Disusun oleh :
Kelompok
STIKes MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya,
dan sampai kepada kita semua selaku umatnya.
Makalah ini di ajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas 1, makalah ini bertema Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Plasenta Previa.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................
Tujuan .................................................................................................................
Ruang Lingkup Penulisan ...................................................................................
Metode Penulisan ................................................................................................
Sistematika Penulisan .........................................................................................
4
4
4
5
Etiologi ..............................................................................................................
Insiden ...............................................................................................................
Patofisiologi .......................................................................................................
Tanda dan gejala ................................................................................................
Penatalaksanaan .................................................................................................
Komplikasi ........................................................................................................
Pencegahan ........................................................................................................
5
5
6
7
7
7
BAB III Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penyakit Athritis Gout
Pengkajian ........................................................................................................
15
18
21
BAB IV Aplikasi Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. S Dengan Penyakit
Athritis Gout
Pengkajian ..........................................................................................................
23
40
46
46
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan plasenta previa
makin dibutuhkan mahasiswa ataupun perawat selaku pemberi pelayanan
kesehatan.
keperawatan sistem maternitas sendiri sejak lama tidak lepas dari pembedahan, suatu
disiplin ilmu dari bagian medis yang di Indonesia sekarang ini masih belum dikenal luas
oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh keadaan masih adanya peranan yang cukup besar
dari ahli dukun beranak (khususnya di daerah), yaitu lebih dari 25% klien berobat ke ahli
dukun beranak tanpa memnadang derajat sosial dan pendidikan dan umumnya datang ke
Rumah Sakit setelah timbul penyulit atau sudah dalam stadium lanjut. Untuk
mengantisipasi masalah tersebut, salah satu fungsi dari peranan perwat adalah
mensosialisasikan pada masyarakat umum guna mencegah/menghindari hal-hal yang
sebenarnya tidak perlu tejadi.
Oleh karena itu,kami menyusun makalah yang berjudul Konsep Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Plasenta Previa. Dengan harapan sebagai perawat kita mampu
memahami konsep penyakit yang dialami klien dengan plasenta previa, sehingga kita pun
mampu memberi asuhan keperawatan keluarga yang tepat dan komfrehensif, yang meliputi
pengkajian perumusan diagnosa keperawatan dan perencanaan keperawatan.
2. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah menyelesaikan seminar ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan asuhan
keperawatan keluarga denganplasenta previa.
2. Tujuan Intruksional Khusus
a. Menjelaskan pengkajian pada asuhan keperawatan keluarga dengan plasenta previa
Menjelaskan diagnosa pada asuhan keperawatan dengan plasenta previa Menjelaskan
perencanaan pada asuhan keperawatan keluarga dengan plasenta previa.
3. RUANG LINGKUP PENULISAN
Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah meliputi tinjauan teoritis plasenta previa,
konsep asuhan keperawatan keluarga pada plasenta previa dan aplikasi kasus asuhan
keperawatan keluarga dengan plasenta previa.
4. METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan studi kepusatakaan.
5. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.
2.
3.
4.
5.
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penulisan
Metode penulisan
Sistematika penulisan
Bab II Pembahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengertian
Klasifikasi
Etiologi
Menispestasi klinik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yaitu di
atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 0,6 % dari keseluruhan persalinan.
B. KLASIFIKASI
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1) Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.
2) Incomplete / Parsial placenta previa
Menyiratkan penutupan tak sempurna.
3) Total / Complete placenta previa
Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya berdilatasi.
berikutnya.
D. MANIFESTASI KLINIK
1) Rasa tak sakit, perdarahan uteri, terutama pada trimester ketiga.
2) Jarang terjadi pada episode pertama kejadian yang mengancam kehidupan atau
menyebabkan syok hipovolemik.
3) Kira-kira 7% dari placenta previa tanpa gejala dan merupakan suatu temuan yang
kebetulan pada scan ultrasonik.
4) Beberapa adalah jelmaan untuk pertama kali, saat uteri bawah merentang dantipis, saat
sobek dan perdarahan terjadi di lokasi implantasi bawah.
5) Placenta previa mungkin tidak menyebabkan perdarahan hingga kelahiran mulai atau
hingga terjadi dilatasi lengkap. Perdarahan awal terjadi dan berlebih-lebih pada total
previa. Perdarahan yang merah terang mungkin terjadi secara intermitten, saat
pancaran, atau lebih jarang, mungkin juga berlanjut. Ini mungkin berawal saat wanita
sedang istirahat atau di tengah-tengah aktifitas. Kebetulan kejadian ini tidak pernah
terjadi kecuali jika dilakukan pengkajian vaginal atau rektal memulai perdarahan
dengan kasar sebelum atau selama awal kehamilan.
6) Sikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit. Bagaimanapun jika
perdarahan yang pertama bersamaan dengan serangan kelahiran, wanita mungkin
mengalami rasa tak nyaman karena kontraksi uterus.
7) Pada pengkajian perut, jika fetus terletak longitudinal, ketinggian fundus biasanya
lebih besar dari yang diharapkan untuk umur kehamilannya karena placenta previa
menghalangi turunnya bagian-bagian janin.
8) Manuver leopod mungkin menampakkan
fetus
pada
posisi
miring
atau
ostinum uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas sehingga perlu
dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinankeadaan gawat
darurat.
Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih lama, pasien
dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien diluar kota dan
jarak untuk mencapai RS lebih dari 2 jam) dengan pesan segerakembali ke RS
dilakukan.
Tujuan SC antara lain :
Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksidan
menghentikan perdarahan.
Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada cervik uteri, jika janin
dilahirkan pervaginam
Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehinggacervik
uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selainitu, bekas
tempat implantasi placenta sering menjadi sumber perdarahankarena adanya
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PLASENTA PREVIA
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus tentang keluarga yang di binanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (yang digunakan
setiap hari), lugas, dan sederhana.
Pada kegiatan pengkajian ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Membina hubungan baik. Hubungan yang baik antara perawat-klien (keluarga)
merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat
dibentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi perawat
untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan.
a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
b. Menjelaskan tujuan kunjungan.
c. Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga.
d. Menjelaskan lugs kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat.
2. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan (tahap kedua). Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Perawat perlu mengungkap keadaan keluarga
hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Pengumpulan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara,
observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga, dengan
JK
Hub.
Kel.
KK
Umur
Pendidikan
Ket.
Status Imunisasi
BCG
Polio
DPT Hepatitis
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Campak
Tipe keluarga, yang menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
Suku bangsa, yang mengkaji asal/suku bangsa keluarga (pasangan), dapat digunakan untuk
mengidentifikasi budaya suku keluarga yang terkait dengan kesehatan, juga dapat
mengidentifikasi Bahasa seharihari yang digunakan oleh keluarga.
Agama, yang mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
memengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi, pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap pola pikir dan
tindakan keluarga dalam mengatasi maslah dalam keluarga. Sebaliknya dengan tngkat
pendidikan tinggi keluarga akan mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan
untuk menyelesaikan masalah.
Aktivitas rekreasi keluarga, yang dimaksud rekreasi keluarga bukan hanya bepergian ke
luar rumah secara bersama atau sendiri menuju tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul
di rumah untuk menikmati hiburan radio atau televisi bersama juga bercengkerama.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh
usia anak tertua dari keluarga inti.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Bagian ini menjelaskan tentang
tugas keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi oleh keluarga. Juga dilakukan
pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan upaya yang telah
dilakukannya..
Riwayat kesehatan keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit,
upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan kesehatan.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya), yang menjelaskan riwayat
kesehatan generasi di atas orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut
tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan sampai saat ini.
Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah, yang menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni
keluarga meliputi lugs, ripe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan
perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mck (mandi, cuci, dan
kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan.
Karakteristik tetangga dan komunitasnya, menjelaskan tentang karakteristik dari
tetangga dan komunitas setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal, meliputi kebiasaan,
seperti lingkungan fisik, nilai atau norma serta aturan/kesepakatan pencluduk setempat, dan
budaya setempat yang memengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografts keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.
Mungkin keluarga sering berpindah tempat atau ada anggota keluarga yang tinggal jauh dan
sering berkunjung pada kelurga yang dibina.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
Sistem pendukung keluarga, yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat clan fasilitas
keluarga yang menunjang kesehatan (askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang lain).
Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga (peralatan kesehatan), clukungan psikologis
anggota keluarga atau masyarakat, clan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga yang dapat
digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.
Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi. Perlu dijelaskan pula hal-hal apa saja yang juga mempengaruhi komunikasi
keluarga.
Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan. Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain
untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan dan
akan timbul perasaan di hargai dalam keluarga.
Struktur peran keluarga, yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga
secara formal maupun informal baik dikeluarga atau masyarakat. Bila anggota keluarga dapat
menerima melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan
menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
Nilai atau norma keluarga, manjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku individu masing-masing anggota
keluarga yang ditempatkan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam
keluarga.
