Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI TEORI

PSIKOLOGI SOSIAL
DALAM BIDANG
KOMUNIKASI DAN
PUBLIC RELATION

OLEH KELOMPOK 5:
Ismail (1571041017)
Nabila (1571041013)
Nurfaidah Ardis
(1571041035)
Delila Ayutami
(1571041022)
Aprilia Islamiyanti K
(1571041029)

KASUS 1
KASUS : Hegemoni
media

Dominasi oleh satu kelompok


terhadap kelompok lain.

Teori
Konformitas
dan kepatuhan

Persuasif

Contoh :
Kasus pemaluan identitas Abraham Samad
Sumber:
http://
www.tribunnews.com/nasional/2016/03/04/abra
ham-samad-apapun-profesi-ada-resikonya
Jumat, 4 Maret 2016 16:23 WIB
Palihan isu freeport oleh prostitusi artis
Sumber
:
http://
entertainment.harianterbit.com/entertainment/2
015/12/12/50250/0/24/Netizen-Menilai-Prostitus
i-Artis-Pengalihan-Isu-Freeport
Sabtu, 12 Desember 2015 01:40 WIB

Teori konformitas dan


kepatuhan
Konformit
as

Conformity

Obedience

Complience

Persuasif
Meyakini
dan
melakukan
sesuatu
sesuai yang
diinginkan
oleh
tekanan
sosial
(Myers, 20

Teori dan kasus


Hegemoni media perlu dipahami
sebagai suatu kondisi dominasi yang
dimiliki
oleh
individu-individu
di
belakang media massa berkenaan
dengan cara hidup dan cara pikir
tertentu. Cara pikir dan hidup ini
kemudian disebarkan ke masyarakat
melalui penggunaan media (Altheide,
1984:477).

KASUS 2
Krisis Lumpur
Lapindo dan
Pengaruhnya
Terhadap Perspektif
Publik (Analisis
Teori Atribusi)

TEORI ATRIBUSI

Teori atribusi menurut


Ikhsan dan Ishak (2005:55)
merupakan suatu proses
untuk
menginterpretasikan suatu
peristiwa, alasan, atau
sebab perilaku seseorang.
Teori ini ingin
menjelaskan tentang
perilaku seseorang
terhadap peristiwa di
sekitarnya dan mengetahui
alasan-alasan melakukan
perilaku seperti itu. Teori
atribusi yang
dikemukakan oleh
Robbins (2006:172)
menjelaskan perilaku
seseorang yang
disebabkan oleh faktor
internal atau faktor
eksternal.

Kontroversi penyebab semburan


lumpur tersebut berimbas pada
penamaan yang dilekatkan pada
bencana tersebut. Bagi mereka yang
meyakini terjadinya penyebab
semburan lumpur berasal dari
pekerjaan eksplorasi sumur
Banjarpanji-1 milik PT Lapondo
Brantas, cenderung melabeli dengan
istilah bencana Lumpur Lapindo. Di
lain pihak, mereka yang beranggapan
bahwa bencana semburan lumpur
merupakan bencana alam, lebih netral
penyebutannya yaitu degan istilah
bencana
lumpur
Sidoarjolumpur
sebagaimana
Kontroversi
penyebab
semburan
terus
yang digunakan
oleh pemerintah.
merebak di masyarakat,
fakta-fakta
yang tertuang

Peristiwa semburan lumpur di


beberapa desa dan kecamatan
di Kabupaten Sidoarjo, telah
tujuh tahun berlalu, tepatnya
bermula pada tanggal 29 Mei
2006. besarnya jumlah lumpur
yang dimuntahkan telah
menenggelamkan sebagian
kawasan Porong. Pemicu
semburan lumpur masih
diperdebatkan . (Davieset al.,
2007, 2008; Manga, 2007;
Mazzini et al., 2007; Tingy et
al., 2008)

Sekilas
Tentang
Krisis
Lumpur
Lapindo

dalam hasil penelitian para geolog menjadi acuan,


tentang siapa pihak yang harus menanggung
beban pertanggungjawaban. Ketika masyarakat
korban meyakini bahwa itu diakibatkan oleh
keteledoran dalam teknik pengeboran, maka PT
Lapindo Brantas yang harus bertanggung jawab
atas semua kerugian material dan imaterial.
Sejauh ini PT Lapindo Brantas baru memberi
pembayaran untuk tanah sebesar 20 persen, dan

Analisis Teori
Atribusi Terhadap
Kasus Lapindo

DAFTAR PUSTAKA
Birowo, Mario A. 2004. Melawan Hegemoni Media dengan Strategi Komunikasi
Berpusat pada Masyarakat. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 1.
Farida, Anis. 2013. Jalan panjang penyelesaian konflik kasus lumpur lapindo.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. ISSN 1410-4946: Volume 17.
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan.
Jakarta: Salemba Empat.
Mustafa, Hasan. Perilaku Manusia dalam perspektif psikologi sosial.
Universitas Katolik Parahyangan.
Myers, David G. 20
Humanika.

.Psikologi Sosial Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba

Robbins Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Jakarta:


PT Indeks.
Shaw, Marvin E., dan Philip R. Costanzo. 1985. Theories of Social Psychology
Second Edition. McGraw-Hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai