Anda di halaman 1dari 17

Judul kegiatan: penyuluhan ttg bahaya limbah dan diare serta swamedikasi diare

Waktu dan tempat:


Sasaran: pedagang sekitar rumah sakit, konsumen dan masyarakat sekitar
Tujuan kegiatan: agar sasaran memahami tentang bahaya limbah, penyakit yang ditimbulkan,
serta memahami bagaimana pengobatan ttg penyakit
Isi kegiatan:

Limbah
Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan yang kurang baik. Dari semua kegiatan-kegiatan rumah
sakit, menghasilkan berbagai macam limbah berupa benda cair, padat dan gas.
Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan
di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Kegiatan rumah sakit
menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas.

Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di


dalamnya dapat dikelompokkan menjadi
a. Limbah benda tajam yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk
kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur,
pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi
bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
b. Limbah infeksius yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif).
c. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
d. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan
cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
e. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan
atau tindakan terapi sitotoksik.

f. Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat


yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien
atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan
oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama
produksi obat- obatan.
g. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan
kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
h. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan
radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida.

Dalam profil kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1997 diungkapkan


seluruh RS di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian
terhadap 100 RS di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah
sebesar 3,2 Kg per tempat tidur per hari. Sedangkan produksi limbah cair sebesar 416,8
liter per tempat tidur per hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah
(limbah padat) berupa limbah domestik sebesar 76,8 persen dan berupa limbah
infektius sebesar 23,2 persen. Diperkirakan secara nasional produksi sampah (limbah
padat) RS sebesar 376.089 ton per hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton
per hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi RS untuk
mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan
penyakit. Rumah sakit menghasilkan limbah dalam jumlah besar, beberapa diantaranya
membahayakan kesehatan di lingkungannya.

Diare
Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari :
a. Diare akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi
tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam
waktu kurang dari 2 minggu.
Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang
hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam

empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi ringan,
apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, (3) Diare dengan dehidrasi
sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare dengan
dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.
b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari
diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
c. Diare kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab
non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme
yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari. Menurut (Suharyono, 2008),
diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2
minggu lebih.
Manifestasi klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan
mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi
kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa
yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat
terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat
badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat
dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan
berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi
hipotonik, isotonik, dan hipertonik.
Cara penularan
Menurut junadi, purnawan dkk, (2002), bahwa penularan penyakit diare pada balita
biasanya melalui jalur fecal oral terutama karena: (1) Menelan makanan yang
terkontaminasi (makanan sapihan dan air). (2) Beberapa faktor yang berkaitan
dengan peningkatan kuman perut : (a) Tidak memadainya penyediaan air bersih, (b)
kekurangan sarana kebersihan dan pencemaran air oleh tinja, (c) penyiapan dan
penyimpanan makanan tidak secara semestinya.Cara penularan penyakit diare adalah
Air (water borne disease), makanan (food borne disease), dan susu (milk borne
disease). Menurut Budiarto (2002) bahwa secara umum faktor resiko diare pada
dewasa yang sangat berpengaruh terjadinya penyakit diare yaitu faktor lingkungan
(tersedianya air bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air

limbah), perilaku hidup bersih dan sehat, kekebalan tubuh, infeksi saluran
pencernaan, alergi, malabsorbsi, keracunan, imunodefisiensi, serta sebab-sebab lain.
Sedangkan menurut Sutono (2008) bahwa pada balita faktor resiko terjadinya diare
selain faktor intrinsic dan ekstrinsik juga sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu dan
pengasuh balita karena balita masih belum bisa menjaga dirinya sendiri dan sangat
bergantung pada lingkungannya. Dengan demikian apabila ibu balita atau ibu
pengasuh balita tidak bisa mengasuh balita dengan baik dan sehat maka kejadian
diare pada balita tidak dapat dihindari. Diakui bahwa faktor-faktor penyebab
timbulnya diare tidak berdiri sendiri, tetapi sangat kompleks dan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang berkaitan satu sama lain, misalnya faktor gizi, sanitasi
lingkungan, keadaan social ekonomi, keadaan social budaya, serta faktor lainnya.
Untuk terjadinya diare sangat dipengaruhi oleh kerentanan tubuh, pemaparan
terhadap air yang tercemar, system pencernaan serta faktor infeksi itu sendiri.
Kerentanan tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, status gizi, perumahan
padat dan kemiskinan.
Cara pencegahan
Pencegahan diare pada dasarnya harus ditunjukkan pada tindakan hygiene yang
cermat mengenai kebersihan, khususnya mencuci tangan dengan baik sebelum makan dan
mengolah makanan, misalnya sayuran atau lalapan supaya dicuci dengan baik.
Daging/ikan/bistik/barbecue hendaknya dimasak hingga matang dan hidangan perlu disimpan
tertutup (di bawah 70C) untuk mencegah tumbuhnya kuman. Air minum ditempat yang
meragukan penting sekali untuk dimasak terlebih dahulu.
Swamedikasi diare
Pengobatan Menggunakan Obat Sintesis
Pada umumnya obat antidiare terbagi atas 4 macam yaitu : antimotilitas (difenoksilat,
loperamid, paregoric, tinctur opium, difenoxin), adsorben (Kaolin pectin, Polikarbofil,
Attapulgit), antisekresi (Bismut subsalisilat, enzim laktase, Lactobacillus), dan oktreotid.
a. Oralit
Komposisi oralit 200 mL ;
Glukosa anhidrat 4 g
Natrium klorida
0,7 g
Natrium sitrat dihidrat
0,58 g
Kalium klorida
0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200 mL atau 1(satu) gelas air matang hangat
Takaran pemakaian oralit pada diare
Umur
Tidak ada
dehidrasi
Terapi A
Mencegah

< 1 tahun

1 - 4 tahun

5 12 tahun

Dewasa

Setiap kali BAB beri oralit


100 mL
(0,5 gelas)

200 mL
(1 gelas)

300 mL
(1,5 gelas)

400 mL
(2 gelas)

Dehidrasi
Dengan
Dehidrasi
Terapi B
Mencegah
Dehidrasi
Dengan
Dehidrasi
Mengatasi
dehidrasi

3 jam pertama beri oralit


300 mL

600 mL

1,2 L

2,4 L

(1,5 gelas)

(3 gelas)

(6 gelas)

(12 gelas)

Selanjutnya setelah BAB beri oralit


100 mL

200 mL

300 mL

400 mL

(0,5 gelas)
(1 gelas)
(1,5 gelas)
(2 gelas)
Kegunaan obat :
Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama
tinja.
Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium
Sediaan yang beredar :
Oralit (Generik) serbuk (B), Alphatrolit (Pharma Apek) serbuk (B), Aqualyte (Prafa)

cairan (B)
Bioralit (Indofarma) serbuk (B), Corsalit (Corsa) serbuk (B)

b. Kaolin
Indikasi : diare
Dosis : Dewasa 15-45 mL, Childn 6-12 thn 10-20 mL. Digunakan setelah setiap buang
air besar atau seperti yang diarahkan. Maksimal 2 hari.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Peringatan, interaksi : menurunkan absorpsi dan diflunisal, azitromisin, siprofloksasin,
isoniazid, nitrofurotoin, norfloksasin, ofloksasin, rifampisin, dan sebagian besar golongan
tetrasiklin, gabapentin, fenitoin, itrakonazol, ketokonazol, kloroquin, fenotiazin, fenasin,
besi oral.
Kontra indikasi : Obstruksi usus, kondisi usus spastik. Anak <6 tahun.
Efek yang tidak diharapkan : Sangat jarang, sembelit parah yang dapat menyebabkan
impaksi feses pada anak dan lansia.
Kategori pada kehamilan : B
Kombinasi Kaolin (1g) dan Pektin (50 mg)
Sediaan yang beredar : Neo Diaform (Corsa) Tablet (B), Kaolimec (Mecosin) suspense
(B), Neo Kaolama (Sanbe) suspense (B), Neo Enterostop (Kalbe Farma) tablet (B)

c. Attapulgit (Magnesium aluminium silikat)


