Badan Layanan Umum
Badan Layanan Umum
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
perbedaan satker BLU dan satker biasa
a. Perbedaan utama antara satker PK BLU penuh dengan satker biasa adalah diberikannya kepada satker BLU
penuh fleksibilitas pengelolaan keuangan berupa pengecualian atas asas universalitas dan fleksibilitas lainnya,
yaitu:
1. Pendapatan dapat digunakan langsung, tanpa terlebih dahulu disetorkan ke Kas Negara.
2. Belanja menggunakan pola anggaran fleksibel dengan ambang batas tertentu.
3. Dapat mengelola kas BLU untuk memanfaatkan idle cash BLU yang hasilnya menjadi pendapatan BLU.
4. Dapat memberikan piutang usaha maupun menghapus piutang sampai batas tertentu.
5. Dapat melakukan utang sesuai jenjang dengan tanggung jawab pelunasan berada pada BLU.
6. Dapat melakukan investasi jangka panjang dengan seijin Menteri Keuangan.
7. Dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan barang/jasa dan dapat mengalihkan barang inventaris.
8. Dapat diberikan remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan profesionalisme.
9. Surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya dan defisit dapat dimintakan dari APBN untuk Public
Service Obligation (PSO).
10. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan profesional non PNS.
11. Pengaturan organisasi dan nomenklatur diserahkan kepada Kementerian/Lembaga dan BLU yang
bersangkutan dengan seijin Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
b. Pemberian fleksibilitas tersebut dimaksudkan untuk mendorong satker BLU penuh agar dapat menerapkan
prinsip bisnis yang sehat. Penerapan bisnis yang sehat merupakan suatu upaya untuk mengadopsi prinsip dan
kaedah manajemen yang baik dalam pengelolaan keuangan negara. Fungsi-fungsi manajemen diadaptasi
dengan tujuan agar tercipta tata kelola organisasi yang baik, akuntabel dan transparan dalam pengelolaan
keuangan negara.
pencatatan dana bergulir dalam akuntansi
1. BLU merupakan satuan kerja dari kementerian negara/lembaga (K/L) induknya. Dalam menyusun laporan
keuangan, satker BLU menggunakan dua standar akuntansi yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laporan keuangan BLU berdasar SAP dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan kementerian negara/lembaga (K/L) induknya. Sedangkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) merupakan kompilasi dari laporan keuangan seluruh kementerian negara/lembaga (K/L). Dari sini
terlihat bahwa laporan keuangan BLU berada pada sisi yang sama dengan laporan keuangan pemerintah.
2. Berkenaan dengan pertanyaan Saudari Wasilah, untuk dana bergulir, baik satker BLU maupun pemerintah
mencatatnya sebagai Investasi Jangka Panjang Non Permanen. Mengingat pencatatan menggunakan sistem
double entry, Ekuitas Dana Investasi (modal) juga bertambah sebesar investasi yang dilakukan tadi, sehingga
secara keseluruhan jumlah aset dan ekuitas dana yang ada meningkat proporsional. Untuk lebih jelasnya kami
sarankan agar Saudari Wasilah membaca Peraturan Menteri Keuangan No. 99/PMK.05/2008 jo. PMK No.
218/PMK.05/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga dan
Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) no. 07 tentang Akuntansi Dana Bergulir yang
disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
Pertama ialah aspek pengelolaan keuangan dimana pemerintah pusat secara khusus mengatur pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. Asas utama pengelolaan keuangan BLU ialah fleksibilitas
dimana BLU diharapkan menerakpan praktek-praktek bisnis yang sehat (best practice) dalam penyelenggaraan
fungsi organisasi. Lebih jauh, BLU dapat memungut biaya atas bisnisnya kepada pengguna layanan. Kedua,
BLU dikelola dengan memperhitungkan efisiensi biaya dalam setiap kegitan operasionalnya. Artinya BLU
wajib melakukan perhitungan akuntansi biaya atas setiap unit produk yang dihasilkan. Ketiga, BLU dikelola
untuk meningkatkan layanan yang bermutu sebagai sumber pendapatan operasional. Ketiga prinsip utama
pengelolaan keuangan BLU didukung dengan pendelegasian wewenang yang luas melalui paradigma let the
managers manage. Dengan privilese tersebut, diharapkan para manajer BLU dengan diskresinya mampu
mengelola sumber-sumber daya baik keuangan maupun non-keuangan secara sinergi untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
Pasal 26 (1) Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya
dikelola
secara
tertib.
(2)
Akuntansi
dan
laporan
keuangan
BLU
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia. (3) Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), BLU dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik
setelah
mendapat
persetujuan
Menteri
Keuangan.
(4)
BLU
mengembangkan
dan
menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu pada standar akuntansi yang berlaku
sesuai
dengan
jenis
layanannya
dan
ditetapkan
oleh
menteri/pimpinan
dengan
kewenangannya,
untuk
dikonsolidasikan
kementerian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dengan
daerah.
disampaikan
(5)
laporan
Laporan
kepada
keuangan
keuangan
menteri/pimpinan
laporan
keuangan
BLU
pada
laporan
keuangan
kementerian