Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Limbah
Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan yang kurang baik. Dari semua kegiatan-kegiatan rumah
sakit, menghasilkan berbagai macam limbah berupa benda cair, padat dan gas.
Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan
di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Kegiatan rumah sakit
menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.
Diare
Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari :
a. Diare akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi
tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam
waktu kurang dari 2 minggu.
Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang
hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam
empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi ringan,
apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare dengan dehidrasi
sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare dengan
dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.
b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari
diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
c. Diare kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab
non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme
yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008),
diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2
minggu lebih.
Manifestasi klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan
mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi
kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa
yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat
terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat
badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat
dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan
berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi
hipotonik, isotonik, dan hipertonik.
Cara penularan
Menurut junadi, purnawan dkk, (2002), bahwa penularan penyakit diare pada balita
biasanya melalui jalur fecal oral terutama karena: (1) Menelan makanan yang
terkontaminasi (makanan sapihan dan air). (2) Beberapa faktor yang berkaitan
dengan peningkatan kuman perut : (a) Tidak memadainya penyediaan air bersih, (b)
kekurangan sarana kebersihan dan pencemaran air oleh tinja, (c) penyiapan dan
penyimpanan makanan tidak secara semestinya.Cara penularan penyakit diare adalah
Air (water borne disease), makanan (food borne disease), dan susu (milk borne
disease). Menurut Budiarto (2002) bahwa secara umum faktor resiko diare pada
dewasa yang sangat berpengaruh terjadinya penyakit diare yaitu faktor lingkungan
(tersedianya air bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air
limbah), perilaku hidup bersih dan sehat, kekebalan tubuh, infeksi saluran
pencernaan, alergi, malabsorbsi, keracunan, imunodefisiensi, serta sebab-sebab lain.
Sedangkan menurut Sutono (2008) bahwa pada balita faktor resiko terjadinya diare
selain faktor intrinsic dan ekstrinsik juga sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu dan
pengasuh balita karena balita masih belum bisa menjaga dirinya sendiri dan sangat
bergantung pada lingkungannya. Dengan demikian apabila ibu balita atau ibu
pengasuh balita tidak bisa mengasuh balita dengan baik dan sehat maka kejadian
diare pada balita tidak dapat dihindari. Diakui bahwa faktor-faktor penyebab
timbulnya diare tidak berdiri sendiri, tetapi sangat kompleks dan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang berkaitan satu sama lain, misalnya faktor gizi, sanitasi
lingkungan, keadaan social ekonomi, keadaan social budaya, serta faktor lainnya.
Untuk terjadinya diare sangat dipengaruhi oleh kerentanan tubuh, pemaparan
terhadap air yang tercemar, system pencernaan serta faktor infeksi itu sendiri.
Kerentanan tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, status gizi, perumahan
padat dan kemiskinan.
Cara pencegahan
Pencegahan diare pada dasarnya harus ditunjukkan pada tindakan hygiene yang
cermat mengenai kebersihan, khususnya mencuci tangan dengan baik sebelum makan dan
mengolah makanan, misalnya sayuran atau lalapan supaya dicuci dengan baik.
Daging/ikan/bistik/barbecue hendaknya dimasak hingga matang dan hidangan perlu disimpan
tertutup (di bawah 70C) untuk mencegah tumbuhnya kuman. Air minum ditempat yang
meragukan penting sekali untuk dimasak terlebih dahulu.
Swamedikasi diare
Pengobatan Menggunakan Obat Sintesis
Pada umumnya obat antidiare terbagi atas 4 macam yaitu : antimotilitas (difenoksilat,
loperamid, paregoric, tinctur opium, difenoxin), adsorben (Kaolin pectin, Polikarbofil,
Attapulgit), antisekresi (Bismut subsalisilat, enzim laktase, Lactobacillus), dan oktreotid.
a. Oralit
Komposisi oralit 200 mL ;
Glukosa anhidrat 4 g
Natrium klorida
0,7 g
Natrium sitrat dihidrat
0,58 g
Kalium klorida
0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200 mL atau 1(satu) gelas air matang hangat
Takaran pemakaian oralit pada diare
Umur
Tidak ada
dehidrasi
Terapi A
Mencegah
< 1 tahun
1 - 4 tahun
5 12 tahun
Dewasa
200 mL
(1 gelas)
300 mL
(1,5 gelas)
400 mL
(2 gelas)
Dehidrasi
Dengan
Dehidrasi
Terapi B
Mencegah
Dehidrasi
Dengan
Dehidrasi
Mengatasi
dehidrasi
600 mL
1,2 L
2,4 L
(1,5 gelas)
(3 gelas)
(6 gelas)
(12 gelas)
200 mL
300 mL
400 mL
(0,5 gelas)
(1 gelas)
(1,5 gelas)
(2 gelas)
Kegunaan obat :
Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama
tinja.
Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium
Sediaan yang beredar :
Oralit (Generik) serbuk (B), Alphatrolit (Pharma Apek) serbuk (B), Aqualyte (Prafa)
cairan (B)
Bioralit (Indofarma) serbuk (B), Corsalit (Corsa) serbuk (B)
b. Kaolin
Indikasi : diare
Dosis : Dewasa 15-45 mL, Childn 6-12 thn 10-20 mL. Digunakan setelah setiap buang
air besar atau seperti yang diarahkan. Maksimal 2 hari.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Peringatan, interaksi : menurunkan absorpsi dan diflunisal, azitromisin, siprofloksasin,
isoniazid, nitrofurotoin, norfloksasin, ofloksasin, rifampisin, dan sebagian besar golongan
tetrasiklin, gabapentin, fenitoin, itrakonazol, ketokonazol, kloroquin, fenotiazin, fenasin,
besi oral.
Kontra indikasi : Obstruksi usus, kondisi usus spastik. Anak <6 tahun.
Efek yang tidak diharapkan : Sangat jarang, sembelit parah yang dapat menyebabkan
impaksi feses pada anak dan lansia.
Kategori pada kehamilan : B
Kombinasi Kaolin (1g) dan Pektin (50 mg)
Sediaan yang beredar : Neo Diaform (Corsa) Tablet (B), Kaolimec (Mecosin) suspense
(B), Neo Kaolama (Sanbe) suspense (B), Neo Enterostop (Kalbe Farma) tablet (B)
d. Karbo adsorben
Kegunaan : mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan tinja, menyerap racun
pada penderita diare
Perhatian : penderita harus meminum oralit karena obat ini bukan pengganti oralit, tidak
boleh diberikan pada anak usia dibawah 5 tahun.
Aturan pakai :
e. Loperamid hidroklorida
Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa dan anak-anak lebih 4
tahun; diare kronik hanya pada dewasa.
Peringatan, kontraindikasi : kram abdomen dan reaksi kulit termasuk urtikaria; ileus
paralitik dan perut kembung.
Dosis : diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setelah habis buang air besar.
Diare kronik pada dewasa, dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap buang air besar. Dosis
tidak melebihi dari 16 mg sehari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan
setelah 48 jam.
Kategori pada kehamilan : B
Sediaan yang beredar : Bidium (Bima Mitra) tablet 2 mg (K), Diadium (Lapi) tablet
Ss. 2 mg (K), Imodium (Johnson and Johnson Indonesia) tablet Ss. 2 mg (K), Imomed
(Medikon) tablet Ss. 2 mg (K), Imore (Soho) tablet Slp. 2 mg (K), Lodia (Sanbe) tablet 2
mg (K), Lomodium (Prafa) tablet Ss 2 mg (K), Lopamid (Harsen) tablet Ss. 2 mg (K),
Mecodiar (Mecosin) tablet 2 mg (K), Midix (Itrasal) kapsul 2 mg (K), Normotil
(Pharos) tablet Ss. 2 mg (K), Primodiar (Sekar Mirah) tablet 2 mg (K), Tanitril (Darya
Varia) tablet Ss. 2 mg (K), Tracodia (Yekatria) tablet (K), Trifadium (Trifa Raya) tablet
2 mg (K), Vialop (Rama) tablet Ss. 2 mg (K), Xepare (Mestika) tablet 2 mg (K).
f. Co-Fenotrop
Komposisi : difenoksilat hidroklorida dan atropine sulfat
Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut; kolitis ulseratif ringan dan kronis
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : anak-anak terutama rentan terhadap
overdosis dan gejala-gejala mungkin tertunda sehingga pengamatan dilakukan paling
tidak selama 48 jam setelah penggunaan; adanya dosis subklinis atropine dapat
menimbulkan efek samping atropine pada individu yang rentan atau pada overdosis.
Interaksi :
- Alkohol : menaikkan efek sedative dan efek hipotensif
- Antibakteri : kadar plasma siprofloksasin
- Antidepresan : eksitasi atau depresi SSP (hipertensi atau hipotensi) apabila menerima
-
g. Bismuth subsalisilat
Indikasi : Pengobatan gejala diare akibat racun dan virus. Meredakan gangguan
pencernaan, mulas, mual.
Dosis : Dewasa 1 - 2 tab sekaligus. Max: 11 tab sehari. Anak-anak 9-12 thn - 1 tab,
max: 5 tab sehari, 6-9 tahun tab, max: 4 tab sehari.