Indikasi : Gejala pengobatan diare nonspesifik.
Dosis : Dewasa 2 tab setelah buang air besar awal dan 2 tablet setelah buang air besar
berikutnya, dosis harian maksimum 12 tab. Anak-anak 6-12 thn dosis dewasa, dosis
harian maksimal 6 tab.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Kontra indikasi : GIT lesi pulmonalis. Demam tinggi.
Terapi khusus : Terapi tidak boleh melebihi 2 hari atau demam. Anak-anak < 6 tahun.
Insufisiensi ginjal parah.
Interaksi obat : Dapat mempengaruhi penyerapan GI dari tetrasiklin.
Sediaan yang beredar : Biodiar (Novartis Indonesia) tablet 600 mg (B), Neo Koniform
(Konimex) Kaptab 600 mg; Tablet 600 mg(B), Tapulrae (Lapi) Tablet 600mg (B)

d. Karbo adsorben
Kegunaan : mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan tinja, menyerap racun
pada penderita diare
Perhatian : penderita harus meminum oralit karena obat ini bukan pengganti oralit, tidak
boleh diberikan pada anak usia dibawah 5 tahun.
Aturan pakai :

Tablet Norit 250 mg


Dewasa : 3 4 tablet (750 1000 mg), 3 kali sehari (setiap 8 jam)

Kombinasi kaolin Pektin dan Attapulgit


(Setiap tablet mengandung 600 mg atapulgit)
Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar,

maksimal 12 tablet selama 24 jam.


Anak-anak 6 - 12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar,
maksimal 6 tablet selama 24 jam.
Sediaan yang beredar : Karbo Absorben (Kimia Farma) tablet 250 mg (B), Norit
(Eglin) tablet 125 mg, 250 mg (B).

e. Loperamid hidroklorida
Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa dan anak-anak lebih 4
tahun; diare kronik hanya pada dewasa.
Peringatan, kontraindikasi : kram abdomen dan reaksi kulit termasuk urtikaria; ileus
paralitik dan perut kembung.
Dosis : diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setelah habis buang air besar.
Diare kronik pada dewasa, dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap buang air besar. Dosis
tidak melebihi dari 16 mg sehari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan
setelah 48 jam.
Kategori pada kehamilan : B
Sediaan yang beredar : Bidium (Bima Mitra) tablet 2 mg (K), Diadium (Lapi) tablet
Ss. 2 mg (K), Imodium (Johnson and Johnson Indonesia) tablet Ss. 2 mg (K), Imomed
(Medikon) tablet Ss. 2 mg (K), Imore (Soho) tablet Slp. 2 mg (K), Lodia (Sanbe) tablet 2
mg (K), Lomodium (Prafa) tablet Ss 2 mg (K), Lopamid (Harsen) tablet Ss. 2 mg (K),
Mecodiar (Mecosin) tablet 2 mg (K), Midix (Itrasal) kapsul 2 mg (K), Normotil
(Pharos) tablet Ss. 2 mg (K), Primodiar (Sekar Mirah) tablet 2 mg (K), Tanitril (Darya
Varia) tablet Ss. 2 mg (K), Tracodia (Yekatria) tablet (K), Trifadium (Trifa Raya) tablet
2 mg (K), Vialop (Rama) tablet Ss. 2 mg (K), Xepare (Mestika) tablet 2 mg (K).

f. Co-Fenotrop
Komposisi : difenoksilat hidroklorida dan atropine sulfat

Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut; kolitis ulseratif ringan dan kronis
Peringatan, Kontraindikasi, Efek samping : anak-anak terutama rentan terhadap
overdosis dan gejala-gejala mungkin tertunda sehingga pengamatan dilakukan paling
tidak selama 48 jam setelah penggunaan; adanya dosis subklinis atropine dapat
menimbulkan efek samping atropine pada individu yang rentan atau pada overdosis.
Interaksi :
- Alkohol : menaikkan efek sedative dan efek hipotensif
- Antibakteri : kadar plasma siprofloksasin
- Antidepresan : eksitasi atau depresi SSP (hipertensi atau hipotensi) apabila menerima
-

MAOI (termasuk moklobemid)


Antiulkus : simetidin menghambat metabolism analgetik opioid (meningkatkan kadar
plasma).
Sediaan beredar : Lomotil (Searle, Kimia Farma) tablet (K).

