Anda di halaman 1dari 27

DASAR-DASAR PERENCANAAN

TENAGAKERJA

1. Muhamad Adrian Herdianto (135020107111003)


2. Yohanes Soritua (135020107111032)
3. Dyah Ratri Kusumaningtyas (145020100111030)
4. Vadyega Qanayadeshtra A. (145020101111015)
5. Erhaenis Yuliana (145020101111039)
6. Tinovia Harlies Reynalda
(145020101111064)

OUTLINE

Latar
Belakan
g

Faktorfaktor

Manfaat

Tujuan

Proses

LATAR BELAKANG
Adanya
ketimpangan
antara jumlah
kesempatan
kerja dan
angkatan kerja.
Tingkat
pendidikan
angkatan kerja
yang ada masih
relatif rendah.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI


Lingkungan
eksternal
Keputusan
Organisasion
al
Faktor-faktor
persediaan
karyawan

MANFAAT

Perusahaan
dapat
memanfaatkan
sumber daya
manusia yang
ada dalam
perusahaan
secara lebih
baik

Efektifitas kerja
dapat lebih
ditingkatkan

Produktivitas
dapat lebih
ditingkatkan

Acuan dalam
menyusun
program
pengembangan
sumber daya
manusia

TUJUAN

Menentukan kualitas dan


kuantitas karyawan yang
akan mengisi semua
jabatan dalam
perusahaan

Mempermudah
koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi

Menjamin tersedianya
tenaga kerja masa kini
maupun masa depan

Menghindari terjadinya
tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas

Menghindari kekurangan
dan atau kelebihan
karyawan

Pedoman dalam
menetapkan program
penarikan, seleksi,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan

PROSES

Proses perencanaan tenaga


kerja digolongkan kepada 6
tahap :
Perkiraan kesempatan kerja atau
kebutuhan
Perkiraan dan perencanaan penyediaan
tenaga kerja
Perhitungan kekurangan atau kelebihan
Perencanaan pendidikan
Perencanaan latihan
Penyesuaian rencana

(1) PERKIRAAN KESEMPATAN


KERJA ATAU KEBUTUHAN
Keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
memperkirakan kesempatan kerja :
1. Satuan pertambahan investasi untuk penciptaan
satu kesempatan kerja pada waktu yang lalu
2. Koefisien kebutuhan tenaga kerja untuk satu
satuan hasil di masa yang lampau
3. Perkiraan (1) dan (2) untuk jangka waktu
perencanaan
4. Rencana investasi dan/atau target output selama
periode perencanaan

(1.a) Model Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja

Asumsi
pertama : proporsi kontribusi tiap sektor j pada

pendapatan nasional adalah tetap
Keterangan:
Sj : proporsi kontribusi (share) sektor j pada pendapatan
nasional
Yj : pendapatan nasional sektor j
Y : pendapatan nasional dalam arti Produk Domestik
Bruto
j : sektor-sektor ekonomi

kedua : produktivitas kerja di tiap-tiap sektor j


Asumsi

adalah tetap

Keterangan:
Pj : produktivitas kerja rata-rata atau jumlah pendapatan
di sektor j dibagi jumlah pendapatan di sektor j dibagi
jumlah pekerja di sektor j tersebut
Lj : jumlah pekerja di sektor j
Asumsi ketiga : struktur jabatan di setiap sektor adalah
tetap
Asumsi keempat : tiap kelompok jabatan tertentu sepadan
dengan jenis dan tingkat pendidikan tertentu

BAGAN I
PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

(1.b) Penyesuaian dengan Perkembangan Teknologi

Karena perkembangan teknologi dapat


memengaruhi asumsi

(2) PERKIRAAN PENYEDIAAN TENAGA KERJA

Dilakukan dengan dua


cara :
Dapat di dasarkan
pada :
Keadaan tenaga kerja pada
masa lampau
Kapasitas dan lulusan
setiap tahun dari lembaga
pendidikan
Kapasitas dan lulusan
setiap tahun lembaga
latihan
Tingkat partisipasi kerja
penduduk dalam tiap
golongan dan kelompok

Perkiraan pertambahan
lulusan masing-masing
jenis dan tingkat
pendidikan setiap tahun
Intrapolasi dan
ekstrapolasi

(2.a) Lulusan Tiap Tahun

(2.b) Intrapolasi dan Ekstrapolasi

(3) MEMBANDINGKAN KEBUTUHAN


DENGAN PENYEDIAAN
Untuk
mengetahui
apakah terjadi
ketidakseimbang
an antara
kesempatan
kerja dengan
penyediaan
tenaga kerja
untuk tiap
kelompok
jabatan di
masing-masing
sektor

BAGAN 2
KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN TENAGA KERJA

(4) PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Apabila
penyediaan
tenaga kerja
melebihi
perkiraan
lowongan, maka
fasilitas
pendidikan dalam
jurusan tersebut
dapat dikurangi,
dan sebaliknya.

