Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN


LABA DI BANK SYARIAH

TUGAS PROPOSAL
Mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

Disusun Oleh :
DEDI ABDUL MAKKI (2090810003)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2010

DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
Abstraksi.1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....2
1.2 Rumusan Masalah..,,3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...3
BAB II TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu4
2.2 Tinjauan Teori..4
2.2.1 Pengertian Bank Syariah4
2.2.2
2.2.3
2.2.4

Jenis-Jenis Bank Umum Syariah.5


Jenis-Jenis Unit Usaha Syariah..5
Hipotesis ...7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian.8
3.1.1 jenis penelitian..8
3.1.2 Lokasi Penelitian8
3.1.3 Waktu Penelitian.8
3.2 populasi dan Sampel.9
3.2.1 Populasi9
3.2.2 Sampel..9
3.3 Definisi Operasional Variabel.9
3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data..10
3.4.1 Sumber Data10
3.4.2 Metode Pengumpulan Data...10
3.5 Metode Analisis Data.10
DAFTAR PUSTAKA..11

Abstract
The purpose of this study is to investigate earnings management in syaria banks and
the effect of CAMEL ratios on earnings management. Our samples consist of 21 syaria banks,

cunsist of Syaria Bank (Bank Umum Syariah / BUS) and 18 Syaria Bussines Unit (Unit
Usaha Syariah / UUS) at years 2004-2006.
Our results show that on average there is no significant earnings management
practices (measured using discretionary acccruals) in syaria bank, and CAMEL ratios do not
have significant effect on earnings management, except NPM which has positive and
significant effect. This indicate that altough in average there is no earnings management in
syaria banks, banks profitability could motivate management to engage in earnings
management activity. We also find evidence that earnings management in BUS is
significantly higher that in UUS.
Keywords : syaria banks, discretionary accruals, earnings management, CAMEL ratios.
Abstraksi
Tujuan penelitian ini adalah untuk manajemen laba pada bank syariah Investigasi dan
pengaruh rasio CAMEL pada penghasilan manajemen. sampel kami terdiri dari 21 bank
syariah, terdiri dari bank syariah (Bank Umum Syariah / BUS) dan 18 unit syariah busines
(unit

Usaha

Syariah

UUS)

pada

tahun

2004-2006.

Hasil kami menunjukkan bahwa rata-rata tidak ada praktek manajement signifikan
laba (diukur dengan menggunakan akrual diskresioner) di bank syariah, dan rasio CAMEL
tidak memiliki efek signifikan pada manajemen laba, kecuali NPM yang berpengaruh positif
dan signifikan. ini menunjukkan bahwa meskipun rata-rata tidak ada manajemen laba di bank
syariah, profitabilitas bank bisa memotivasi manajemen untuk terlibat dalam aktivitas
Manajemen laba. kami juga menemukan bukti bahwa manajemen laba di BUS secara
signifikan lebih tinggi daripada yang di UUS.
Kata kunci : Bank Syariah, akrual dikresioner, manajemen laba, rasio CAMEL.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi akuntansi yang tersaji dalam laporan keuangan merupakan salah satu
informasi utama yang dapat diakses oleh investor, kreditur maupun pemegang saham untuk
menilai kinerja manajer dalam mengelola dana perusahaan. Manajer dapat saja melakukan
praktik manajemen laba (earnings management) untuk tujuan tertentu. Healy (1985), Kaplan
(1985), Mc Nichols and Nillson (1988), dan Holthausen, Larcker, and Sloan (1995)
menemukan bukti adanya tindakan manajer dalam melakukan manajemen laba terutama yang
terkait dengan transaksi accrual.
Praktik manajemen laba ini juga ditemukan di sektor perbankan seperti robb (1998)
yang mendapatkan bukti adanya indikasi pengelolaan laba pada sektor perbankan. Penelitian
Bertrand (2000) menemukan bukti secara empiris bank di Swiss yang sedikit kurang atau
mendekati ketentuan batasan kecukupan modal cenderung untuk meningkatkan rasio
kecukupan modal (CAR) mereka agar memenuhi persyaratan. Penelitian Betty and Petroni
(2002) menemukan, dibandingkan private banks, public banks cenderung memiliki insentif
lebih besar untuk melaporkan adanya kenaikan laba secara lebih konsisten. Penelitian Naciri
(2002) mendapatkan bukti empiris adanya indikasi pengelolaan laba pada sektor perbankan.
Beberapa penelitian pada bank konvensional di Indonesia, juga menunjukkan adanya
indikasi praktik manajemen laba yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Setiawati dan Naim (2001) yang menemukan bank-bank yang
mengalami penurunan score tingkat kesehatannya cenderung melakukan earnings
management. Susanto (2003) menemukan adanya indikasi praktik pengelolaan laba (earnings
management) yang dilakukan oleh kelompok bank tidak sehat dan salah satu faktor dominan
yang mendorong bank melakukan pengelolaan laba tersebut adalah motif meningkatkan
kinerja bank. Endriani (2004) menemukan adanya indikasi earnings management pada bank
dalam usaha memenuhi ketentuan kecukupan CAR (Capital Adequancy Ratio) yang
ditetapkan oleh BI. Dan Arnawa(2006) juga menemukan adanya indikasi praktik manajemen
laba dengan cara meningkatkan laba pada perbankan nasional pasca progam rekapitalisasi.

