Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh : Kelompok 1
Kelas: A
BAB I
PENDAHULUAN
makna
bagi
manusia
dalam
bertindak
ialah
agama.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati
(Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas.
Agama memiliki nilai nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun
dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi
dampak bagi kehidupan sehari hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari agama?
2. Bagaimana fungsi agama bagi masyarakat serta analisisnya?
3. Apa tujuan dari agama?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui fungsi agama dalam berbagai
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Agama
Agama dikenal pula dengan kata din1 dari bahasa Arab dan kata relligi dari bahasa Eropa.
Agama dapat diartikan sebagai ikatan-ikatan yang harus di pegang dan dipatuhi manusia. Ikatan
ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan sehari-hari. Ikatan itu berasal dari
suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap
dennggan pancaindra.
Sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu :
a. Keyakinan (credical), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini mengatur dan menciptakan alam.
b. Peribadatan (ritual), yaitu tingkkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan
supranatural
tersebut
sebagai
konsekuensi
atau
pengakuan
dan
ketundukannya.
c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam
2.
aspeknya
secara
mendalam.contohnya
agama
Budha
yang
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia, antara lain adalah :
Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka,
maupun di kala duka.
b. Fungsi Agama
Banyak ahli telah mengemukakan gagasan mereka tentang bagaimana sebenarnya fungsi
agama bagi kehidupan masyarakat. Seperti misalnya Durkheim yang mengungkapkan bahwa
sasaran-sasaran keagamaan adalah lambang-lambang masyarakat, kesakralannya bersumber pada
kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan bagi setiap anggotanya,
dan fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban sosial.
Seorang sosiolog lain, Radcliffe-Brown mengungkapkan bahwa berbagai peribadatan
memiliki fungsi sosial tertentu ketika, dan sampai batas tertentu. Peribadatan-peribadatan itu
berfungsi untuk mengatur, memperkokoh dan mentransmisikan berbagai sentimen dari satu
generasi kepada generasi lainnya, juga sebagai tempat bergantung bagi terbentuknya aturan
masyarakat yang bersangkutan.
Sementara secara umum fungsi dari agama dalam masyarakat antara lain adalah :
1. Fungsi Edukatif
Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus
dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan
yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
2. Fungsi Penyelamat
Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang
diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball dalam bukunya
Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran
menganut Tuhan satu). Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat
di luat agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa
diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut.
Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang
menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami
secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk
menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai
dengan terbuka dan jujur serta setara.
3. Fungsi Perdamaian
Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai
kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu
dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
4. Fungsi Kontrol Sosial
Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti,
kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga
mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem
kehidupan yang ada.
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas
Bila fungsi solidaritas ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan
berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang tertib. Menggunakan
istilah Habermas, perjuangan kita sekarang bukanlah satu melawan yang lain (fight against)
dalam kemajemukan sistem nilai itu, melainkan perjuangan bersama untuk (fight for)
menemukan sistem nilai yang melengkapi.
6. Fungsi Pembaharuan
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan
baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis
nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7. Fungsi Kreatif
Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama
bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
c. Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang
sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna
dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara
ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya.
memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk
agama
Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran
dan
fungsi
agama
bagi
manusia
sangatlah
berpengaruh
terhadap