Anda di halaman 1dari 3

PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS PASAR

Dalam menajemen modern, kualitas alumni, menjadi salah satu ukuran


keberhasilan yang penting yang dihasilkan oleh sebuah perguruan tinggi.
Suatu perguruan tinggi disebut baik, tidak saja didasarkan pada proses
belajar-mengajar di dalam kelas, tetapi juga ditentukan oleh sejauh mana
para alumninya diterima kerja oleh masyarakat pengguna. Meskipun
sebuah lembaga pendidikan memiliki proses pendidikan yang bagus,
tetapi masyarakat tidak menggunakannya, maka lembaga pendidikan
tersebut tidak bias disebut berhasil menurut kacamata manajemen
pendidikan modern. Karena pada saat ini, manajemen pendidikan tinggi
disamakan dengan manajemen perusahaan, karena keduanya sama-sama
menghasilkan produk. Hanya saja bedanya, produk perusahaan berupa
barang jadi atau barang siap pakai, sedangkan produk yang dihasilkan
perguruan tinggi adalah para alumni yang menyandang gelar-gelar
.tertentu

Berbicara tentang kualitas alumni dan penerimaan masyarakat terhadap


mereka, mungkin kita ingat dengan konsep bapak mantan Menteri
Pendidikan Nasional, bapak Wardiman, tentang Link and Match yang sejak
saat itu dijadikan sebagai salah satu prioritas pembangunan pendidikan
nasional hingga sekarang. Link and Match adalah sebuah konsep
pendidikan yang mengharuskan lembaga pendidikan untuk menyesuaikan
kurikulum pendidikannya dengan para pengguna dalam masyarakat, baik
lembaga pendidikan, perusahaan, maupun instansi-instansi lain yang
membutuhkan, sehingga lulusan dari lembaga pendidikan tersebut siap
.pakai untuk memenuhi kebutuhan pembangunan

Pemahaman yang utuh tentang kebijakan Link and Match ini meliputi tiga
perspektif, yaitu (1) tempat, yakni mengaitkan tuntutan kebutuhan
pembangunan yang didasarkan pada pertimbangan local, wilayah,
nasional dan global; (2) waktu, yakni untuk menjawab tantangan-
tantangan masa kini dan mengantisipasi secara poraktif tuntutan masa
depan dalam konteks perubahan yang berlangsung cepat; dan (3) ranah
(domain) pendidikan, yakni kebijakan ini bukan hanya terkait dengan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan semata, tetapi juga wawasan, nilai, sikap,
mentalitas dan perilaku yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat
((Mendikbud, 1996

Sementara itu, Kemenade and Garre (2000) mengidentifikasi delapan kategori yang
dibutuhkan dari lulusan perguruan tinggi sehingga dapat memenuhi permintaan bisnis
dan industri di Belgia, Belanda, Finlandia, dan Inggris, yaitu: (1) berorientasi pada
pelanggan, (2) memiliki pengetahuan praktis dan aplikasi alat-alat total quality
management (TQM), (3) mampu membuat keputusan berdasarkan fakta, (4) memiliki
pemahaman bahwa bekerja adalah suatu proses, (5) berorientasi pada kelompok
(teamwork), (6) memiliki komitmen untuk peningkatan terus-menerus, (7)
.pembelajaran aktif (active learning), dan (8) memiliki perspektif sistem
Sedangkan menurut Vincent (2002) bahwa berdasarkan kenyataan riil di lapangan,
terdapat kesenjangan antara lulusan pendidikan tinggi dan kebutuhan pasar di
:Indonesia seperti ditunjukkan pada table berikut

Lulusan Perguruan Tinggi Kebutuhan Pasar

Hanya memahami teori Kemampuan solusi masalah berdasarkan


konsep ilmiah
Memiliki keterampilan individual
(Memiliki keterampilan kelompok (teamwork
Motivasi belajar hanya untuk
lulus ujian Mempelajari bagaimana belajar yang efektif

Hanya berorientasi pada Berorientasi pada peningkatan terus-menerus


pencapaian grade atau nilai dengan tidak dibatasi pada target tertentu
(tertentu (pembatasan target saja. Setiap target yang tercapai akan terus-
menerus ditingkatkan
Orientasi belajar hanya pada
mata kuliah individual secara Membutuhkan pengetahuan terintegrasi
terpisah antardisiplin ilmu untuk solusi masalah
industri yang kompleks
Proses belajar bersifat pasif,
hanya menerima informasi dari Bekerja adalah suatu proses berinteraksi
dosen dengan orang lain dan memproses informasi
secara aktif
Penggunaan teknologi (misal:
komputer) terpisah dari proses Penggunaan teknologi merupakan bagian
belajar integral dari proses belajar untuk solusi
masalah industri

Meminjam konsep berpikir manajemen sistem industri modern, maka


manajemen perguruan tinggi di Indonesia seyogianya memandang bahwa
Proses Pendidikan Tinggi adalah suatu peningkatan terus-menerus
(continuous educational process improvement), yang dimulai dari sederet
siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan (output) yang
berkualitas, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, dan ikut
bertanggung jawab untuk memuaskan pengguna lulusan perguruan tinggi
itu. Seterusnya, berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang
dikumpulkan dari pengguna lulusan (external customers) itu dapat
dikembangkan ide-ide kreatif untuk mendesain ulang kurikulum atau
.memperbaiki proses pendidikan tinggi yang ada saat ini

Menurut teori roda Deming manajemen pendidikan tinggi, bahwa


manajemen perguruan tinggi yang efektif untuk menghasilkan alumni
yang berkualitas paling tidak harus memiliki empat komponen utama,
yaitu: riset pasar tenaga kerja, desain proses pendidikan tinggi,
operasional proses pendidikan tinggi, dan penyerahan lulusan yang
kompetitif dan berkualitas ke pasar tenaga kerja. Dalam hal ini diperlukan
suatu interaksi tetap antara riset pasar tenaga kerja, desain proses
pendidikan tinggi, operasional proses pendidikan tinggi, dan bertanggung
jawab menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berkualitas ke pasar
tenaga kerja, agar perguruan tinggi di Indonesia mampu berkompetisi
dalam persaingan global tahun 2003 dan seterusnya. Berkaitan dengan
hal ini, sudah saatnya perguruan tinggi di Indonesia melakukan reorientasi
dan redefinisi tujuan dari pendidikan tinggi, bukan sekedar menghasilkan
lulusan sebanyak-banyaknya tanpa peduli akan kepuasan pengguna
lulusan itu, melainkan juga harus bertanggung jawab untuk menghasilkan
output (lulusan) yang kompetitif dan berkualitas agar memuaskan
kebutuhan pengguna tenaga kerja terampil berpendidikan tinggi.
Konsekuensi dari pemikiran ini adalah penerapan TQME pada perguruan
tinggi di Indonesia harus dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung
jawab bersama untuk mengutamakan efisiensi pendidikan tinggi dan
peningkatan kualitas dari proses pendidikan tinggi itu. Melalui penerapan
roda Deming dalam sistem pendidikan tinggi yang dijalankan secara
konsisten, maka perguruan tinggi di Indonesia akan mampu
memenangkan persaingan global yang amat sangat kompetitif dan
memperoleh manfaat (ekonomis maupun nonekonomis) yang dapat
dipergunakan untuk pengembangan perguruan tinggi itu dan peningkatan
.kualitas para alumninya. Wallahu a’lam bishawab

Anda mungkin juga menyukai