Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

TEKNIK KONVERSI ENERGI SURYA

Pembimbing :
Mochammad Nuruddin, S.T, M.Si
Oleh :
M. Fadil Luqman

B42130675

Intan Varadiba Ch. A

B42130553

Febi Romana Devi

B42130594

Ahmad ashif yahya

B42130605

Abdul Rohim Hadi S

B42130392

Adim Ardi Jana

B42130639

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016

BAB 1. Pendahuluan
1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat memahami
macammacam konfigurasi panel surya dan mengetahui karakteristik dari
konfigurasi panel surya.
2. Dasar Teori
Sebuah sel surya memiliki keterbatasan untuk menyuplai daya, sehingga
pada aolikasi, sel surya jarang digunakan secara individual. Sel-sel yang identik
umumnya dikoneksi secara seri untuk membuat sebuah modu. Alasan koneksi
secara seri adalah maksimum tegangan yang dihasilkan sel surya hanya sekitar
600 mV. Oleh sebab itu dibutuhkan 36 sel seri untuk menghasilkan tegangan
nominal sebesar 12 V, segangkan arus tetap sama dalam susunan seri tersebut,
yaitu sekitar 30 mA/cm2 pada irradiance 100nmW/cm2. Modul ini kemudian di
koneksi untuk membentuk sebuah rangkaian modul surya yang mampu memenuhi
kebutuhan daya bagi beban.
Untuk mendapatkan arus, tegangan, dan daya yang besar sesuai dengan
yang dibutuhkan, maka beberapa sel surya harus dikombinasikan pemasangannya,
diantaranya:
a. Pemasangan Seri.
b. Pemasangan Paralel.
c. Pemasangan Seri dan Paralel.
1.2.1 Rangkaian seri dari sel surya.
Sigalingging (1994:28) menyatakan bahwa, hubungan seri suatu sel surya
didapat apabila bagian depan (+) sel surya utama dhubungkan dengan bagian
belakang (-) sel surya kedua. Pada rangkaiaan seri ini berlaku hubungan:
a. Tegangan sel surya di jumlahkan apabila dihibinkan seri astu sama lain
V total=V 1 +V 2 +V 3 + ..+V n
b. Arus sel surya sama apabila dihubungkan seri satu sama lain
I total =I 1=I 2=I 3= .=I n
1.2.2 Rangkaian Paralel Dari Sel Surya

Rangkaian paralel sel surya di dapat apabila terminal kutub positif dan
negatif sel surya dihubungkan satu sama lain. Pada rangkaian seri ini berlaku
hubungan:
a. Tegangan Sel surya yang di hubungkan paralel sama dengan satu sel surya
V total=V 1 +V 2 +V 3 + ..+V n
b. Arus sel surya yang dihasilkan pada rangkaian seri merupakan penjumlahan
masing masing sel surya.
I total =I 1=I 2=I 3= .=I n

BAB 2. METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Photovoltaic Trainer RE540 Merk Hilton.


Solari meter
Multi meter
Tang meter
Kabel
Tabel
Pengukur sudut
stopwatch

3. Prosedur Kerja

Alat dan bahan disiapkan.


Letakkan modul surya menghadap datangnya sinar matahari,
Atur sudut kemiringan modul surya 40o
Ukur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh sebuah modul surya untuk

mendapatkan karakteristiknya.
Rangkai modul surya secara seri, paralel dan seri paralel kemudian ukur
arus dan tegangannya untuk mendapatkan karakteristik rangkaian tersebut.

BAB 3. Analisa Data

4.1 Tabel Hasil Percobaan

Jenis

Rangk

aian

Terbuka
T

Tertutup
T

P1

.
3

P2

P1+P2
(seri)

5.

2
1

5.

6
3

0.

5.

P1+P2

1
1

(Parale

l)

0.

5.

2
1

4.2 Grafik

BAB 4. PEMBAHASAN

Dari analisa data diperoleh nilai tegangan tertinggi pada rangkaian


seri sebesar 38,41 volt dengan nilai arus 0,5 ampere dan nilai tagangan
terendah pada rangkaian paralel sebesar 19,21 volt dengan nilai arus 0,5
ampere hal ini disebabkan modul surya yang tersusun seri akan melalui
satu jalur, sehingga aliran arus akan mengalir kesemua komponen dan
arus yang lewat besarnya sama tiap elemen. Pada modul surya yang
tersusun secara paralel tegangan yang melewati tiap komponen adalah
sama dan total arus arus adalah jumlah arus yang melewati tiap
komponen.

BAB 5. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

a. Konfigurasi modul surya secara sederhana, yaitu dengan menggunakan rangkaian


seri, rangkaian paralel, dan rangkaian seri paralel.
b. Karakteristik konfigurasi modul surya berbeda-beda antara rangkaian seri dan

rangkaian paralel. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tiap


rangkaiannya.

Anda mungkin juga menyukai