Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tangan merupakan bagian tubuh yang penting bagi manusia, terutama untuk
aktivitas fisik terhadap lingkungan sekitarnya. Tangan memiliki kemampuan untuk
memegang, kemampuan motorik kasar maupun halus, serta kemampuan untuk
meraba dan membedakan dan mengerti hal hal yang ada di sekitar pemiliknya. 4
Fraktur pada tangan merupakan salah satu fraktur yang sering terjadi, baik
pada kasus emergensi, seperti kecelakaan, maupun pada kasus poliklinis. Evaluasi
yang baik pada pemeriksaan awal, serta manajemen yang tepat dapat secara
signifikan mencegah terjadinya morbiditas dan kecacatan pada pasien. Evaluasi dan
manajemen ini dipengaruhi juga oleh usia, tangan yang dominan, pekerjaan, faktor
komorbid.4
Terjadinya fraktur pada tangan, meliputi juga fraktur pada metacarpal dan
phalang. Fraktur ini meliputi 10% dari semua fraktur dan 15-28% dari semua kasus
yang dibawa ke UGD. Pada tangan, fraktur metacarpal kelima merupakan kasus
yang paling sering, dan terjadi sebanyak 16-34% dari semua fraktur pada tangan. 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi tangan
Scaphoid
Tulang berbentuk seperti kapal yang berartikulasi dengan radius di bagian
proksimal
dan
mempunyai
tuberkulum
scaphoideus.
Tulang
ini
proksimal.
Pisiform
Tulang kecil berbentuk seperti kacang polong yang ada di bagian palmar
dari tulang triquertum.
Dari lateral ke medial, 4 tulang yang ada di deretan distal carpal adalah
sebagai berikut :5
Trapezium
Tulang dengan 4 sisi pada bagian lateral dari carpus, yang berartikulasi
dengan metacarpal 1 dan 2, scaphoideus, dan tulang trapezoid.
Trapezoid
Tulang berbentuk baji, yang mirip dengan tulang trapezium. Tulang ini
berartikulasi
dengan
metacarpal
scaphoid.
2
kedua,
trapezium,
capitate,
dan
Capitate
Tulang berbentuk seperti kepala, yang berartikulasi dengan metacarpal
ketiga, dan dengan trapezoid, scaphoid, lunate, dan hamate. Tulang ini
Gambar 2.1 Tulang tulang tangan kanan. Skeleton tangan terdiri dari 3 segmen :
carpal, metacarpal, dan phalang.5
3
PERJALANAN ARTERI
Membentuk
busur
(arch)
palmaris
Princeps pollicis
Radialis indicis
Deep palmar arch
radialis
ULNARIS
Cabang palmaris profundus
arteri radialis
Terbentuk oleh bagian terminal arteri
ulnaris, dan terbagi menjadi 3 arteri
digitalis,
yang
masing
masing
2.2
Fraktur
2.2.3
Klasifikasi fraktur 6
a. Klasifikasi etiologi
Fraktur traumatik
Karena trauma yang yang terjadi secara tiba-tiba.
Fraktur patologis
Karena kelemahan tulang akibat keadaan patologis tulang.
Fraktur stress
Karena trauma yang terus memenerus pada suatu tempat tertentu.
b. Klasifikasi klinis
Fraktur tertutup (simple fracture)
Fraktur yang tidak ada hubungan dengan dunia luar.
Fraktur terbuka (compound fracture)
Fraktur yang mempunyai hubungan dunia luar melalui luka pada kulit
dan jaringan lunak.Bisa dari dalam (from within) atau dari luar (from
without).
Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
Fraktur dengan komplikasi misal infeksi tulang, malunion, delayed
union dan nonunion.
c. Klasifikasi radiologis
Lokasi
Diafisis
Metafisis
Intra artikular
Fraktur dengan dislokasi
6
Konfigurasi
Transversal :garis patah tulang melintang sumbu tulang.
Oblik :garis patah tulang membentuk sudut pada sumbu tulang.
Spiral :garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih.
Segmental :fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
Komminutifa : fraktur lebih dari 2 fragmen fraktur dimana garis
patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
Avulsi :fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot yang insersinya pada tulang.
Depresi :fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kearah permukaan lain.
Impaksi : satu fragmen masuk ke fragmen yang lain.
Fraktur epifisis
Ekstensi
Total/ komplit
Tidak total (crack)/ parsial
Torus
Garis rambut
Green stick
Hubungan antar fragmen
Undisplaced (tidak bergeser)
Displaced (bergeser)
- Shifted Sideways : menggeser ke samping tapi dekat
- Angulated : membentuk sudut tertentu
- Rotated : memutar
- Distracted : saling menjauh karena ada interposisi
- Overriding : garis fraktur tumpang tindih
- Impacted : satu fragmen masuk ke fragmen yang lain
2.2.4
a.
Anamnesa
Biasanya penderita datang dengan suatu trauma dan diikuti dengan
ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Penderita
biasanya datang karena adanya nyeri, pembengkakan, gangguan
fungsi anggota gerak, deformitas, kelainan gerak, krepitasi, atau gejala
b.
lain. 6
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan awal, perlu diperhatikan adanya syok, anemia,
perdarahan, kerusakan pada organ lain, dan faktor predisposisi
c.
Dua trauma
Dua kali dilakukan foto
- Pemeriksaan radiologis lainnya
Tomografi
CT-scan
MRI
Radioisotop scanning
2.2.5 Prinsip dan metode pengobatan fraktur
Sebelum melakukan tindakan operatif, prinsip pengobatan fraktur ada
empat (4R), yaitu :6
a. Recognition : diagnosis dan penilaian fraktur
Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur
dengan anmnesis, pemeriksaan klinik, dan radiologis. Pada awal
pengobatan perlu diperhatikan lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan
teknik yang sesuai untuk pengobatan, dan komplikasi yang mungkin
terjadi selama dan sesudah pengobatan.
b. Reduction : reduksi fraktur apabila perlu
Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang
dapat diterima. Posisi yang baik adalah alignment yang sempurna dan
aposisi yang sempurna.
c. Retention : imobilsasi fraktur
d. Rehabilitation : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin
2.3
Fraktur metacarpal
biasanya
dibuat
berdasarkan
anamnesa
dan
rotasional
paling
baik
dinilai
secara
klinis
dengan
membandingkan jari jari yang cedera dan yang tidak cedera dengan
melakukan gerakan lengkap range of motion. Dalam keadaan fleksi,
seluruh jari seharusnya mengarah ke tuberositas scaphoideus. Dalam
keadaan normal, bidang kuku pada tangan yang cedera dan tangan
kontralateral
seharusnya
sama.
Tulang
metacarpal
kelima
yang
12
Gambar 2.4 Foto x-ray posisi AP fraktur metacarpal keempat dan kelima
Gambar 2.5 Foto x-ray posisi lateral fraktur metacarpal keempat dan
kelima 2
13
Gambar 2.6 Foto x-ray posisi oblique fraktur metacarpal keempat dan kelima
Pada fraktur dan dislokasi CMC seringkali sulit dilihat dengan foto
polos radiografi. Pemeriksaan tambahan dengan fluoroscopy atau CT-scan
mungkin diperlukan. Dislokasi CMC akan menunjukkan hilangnya ruang
sendi pada posisi AP dan tampak sebagai broken sawtooth sign pada sendi
CMC. Tanda ini disertai dengan adanya displacement pada foto posisi lateral
dan oblique.2
2.3.6 Terapi fraktur metacarpal
a. Terapi non-pembedahan
Teknik terapi non-pembedahan dilakukan dengan buddy strapping
antara jari yang cedera dengan jari sebelahnya, dengan atau tanpa
pemasangan bidai, termasuk gips. Teknik ini dapat mengurangi risiko
terjadinya deformitas rotasional. 4
14
dan
interphalangeal
proksimal
sebesar
90 o.
Kemudian diberi tekanan pada sisi dorsal fraktur dengan tujuan untuk
mendorong caput metacarpal ke arah dorsal dan mendatarkan corpus
metacarpal. Teknik ini dapat dilakukan untuk fraktur tertutup. Namun, teknik
ini sulit untuk dipertahankan karena bila dilakukan pembidaian pada posisi
ini akan menimbulkan terjadinya clawing dan kontraktur dalam keadaan
fleksi.4
b. Terapi pembedahan
Indikasi dilakukan pembedahan adalah :
- Fraktur terbuka
15
17
BAB III
KASUS RESPONSI
: Tania Wangunhardjo
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. M
Umur
: 60 tahun
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
Pendidikan
: SLTA
Alamat
: Keputih IIB/21
No. RM
: 552106
ANAMNESA
1. Keluhan Utama : nyeri pada punggung tangan kiri di belakang kelingking
2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien masuk dari UGD RS Haji dengan keluhan nyeri pada punggung
tangan kiri di belakang kelingking sejak kurang lebih 1 jam SMRS.
Sebelumnya, pasien jatuh pada saat akan duduk di kursi dengan posisi miring
ke kiri dan tangan kiri membentur lantai lebih dulu dan kemudian tertindih oleh
kepala pasien. Kepala pasien tidak sampai membentur lantai. Setelah
kejadian, pasien merasakan nyeri pada punggung tangannya, tetapi jari
kelingking masih dapat digerakkan walaupun terasa sangat nyeri. Setelah
kejadian, tidak ada memar, tidak ada luka, dan juga tidak keluar darah. Sekitar
18
- Tensi
: 130/80 mmHg
- Nadi
: 88 x/menit, irreguler
- RR
: 20 x/menit, reguler
- Taxilla
: 36,3oC
Status Generalis
- Kepala/ wajah : Anemi/Ikterik/Cyanosis/Dsypneu: -/-/-/Jejas (-)
Thorax
:
Pulmo : I : normochest, retraksi (-)
P : fremitus raba simetris normal
P : sonor / sonor
A : ves/ves, Rh -/-, Wh -/Cor : I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis tidak teraba
P : batas jantung dalam batas normal
A : S1/S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
: I : flat simetris
A : BU (+) normal
P : soepel, H/L tidak terdapat pembesaran
nyeri tekan
19
P : R: Redup; T: tympani
-/+
-/-
Look :
Vulnus (-), hematoma (-), deformitas (+), edema (+), bleeding (-), bone exposure
(-), tendon exposure (-)
Feel :
Nyeri tekan (+), edema (+), krepitasi (-), hangat (-)
20
Move :
ROM metacarpophalangeal joint V terbatas
ROM interphalangeal joint proksimal dan distal V terbatas
AVN :
CRT < 2
Status Neurologis
Motorik :
Sensorik:
+N
+N
+N
+N
KPR +2/+2
TPR +2/+2
APR +2/+2
IV. ASSESMENT
1. Diagnosis Kerja
a. Primer
b. Sekunder
c. Komplikasi
:-
V. PLANNING
1. Tatalaksana Diagnostik
2. Tatalaksana Terapi
: Injeksi ketorolac 30 mg
3. Tatalaksana Operatif
:-
4. Tatalaksana Rehabilitasi
:-
21
:-
Tatalaksana terapi
: MRS
Injeksi ketorolac 3 x 30 mg
Pemasangan bidai
22
Tatalaksana operatif
: pro ORIF
Tatalaksana rehabilitasi
:-
23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Aski, Bahubali, Bhatnagar, Abhinav, 2015. Metacarpal fractures treated by
percutaneous Kirschner wire in International Journal of Physical Education,
Sports,
and
Health.
http://www.kheljournal.com/archives/2015/vol1issue3/PartA/24.1.pdf ; diakses
tanggal 29 Desember 2015.
2. Dye, Thomas Michael, et al., 2015. Metacarpal Fractures Treatment &
Management. http://emedicine.medscape.com/article/1239721-treatment ;
diakses tanggal 29 Desember 2015.
3. Hansen, John T, Lambert, David R., 2005. Netter's Clinical Anatomy Edisi I.
USA : Elsevier
4. Haughton DN, et al., 2012. Principles of Hand Fracture Management in Open
Orthopaedics Journal. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3296112/
; diakses tanggal 29 Desember 2015.
5. Moore, Keith L, Dalley, Arthur F., 2006. Upper Limb in Clinically Oriented
Anatomy Edisi V. USA : Lippincott Williams & Wilkins
6. Rasjad, Chairuddin, 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT.
Yarsif Watampone.
7. Rupert,
2007.
Metacarpal
fractures.
http://www.bssh.ac.uk/patients/commonhandconditions/metacarpalfract
ures ; diakses tanggal 30 Desember 2015.
24