Fungsi Keluarga
Fungsi afektif, keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga
yang sakit skabies akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Fungsi sosialisasi, Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
anak
menderita
sakit
serius,
apa
jenisnya,
kapan
KRITERIA
O
1
Sifat masalah
SKOR
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah
BOBOT
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
Sedang
Rendah
Menonjolnya masalah
2
1
ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
Berikut proses skoring untuk setiap diagnosis keperawatan :
1.
2.
3.
4.
5. Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak/kurang sehat karena perlu
tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
6. Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tuindakan untuk menangani
masalah.
Sumber daya keluarga ; fisik, keuangan, tenaga.
Sumber daya perawat ; pengetahuan, keterampilan, waktu.
Sumber daya lingkungan ; fasilitas, organisasi, dan dukungan.
7. Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :
Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit.
Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah.
Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi
parah.
8. Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai
masalah keperawatan tersebut.
Dalam merumuskan diagnosa dalam keperawatan keluarga perlu dilakukan prioritas
masalah dan adanya kriteria prioritas masalah.
a. Prioritas masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1) Tidak mungkin masalah-masalah keehatan dan keperawatn yang ditemukan dalam
keluarga dapat diatasi sekaligus.
2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga seperti masalah penyakit.
3) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarg terhadap asuhan
keperawatan yang akan diberikan.
4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
5) Sumber
daya
keluarga
yang
dapat
menunjang
pemecahan
masalah
kesehatan/keperawatan keluarga.
6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
b. Kriteria prioritas masalah
Beberapa kriteria dalam penyusunan prioritas masalah menurut effendy (1998;52).
1) Sifat masalah, dikelompokan menjadi : ancaman kesehatan, keadaan sakit atau
kurang sehat dan situasi krisis.
2) Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan
dan kesehatan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah skabies dapat dirubah adalah :
a. Pengetahuan dan tindakan untuk menangani masalah skabies.
b. Sumber daya keluarga, diantaranya adalah keuangan, tenaga, sarana dan
prasarana.
c. Sumber daya perawatan, diantaranaya adalah pengetahuan dan keterampilan
dalam penanganan masalah skabies serat waktu.
d. Potensi masalah skabies untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah
skabies yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan.
4. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada
masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan:
1. Menstimulasi kesadaran atau pencrimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara:
Memberikan informasi yang tepat.
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki clan ada di sekitar keluarga.
Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara:
Mendemonstrasikan cara perawatan.
Menggunakan alat clan fasilitas yang ada di rumah.
Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara:
Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya,
dengan cara:
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga
Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan:
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan
kondisi klien.
1.
Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindra
perawat yang objektif.
2.
Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga
dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
BAB IV
APLIKASI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. DENGAN
PLASENTA PREVIA
1.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENGKAJIAN
Data umum
Nama KK
: Tn. A
Usia
: 33 tahun
Alamat
:
Pekerjaan
: wiraswasta
Pendidikan
: SMA
Komposisi Keluarga
Ket.
Status Imunisasi
No
Nama
JK
Hub.
Kel.
Umur Pendidikan C
KK
Ny. T
Istri
29
SMA
An. N
An. Kandung
10
SD
Polio
1
DPT
Hepatitis
Cam
3 4
pak
Genogram
X
Keterangan:
: Laki-laki
:Perempuan
X
: Klien
: Menikah
: Tinggal Serumah
: Sudah meninggal
: Garis keturunan
7. Tipe keluarga
Keluarga Tn. A termasuk keluarga keluarga inti, tang terdiri dari ayah, ibu dan 1 orang
anak.
8. Suku bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku Sunda, Indonesia.
9. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat beribadah dan
menjalankan perintah YME
10. Status social ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga Tn. A sebagai pedagang kerudung menurut pengakuan Ny.T
penghasilan suaminya sudah cukup untuk keperluan sehari-hari dan sedikit-sedikit
sudah bisa menyisakan penghasilannya untuk ditabung.
Penghasilan keluarga : Rp.1.500.000,-perbulan yang diperoleh dari hasil kerja Tn.A,
dengan rata-rata pengeluaran perbulannya Rp. 1.200.000,-.
11. Aktivitas rekreasi keluarga:
Kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak kadang bermain dengan teman-temannya dan
sekali-kali pergi berenang, menonton tv pada malam hari, sesekali Ny.T mengunjungi
saudara-saudaranya yang tinggal agak jauh dari rumahnya.
