Anda di halaman 1dari 4

ACARA I SISTEM PERTANAMAN

TUJUAN Mampu menerapkan teknik budidaya tanaman semusim dengan pola tanam tumpangsari dan
mengelola usahatani dengan baik.
BAHAN DAN ALAT Bahan : benih jagung manis, sorgum, kangkung, bawang daun, bawang merah, bayam,
pakcoy, caisim, kubis dataran rendah, brokoli, sawi putih, seledri, kucai, pupuk kandang, pupuk urea, KCl, SP36.
Alat : cangkul, sabit, tali rafia, rollmeter, tugal, sprayer, oven, kantong plastik, timbangan analitik, alat tulis.
Pelaksanaan percobaan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

g.

Pengolahan tanah
Penanaman dan pemupukan dasar
Pemupukan susulan
Pengairan
Pengendalian hama dan penyakit
Variabel pengamatan Variabel yang diamati dalam praktikum ini meliputi variabel
pertumbuhan,komponen hasil dan hasil serta kondisi lingkungan.
Variabel Tanaman jagung adalah tinggi tanaman setiap 2 mingguan, luas daun, biomassa tanaman,
LAB dan LPT, bobot tongkol.
Tanaman yang ditumpangsarikan meliputi tinggi tanaman setiap 2 mingguan, bobot brangkasan,
LAB dan LPT, jumlah daun .
Variabel lingkungan yang diamati adalah sekapan cahaya yang diamati setiap 2 mingguan
menggunakan light meter dan dinyatakan dalam satuan lux.
ANALISIS DATA Data dianalisis dengan sidik ragam sesuai rancangan yang digunakan. Apabila pada
sidik ragam perlakuan menunjukkan pengaruh nyata pada taraf 5%, maka untuk mengetahui perbedaan
antara perlakuan dianalisis dengan DMRT (Duncans Multiple Range Test)

Sistem pertanaman ganda adalah suatu stategi produksi tanaman terdiri atas berbagai kegiatan meningkatkan
hasil tanaman per satuan luas lahan per satuan waktu melalui penanaman beberapa jenis tanaman secara
bersamaan (intercropping), berurutan (squential cropping), atau kombinasi antara tanaman tunggal dan tanaman
campuran secara berurutan pada petak lahan sama selama setahun
Tumpang gilir (multiple cropping) adalah teknik budidaya tanaman dengan menanam lebih dari satu tanaman
pada satu musim, kemudian dilanjutkan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada musim berikutnya dengan
lahan yang sama dalam waktu satu tahun. Tumpang gilir adalah tumpang sari yang dilakukan secara berurutan
dan lebih dari satu periode tanam.
Tanaman Bersisipan (relay cropping) adalah pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis
tanaman, selain tanaman pokok. Tanaman bersisipan hampir sama dengan tumpang sari, tetapi pada tanaman
bersisipan penanaman bisa dilakukan tidak serentak asal daur hidup tanaman pertama belum habis sebelum
tanaman yang lain ditanam.
Tanaman Campuran (mixed cropping) adalah teknik budidaya tanaman yang membudidayakan lebih dari
satu tanaman pada satu lahan yang sama pada periode tanam yang sama tetapi jarak tanam dan barisan antar
tanaman tidak diperhatikan. Tanaman campuran adalah tumpang sari yang tidak memperhatikan jarak tanam.
Tanaman Bergiliran (sequential planting) adalah menanam lebih dari satu jenis komoditas yang dilakukukan
pada satu lahan pertanian dalam waktuyang tidak bersamaan (bergiliran).

ACARA II PENGARUH JENIS TANAMAN PADA SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

TUJUAN Mampu mengetahui pengaruh jenis tanaman pada sistem tumpangsari terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman.
BAHAN DAN ALAT Bahan : benih jagung manis, sorgum, kangkung, bawang daun, bawang merah, bayam,
pakcoy, caisim, kubis dataran rendah, brokoli, sawi putih, seledri, kucai, pupuk kandang, pupuk urea, KCl, SP36.
Alat : cangkul, sabit, tali rafia, rollmeter, tugal, sprayer, oven, kantong plastik, timbangan analitik, alat tulis.