Bank syariah salah satu bentuk operasional bank yang ada di Indonesia, dimana
seperti bank konvensional, bank syariah juga terikat dengan peraturan baik yang ditetapkan
oleh pemerintah maupun bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral di Indonesia, dan
ditambah dengan aturan syariah. Penilaian kinerja bank syariah juga tidak jauh berbeda
dengan bank konvensional.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan permasalahan


dalam penelitian ini adalah:
1). Apakah terdapat indikasi praktik manajemen laba pada bank syariah?
2) Apakah kinerja bank syariah dengan rasio CAMEL mempuyai pengaruh terhadap praktik
manajemen laba?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk melihat indikasi praktik manajemen laba yang dipengaruhi oleh kinerja pada
bank syariah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengguna laporan
keuangan untuk mengenai apakah terdapat indikasi manajemen laba di bank syariah,
sehingga pengguna dapat lebih teliti dalam membaca laporan keuangan.

BAB II
TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pada bank konvensional di Indonesia, menunjukkan adanya
indikasi praktik manajemen laba (eanings management) seperti penellitian yang dilakukan
oleh Setiawati dan Naim (2001), Susanto (2003) Endriani (2004) dan Arnawa (2006). Juga
menemukan adanya indikasi praktik manajemen laba dengan cara meningkatkan laba pada
perbankan nasional pasca program rekapitalisasi. Bank syariah yang dalam operasionalnya

memiliki fungsi yang lebih luas dari bank konvensional seperti yang diuaraikan dalam
pedoman akuntansi perbankan syariah Indonesia (PAPSI) 2003 yaitu sebagai manajer
investasi, investor, penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, serta pengembangan
fungsi sosial.
Khan (1992), dalam Sofie (2005) mengidentifikasikan tujuan laporan keuangan
akuntansi syariah antara lain adalah penentuan laba rugi yang tepat dan melaporkan dengan
adaptable terhadap perubahan. Syahatah (2001) membagi tujuan akuntansi keungan (laporan
keuangan) diantaranya membantu pengambilan keputusan yang lebih baik dan menentukan
besarnya penghasilan yang wajib di zakati. Penelitian Endriani (2004) ditemukan bahwa bank
melakukan earnings management dalam upaya memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal
minimum (CAR) yang telah ditetapkan BI. Penelitian Robb (1998) juga membuktikan secara
empiris bahwa bank cenderung melakukan praktik pengelolaan laba dengan cara
meningkatkan laba, jika diperoleh laba yang rendah dari yang diinginkan.
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana dan
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,
bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang
digunakan atau dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana yang
dipinjamkan maupun dana yang disimpan di bank didasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai
dengan hukum islam.

2.2.2 Jenis-Jenis Bank Umum Syariah


1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
2. Bank Syariah Mandiri (BSM)
3. Bank Syariah Indonesia
2.2.3 Jenis-Jenis Unit Usaha Syariah

1. Bank IFI Syariah


2. Bank Danamon Syariah
3. BRI Syariah
4. Bank Niaga Syariah
5. Bank Permata Syariah
6. BNI Syariah
7. BII Syariah
8. Bank Riau Syariah
9. Bank Jabar Syariah
10. BPD Sumut Syariah
11. BPD DKI Syariah
12. BPD Lombok NTB
13. BPD Aceh Syariah
14. BPD Kalsel Syariah
15. HSBC Syariah
16. BTN Syariah
Karena penilaian kinerja bank syariah umumnya tidah jauh berbeda dengan bank
konvensional, maka diduga penilaian kinerja bank syariah dengan rasio CAMEL juga
mempunyai pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Rasio CAMEL dan proksinya yang
digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada penelitian Nasser (2003), yang sebelumnya
juga sudah digunakan oleh Payamta dan Machfoedz (1999) serta Nasser dan Aryati (2002).

Rasio C (Capital) pada rasio CAMEL dalam penelitian ini, diproduksi dengan nilai
rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Earnings management dilakukan oleh bank semakin
intensif dengan arah yang terbalik dengan tingkat CAR, dimana bank yang memiliki nilai
CAR lebih rendah dari ketentuan minimum BI cenderung lebih intensif (tinggi) melakukan
praktik earnings management dan sebaliknya.
Rasio A (Assets quality) pada rasio CAMEL, dimana kualitas asset ini dapat dilihat
dari kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Sehingga rasio ini diproksi
dengan nilai rasio RORA (Return On Risked Assets) yang diperoleh dari perbandingan laba
sebelum pajak dengan aktiva produktif. Rasio RORA ini merupakan salah satu rasio yang
menunjukan profitabilitas bank. Secara teori diketahui bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang rendah lebih termotivasi untuk melakukan earnings management.
Penelitian Robb (1998) juga membuktikan secara empiris bahwa bank cenderung melakukan
praktik pengelolaan laba dengan cara meningkatkan laba, jika diperoleh laba yang rendah
dari yang diinginkan.
Sedangkan rasio M (management) pada rasio CAMEL, diproksi dengan nilai rasio
ROA (Return ON Assets). Penelitian Arnawa (2006) menggunakan rasio Return On Assets

(ROA) sebagai salah satu proksi untuk menilai kinerja bank. Dimana nilai rasio ROA yang
rendah juga diduga akan lebih memotivasi bank untuk melakukan manajemen laba dengan
cara meningkatkan laba.
Rasio E (earning) pada rasio CAMEL, diproksi dengan nilai rasio NPM (Net Profit
Margin) yang diperoleh dari perbandingan laba operasi dengan pendapatan. Sama halnya
dengan rasio RORA sebelumnya, rasio NPM juga menunjukan kemampuan bank
menghasilkan laba dari aktifitas operasionalnya. Dimana laba operasi yang digunakan dalam
rasio NPM ini jika ditambah dengan laba (rugi) bersih non operasional akan diperoleh nilai
laba sebelum pajak yang digunakan dalam rasio RORA dan jika laba sebelum pajak ini
dikurangi dengan perkiraan beban pajak penghasilan akan diperoleh nilai laba bersih yang
digunakan dalam rasio ROA. Kerena itu rasio NPM ini diasumsikan juga akan bersifat sama
dengan rasio RORA dan ROA sebelumnya.
Rasio L (liquidity) pada rasio CAMEL, diproksi dengan nilai rasio LDR (Loan to
Deposit Ratio). Semakin rendah nilai LDR yang juga menunjukkan rendahnya penghasilan
bank akan memotivasi bank untuk melakukan manejemen laba dengan cara meningkatkan
laba.

