Anda di halaman 1dari 15

METODE PENELITIAN

Nama

: Rokissyah Fajri

Kelas

: VI A

Jurusan

: Teknik Elektro

Judul Penelitian

: Sistem Proteksi Pada Jaringan Transmisi Tenaga Listrik

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran
daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius
dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang
parameterparameter dan keadaansistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu
strategi pengamananharus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain
danseting peralatannya.
Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap
stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara yang digunakan
antara lain pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga.Saluran udara
tegangan tinggi merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang sering
mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan oleh hubung singkat,
beban lebih , surja petir,topan, cuaca buruk, dan lain lain.Gangguan ini dapat menyebabkan
terganggunya kelangsuangan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem tenagalistrik.
Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting dalam proteksi
sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara pembangkit
dan pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah
dengan bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran transimsi
merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem
tenaga.

1.2 Batasan Masalah


Mengingat permasalahan dalam gangguan pada sistem tenaga listrik sangat luas maka
penulisan metode penelitian ini akan dibatasi pada pengertian proteksi transmisi tenaga
listrik, bagaimana proteksi tersebut bekerja, dimana letak porteksi tersebut, dan apa saja
alatnya.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan metode penelitian ini adalah :
1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik
2. Untuk mengetahui pemasangan system proteksi
3.Untuk mengetahui manfaat system proteksi
4. Untuk mengetahui Komponen apa saja yang dipakai
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah membaca metode penelitian ini adalah pembaca
mengetauhi proteksi transmisi tenaga listrik yang digunakan pada umumnya, bagaimana
proteksi tersebut bisa bekerja, penerapannya dibagian sebelah mana, dan macam alat
pengaman transmisi tenaga listrik.

1.5 Metode Penulisan


Untuk mempermudah penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. Maka,
penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Metode studi pustaka
Metode yang dilakukan dengan mecari dan mengumpulkan data-data
mengenai sensor dan data sheet dari beberapa komponen yang digunakan dengan cara
mengumpulkan data-data dari buku-buku berhubungan dengan tugas akhir penulis.
2. Metode Observsi
Merupakan metode pengamatan terhadap analisis yang dibuat sebagai acuan
pengambilan informasi.
3. Metode wawancara
Metode yang dilakukan dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing tugas
akhir mengenai proyek tugas akhir penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Proteksi adalah pengaman yang digunakan untuk mengurangi kerusakan peralatanperalatan listrik akibat adanya gangguan (kondisi abnormal). Semakin cepat reaksi perangkat
proteksi yang digunakan, maka semakin sedikitlah pengaruh gangguan terhadap
kemungkinan kerusakan alat. Sehingga daerah yang terganggu dapat segera di lokalisir dan
mencegah terjadinya black out.Agar sistem proteksi dapat dikatakan baik dan benar (dapat
bereaksi dengan cepat, tepat dan murah), maka diadakan pemilihan dengan seksama dengan
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

Macam saluran yang di amankan


Pentingannya saluran yang dilindungi
Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan
Teknekonomis sistem yang digunakan
saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan

gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh
karena itu, dalampusat listrik harus ada Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi
menangkal gelombang berjalan dari petiryang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit
listrik.Pada sistem transmisi juga harus memiliki pengaman dari gelombang berjalan yang
dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit
Breaker.Adapun macam-macamnya sebagai berikut:
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
b. Oil Circuit Breaker
c. Vacum Circuit Breaker
d. SF6 Circuit Breaker

2.2 Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik

dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar
jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika
proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga
listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi
gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi mengamankan
sistem dan manusia yang sedang melakukan perawatan.
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500kv. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi.
Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv. Untuk
dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system
tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem,
sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat dapat
diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama.
Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
1. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
2. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
3. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh
manusia
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL
untuk meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut.Dalam merancang system
proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Ekonomi
: Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.
Selektif
: Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan.
Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
Sensitif
: Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan, walau

gangguannya kecil sekalipun.


5. Cepat
: Mampu bekerja dalam waktu yang sesingka tmungkin.
6. Stabil
: Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
7. Keamanan
: memastikan proteksi tidak bekerja jika tidak terjad igangguan
Manfaat Sistem Proteksi adalahsebagai berikut :

1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat


gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi
yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan
kerusakan alat.
2. Cepat melokalisir luas daerah yangmengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen
dan juga mutu listrik yang baik.
4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
Tujuan proteksi system proteksi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengurangi kerugian produksi


Menempatkan dan Memisahkan peralatan dari gangguan
Mengetahui dari jenis gangguan
Melindungi keseluruhan dari system
Mengurangi kerusakan dan memeperbaiki harga
Mengurangi waktu produksi
Mencegah panas dan medan magnetic yang berlebih peralatan dari akibar dari

kegagalan yang terjadi


8. Melindungi dar ijatuh tegangan unutk mempertahankan kesetabilan
Untuk melindungi keselamatan dari pegawai yang bekerja
2.3 Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan
elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar
tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut
selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.

