Pokok
Materi
I.
REFERENSI
a. ASTM C.136-96a, test method for sieve analysis of fine and coarse aggregates.
b. SNI 03-1968-1990, metode pengujian tentang analisa saringan agregat halus dan
kasar.
c. ASTM C33, Standard Specification for Concrete Aggregates
II.
TUJUAN
III.
DASAR TEORI
Agregat merupakan bahan utama dalam pembuatan beton yang jumlahnya
antara 70 - 80 % dari semua pembentuk beton. Persyaratan agregat diantaranya
harus bersih, keras dan mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Gradasi
agregat sangat berpengaruh pada kekuatan beton. Jika gradasi agregat sudah sesuai
dengan spesifikasi, maka kualitas beton akan baik karena tidak ada rongga yang
terdapat dalam beton. Sebaliknya jika gradasi agregat tidak sesuai dengan
spesifikasi maka kualitas beton akan kurang baik karena akan terdapat rongga di
dalam beton yang tidak terpenuhi satu atau beberapa ukuran agregat.
Untuk menentukan ukuran agregat yang diinginkan, dapat dilakukan melalui
analisa ayakan/saringan agregat. Analisa saringan agregat adalah penentuan
persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan, yang kemudian
angka-angka persentasenya ditabelkan dan digambarkan pada grafik atau kurva
distribusi butir. Menurut prosedur uji ASTM C 136, analisa saringan meliputi :
18
Pokok
Materi
ISO (International Standard Organization) dan PBI 1971, adalah 31,5; 16; 8; 4;
2; 1; 0,5; 0,25; 0,125.
ASTM (American Standard), adalah 50; 25; 19; 12,5; 9.5; 4,75; 2,36; 1,18; 0,6;
0,3; 0,15.
Standard Belanda (N. 480), adalah 46; 23; 11,2; 5,6; 2,8; 1,4; 0,6; 0,3; 0,15.
British Standard (BS),adalah 50; 37,5; 20; 14; 10; 5; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3; 0,15.
Besar agregat maksimum yang diperbolehkan menurut BS adalah 40 mm,
sedangkan menurut PBI1971 adalah 31,5 mm.
Gradasi agregat yang baik untuk beton adalah dimana gradasi (susunan butir)
pada agregat terdiri dari agreagt halus dan agregat kasar yang disusun sacara teratur
dan kontinyu (menerus). Tujuannya untuk meminimalisir ruang udara pada beton,
sehingga dapat diperoleh beton yang tingkat kepadatannya tiggi, mudah dikerjakan
dan mudah di alirkan.
19
Pokok
Materi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pokok
Materi
% Tembus Kumulatif
100
95 100
80 100
50 85
25 60
10 30
2 10
21
Pokok
Materi
IV.
PERALATAN
No.
Alat
1.
Timbangan
Gambar
2.
Ayakan
3.
Mesin
Penggetar
Ayakan
4.
Kuas dan
sikat kawat
22
Pokok
Materi
6.
Ember
Sendok
Spesi
Pan
BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus
V.
Pokok
Materi
6. Catat lalu hitung dan tentukan persentase tertahan dan lolos kumulatifnya serta
fine modulusnya (FM), lalu plotkan kedalam bentuk kurva gradasi agregat.
7. Untuk agregat halus yang tertahan pada saringan 4,75mm dipisahkan dan di
timbang.
24
Pokok
Materi
Agregat Kasar
25.00
19.00
12.50
9.50
4.75
PAN
25
Pokok
Materi
VI.
PERHITUNGAN
6.1 Data
Data dan grafik dalam formulir.
6.2 Perhitungan
6.2.1. Agregat Halus
A. Agregat Halus (Untreatment)
Agregat halus dalam kondisi asli terlalu kasar sehingga tidak masuk dalam
persyaratan ASTM C33
Agregat halus dalam konsidi asli tidak memenuhi ASTM C-33 karena
agregat terlalu kasar dan memiliki nilai FM yang tidak sesuai persyaratan.
Fine Modulus (FM) Agregat Halus ASTM =
93.20+86.00+73.15+54.81+37.28+21.40+11.91+ 2.28
=3.800
100
26
Pokok
Materi
27
Pokok
Materi
28
Pokok
Materi
29
Pokok
Materi
30
Pokok
Materi
31
Pokok
Materi
VII.
KESIMPULAN
1. Agregat Halus
a. Memenuhi ASTM C-33 dengan menghilangkan agregat halus
>4,75mm dengan FM = 2,985
2. Agregat Kasar
a. Memenuhi ASTM C-33 dengan spec 19-9,5 dengan FM = 6,929.
32