g. Bismuth subsalisilat
Indikasi : Pengobatan gejala diare akibat racun dan virus. Meredakan gangguan
pencernaan, mulas, mual.
Dosis : Dewasa 1 - 2 tab sekaligus. Max: 11 tab sehari. Anak-anak 9-12 thn - 1 tab,
max: 5 tab sehari, 6-9 tahun tab, max: 4 tab sehari.
Kontraindikasi : Anak yang baru saja sembuh dari cacar air atau flu, hipersensitivitas
terhadap aspirin, neonatus, lemah dan pasien geriatri.
Efek yang tidak diinginkan : Lidah dan feses berwarna gelap
Interaksi obat : Doxycycline.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Kategori pada kehamilan : C
Sediaan yang beredar : Scantoma (Tempo Scan Pasific), Stobiol (Pharos)

III.1.2 Pengobatan Menggunakan Obat Tradisional


Saat terserang diare yang paling penting untuk di lakukan adalah mencegah dehidrasi,
sebagai minuman sebaiknya digunakan air the dengan sedikit gula, kaldu tanpa lemak,

perasan buah-buahan, oralit atau ORS. Jika dalam 6 jam masih mengalami sakit di perut,
bahkan hingga muntah-muntah, segeralah bawa ke dokter.
Ramuan herbal alami untuk mengatasi dehidrasi dan mengatasi rasa mulas di perut :
a. Kembang Anting-anting (Fuchsia speciosa Hort.)
Kandungan Kimia : Daun, akar dan batang kembang anting-anting mengandung saponin, di
samping itu akar dan batangnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.
Khasiat: Daun kembang anting-anting berkhasiat sebagai obat diare.
Cara Pembuatan : Untuk obat diare dipakai 15 gram daun segar kembang anting-anting,
dicuci dan ditumbuk sampai lumat, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, dinginkan.

b. Anyelir (Dianthus superbus)


Kandungan Kimia
Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya
juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.
Khasiat
Daun dan bunga anyelir berkhasiat sebagai obat diare, penenang dan anti radang. Untuk
obat diare, daun anyelir segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air dingin
diminum sekaligus. sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah Lakukan
pengobatan sebanyak 3 kali sehari. Sedangkan untuk obat pusing, bunga anyelir segar
sebanyak 10 gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 200 ml air
mendidih seiama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum.

c. Air kelapa (Cocos nucifera, Linn.)


Familia : Palmaceae
Kandungan Kimia :
Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin
atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol
yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun yang dihasilkan oleh bakteri pada usus.
Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau
vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung
pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram.
Cara Pemakaian :
Air kelapa muda 400mL, 400mL air matang, 1 sdm gula batu,1/4 sdt garam. Cara
membuatnya yaitu dengan mencampurkan semua bahan terebut. Diminum sebanyak mungkin
(baik untuk anak-anak ataupun dewasa).

d. Jambu biji (Psidium guajava, Linn.)


Familia : Myrtaceae
Simplisia :

Daun jambu biji

Kandungan Kimia :
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada
bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain
kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam
oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Mekanisme tanin sebagai antidiare berdasarkan
kemampuannya sebagai adstringensia, menciutkan selaput dinding usus. Quersetin dan
glikosida quersetin yang dapat menghambat kontraksi spontan ileumdan sekresi asetilkolin
lambung penyebab diare, sehingga diare dapat teratasi dengan cepat. Tanin bersifat sebagai
astringent, yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar. Serta sebagai penyerap racun
dan dapat menggumpalkan protein.
Cara Pemakaian:
Daun jambu biji yang masih muda dan segar 3 lembar, garam secukupnya. Cara
membuat dan mengkonsumsinya yaitu dengan melumat di mulut daun jambu biji yang telah
dicuci bersih dan garam (disatukan), Lalu ditelan. Dilakukan 2x sehari untuk anak usia 6-12
tahun.

Contoh sediaan :
Diarfit (Griya Herba)
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung ekstrak yang setara dengan :
1 gr simplisia Psidium guajava follum 311,65 mg
1 gr simplisia Nigella Sativae semen 267,12 mg
1 gr simplisia Curcuma domestica rhizome 127 mg
Aturan Pakai :
Diminum 3x sehari 1-2 kapsul.
Khasiat :
Membantu mengurangi frekuensi buang air besar
* Simpan ditempat yang kering. Jauhkan dari jangkauan
anak-anak
PERINGATAN DAN PERHATIAN !
* Tidak boleh diberikan pada anak dibawah 5th dan
penderita harus minum oralit

e. Bayam Ungu (Althernanthera brasiliana)


Kandungan Kimia

Daun bayam ungu mengandung saponin, flavonoida dan tanin.