Jagung manis ( Zea mays)


Sorghum (Sorghum bicolor)
Kacang Gude (Cajanus cajan)
Kangkung( Ipomoea sp.)
Bawang daun(Allium sp.)
Bawang bakung (Allium fistulosum L.)
Bawang prei ( Allium porrum L.).
Bawang bombai atau bawang timur (Allium cepa L.)
Bawang merah biasa atau brambang atau syalot ( Allium ascalonicum )
Bayam( Amaranthus sp.)
Brokoli ( Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cymosa Lamm )
Seledri (Apium greveolens L.)
Pakcoy(Brassica rapa cv. Pakchoy)
Sawi Putih (B. Juncea L. Var. RugosaRoxb. & Prain)
Caisim (Brassica campestris L. var.)
Kubis dataran rendah (Brassica oleracea var. capitata L.)
Kucai (Allium schoenoprasum, L.)

Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan lahan
Lahan yang akan di tanami harus di bersihkan dari gulma dan rumput liar, serta harus di gemburkan terlebih
dahulu. Pengemburan tanah dapat di lakukan dengan cangkul. Setelah itu buatlah bedengan dengan panjang 3
meter dan lebar 2 meter serta tinggi 25-30 cm. Buat parit antar bedengan dengan lebar 40 cm. Setelah bedengan
jadi, taburkan pupuk kandang hingga merata.
2. Penanaman Dibuat lubang tanam di lahan bedengan dengan jarak tanam sesuai dengan komoditas masingmasing.Masukan 2-3 benih kedalam lubang, lalu tutup kembali.Setelah penanam selesai, siram lahan bedeng
hingga basah.sebaiknya penanaman benih di lakukan pada pagi atau sore hari.
3. Perawatan tanaman Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, tanaman harus di jaga dan rawat dengan
baik juga. Perawatan yang di perlukan oleh tanaman diantaranya adalah
a. Penyiraman, harus rutin dilakukan pagi dan sore, kecuali hari hujan
b. Penyiangan, dilakukan jika di sekitar tanaman tumbuh rumput liar atau gulma.
c. Pemupukan, dilakukan untuk menambah unsur hara yang ada dalam tanah supaya tanaman tidak kekurangan
unsur hara.
4. Pemanenan Panen dapat di lakukan setelah tanaman mencapai masak morfologis.
Variabel Pengamatan
a. Jagung

Tinggi tanaman (diamati setiap 2 minggu)


Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)
Luas daun(diamati setiap 2 minggu)
Jumlah tongkol per tanaman
Bobot tongkol + klobot
Jumlah biji pertongkol
b. Sorgum
Tinggi tanaman (diamati setiap 2 minggu)
Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)
Luas daun(diamati setiap 2 minggu)
c. Kangkung
Tinggi tanaman (diamati setiap 2 minggu)
Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)
Bobot basah akar(diamati setiap 2 minggu)
Bobot basah tajuk(diamati setiap 2 minggu)
d. Bawang daun
Tinggi tanaman (diamati setiap 2 minggu)
Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)
Bobot basah tanaman(diamati setiap 2 minggu)
f. Bayam
Tinggi tanaman (diamati setiap 2 minggu)
Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)
Bobot basah tajuk
Bobot basah akar
g. Pakchoi, Brokoli, Kubis, Sawi Putih dan Caisim
Tinggi tanaman (diamati setiap 2 minggu)
Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)
Bobot basah tajuk
Bobot basah akar
h. Seledri dan Kucai

Jumlah daun (diamati setiap 2 minggu)


Luas daun(diamati setiap 2 minggu)
Jumlah batang
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji
DMRT pada taraf kesalahan 5 %.

Anda mungkin juga menyukai