Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL KEWARGANEGARAAN

Sebagai Negara kepulauan, dengan masyarakat yang berbhineka, negara Indonesia memiliki
unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan
geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada
wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan
satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri negara ini. Dorongan kuat
untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia tercermin pada momentum sumpah
pemuda tahun 1928 dan kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya
terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai sistem kehidupan nasional
bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi UndangUndang Dasar 1945. dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi
dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional.
Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak
terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan
tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan nusantara.
Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya menjamin persatuan
dan kesatuan wilayah, bangsa, dan segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena hanya dengan
upaya inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan
menuju masyarakat yang dicita-citakan.
Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami
berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi geopolitik
Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan
dalam pengertian secara keseluruhan.
Geostrategi adalah politik dalam pelaksaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau
sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi merupakan upaya
pelaksaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya didasari
oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman. Strategi juga dapat merupakan ilmu yang langkahlanglkahnya selalu berkaitan dengan data atau fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus
untuk membina atau mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan.

Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk Negara dan bangsa Indonesia adalah
kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek geografi juga aspekaspek demografi, ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam.
Strategi biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya strategi disusun secara
bertahap dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian
geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi
geografi sebagai factor utamanya.
Contoh kasus geopolitik yang terjadi di Indonesia adalah kasus mengenai perbatasan dengan
Negara tetangga seperti Malaysia, mulai dari kasus yang sudah terjadi seperti Sipadan dan
Ligitan atau kasus yang sampai sekarang yang belum terselesaikan seperti kasus Ambalat. Bagi
Indonesia dan Malaysia, dua pulau ini punya arti penting, yakni batas wilayah antardua Negara.
Sengketa pemilik Sipadan dan Ligitan sebenarnya sudah terjadi sejak masa kolonial antara
pemerintah Hindia Belanda dan Inggris. Sengketa Sipadan dan Ligitan kembali muncul pada
tahun 1967.
Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia terjadi pada tahun 1967 ketika dalam
pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara.Ternyata masing-masing negara memasukkan
pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat
agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan tetapi ternyata
pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola pihak
swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia
sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini
berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan
dua pulau ini selesai. Pada tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau
tersebut ke dalam peta nasionalnya.
Pada tahun 1976, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau TAC (Treaty of
Amity and Cooperation in Southeast Asia) dalam KTT pertama ASEAN di pulau Bali ini antara
lain menyebutkan bahwa akan membentuk Dewan Tinggi ASEAN untuk menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di antara sesama anggota ASEAN akan tetapi pihak Malaysia menolak
beralasan karena terlibat pula sengketa dengan Singapura untuk klaim pulau Batu Puteh,
sengketa kepemilikan Sabah dengan Filipina serta sengketa kepulauan Spratley di Laut Cina

Selatan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Cina, dan Taiwan.Sikap pihak Indonesia
yang ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN dan selalu menolak membawa
masalah ini ke ICJ kemudian melunak. Dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur pada tanggal 7
Oktober 1996, Presiden Soeharto akhirnya menyetujui usulan PM Mahathir tersebut yang pernah
diusulkan pula oleh Mensesneg Moerdiono dan Wakil PM Anwar Ibrahim, dibuatkan
kesepakatan "Final and Binding," pada tanggal 31 Mei 1997, kedua negara menandatangani
persetujuan tersebut. Indonesia meratifikasi pada tanggal 29 Desember 1997 dengan Keppres
Nomor 49 Tahun 1997 demikian pula Malaysia meratifikasi pada 19 November 1997, sementara
pihak mengkaitkan dengan kesehatan Presiden Soeharto dengan akan dipergunakan fasilitas
kesehatan di MalaysiaPemerintah Indonesia-Malaysia akhirnya sepakat membawa kasus ini ke
Mahkamah Internasional pada tahun 1997.
Kemudian pada hari Selasa 17 Desember 2002 ICJ mengeluarkan keputusan tentang kasus
sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan Malaysia. Hasilnya, dalam
voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh 16 hakim, sementara hanya 1 orang yang
berpihak kepada Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI, sementara
satu hakim merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh Indonesia. Kemenangan
Malaysia, oleh karena berdasarkan pertimbangan effectivity (tanpa memutuskan pada pertanyaan
dari perairan teritorial dan batas-batas maritim), yaitu pemerintah Inggris (penjajah Malaysia)
telah melakukan tindakan administratif secara nyata berupa penerbitan ordonansi perlindungan
satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930, dan operasi
mercu suar sejak 1960-an. Sementara itu, kegiatan pariwisata yang dilakukan Malaysia tidak
menjadi pertimbangan, serta penolakan berdasarkan chain of title (rangkaian kepemilikan dari
Sultan Sulu) akan tetapi gagal dalam menentukan batas di perbatasan laut antara Malaysia dan
Indonesia di selat Makassar.
Tujuan Wawasan Nusantara mewujudkan nasionalisme di segala aspek berkehidupan
berbangsa dan bernegara lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan yang
lain. Asas wawasan Nusantara kaidah-kaidah dasar yang harus dipatuhi, dipelihara dan
diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia. Asas ini terdiri
dari kepentingan, tujuan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama dan kesetiaan
terhadap ikrar atau kesepekatan bersama demi terpeliharannya persatuan dankesatuan dalam
kebhinekaan.

Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia,
wawasan nusantara harus dijadikan arahan pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap individu
bangsa dan Negara kesatuan Republik. Sehingga Penerapan wawasan nusantara tercermin dalam
pola pikir, pola sikap dan pola tindakan yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
Negara kesatuan RI daripada kepentingan pribadi atau golongan. Sekaligus menjadi pola dasar
dalam berpikir bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi atau menangani berbagai
permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Prospek Implementasi Geopolitik faktor-faktor yang mendorong terjadinya proses perubahan
adalah nilai-nilai kehidupan baru yang dibawa oleh Negara maju dengan kekuatandalam segala
aspek global. Untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut perlu adanya pertahanan dengan
memberdayakan rakyat yang optimal, dunia tanpa batas, era baru kapitalisme dan kesadaran
berbangsa dan bernegara.
Peranan wawasan Nusantara dalam Geopolitik Indonesia adalah:
-

Mewujudkan persatuan dan kesatuan yang serasi selaras segenap aspek kehidupan nasional.
Menumbuh dan mengembangkan rasa tanggungjawab atas pemanfaatan lingkungan.
Menegakan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional.
Merentangkan hubungan Internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian dunia.
Setelah mengetahui Tujuan dan Peranan Geopolitik Indonesia, hal yang perlu kita lakukan

yaitu tetap berpegang teguh kepada halsafah dan dasar negara bangsa Indonesia agar dapat tetap
menjaga warisan leluhur berupa pulau yang berjumlah beribu-ribu dari ancaman bangsa lain.
Permasalan kepulauan yang telah diambil alih oleh Malaysia sebaiknya tidak terulang kembali.
Banyak kasus dari kepulauan Indonesia yaitu menjual pulau kepada pihak asing, menyewakan
pulau selama berpuluh-puluh tahun di sebabkan kurangnya kesadaran terhadap aspek wawasan
nusantara oleh karena itu perkaya diri kita dengan wawasan pentingnya untuk tetap menjaga
persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia didalam kepulauan yang beribu-ribu dan
beraneka raga ini.

Anda mungkin juga menyukai