2.2 Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat indikasi praktik manajemen laba bank syariah
H2a : Rasio CAR berpengaruh negativ terhadap praktik manajemen laba.
H2b : Rasio RORA berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba.
H2c : Rasio ROA berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba
H2d : rasio NPM berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba.
H2e : Rasio LDR berpengaruh negatif terhadap prakatik manajemen laba.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 jenis penelitian
Untuk menguji indikasi praktik manajemen laba pada hipotesis 1 (H1) di atas
digunakan uji beda, yaitu apakah rata-rata nilai AD pada bank syariah 0.
Hipotesi 2 diuji dengan menggunakan regresi berganda dengan model sebagai berikut:
ADit = + CARit + 2 RORAit + 3 NPMit + 4 ROAit + 5 LDRit + 6 BUSit +
Dengan ekspektasi : 1 0, 2 0, 0, 4 0 dan 5 0
Dimana :
ADit

= Akrual Diskresioner (akrual abnormal) bank syariah I pada tahun t

CARit

= nilai rasio CAR (Capital Adequqcy Ratio) bank syariah I pada tahun t

RORAit

= nilai rasio RORA (return on Risked Assets) bank syariah I pada tahun t

NPMit

= nilai rasio NPM (Net Profit Margin) bank syariah I pada tahun t

ROAit

= nilai ROA (Return On Assets) bank syariah I pada tahun t

LDRit

= nilai rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) bank syariah I pada tahun t

BUSit

= nilai Dummy bank syariah i pada tahun t, dimana 1 = BUS dan 0 =UUS

Pada model regresi di atas juga dimasukan variabel kontrol BUS yang maksudkan
untuk mengontrol kemungkinan adanya perbedaan akrual diskresioner antara bank syariah
yang berbentuk BUS dengan ekspktasi 6 0.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada perbankan syariah di Indonesia dengan pengambilan data
pada laporan keuangan publikasi tahunan bank syariah yang dapat diperoleh dari media
massa yang memuat publikasi tersebut ataupun dari Direktori Perbankan Indonesia yang
diterbitkan oleh BI serta dari website BI : www.bi.go.id.
3.1.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2007 hingga selesai.

3.2 populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:115) Populasi adalah sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota dari populasi
tersebut sebagai elemen populasi (population element).
Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah semua perbankan syariah di Indonesia,
yang berdasarkan data BI bulan Mei tahun 2007.
3.2.2 Sampel
Sampel kami terdiri dari 21 bank syariah, terdiri dari bank syariah (Bank Umum
Syariah / BUS) dan 18 unit syariah busines (unit Usaha Syariah / UUS) pada tahun 20042006.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentu constuct sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur, definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran
construct yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 2002:69).

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1.

Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana dan

maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
2.
Akrual Diskresioner
Penghitungan total akrual sama dengan yang dilakukan Healy (1985) dan Jones
(1991) yang telah disesuaikan dengan karateristik perbankan, dengan rumus:
TAit = (PMADit + BDDit + UMPit - BYDit - UPit - PBAit Depit)/(Ait- 1)
Dimana: TAit = total akrual bank syariah i pada tahun t, PMADit = selisih pendapatan
masih akan diterima bank syariah I pada tahun t dengan t-1, BDDit = selisih beban dibayar
dimuka bank syariah I pada tahun t dengan t-1, UMPit = selisih uang pajak bank syariah I
pada tahun t dengan t-1, BYDit selisih beban yang harus dibayar bank syariah I pada tahun t
dengan t-1, UPit = selisih utang pajak bank syariah I pada tahun t dengan t-1, PBAit =
beban penyisihan aktiva produktif bank syariah I pada tahun t, Debit = beban depresiasi bank
syariah I pada tahun t, Ait- 1 = total aktiva bank syariah I pada tahun t-1.
Kemudian, dilakukan estimasi dengan menggunakan model :
TAit/ Ait-1 = a (1/ Ait-1) + b (POit/ Ait-1) + b2(PPEit/ Ait-1) + t
Dimana: TAit = total akrual bank syariah i pada tahun t, Ait-1 = total aktiva bank syariah i
pada tahun t, POit = selisih pendapatan operasional syariah i pada tahun t dengan t-1, PPEit
= property, plant, and equipment (aktiva tetap) bank syariah i pada tahun t, perkiraan error
(t) dalam persamaan di atas menunjukkan akrual diskresioner (discretionary).
3.

Rasio CAMEL
Capital diukur dengan CAR = ekuitas/total aktiva; Asset Quality diukur dengan

RORA = laba sebelum pajak/aktiva produktif, dimana aktiva produktif adalah semua aktiva
baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank syariah dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya; management diukur dengan RORA = laba
bersih/total aktiva; Earnings diukur dengan NPM = laba operasi/pendapatan; dan Liquidity
diukur dengan LDR = jumlah kredit yang diberikan/jumlah dana pihak ketiga.
3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dengan Model regresi
yang menggunakan metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) akan memberikan hasil
yang Best, Linear, Unbiased dan Estimator (BLUE) jika memenuhi semua asumsi klasik.
Pengujian hipotesis 1 (H1) dilakukan dengan uji beda.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang akan diolah dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan publikasi
tahunan bank syariah.
3.5 Metode Analisis Data
Tenik dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Dalam hal ini untuk
menginvestigasi praktik manajemen laba di bank syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Arnawa, I Gede (2006). Analisa Indikasi Manajemen Laba melelui Discretionary
Allowance for Loan Loses pada Perbankan Pasca Rekapitalisasi. Karya Akhir Program
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Bertrand, Rima, Swiss National Bank (2000). Capital Requirement and Bank Behaviour :
Emperical Evidence for Switzerland. Working Paper.
Betty, Anne. L and Petroni, Kathy. R (2002). Earnings Management to Avoid Earnings
Declines Across Publicy and Private held Bank, The Accounting Review, Vol 77.
Endriani, D (2004). Indikasi Praktek Earnings Management oleh Bank-Bank di Indonesia
Dalam Memenuhi Ketentuan Rasio Kecukupan Modal. Karya Akhir Program
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Healy, P.M. (1985). The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decision. Journal of
Accounting and Economic 7: 85-107.
Jones, J.J. (1991). Earnings Management During Import relief investigation. Journal of
Accounting Research ( Autumn) : 193-228.
McNicholas, M. and M.D. Neimark (1988). Evidence of Earnings Management from the
Provision for Bad Debts , Journals of Accounting Research ( Supplement 1988),
pp

33-57.

Naciri, Ahmed (2002). Earnings Management from Bank Provisions for Loans losses.
Working Paper, January.

Nasser, Etty M. (2003). Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan
rasio CAMEL serta Pengaruhnya terhadap harga Saham, Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, Vol 3 No 3 Desember 2003 : 217 136.
Robb, Sean, W.G. (1998). The Effects of Analysts Forecase on Earnings Management in
Financial Institutions. Journal of Financial Research (Fall).
Setiawati, Lilis dan Naim Ainun (2001). Bank Health Evaluation By Bank Indonesia and
Earnings Management in Banking Industry. Gadjah Mada International Journal of
Bussiness, May 2001, Vol 3 no 2 : 159-176.
Sofie (2005). Merumuskan Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah : Sebuah Studi
Eksplorasi. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 5 No 1 April

2005 :

25-39.
Susanto, Agus (2003). Indikasi Praktek Pengelolaan Laba dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya ( studi Empiris pada Sektor Perbankan Sebelum Krisis
Nasional ), Karya Akhi Program Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi

Perbankan
Universitas

Indonesia, Jakarta.
- See more at: http://erick-kesepian.blogspot.com/2012/03/tugas-proposal-metodologipenelitian.html#sthash.MNtkN1dH.dpuf

Anda mungkin juga menyukai