Anda di halaman 1dari 5

Nama: Widi Prabowo

NIM: G1B05046
Masker
Tenaga kesehatan seperti dokter atau dokter gigi selalu berhadapan
langsung dengan pasien yang sedang sakit. Tidak menutup kemungkinan bahwa
dapat terjadi infeksi silang antara dokter dengan pasien melalui udara, darah, dan
saliva yang dapat membahayakan kesehatan sang pasien atau dokter. Infeksi
silang dapat diminimalisir dengan cara menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Alat Pelindung Diri merupakan alat alat yang digunakan untuk melindungi
tubuh dari kontaminasi dari lingkungan. Alat Pelindung Diri yang umum
digunakan oleh dokter atau dokter gigi yaitu sarung tangan, gaun bedah, topi
bedah, dan masker. Masker digunakan untuk menutupi bagian hidung dan mulut
dokter atau petugas medis lainnya. Tujuan dari penggunaan masker itu untuk
mengurangi resiko kontaminasi oleh sekresi dari mulut atau hidung agar tidak
terjadi infeksi silang (Kelkar, dkk., 2013). Masker yang umum digunakan dalam
bidang kesehatan ada dua, yaitu Face Mask atau Surgical Mask dan N95
Respirator atau Surgical N95 Respirator.
Face Mask atau Surgical Mask merupakan alat pelindung diri sekali
pakai yang dapat menutupi mulut, hidung dan dagu untuk menghalangi transmisi
airborne disease antara pasien dengan dokter atau dokter gigi saat dilakukan
operasi. Fungsi lain dari face mask yaitu melindungi pengguna dari percikan
cairan yang terkontaminasi dan dapat menyebarkan penyakit. Face mask yang
bagus mempunyai tiga lapisan, yaitu lapisan yang paling luar (outer layer)
berfungsi untuk menangkal mikropartikel dengan ciri ciri berwarna lebih gelap,
lapisan yang berada di tengah (filter media) berfungsi sebagai filter air liur dan
udara agar tidak keluar, sedangkan lapisan yang paling dalam (inner layer)
biasanya memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan dengan lapisan luar agar
tidak terjadi iritasi karena bersentuhan langsung dengan kulit wajah, berfungsi
untuk menjaga kelembaban, dan menyerap cairan dari mulut atau hidung
(Rogister dan Croes, 2013). Face mask atau Surgical mask mempunyai efisiensi
filter bakteri 80% atau lebih. Face mask pada umumnya dibuat dengan
menggunakan teknik pembentukan seperti kain yang bahan utamanya
polypropylene. Face mask banyak diproduksi dengan kombinasi bahan

polypropylene non woven sebanyak 20gsm dengan teknik spunbond dan 25gsm
dengan teknik meltblown. Penggunaan bahan jenis polypropylene non woven
bertujuan untuk memperkecil biaya produksi. Ukuran dari face mask atau surgical
mask yaitu 17,5 x 9,5 cm untuk dewasa, 14,5 x 9,5 cm untuk anak anak, dan 12
x 7 cm untuk bayi. Warna dari face mask dapat bermacam macam, yaitu putih,
biru, hijau, kuning dan merah muda (Chellamani, dkk., 2013).

Gambar 1 3 lapisan masker

Gambar 2 Face mask / surgical mask

Tata cara penggunaan face mask atau surgical mask sesuai dengan
prosedur menurut Health Sciences Authority tahun 2009 yaitu:
1. Cucilah tangan dengan sabun dan air sebelum menggunakan masker.
2. Pakailah masker dengan ikatkan tali yang terdapat pada masker atau
kailkan karet pada masker ke telinga kanan dan kiri sehingga dapat
menutupi hidung dan mulut. Kemudian tarik masker bagian bawah
secara perlahan sehingga menutupi dagu.
3. Tekan kawat logam tipis yang terdapat disepanjang tepi atas secara
lembut terhadap hidung sehingga masker dapat mengikuti bentuk
lekuk hidung.
4. Jangan melepaskan masker pada saat batuk atau bersin.
5. Ganti masker apabila basah, kotor, rusak, atau menyebabkan
kesulitan untuk bernafas.
6. Cucilah tangan dengan sabun dan air setelah melepaskan masker.
7. Buanglah masker yang sudah digunakan kedalam kantong plastik,
kemudian ikatlah kantong plastik tersebut dan buanglah ke tempat
sampah.
Respirator merupakan alat pelindung diri seperti masker yang
mempunyai efisiensi penyaringan bakteri yang lebih baik dari masker

konvensional atau surgical masker. Respirator memiliki fungsi yang hampir sama
dengan masker biasa dan juga untuk melindungi pemakai agar tidak terpapar
partikel yang sangat kecil seperti tetesan aerosol kecil yang keluar saaat batuk
atau bersin. Respirator yang paling umum digunakan dan bersertifikat US
National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) mempunyai
efisiensi penyaringan minimal 95% atau dapat disebut juga sebagai N95
Respirator. Masker N95 jarang digunakan karena lebih mahal dan jumlahnya
tidak banyak dibandingkan dengan surgical mask, selain itu masker N95 lebih
kurang nyaman saat dipakai karena udara tidak dapat masuk dengan lancar serta
menimbulkan rasa pengap dan panas pada wajah. Masker N95 juga lebih kaku
dan lebih tebal dibandingkan dengan masker biasa (HSA, 2009).

Gambar 3 N95 Respirator

Tata cara penggunaan atau pemakaian respirator (N95 Respirator)


biasanya ditunjukan pada kemasan respirator. Menurut Health Sciences Authority
tahun 2009 penggunaan N95 Respirator adalah sebagai berikut:
1. Cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air atau hand
sanitizer sebelum memakai masker N95.
2. Pilih ukuran masker N95 yang sesuai dan nyaman untuk dipakai.
3. Pegang masker N95 menggunakan telapak tangan dan letakkan
masker pada wajah sehingga dapat menutupi hidung, mulut, dan
dagu.
4. Tarik dan posisikan karet pengikat atas ke belakang kepala anda dan
melewati atas telinga dan posisikan karet pengikat bawah kebelakang
leher melewati bawah telinga.
5. Tekan logam tipis pada masker bagian hidung sesuai dengan lekukan
sehingga mengikuti kontur hidung dan wajah.
6. Lakukan pemeriksaan celah pada masker N95 dengan cara
mengambil nafas dan menghembuskan nafas. Saat mengambil nafas,

masker seharusnya mengempis. Saat menghembuskan nafas, apabila


terdapat udara yang keluar melalui samping masker maka posisikan
kembali agar tidak ada kebocoran udara dari samping masker.

Tabel 1 Perbedaan Masker dan Respirator

7.

Daftar Pustaka
Chellamani, K.P., Veerasubramanian, D., Vignesh Balaji, R.S., 2013, Surgical
Face Masks: Manufacturing Methods and Classification, Journal of
Academia and Industrial Research (JAIR), Vol 2(6):320 324.
Rogister, Y., Croes, M., 2013, Surgical Mask Performance, AMH, 64 67.
Health Sciences Authority (HAS), 2009, Making Informed Decisions When
Buying Masks and Respirators, Singapore.
Kelkar, U., Gogate, B., Kurpad, S., Gogate, P., Deshpande, M., 2013, How
Effective are Face Masks in Operation Theatre? A Time Frame Analysis
and Recommendations, International Journal of Infection Control, Vol
9(1):1-6.

Anda mungkin juga menyukai