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. S mempunyai 1 orang anak yang berumur 10 tahun Tn. A berada pada
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tugas yang telah dipenuhi pada tahap perkembangan keluarga Tn. A yaitu, membantu
sosialisasi anak , tetangga, sekolah dan lingkungan, mempertahankan keintiman
pasangan, memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tn.A cukup berhasil dalam memenuhi seluruh tugas pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Pada saat dikaji Ny.T sedang dalam keadaan
oleh Ny.T bahwa ia sering merasakan nyeri
kehamilan 4 bulan itupun terjadi kalau Ny.T capek/banyak jalan dan keluhan akan
berkurang bila Ny. T banyak istirahat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Ny.T mengatakan bahwa ibunya telah meninggal 2 tahun yang lalu akibat kanker
ovarium yang dideritanya.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah yang ditempati 54 m2 (lebar 6 m dan panjang 9 m),terdiri dari 2 kamar
tidur,1 kamar mandi dan WC,dapur,ruang keluarga,dan ruang tamu. Tipe bangunan
rumah adalah permanen.keadaan lantai terbuat dari kramik. Sumber air minum yang
digunakan adalah dari air sumur yang dimasak. WC yang ada memiliki septic tank.
A : Ruang Tamu
B : Kamar Tidur
C : Ruang Keluarga
D : Kamar Tidur
E : Dapur
F : Kamar Mandi
Tetangga klien yang ada sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah
perkotaan sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Warga memiliki
kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian tiap malam rabu. Pengajian ini
berlangsung di madrasah yang letaknya tidak jauh dari rumah klien. Penduduk
setempat juga mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang
menginap harap lapor pada RT/RW.
3. Mobilitas geografis keluarga:
Keluarga ini tidak pearnah pindah tempat tinggal sejak menikah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Ny.T selalu mengikuti pengajian setiap malam rabu dan anaknya juga mengikuti
pengajian di MDA yang letaknya tidak jauh dari rumah klien.
5. Sistem pendukung keluarga:
Ny.T sedikit demi sedikit sudah mulai menabung untuk persiapan persalinannya tapi
kadang-kadang terpakai oleh anak pertamanya untuk jajan atau kebutuhan sehari-hari.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Ny.T mengatakan komunikasi dilakukan secara baik antar keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
Klien memberi nasehat kepada anaknya bagaimana cara berperilaku yang baik, sopan
santun, tatakrama. Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn. A, Tn. A selalu
megingatkan Ny. T untuk senantiasa memeriksakan kandungannya.
3. Struktur Peran:
Ny.T tetap menjadi ibu rumah tangga yang masih bisa mengatasi anaknya, terkadang
suaminya juga ikut dilibatkan dalam mengatasi anaknya.
4. Nilai atau norma keluarga:
Nilai yang dianut keluarga Ny.T masih menyesuaikan dengan nilai agama dan norma
yang berlaku di masyarakat walaupun Ny.T merasa pusing dan cape tetapi
Ny.T
Pemfis
Kesadaran
2.
TTV
4.
5.
Tn.A
Compos
Ny.T
Compos
An.N
Compos
Mentis
Mentis
Mentis
- TD:
120/70 mmHg
90/70 mmHg
Tidak dikaji
-Nadi:
80x/mnt
86x/mnt
70x/mnt
-Respirasi:
24x/mnt
21x/mnt
22x/mnt
-Suhu:
Kepala
37C
36C
35C
-Warna Rambut
Hitam
Hitam
Hitam
-Tekstur
Agak kasar
Halus
Halus
-Kebersihan
Mata
Bersih
Bersih
Bersih
-Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
-Konjungtiva
Tidak Anemis
Tidak Anemis
Tidak Anemis
6.
7.
8.
9.
-Penglihatan
Normal
-Reflek Pupil
Telinga
Normal
-Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
-Lesi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
-Serumen
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
-Pendengaran
Normal
Normal
Normal
-Nyeri
Mulut
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
-Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
-Mukosa Bibir
Lembab
Lembab
Lembab
-Kebersihan
Leher
Cukup bersih
Bersih
Bersih
-Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
-Pembesaran
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
-Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
-Nyeri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Datar
Besar
Datar
Normal
Kelenjar Tiroid
Dada
-Bunyi
10.
Normal
Napas
Tambahan
Abdomen
-bentuk
karena
sedang hamil
-fetus terletak
longitudinal
-ketinggian
fundus lebih
besar.
-nyeri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
.