Kontraindikasi : Anak yang baru saja sembuh dari cacar air atau flu, hipersensitivitas
terhadap aspirin, neonatus, lemah dan pasien geriatri.
Efek yang tidak diinginkan : Lidah dan feses berwarna gelap
Interaksi obat : Doxycycline.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Kategori pada kehamilan : C
Sediaan yang beredar : Scantoma (Tempo Scan Pasific), Stobiol (Pharos)
perasan buah-buahan, oralit atau ORS. Jika dalam 6 jam masih mengalami sakit di perut,
bahkan hingga muntah-muntah, segeralah bawa ke dokter.
Ramuan herbal alami untuk mengatasi dehidrasi dan mengatasi rasa mulas di perut :
a. Kembang Anting-anting (Fuchsia speciosa Hort.)
Kandungan Kimia : Daun, akar dan batang kembang anting-anting mengandung saponin, di
samping itu akar dan batangnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.
Khasiat: Daun kembang anting-anting berkhasiat sebagai obat diare.
Cara Pembuatan : Untuk obat diare dipakai 15 gram daun segar kembang anting-anting,
dicuci dan ditumbuk sampai lumat, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, dinginkan.
Kandungan Kimia :
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada
bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain
kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam
oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Mekanisme tanin sebagai antidiare berdasarkan
kemampuannya sebagai adstringensia, menciutkan selaput dinding usus. Quersetin dan
glikosida quersetin yang dapat menghambat kontraksi spontan ileumdan sekresi asetilkolin
lambung penyebab diare, sehingga diare dapat teratasi dengan cepat. Tanin bersifat sebagai
astringent, yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar. Serta sebagai penyerap racun
dan dapat menggumpalkan protein.
Cara Pemakaian:
Daun jambu biji yang masih muda dan segar 3 lembar, garam secukupnya. Cara
membuat dan mengkonsumsinya yaitu dengan melumat di mulut daun jambu biji yang telah
dicuci bersih dan garam (disatukan), Lalu ditelan. Dilakukan 2x sehari untuk anak usia 6-12
tahun.
Contoh sediaan :
Diarfit (Griya Herba)
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung ekstrak yang setara dengan :
1 gr simplisia Psidium guajava follum 311,65 mg
1 gr simplisia Nigella Sativae semen 267,12 mg
1 gr simplisia Curcuma domestica rhizome 127 mg
Aturan Pakai :
Diminum 3x sehari 1-2 kapsul.
Khasiat :
Membantu mengurangi frekuensi buang air besar
* Simpan ditempat yang kering. Jauhkan dari jangkauan
anak-anak
PERINGATAN DAN PERHATIAN !
* Tidak boleh diberikan pada anak dibawah 5th dan
penderita harus minum oralit
Bayam ungu berkhasiat sebagai pelancar air seni, obat diare dan sakit kepala. Untuk obat
sakit kepala, daun bayam ungu segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air
sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus.
Sedangkan untuk obat diare: daun bayem ungu segar sebanyak 50 gram, dicuci,
direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin
diminum sekaligus. Dianjurkan untuk diminum setelah buang air besar.
Contoh sediaan :
Kapsul daun salam (Prima Agritech Nusantara)
Komposisi :
Syzygium Polyantum folium 100 g
Aturan Minum :
3 x 2 kapsul/hari
Khasiat :
Membantu menurunkan tekanan darah,
mengurangi frekuensi buang air besar yang
berlebihan menurunkan gula darah, mengobati
Contoh sediaan :
Kapsul kunyit putih (An-Nuur)
Komposisi :
Kunyit putih 300 mg
Khasiat:
Mengatasi penyakit kewanitaan seperti keputihan, kanker
payudara, kanker rahim, dan mencegah penuaan dini serta
dapat membunuh bakteri.
Aturan Pakai:
pengobatan : 3 x 3 kapsul / hari
Aturan pakai
Daun, buah dan kulit batang anggur laut mengandung saponin, flavonoida dan tanin, di
samping itu kulit batangnya juga mengandung antrakinon.
Khasiat
Kulit batang dan buah anggur laut berkhasiat sebagai obat mencret/diare dan obat batuk.
Untuk obat diare dipakai 10 gram buah anggur laut yang masih muda, dicuci dan direbus
dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum
sekaligus.
Simplisia
Kandungan
Cara penggunaan
Aturan pakai
Evaluasi
Caranya yaitu dengan memonitoring sasaran apakah mereka masih menerapkan
penyuluhan yang telah di berikan. Bentuk evaluasi yaitu dengan kuisioner