Gambar2 .RangkaianProteksi Relay

a. Relay arus lebih

Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih, maka
dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali. Macam-macam karakteristik relay
arus lebih :
1. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili
detik (10 20 ms).
2. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is),
dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay
diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relay.
3. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat
membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya
dibedakan dalam tiga kelompok :Standar invers, Very inverse, Extreemely
inverse.
b. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa
dengan tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu
yang sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi
kerusakan yang sangat banyak.
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan
sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus
yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo
arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang
diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator

arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman
dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada
arus Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang
diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar,
akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal,
sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut.
Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah
satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal
terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari
terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator
arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan
kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau
ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan
menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka
relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada
circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu
dapat diisolir. Adapun gambar kerja dari relai differensial seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 3, gangguan diluar dan didalam daerah pengaman.


d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan
impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena
impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran.
Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang
terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele

proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja.


Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi
sampai titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Vf
Zf =
If Dimana:
Zf
Vf

= Impedansi (ohm)
= Tegangan (Volt)

If

=Arus gangguan

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan


yang terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
a) Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting
relai maka relai akan trip.
b) Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting
relai maka relai akan tidak trip.
1. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran
petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga sistem
transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang memiliki tahanan
kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa cepat,
dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya flashover antara kawat dasa
dengan kawat tanah.
2. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi sedang
dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik

Gambar1 ,peralatan proteksi

Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :


1. Relay
sebagai

elemen

perasa

yang

mendeteksi

keadaanabnormal lainnya (fault detection).


2. Kawat tanah

adanya

gangguan

atau

Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
3. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu.
Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
4. Trafo arus / trafo tegangan
Trafo arus (CT) diperlukan untuk mengisolasirangkaian sekunder (seperti rele
pengukur dan meteran)dari rangkaian (daya) primer.Menyediakan besaran sisi
sekunder trafo yang sebanding dengan besaran sisi primernya.
Rating sisi primer trafo arus biasanya dipilihsama dengan atau lebih sama besar dari
arus normal beban penuh dari rangkaian yang dilindungi

3.2 Penerapan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik

Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik.


Namun, untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran
masuk ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis
terjadi gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka
kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang
berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya
berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik.

3.3 Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik


Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan
distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara
baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk
mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran energi listrik.
1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan
Cara yang ditempuh, antara lain:
a. Membuat alat proteksi sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dapat bekerja
dengan cepat jika terjadi gangguan sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada
sistem jaringan.
b. Menyetting relay proteksi sesuai dengan waktu kerjanya. Arus atau tegangan kerja
relay harus lebih besar dari arus dan tegangan normal, sehingga relay dapat
bekerja sesuai fungsinya
c. Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan transmisi
d. Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan transmisi
dan penangkal petir (arrester)
e. Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara sekecil
mungkin, serta selalu mengadakan pengecekan
f. Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh dan mengurangi
atau menghindarkan sebab-sebab gangguan karena hubungsingkat dan sambaran
petir.
g. Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti peraturanperaturan yang berlaku
h. Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat prosedur
tata cara operasional (standing operational procedur) dan membuat jadwal
pemeliharaan yang rutin
i. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap
sambaran petir
j. Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah kerusakan pada
peralatan akibat sambaran petir.

2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan

Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai
berikut:
a. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai
pengaman dan pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai yang di
perintah otomatis oleh relay proteksi.
b. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari
sistem tidak akan menganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran
tenaga listrik ke jaringan distribusi tidak terganggu.
c. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan
memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan
generator memadai.

PENUTUP

Kesimpulan
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam transmisi sangat
tergantung sekali dengan proteksi transmisi tenaga listrik. Oleh sebab itu dalam perencangan
jalur transmisi tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin
terjadi pada sistem melalui analisa gangguan seperti gangguan petir, gangguan hubung
singkatakibatalam.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem,
kesalahan manusia dan karena alam. Gangguan yang disebabkan oleh alam, manusia tidak
bias mengelak lagi. Tetapi manusia bisa memperkecil kerusakan transmisis yang diesbabkan
oleh gangguan alam yakni dengan memasang kawat tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, Fauzi Aditya,dkk.2010.Pengaman Surja Kawat Tanah. BALI : Universitas Udayana


Tobing, Cristof. 2008. Rele Jarak Sebagai Proteksi Saluran Transmisi.
http://www.plnkalselteng.co.id/webpln/book/Buku%20Kelistrikan/OPERASI%20&
%20PEMELIHARAAN%20SISTEM%20PROTEKSI%20PENYALURAN.pdf
http://arnoy24.wordpress.com/
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/dasar-dasar-sistem-proteksi.htm

Anda mungkin juga menyukai