TENAGAKERJA
OUTLINE
Latar
Belakan
g
Faktorfaktor
Manfaat
Tujuan
Proses
LATAR BELAKANG
Adanya
ketimpangan
antara jumlah
kesempatan
kerja dan
angkatan kerja.
Tingkat
pendidikan
angkatan kerja
yang ada masih
relatif rendah.
MANFAAT
Perusahaan
dapat
memanfaatkan
sumber daya
manusia yang
ada dalam
perusahaan
secara lebih
baik
Efektifitas kerja
dapat lebih
ditingkatkan
Produktivitas
dapat lebih
ditingkatkan
Acuan dalam
menyusun
program
pengembangan
sumber daya
manusia
TUJUAN
Mempermudah
koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi
Menjamin tersedianya
tenaga kerja masa kini
maupun masa depan
Menghindari terjadinya
tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas
Menghindari kekurangan
dan atau kelebihan
karyawan
Pedoman dalam
menetapkan program
penarikan, seleksi,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan
PROSES
Asumsi
pertama : proporsi kontribusi tiap sektor j pada
pendapatan nasional adalah tetap
Keterangan:
Sj : proporsi kontribusi (share) sektor j pada pendapatan
nasional
Yj : pendapatan nasional sektor j
Y : pendapatan nasional dalam arti Produk Domestik
Bruto
j : sektor-sektor ekonomi
adalah tetap
Keterangan:
Pj : produktivitas kerja rata-rata atau jumlah pendapatan
di sektor j dibagi jumlah pendapatan di sektor j dibagi
jumlah pekerja di sektor j tersebut
Lj : jumlah pekerja di sektor j
Asumsi ketiga : struktur jabatan di setiap sektor adalah
tetap
Asumsi keempat : tiap kelompok jabatan tertentu sepadan
dengan jenis dan tingkat pendidikan tertentu
BAGAN I
PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Perkiraan pertambahan
lulusan masing-masing
jenis dan tingkat
pendidikan setiap tahun
Intrapolasi dan
ekstrapolasi
BAGAN 2
KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN TENAGA KERJA
(4) PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Apabila
penyediaan
tenaga kerja
melebihi
perkiraan
lowongan, maka
fasilitas
pendidikan dalam
jurusan tersebut
dapat dikurangi,
dan sebaliknya.
Keterbatasan
penyediaan tenaga
kerja tertentu dalam
perencanaan tenaga
kerja memerlukan
peninjauan dan
penyesuaian
kembali sasaransasaran dalam
rencana
pembangunan
Fasilitas pendidikan
terbatas
Uang sekolah terlalu
mahal
Jenis pendidikan
kurang menarik
Terjadi
karena :
Dampak
terbesar adalah
pengangguran
STUDI KASUS
Jakarta,CNN Indonesia-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memotong alokasi dana pembangunan
infrastruktur dan pendidikan demi menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2016 sampai Rp50,01 triliun.
Perintah pemotongan anggaran tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun
2016 tentang Langkah-langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L).
Di mana dari alokasi belanja K/L sebesar Rp784 triliun dalam APBN 2016, akan dikurangi menjadi
Rp738 triliun akibat penerimaan sektor migas yang kemungkinan besar lebih rendah dari asumsi
sebelumnya.
Aturan yang diteken Jokowi pada 12 Mei 2016 tersebut menitahkan potongan anggaran terbesar bagi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dari total anggaran sebesar Rp104,08
triliun, anggaran Kementerian yang dipimpin oleh Basuki Hadimuljono itu dipotong Rp8,49 triliun
menjadi Rp95,59 triliun.
Instansi kedua yang mengalami pemotongan anggaran terbesar berikutnya adalah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang dikomandani Anies Baswedan sebesar Rp6,52 triliun. Sehingga
alokasi anggaran awal sebesar Rp49,23 triliun menjadi tersisa Rp42,71 triliun.
Instansi pemerintah lain yang juga mengalami potongan anggaran cukup signifikan, antara lain:
1. Kementerian Pertanian dipotong Rp3,92 triliun
2. Kementerian Perhubungan Rp3,75 triliun
3. Kementerian Kelautan dan Perikanan Rp2,89 triliun
4. Kementerian Teknologi dan Pendidikan Tinggi Rp1,95 triliun
5. Kementerian Sosial Rp1,58 triliun
6. Polri Rp1,56 triliun
7. Kementerian Keuangan Rp1,46 triliun
8. Kementerian Agama Rp1,39 triliun
9. Kementerian Dalam Negeri Rp1,38 triliun
Pimpinan K/L kemudian diminta mengidentifikasi program atau kegiatan yang akan dihemat. Lalu
menyampaikan rincian program/kegiatan yang dihemat kepada Menteri Keuangan dengan tembusan
kepada Presiden dan Kepala Staf Kepresidenan, paling lambat tujuh hari sejak Instruksi Presiden ini
dikeluarkan, ujar Jokowi dalam aturan tersebut, dikutip Senin (16/2).(gen)
KESIMPULAN
Perkiraan kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada rencana
pembangunan yang memuat kegiatan ekonomi dan
masyarakat
Perkiraan penyediaan tenaga kerja didasarkan pada
kemampuan sistem pendidikan dalam menyediakan lulusan
untuk tiap jenis dan tingkatan pendidikan tertentu
Perencanaan sumber daya manusia awal difokuskan pada
perencanaan kebutuhan sumber daya manusia di masa
depan kebutuhan untuk revisi peramalan dan program daat
diperlukan
Dalam pelaksanaannya, perencanaan sumber daya manusia
harus disesuaikan dengan strategi tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Jakarta: BPFE UI
Jati, Gentur Putro. 2016. Berhemat, Jokowi Sunat Anggaran
Infrastruktur dan Pendidikan. (
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160516143056-78-131043/ber
hemat-jokowi-sunat-anggaran-infrastruktur-dan-pendidikan
/), diakses pada 22 Mei 2016