(5) PERENCANAAN LATIHAN


Hal ini menjadi sangat
penting, karena :
Ada keterampilan dan keahlian
tertentu yang tidak diberikan
dalam sistem pendidikan formal
Penyediaan tenaga kerja
melalui sistem pendidikan
memerlukan waktu lebih lama
Perkembangan teknologi yang
cepat
Tingkat pendidikan dan
keterampilan sebagian besar
angkatan kerja di Indonesia
masih sangat rendah

(6) PENYESUAIAN RENCANA

Keterbatasan
penyediaan tenaga
kerja tertentu dalam
perencanaan tenaga
kerja memerlukan
peninjauan dan
penyesuaian
kembali sasaransasaran dalam
rencana
pembangunan

MODEL KETERPADUAN PERENCANAAN

Fasilitas pendidikan
terbatas
Uang sekolah terlalu
mahal
Jenis pendidikan
kurang menarik

Terjadi
karena :

(6.a) Penyediaan < Kebutuhan Tenaga


Kerja

(6.b) Penyediaan > Kebutuhan Tenaga


Kerja

Dampak
terbesar adalah
pengangguran

Dapat diatasi dengan cara


mengurangi mekanisme
pendidikan, yaitu :
Mengurangi subsidi
pemerintah
Menaikkan uang sekolah
Meningkatkan
persyaratan penerimaan
murid baru

STUDI KASUS
Jakarta,CNN Indonesia-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memotong alokasi dana pembangunan
infrastruktur dan pendidikan demi menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2016 sampai Rp50,01 triliun.
Perintah pemotongan anggaran tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun
2016 tentang Langkah-langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L).
Di mana dari alokasi belanja K/L sebesar Rp784 triliun dalam APBN 2016, akan dikurangi menjadi
Rp738 triliun akibat penerimaan sektor migas yang kemungkinan besar lebih rendah dari asumsi
sebelumnya.
Aturan yang diteken Jokowi pada 12 Mei 2016 tersebut menitahkan potongan anggaran terbesar bagi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dari total anggaran sebesar Rp104,08
triliun, anggaran Kementerian yang dipimpin oleh Basuki Hadimuljono itu dipotong Rp8,49 triliun
menjadi Rp95,59 triliun.
Instansi kedua yang mengalami pemotongan anggaran terbesar berikutnya adalah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang dikomandani Anies Baswedan sebesar Rp6,52 triliun. Sehingga
alokasi anggaran awal sebesar Rp49,23 triliun menjadi tersisa Rp42,71 triliun.
Instansi pemerintah lain yang juga mengalami potongan anggaran cukup signifikan, antara lain:
1. Kementerian Pertanian dipotong Rp3,92 triliun
2. Kementerian Perhubungan Rp3,75 triliun
3. Kementerian Kelautan dan Perikanan Rp2,89 triliun
4. Kementerian Teknologi dan Pendidikan Tinggi Rp1,95 triliun
5. Kementerian Sosial Rp1,58 triliun
6. Polri Rp1,56 triliun
7. Kementerian Keuangan Rp1,46 triliun
8. Kementerian Agama Rp1,39 triliun
9. Kementerian Dalam Negeri Rp1,38 triliun
Pimpinan K/L kemudian diminta mengidentifikasi program atau kegiatan yang akan dihemat. Lalu
menyampaikan rincian program/kegiatan yang dihemat kepada Menteri Keuangan dengan tembusan
kepada Presiden dan Kepala Staf Kepresidenan, paling lambat tujuh hari sejak Instruksi Presiden ini
dikeluarkan, ujar Jokowi dalam aturan tersebut, dikutip Senin (16/2).(gen)

KESIMPULAN
Perkiraan kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada rencana
pembangunan yang memuat kegiatan ekonomi dan
masyarakat
Perkiraan penyediaan tenaga kerja didasarkan pada
kemampuan sistem pendidikan dalam menyediakan lulusan
untuk tiap jenis dan tingkatan pendidikan tertentu
Perencanaan sumber daya manusia awal difokuskan pada
perencanaan kebutuhan sumber daya manusia di masa
depan kebutuhan untuk revisi peramalan dan program daat
diperlukan
Dalam pelaksanaannya, perencanaan sumber daya manusia
harus disesuaikan dengan strategi tertentu

DAFTAR PUSTAKA
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Jakarta: BPFE UI
Jati, Gentur Putro. 2016. Berhemat, Jokowi Sunat Anggaran
Infrastruktur dan Pendidikan. (
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160516143056-78-131043/ber
hemat-jokowi-sunat-anggaran-infrastruktur-dan-pendidikan
/), diakses pada 22 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai