pengintegrasian paket sistem informasi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut dan juga memperhatikan
tujuan penelitian untuk

menyusun perencanaan strategis SI/TI yang selaras

dengan rencana strategis Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumen (BPAD Soeman

39

HS) provinsi Riau maka dipilih metodologi versi Ward & Peppard dengan alasan
sebagai berikut:
1. Memiliki alur perencanaan yang mudah dan lengkap, yaitu tahapan input (analisis
lingkungan bisnis internal & eksternal serta analisis lingkungan SI/TI internal &
eksternal), tahapan IS/IT strategy process, dan tahapan output (strategi SI, strategi
TI, strategi manajemen SI/TI dan portofolio aplikasi SI).
2. Kompleksitas rendah dan bersifat luwes, dimana berbagai metode ( CSF, SWOT,
Value Chain, CObIT, dan lain lain) dapat digunakan untuk mendukung perumusan
informasi dan strategi yang akan dirancang
3. Tahapan yang disusun sangat mendukung tercapainya tujuan untuk melakukan
alignment antara strategi dan tujuan bisnis dengan strategi SI/TI.
4. Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumen (BPAD Soeman HS) provinsi Riau yang
kegiatan layanan operasionalnya sangat memerlukan aliran informasi yang
terintegrasi antar semua bagian. Penggunaan metode CSF diperlukan untuk
mengambarkan kebutuhan dan arah pengembangan SI/TI. Pada prakteknya
penerapan SI/TI ditujukan untuk meningkatkan fungsi layanan kepada masyarakat,
dan bukan menjadi pemenang dalam suatu kompetisi.

40

2.6. Penelitian Terkait


Kajian dan topik penelitian tentang perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi telah banyak dilakukan oleh peneliti
di Indonesia, berikut penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan :
Tabel 2.3 Penelitian Terkait.
No

Judul Penelitian

Analisis dan perancangan


sistem informasi
perpustakaan STKIP
Hamzanwadi Selong dengan
menggunakan TOGAF Adm

perancangan salah satu layanan Sistem


Informasi Akademik STKIP
Hamzanwadi Selong yakni Sistem
Informasi Perpustakaan (SIP) yang
diberi nama Digital Library. Untuk
mewujudkan harapan tersebut
diperlukan sebuah konsep yang tepat
dengan memperhatikan proses bisnis
organisasi itu sendiri.
.

Perencanaan strategis
teknologi informasi
pepustakaan universitas
Trisakti.

Perkembangan teknologi informasi


mendorong seluruh bidang organisasi
dan perpustakaan adalah organisasi no
profit yang membutuhkan suatu
rancangan strategis untuk mencapai
kualitas mutu layanan dan didasarkan
pada hasil peringkat TesCa yang
menempatkan Universitas Trisakti pada

Deskripsi

Metodologi

Cara Pengujian

Hasil

Perancangan
Model Enterprise
Architecture dengan
TOGAF Architecture
Development Method

Penggambaran dan
rancangan model sistem
informasi secara logika
dapat dibuat dalam
bentuk Diagram
Konteks dan
Diagram Alir Data
(DAD) atau Data Flow
Diagram
(DFD). ERD Sistem
Informasi Perpustakaan,

Penelitian ini bersifat


kualitatif

Kajian ini dilakukan


dengan menggunakan
pendekatan kualitatif
Balanced Scorecard,
SWOT, dan TI

Hasil penelitian a dapat


disimpulkan :
1. Pelayanan terhadap
pengguna system,
khususnya
mahasiswa menjadi
lebih baik dan cepat.
2. Dengan kehadiran
perpustakaan digital pe
layanan kampus yang
sudah menggunakan
sistem komputerisasi
akan lebih baik dan
lebih efisien sehingga
lebih meningkatkan tata
kelola Sistem Informasi
Perpustakaan STKIP
HamzanwadiSelong.
Perencanaan strategis
teknologi informasi agar
dapat
diimplementasikan di
Perpustakaan (Usakti).
Hasil
Analisis SWOT telah
menghasilkan sepuluh

41
posisi ang kurang memuaskan sehingga
diperlukan suatu perubahan khusunya
perpustakaan untuk mendorong kualitas
setiap penelitian
3

Perencanaan Strategis pada


perputakaan Perguruan
Tinggi Islam STAIN Padang
Sidempuan

Peneltian Strategik SI pada


SMA Atma Luhur Pangkal
Pinang

STAIN Padang Sidempuan memiliki


beberpa potensi yang perlu
dikembangkan, bertambahnya
mahasiswa, tentunya perpustakaan
sebagai sumber referensi keilmuan
membutuhkan pengembangan.
Mencapai tujuan sesuai tujuan organisasi
merupakan target dalam penelitian ini.
Yayasan Trukajaya adalah lembaga
kajian dan pengembangan masyarakat,
dalam kegiatan operasionalnya beberapa
unit kegiatan masih berjalan sendiri,
penggunaan sistem informasi akan
membantu yayasan khususnya pada unit
SMA Atma uhur dalam mencapai tujuan

Penelitian ini bersifat


kualitatif

Menggunakan analisa
SWOT

Penelitan ini bersifat


kualitatif

Kajian peneltian ni
menggunakan metode
ward peppard yang
menggambarkanalur
proses input & keluaran
dengan metode analisa
lingkungan eksternal
dan internal dan
digunakan juga analisa
SWOT.PESTLE,CSF,
Value chain, Mc Farlan
Grid

strategi. Untuk setiap


strategi, pengukuran,
sasaran,dan strategi
inisiatif telah
ditetapkan.
Hasilnya berupa
perencanaan startegis
pada STAIN Padang
Sidempuan yang akan
diterapkan pada jangka
panjan dan jangka
pendek
Hasil dari peneltian ini
memberikan gambaran
tentang kondisi ti terkini
dan diperlukan
pengembangan dengan
dibuatnya cetak biru
pengembangan strategis
sistem informasi pada
SMA atma Luhur

Perbedaan.dengan.penelitian.sebelumnya:
Beberapa peneliti sebelum yang mengankat judul dan pembahasan yang sejenis dan perbedaan terdapat pada metode yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang ditemui, sedangkan dalam penelitian ini, Penulis menggunakan kerangka pikir
penelitian yang mengacu pada framework ward and peppard, menggunakan penelitian kualitatif. Pada analisa lingkungan eksternal

42

bisnis menggunakan tool PESTLE, untuk analisa lingkungan internal penulis menggunakan CSF. Untuk analisa internal peneliti tidak
menggunakan value chain dengan maksud untuk focus terhadap kondisi peningkatan layanan operasional. Pada analisa lingkungan
internal SI/TI penulis menggunakan analisa kontribusi layanan IT dengan menggunakan tools Mc Farlan dan analisa lingkungan
eksternal TI/SI menggunakan trens TI/SI yang berkembang saat ini. Kemudian hasil perencanaan strategis SI/TI dioptimalkan dengan
melakukan analisa Gap untuk membandingkan SI/TI yang ada saat ini dengan hasil perencanaan strategis SI/TI.

Anda mungkin juga menyukai