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan
pelayanan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang membutuhkan tidak hanya pasien di
rumah sakit tetapi juga warga masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan.
jangan membeda - bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat yang miskin
dengan yang kaya.
N
O
1
DATA
PENYEBAB
MASALAH
DS :
Resiko perdarahan
a. Keluarga
mengatakan
belum Ketidaktahuan
mengetahui apa sebenarnya itu keluarga
tentang
plasenta previa.
plasenta previa.
b. Ny. T mengatakan mudah lelah.
DO :
a. Klien tampak lemah, lesu
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
N :86x/mnt
R : 21x/mnt
S : 36C
2. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tanggal
1
No
Dx
2
Diagnosa keperawatan
3
Perencanaan (Tujuan)
Jangka Panjang
Jangka Pendek
Evaluasi
Kriteria
4
5
6
Resiko
pendarahan Klien tidak lagi mengeluh Setelah dilakukan 1 x 30
berhubungan
dengan mudah lelah setelah 4-5 menit pertemuan keluarga
ketidaktahuan keluarga hari dengan kriteria, klein dapat,
1. Mengenal
masalah
tentang plasenta previa.
tidak lagi mengeluh lelah,
plasenta previa.
a. Keluarga
klien dapat beraktifitas
1.1. Menyebutkan
Respon Verbal :
mengatakan
dengan tenang.
dapat
pengertian
plasenta Keluarga
belum
menyebutkan
pengertian
previa.
mengetahui apa
dari plasenta previa.
sebenarnya itu
plasenta previa.
b. Ny.
T
mengatakan
mudah lelah.
DO :
a.Klien tampak lemah,
lesu
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
N :86x/mnt
R : 21x/mnt
S : 36C
Standar
Intervensi
Placenta previa
1.1.1. Kaji
adalah plasenta yang
tentang
previa.
berimplantasi
pada
pengetahuan
plasenta
1.2. Keluarga
mampu Respon Verbal :
dapat
menyebutkan penyebab Keluarga
-Penyebab
menyebutkan
penyebab
plasenta previa.
plasenta previa
previa :
plasenta
1.2.1. Kaji
pengetahuan
keluarga
tentang
bekas luka operasi
penyebab
plasenta
uterus.
previa.
kehamilan molar.
tumor.
kehamilan multiple / 1.2.2. Diskusikan bersama
keluarga
tentang
lebih
dari
satu.
penyebab
plasenta
pembuluh darah yang
previa.
sebelumnya mengalami
perubahan.
1.2.3. Evaluasi hal-hal yang
telah didiskusikan.
1.2.4. Beri
reinforcement
positif bila keluarga
dapat
menjawab
sesuai standar.
Respon Verbal :
1.3. Keluarga
mampu Keluarga
dan
gejala
dapat -Tanda
menyebutkan tanda dan menyebutkan 3 dari 5
plasenta previa :
tanda
dan
gejala
plasenta
gejala plasenta previa.
previa.
1) Rasa tak sakit,
perdarahan
uteri
2) rasa
pengetahuan
tak 1.3.1. Kaji
keluarga tentang tanda
nyaman
dan gejala plasenta
3) ketinggian
previa.
fundus
biasanya lebih 1.3.2. Diskusikan bersama
keluarga tentang tanda
besar
fetus
dan gejala plasenta
pada
posisi
previa.
miring.
4)
syok 1.3.3. Evaluasi hal-hal yang
telah didiskusikan.
hipovolemik.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Pengumpulan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi
fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga, dengan menggunakan
data sekunder.
b. Diagnosa keperawatan dalam keluarga yang membedakan dengan diagnosa lain adalah dari
penyebab/etiologi (E), adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
c. Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang
dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan
tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan pada rencana keperawatan yang
telah disusun.
e. Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya.
2. SARAN
a. Dalam pengkajian pada asuhan keperawatan dengan plasenta previa sebaiknya dilakukan secara
menyeluruh agar dapat menyusun diagnosa sesuai dengan keadaan keluarga tersebut.
b. Membuat diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga dengan plasenta previa
sebaiknya dibuat sesuai dengan data-data yang telah diperoleh dari pengkajian sebelumnya,
serta harus dilakukan penyusunan prioritas masalah yang sesuai dengan keadaan klien.
c. Perencanaan pada asuhan keperawatan keluarga dengan plasenta previa harus disesuaikan
dengan tujuan umum yang mengacu pada masalah serta tujuan khusus yang mengacu pada
etiologi. Selain itu juga dalam perencanaan keluarga seharusnya disesuaikan dengan kriteria
dan standar yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA