Tektonik Dan Vulkanisme
Tektonik Dan Vulkanisme
Petrographic
Provinces
PreForeland Orogenic
Geosyncli
(II) Ophiolitic Suite Foredeep nal
Geanticli
ne
Orogenic
(V) Tholeiitic
Plateau Basalts
Hinterlan Post
d
Orogenic
2) Orogen Sumatera,
Dicirikan dengan fasa perlipatannya yang berumur Kapur sampai
Paleosen serta diikuti intrusi batuan beku dalam. Daerah orogen
ini meliputi pulau Sumatera melalui pegunungan Serayu Selatan
di pulau Jawa terus kea rah pegunungan Meratus di Kalimantan
Tenggara. Aktifitas magma yang menyertai orogen ini berupa
batuan gabro sampai granitis.
3) Orogen Sunda,
Terbentuk pada Miosen Tengah, tetapi di beberapa daerah
mungkin terjadi lebih dahulu, menempati daerah yang terletak di
bagian tengah antara daerah yang terkena orogen Sumatera dan
Orogen Maluku, serta merupakan daerah yang ditempati oleh
gejala vulkanisme Miosen. Daerah ini meliputi pesisir sebelah
barat pulau Sumatera, pulau Jawa bagian Selatan, Kepulauan
Sunda kecil, pulau-pulau yang termasuk dalam Busur dalam
Banda, Sulawesi bagian barat, dan berakhir di daerah Mindanau
(Filipina Selatan). Aktifitas magmanya menghasilkan gang-gang
andesitis dan dasitis serta pluton-pluton granit dan diorite.
4)
Orogen Maluku,
gempa disamping gejala orogenesa dan tektonik dimana batasbatas tersebut akan berujud sebagai:
1. Pematang tengah samudera
2. Sesar mendatar (transform faults)
3. Palung-palung laut dalam
Gejala tektonik yang terjadi di daerah tumbukan antara lempeng
samudera dengan lempeng kontinen akan mencerminkan suatu
bentuk sistem busur kepulauan yang mengandung unsur-unsur
seperti palung laut dalam dan busur magmatic.
Sementara secara keseluruhan disebut dengan sistem palung
busur (arc trench system). Daerah yang terletak diantara
sistem-sistem palung busur tersebut berbentuk rumpang yang
memanjang, dengan lebar yang berkisar antara 150-250 km dan
rumpang palung busur (arc trench gap).
Sistem palung busur secara umum mengandung 4 (empat) unsur
dimana setiap unsur memiliki cirri, jenis batuan dan sifat struktur
geologi yang berbeda.
Kenampakan sistem tersebut, yang dicoba penerapannya di
Indonesia, dikemukakan pertamakali oleh Katili (1971 dan 1974),
kemudian W.Hamilton(1973) dan Sukendar (1976) dimana
pengamatan dimulai dari samudera Indonesia kea rah benua
(Paparan Sunda) yaitu dengan didapatkannya unsur-unsur:
1. 1. Palung laut dalam,
Yang terdiri dari sedimen berbutir halus yang terendapkan di atas
lantai samudera, kemudian lava yang berasal dari gejala
vulkanisma luar di bawah laut yang bersifat basaltik dengan
struktur bantal serta kumpulan batuan vulkanik bersusunan basa
1. 2.
Merupakan suatu bentuk geografi yang memanjang selebar 75275 Km, dimana di dalamnya diendapkan batuan sedimen.
Kadang-kadang secara setempat terjadi peninggian yang
bentuknya memanjang, yang di kenal sebagai busur luar bukan
vulkanik, yang muncul sebagai deretan pulau-pulau seperti
misalnya kepulauan Mentawai di sebelah barat Sumatera. Daerah
ini diduga ditempati oleh kumpulan batuan mlange yang
mengalami desakan kea rah bawah, yang berasal dari jalur
penekukan yang berumur lebih tua.
1. 4.
Hamilton (1973) beranggapan bahwa Busur Andaman-SumateraJawa-Timor-Busur luar Banda-Seram merupakan Subduction
System yang menyatukan daerah Indonesia terhadap lempeng
Samudera Indonesia-Australia.
Zona Benioff yang dicirikan sebagai pusat-pusat gempa bumi
menunjukan kemiringan yang mula-mula landai dengan
kedalaman yang dangkal kemudian berkembang menjadi semakin
curam dan sangat dalam. Di daerah bagian atas zona Benioff
tersebut terletak busur magmatik yang tersusun dari gunung apigunung api yang mendapat penyaluran magmanya dari
kedalaman antara 100-200 kilometer.
Batuan vulkanik yang dihasilkan oleh gunung api gunung api
Holosen, yang terletak di bagian atas zona Benioff sekarang,
memperlihatkan perbandingan yang umum
antara K2O dengan SiO2 terhadap kedalaman jalur seismic
(Hatherton dan Dickinson dalam Hamilton, 1973).
Susunan batuan vulkanik tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis
dan susunan kerak bumi yang diterobos magma yang berasal dari
zona Benioff. Batuan vulkanik di Sumatera umumnya bersifat
lebih asam sampai menengah, halmana disebabkan magma
Emas
mercury Volcano)
Pada daerah acidic volcanic dan daerah yang dulunya bermula
pada continental crust diharapkan bisa didapatkan timah dan
tungsten (misalnya di Bangka). Umumnya di daerah busur
vulkanik ini mineral deposit letaknya sangat dalam sehingga tidak
tersingkap di permukaan. Begitu pula pada busur vulkanik yang
masih muda, deposit tersebut sangat sukar ditemukan.