KELABU
Generousdi(1)
(1)
The welding process is the metal continuation with heat to be plastis or liqiud, with or
without pressure. The fusion welding is a process involving the continuation of the process
resulted in two main metals that will go through so that mixing occures between the two
material and then congeal into one unit. The principles of welding process was a
continuation that make use of metallurgical phenomena. The problems that arise are
usually occured cract in the part of continuation. In the phenomenon of metallurgy at the
time that was welding the steel whould happened martensite and fissure, while the gray
cast iron was the occurence of white cast iron and martensit.
Keywords: Crack, fissure, intermetalic, super silicon cast iron
1. PENDAHULUAN
Besi cor sebagai logam dari kelompok paduan besi,
termasuk logam yang relatif sulit dilas. Sulit dalam
arti bukan tidak terjadi sambungan, akan tetapi lebih
pada terjadi retakan di sekitar logam las dan logam
induk yang dilas. Kendala itu lebih banyak
disebabkan oleh karakteristik dari besi cor itu sendiri.
Logam-logam paduan besi yang banyak mengandung
karbon (lebih dari 0,3 %) relatif lebih sulit dilas.
Menurut Suratman (2008), proses pengelasan yang
melibatkan adanya pencairan di daerah sambungan,
secara metalurgis akan menghasilkan tiga daerah
(zone) seperti terlihat pada Gambar (1) berikut:
Ketiga daerah tersebut adalah daerah logam las
(daerah 1), daerah fusi atau daerah pencampuran
antara logam las dengan logam induk (daerah 2) dan
daerah yang dipengaruhi panas, HAZ (daerah 3).
terhadap umur
ISSN 1829-8958
F-11
balan
1-1.5
<= 0.17
0.4-0.65
0.5-0.8
0.45-0.65
< = 0.03
< = 0.03
-
SAE
304L
balan
18-20
8-12
0.03
2.0
1.0
0.03
0.03
-
Incoloy
825
30
20
42
0.03
3
3.5
Incoloy
625
30
22
62
0.05
9
2
-
... (1)
ISSN 1829-8958
Tabel 2. Kelas Besi Cor Kelabu Berdasarkan Komposisi dan Kuat Tarik.
Kelas
15
20
25
30
35
%
C
3.30-3.60
3.30-3.50
3.10-3.40
3.00-3.20
2.95-3.15
%
Si
1.90-2.70
1.80-2.10
1.60-2.00
1.60-1.90
1.10-1.30
%
Mn
0.40-0.70
0.65-0.85
0.70-0.95
0.90-1.10
0.90-1.20
Kuat Tarik,
Kg/mm2
10 min
15 min
20 min
25 min
30 min
35 min
Kekerasan
(HB)
201
212
223
241
262
277
%
S
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
%
P
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
Kuat
Tarik, kg/mm2
15
20
25
30
35
1.
2.
3.
4.
FC 10
FC 15
FC 20
FC 25
FC 30
FC 35
38
a.
b.
c.
d.
e.
Pada perkembangan berikutnya, mengingat kesulitankesulitan yang sering dijumpai dalam mengelas besi
cor kelabu, maka telah dikembangkan metodametoda baru yang lazim dikenal dengan istilah :
Metoda Pouring (buring in), metoda Powder filling,
metoda Draoplet spray, dan metoda Turbulence Flow
Casting (TFC), (Sonawan, 2008).
Metoda-metoda
tersebut
pada
prinsipnya
mengupayakan menuangkan logam cair (dalam hal
ini besi cor kelabu yang cair) ke bagian yang akan
disambungkan sehingga antara logam las di daerah
sambungan dengan logam induk tidak terjadi
perbedaan material sehingga mampu menghasilkan
ikatan metalurgi yang baik dan homogen tanpa
terjadi penggetasan, seperti terlihat pada Gambar
(3) dan Gambar (4). Metoda-metoda tersebut di
4. KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Sonawa,
Pengelasan
Besi
http://sonawan.blogspot.com, 2008
5.
Surdia,
Tata
dan
Saito,
Shinroku,
Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramitha,
Cetakan Pertama, Jakarta, 1985.
6.
Suratman,
R.,
indonesia.com, 2008
7.
http:
ISSN 1829-8958
Cor,
//www.Migas-
40
41