Khasiat

Bayam ungu berkhasiat sebagai pelancar air seni, obat diare dan sakit kepala. Untuk obat
sakit kepala, daun bayam ungu segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air
sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus.

Sedangkan untuk obat diare: daun bayem ungu segar sebanyak 50 gram, dicuci,
direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin
diminum sekaligus. Dianjurkan untuk diminum setelah buang air besar.

f. Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)


Familia : Myrtaceae
Kandungan Kimia:
Daun: Rasa kelat, wangi. Adstringen. Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral dan eugenol,
tanin dan flavonoida. Berdasarkan mekanisme sebagai adstringensia, menciutkan selaput
lendir dinding usus.
Cara pemakaian :
Cuci 15 lembar daun salam segar. Rebus dalam dua gelas air sampai mendidih selama
15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum
sekaligus.

Contoh sediaan :
Kapsul daun salam (Prima Agritech Nusantara)

Komposisi :
Syzygium Polyantum folium 100 g
Aturan Minum :
3 x 2 kapsul/hari
Khasiat :
Membantu menurunkan tekanan darah,
mengurangi frekuensi buang air besar yang
berlebihan menurunkan gula darah, mengobati

g. Kunyit (Curcuma longa Linn.)


Familia : Zingiberaceae
Kandungan Kimia :
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang
terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin, minyak atsiri, Vitamin
C, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium). Bumbu satu ini berperan sebagai
antiseptik usus sehingga dapat membunuh bakteri-bakteri yang jumlahnya berlebih dalam
usus. Selain itu, kunyit juga berperan sebagai stimulan dan tonik lambung.
Cara pemakaian :
Tambahkan satu sendok teh ekstrak kunyit segar atau satu sendok teh bubuk kunyit ke
dalam secangkir buttermilk atau air putih.

Contoh sediaan :
Kapsul kunyit putih (An-Nuur)
Komposisi :
Kunyit putih 300 mg
Khasiat:
Mengatasi penyakit kewanitaan seperti keputihan, kanker
payudara, kanker rahim, dan mencegah penuaan dini serta
dapat membunuh bakteri.
Aturan Pakai:
pengobatan : 3 x 3 kapsul / hari

h. Delima (Punica granatum L.)


Simplisia
Kandungan
Cara penggunaan

: kulit delima kering


: Alkaloid, resin, triterpenoid, dan granat.
: Kulit delima kering sebanyak 30 gram dan 10 gram daun
teh direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,

Aturan pakai

kemudian air rebusannya diminum selagi hangat.


: dua kali sehari

i. Anggur Laut (Coccoloba uvifera)


Kandungan Kimia

Daun, buah dan kulit batang anggur laut mengandung saponin, flavonoida dan tanin, di
samping itu kulit batangnya juga mengandung antrakinon.
Khasiat

Kulit batang dan buah anggur laut berkhasiat sebagai obat mencret/diare dan obat batuk.
Untuk obat diare dipakai 10 gram buah anggur laut yang masih muda, dicuci dan direbus
dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum
sekaligus.

j. Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl)

Simplisia
Kandungan

: Seluruh bagian keji beling


: Banyak mineral seperti kalium sedikit natrium, kalsium dan
unsur lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat,

Cara penggunaan
Aturan pakai

tannin dan glikosida.


: Seluruh bagian dari tanaman ini direbus selama lebih kurang
setengah (1/2) jam, kemudian airnya diminum.
: minum sekaligus

a. Pengobatan dengan menggunakan jamu


1. Stop Diar Produk Herbal Terstandar
Nama Pabrik
: PT. Air Mancur
Komposisi
: Ekstrak daun Jambu Biji, Ekstrak daun Poncosudo, Ekstrak
Kunir Merah, Ekstrak daun Kecubung, Bolus Alba.
Aturan Pakai
:
Dewasa
: 3 x sehari 2 tablet ( bila perlu 4 x sehari 2 tablet )
Anak - anak umur 6 - 12 : 3 x sehari 1 tablet ( bila perlu 4 x sehari 1 tablet )

Evaluasi
Caranya yaitu dengan memonitoring sasaran apakah mereka masih menerapkan
penyuluhan yang telah di berikan. Bentuk evaluasi yaitu dengan kuisioner

Anda mungkin juga menyukai