Mata Tenang
Mata Tenang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata merupakan jendela dunia, organ yang sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia. Dengan mata, manusia dapat melihat berbagai macam hal, mulai
dari pemandangan yang indah, laut, jalan, orang lain dan lain-lain. Berbagai macam
informasi masuk melalui mata secara visual.
Organ mata terdiri dari berbagai macam bagian seperti sklera, kornea, iris, pupil,
lensa dan juga retina. Bukan hanya bagian interna nya saja, kelopak mata, alis dan
bulu mata juga memiliki peran masing-masing baik itu untuk melindungi mata agar ia
senantiasa berfungsi sebagaimana mestinya.
Oleh karena banyaknya bagian-bagian yang terdapat pada mata, walaupun ia telah
mendapat perlindungan. Ia tetap dapat mengalami berbagai macam gangguan yang
otomatis akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Debu ataupun benda-benda lain yang
gagal disaring ataupun karena kebiasaan yang buruk dapat menyebabkan gangguan
pada mata.
Penurunan penglihatan juga dapat terjadi walaupun mata tenang tidak terlihat ada
keanehan apapun. Hal ini akan dibahas dalam laporan ini.
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Skenario
LBM III
Mata Tenang
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
penurunan ketajaman penglihatan. Pasien tidak dan belum pernah menggunakan
kacamata, tidak ada riwayat mata merah, dan riwayat trauma pada mata pun
disangkal.
B. Terminologi
- Tidak ditemukan kata-kata sulit dalam skenario.
C. Permasalahan
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi penglihatan manusia!
2. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menilai ketajaman penglihatan?
3. Jelaskan tentang kemungkinan-kemungkinan diagnosis pasien di skenario!
D. Pembahasan
1. Anatomi dan Fisiologi Mata
a. Kelopak Mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.1,2
Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata
yang dibutuhkan untuk penglihatan.2
Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena
pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka
tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang
masuk.2
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di
bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.1
b. Sistem Lakrimal
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola
mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.1,2
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :1,2
- Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita.
- Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli
lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal
terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal
akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan
masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum
lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui
margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat
pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.1
4
c. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak
bagian belakang.3 Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan
oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.1
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata
atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata.
Bersama-sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput
ini turut menjaga agar cornea tidak kering.3
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :1
- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan
dari tarsus.
- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya.
- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
d. Bola Mata
Bola mata terdiri atas :2
- dinding bola mata
- isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri atas :2
- sklera
- kornea.
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.2
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola
mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam
sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata
dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :1
1
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada
mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan
sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar
masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding
sklera.
Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada
ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris
didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis,
sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar
Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran
neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik
dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan
koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang
hanya menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat
jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka
akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada
badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada
akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah
makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang
terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
e. Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan
pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik
sampai kornea.1 Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat,
tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.2
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola
mata.1 Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut
disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul
Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul
Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan
dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen,
yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.2
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau
merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.1
f. Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup
bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis : 1,2
1. Epitel
- Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
- Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke
depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng,
sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di
depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila
terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
2.
Membran Bowman
- Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma.
- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
3.
Stroma
- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian
perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen
memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit
merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat
kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen
dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
4. Membran Descement
9
10
g. Uvea
Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding
kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan
koroid.1,2
Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2
buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan
nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang
terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral.
Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri
sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 -
11
20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat
masuk saraf optik.1
Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola
mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3
akar saraf di bagian posterior yaitu :1
1
Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut
sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.
Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf
simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea
dan untuk dilatasi pupil.
terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris
dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm
temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu
longitudinal, radiar, dan sirkular.1
Di tengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan
siliar dan memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan
depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil
terutama sekitar pupil yang disebut kripti.2
Badan siliar di mulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri
atas otot-otot siliar dan proses siliar.2
Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi
ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula
Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung.2 Fungsi proses siliar adalah
memproduksi Humor Akuos.2
Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya
diantara sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik.
12
Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada
retina.2
h. Pupil
Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk.2
Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf
simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil
akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.1
Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi,
koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :1
1 Berkurangnya rangsangan simpatis
2 Kurang rangsangan hambatan miosis
Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun
korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur
hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna
yang akan menjadikan miosis.1
Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada
akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang
difragmanya dikecilkan.1
merupakan batas belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar
longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang
mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.1
Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer
endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan
mata keluar ke salurannya.1
Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma
sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia
posterior perifer.1
j. Retina
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas
penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan
koroid.1,2 Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya
sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira
berdiameter 1 - 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah
makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan reflek fovea.2
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah
bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak
melekuk dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk
kedalam bola mata ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh
darah terminal.2
Retina terdiri atas lapisan:1
1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
2
Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.
Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
14
Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel
Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf
optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah
retina.
2. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan
kaca.
Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari
koroid.1 Batang lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana
kerucut lebih banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf
optik dan tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta).2
k. Badan kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak
antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.
15
Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.
Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu
mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu
jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata,
pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak
terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya
kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan
oftalmoskopi.1
Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya
cairan bening. Badan kaca tidak mempunyai
l. Lensa mata
Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan
berdiameter 9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih
melengkung daripada bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada
tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan
pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang
dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks). Nukleus lebih
keras daripada korteks.2
Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks
makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.2
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :1
- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,
- Terletak di tempatnya.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :1
16
1.
1.
2.
optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid.1
Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf
lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf
nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik.1
Fisura orbita inferior terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh
saraf infra-orbita dan zigomatik dan arteri infra orbita. Fosa lakrimal terletak di
17
sebelah temporal atas tempat duduknya kelenjar lakrimal.1 Rongga orbita tidak
mengandung pembuluh atau kelenjar limfa.2
limbus yang pada persilangan dengan oblik inferior diikat kuat oleh
ligamen Lockwood.1
Rektus inferior dipersarafi oleh n. III
Fungsi menggerakkan mata
- depresi (gerak primer)
- eksoklotorsi (gerak sekunder)
- aduksi (gerak sekunder)
Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.1
4 Otot Rektus Lateral
Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah
foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan
menggerakkan mata terutama abduksi.1
5 Otot Rektus Medius
Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus
dura saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan
mata bila terdapat neuritis retrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang
limbus. Rektus medius merupakan otot mata yang paling tebal dengan
tendon terpendek.1
Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).1
6 Otot Rektus Superior
Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura
orbita superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa
sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot
ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan dipersarafi cabang superior
N.III.1
Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke
lateral :1
- aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral
19
- insiklotorsi
diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam
terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic.
Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang
terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral
geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006).
Penglihatan manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Central Vision
Central vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh pada
area macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang berada
pada area tersebut. Dalam pemeriksaannya, central vision dapat dibagi menjadi
uncorrected visual acuity dimana mata diukur ketajamannya tanpa menggunakan
kacamata maupun lensa kontak dan corrected visual acuity dimana mata yang
diukur telah dilengkapi dengan alat bantu penglihatan seperti kacamata maupun
lensa kontak. Karena penurunan ketajaman penglihatan jarak jauh dapat
disebabkan oleh kelainan refraksi, umumnya jenis pemeriksaan yang dipilih untuk
menilai kesehatan mata adalah corrected visual acuity 5.
2. Peripheral Vision
Peripheral vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh pada
area diluar macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang
berada pada area tersebut.
Penglihatan perifer dapat ditinjau secara cepat dengan menggunakan
confrontation testing. Pada pemeriksaan ini, mata yang tidak diperiksa ditutup
dengan menggunakan telapak tangan dan pemeriksa duduk sejajar dengan pasien.
Jika mata kanan pasien diperiksa, maka mata kiri pasien ditutup dan mata kanan
pemeriksa ditutup. Pasien diminta untuk melihat lurus sejajar dengan mata kiri
pemeriksa. Untuk mendeteksi adanya gangguan, pemeriksa menunjukkan angka
tertentu dengan menggunakan jari tangan yang diletakkan diantara pasien dan
pemeriksa
pada
keempat
kuadran
penglihatan.
Pasien
diminta
untuk
21
22
. Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau
- Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak tiga meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan
pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang berarti
hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
- Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien
yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau
lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat
lambaian tangan pada jarak satu meter berarti tajam penglihatannya adalah
1/300.
- Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat
melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~.
Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.
- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan
penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta nol 1.
Hal diatas dapat dilakukan pada orang yang telah dewasa atau dapat
berkomunikasi. Pada bayi adalah tidak mungkin melakukan pemeriksaan tersebut.
Pada bayi yang belum mempunyai penglihatan seperti orang dewasa secara
fungsional dapat dinilai apakah penglihatannya akan berkembang normal adalah
dengan melihat refleks fiksasi. Bayi normal akan dapat berfiksasi pada usia 6
minggu, sedang mempunyai kemampuan untuk dapat mengikuti sinar pada usia 2
bulan. Refleks pupil sudah mulai terbentuk sehingga dengan cara ini dapat
diketahui keadaan fungsi penglihatan bayi pada masa perkembangannya. Pada
anak yang lebih besar dapat dipakai benda-benda yang lebih besar dan berwarna
untuk digunakan dalam pengujian penglihatannya 1.
Untuk mengetahui sama tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata dapat
dilakukan dengan uji menutup salah satu mata. Bila satu mata ditutup akan
menimbulkan reaksi yang berbeda pada sikap anak, yang berarti ia sedang
memakai mata yang tidak disenangi atau kurang baik dibanding dengan mata
lainnya 1.
Bila seseorang diragukan apakah penglihatannya berkurang akibat kelainan
refraksi, maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik,
maka berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata.
24
mata
tanpa
akomodasi
akan
dibiaskan
didepan
retina.
Untuk
mata tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang retina, oleh karena itu bayangan
yang dihasilkan kabur. Untuk mengoreksinya dipakai lensa sferis plus.
Struktur Hipermetropia berdasarkan pada konfigurasi anatomi dari bola
mata:
2.1. Hipermetropia Aksial
Bola mata lebih pendek dari normal pada diameter antero-posterior,
meskipun media refraksi (misalnya lensa atau kornea) normal.
2.2. Hipermetropia kurvatura
Keadaan dimana kelengkungan lensa atau kornea lebih tipis dari normal
dan power refraksinya turun. Sekitar setiap 1 mm penurunan dari radius
kelengkungan tersebut menghasilkan Hipermetropia 6 D
2.3. Hipermetropia indeks refraksi
Terjadi penurunan indeks refraksi akibat penurunan dari densitas beberapa
atau seluruh bagian dari system optik mata, juga penurunan power refraksi
mata. Biasanya terjadi pada usia tua dan juga pada penderita diabetes
terkontrol.
3. Astigmatisma
Astigmatisma adalah suatu kondisi dengan kurvatura yang berlainan
sepanjang meridian yang berbeda-beda pada satu atau lebih permukaan refraktif
mata ( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ), akibatnya
pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus pada satu titik
di retina.
Pada astigmatisma, karena adanya variasi dari lengkungan kornea atau lensa
pada meridian yang berbeda-beda mencegah berkas sinar itu memfokuskan diri
kesatu titik.
Jenis-jenis Astigmatisma
3.1. Astigmatisma Reguler
Secara teori, pada setiap titik pada permukaan yang lengkung, arah dari
kelengkungan yang terbesar dan yang terkecil selalu terpisah 90 derajat
tetapi arah ini bias beribah saat melewati satu titik ke titik yang lain. Bila
meridian utama dari astigmatisma mempunyai orientasi yang konstan pada
setiap titik yang melewati pupil dan apabila ukuran astigmatisma ini sama
26
pada setiap titik. Kondisi refraktif ini dikenal sebagai astigmatisma regular.
Dan ini bisa dikoreksi dengan kacamata lensa silindris.
Berdasarkan axis dan sudut antara 2 meridian utama, astigmatisma reguler
dibagi atas:
3.1.1. Horizonto-vertikal astigmatisma
Dibagi dalam 2 bentuk :
3.1.1.1. Astigmatisma with the rule
Suatu astigmatisma dimana meridian vertical lebih curam dari
horizontal, dikoreksi dengan lensa silindris positif.
3.1.1.2. Astigmatisma against the rule
Suatu astigmatisma dimana meridian horizontalnya lebih curam dari
meridian vertical. Koreksinya dengan lensa silindris positif..
3.1.2. Astigmatisma oblique
Suatu bentuk regular astigmatisma dimana garis meridian utamanya
tidak tegak lurus tapi miring.
3.2. Astigmatisma Irregular
Suatu astigmatisma dimana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang
dibias tidak teratur. Astigmatisma irregular ini bersifat / mempunyai
perubahan-perubahan irregular dari tenaga refraksinya pada meridianmeridian yang berbeda. Terdapat multi meridian yang tidak dapat dianalisa
secara geometris. Lensa silindris hanya sedikit memperbaiki penglihatan
dalam kasus-kasus ini, tapi dapat diterapi dengan lensa kontak rigid.
penglihatan kabur
sakit kepala
28
rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan karena gangguan sistem kekebalan
tubuh.
Diagnosis
Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan
diagnosis neuritis optik. Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan
ketajaman penglihatan, pemeriksaan buta warna serta pemeriksaan retina dan
diskus optik dengan menggunakan oftalmoskop. Tanda-tanda klinis seperti
gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama pemeriksaan mata tetapi pada
beberapa keadaan mata terlihat normal. Riwayat medis penderita dapat
digunakan untuk mengetahui apakah pernah terpapar kontak dengan bahanbahan beracun seperti timah hitam yang dapat menyebabkan neuritis optik.
Pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan MRI (magnetic resonance
imaging) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dengan MRI dapat
dibuktikan tanda-tanda sklerosis multipel.
Terapi
Pengobatan
neuritis
optik
tergantung
pada
penyebab
yang
29
keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.Ablasio retina
30
merupakan kelainan yang bersifat darurat dan perlu mendapat tindakan segera.
Karena bila tidak ditangani sedini mungkin dapat menyebabkan gangguan
penglihatan atau kebutaan.
Sebagian besar ablasio retina terjadi karena adanya satu atau lebih robekan
kecil atau lubang pada retina, kadang proses penuaan yang normalpun dapat
menyebabkan retina menjadi tipis dan kurang sehat, sehingga cairan yang
terletak antara lapisan epitel pigmen dan lapisan sel batang dan kerucut lambat
laun meluas ke bawah dan selalu mencari tempat terendah. Makin lama cairan
yang masuk makin banyak, ablasi semakin tinggi, retina akan menjadi berlipatlipat dan akhirnya seluruh retina terlepas, kecuali pada ora serrata dan papil
saraf optik.
Bila disebabkan karena penipisan retina atau penyusutan vitreus yang
biasanya terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau akibat pertumbuhan
mata abnormal (penglihatan dekat), trauma dan inflamasi maka vitreus akan
terlepas dari retina dan meninggalkan satu atau lebih lubang di retina.
Klasifikasi
Dikenal 3 macam bentuk ablasio retina :
1
sensorik. Gejala yang biasanya terjadi berupa fotopsia (melihat pijaran api),
melihat benda bergerak, kehilangan lapang pandan g perifer, penglihatan
sentral yang tidak jelas serta metamorfopsia.
Pada funduskopi didapatkan kelainan berupa
31
Pigmen
pada
badan
kaca
(tanda
Shaffer)
-
32
Diagnosis
Subjektif antara lain penderita mengeluh kilatan-kilatan cahaya
beberapa hari atau minggu sebelumnya (fotopsia), melihat tirai yang bergerak
ke satu arah, lambat laun tirai semakin turun dan menutup mata (terjadi ablasi
total, persepsi cahaya menjadi 0). pada beberapa kasus mungkin terjadi tanpa
kilatan-kilatan yang nyata tapi penglihatan seolah bergelombang atau berair
atau pada penglihatan pinggir terdapat bayangan hitam.
Objektif dengan oftalmoskop, didapatkan fundus okuli :
-
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ablasio retina regmatogenosa dibedakan berdasarkan
akut dan kronik. Pada yang akut harus ditangani dalam waktu 24-48 jam dan
yang kronik dalam waktu 1 minggu setelah ditegakkan diagnosis.
Terapi yang dapat diberikan seperti fotokoagulasi laser bila ditemukan
robekan-robekan kecil dengan sedikit atau tanpa lepasnya retina dan cryopexy
yaitu membekukan dinding bagian belakang mata yang terletak di belakang
33
Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat
pada prose arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribosa.
Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang
terdapat pada kelainan viskositas darah diksrasia darah atau spasme
arteria retina yang berhubungan.
bentuk gambaran sosis pada arteri retina akibat pengisian arteri yang tidak
merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak pucat, keruh keabu-abuan
yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel ganglion. Pada
keadaan ini akan erlihat gambaran merah ceri atau cherry red spod pada
macula lutea. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lapisan ganglion di
macula, sehingga macula mempertahankan warna aslinya. Lama-kelamaan
papil menjadi pucat dan batasnya kabur.
Pengobatan
Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan
mengurut bola mata, dan azetazolamid atau parasentesis bilik mata depan.
Vasodilator pemberian bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila diduga
terdapatnya peradangan maka akan diberikan steroid. Pasien dengan oklusi
arteri retina sentral harus secepatnya diberikan O2.
Penyulit
Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma neovaskuler tergantung
pada letak dan lamanya terjadinya oklusi maka kadang-kadang visus dapat
kembali normal tapi lapang pandangan menjadi kecil.
Kekeruhan dan perdarahan corpus vitreus
Definisi
Kekeruhan badan kaca kadang-kadang terjadi akibat penuaan disertai
degenerasi berupa terjadinya koagulasi protein badan kaca. Hal ini biasanya
disertai dengan pencairan badan kaca bagian belakang. Akibat bagian depan
masih melekat erat maka akan terjadi gerakan-gerakan bergelombang seperti
hujan. Keadaan ini tidak banyak menggangu penglihatan.
Perdarahan pada badan kaca adalah suatu keadaan yang cukup gawat
karena dapat memberikan penyulit yang mengakibatkan kebutaan pada mata.
Perdarahan pada badan kaca dapat terjadi spontan pada diabetes mellitus,
rupture retina, ablasi badan kaca. Kelainan darah dan perdarahan juga dapat
memberikan perdarahan dalam badan kaca. Diabetes mellitus, hipertensi dan
trauma merupakan penyebab utama perdarahan badan kaca. Perdarahan badan
37
kaca yang disebabkan trauma dapat akibat trauma tumpul atau kontusi
jaringan dan suatu trauma tembus.
Perdarahan badan kaca akan menyebabkan turunnya penglihatan
mendadak lapang pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga mengganggu
penglihatan tanpa rasa sakit. Perdarahan dalam badan kaca biasanya cepat
sekali menggumpal. Keadaan ini disebabkan susunan badan kaca disertai
terdapatnya bahan seperti tromboplastin di dalam badan kaca.
Pada pemeriksaan fundus tidak terlihat adanya reflex fundus yang
berwarna merah dan sering memberikan bayangan hitam yang menutup retina.
Perdarahan dalam badan kaca akan menyebar sesudah beberapa minggu,
dimana kemudian sel darah merah dimakan oleh sel lekosit dan sel plasma.
Perdarahan badan kaca pada diabetes mellitus dapat timbul tiba-tiba,
yang biasanya akan jernih dan diabsorpsi setelah beberapa minggu atau bulan,
walaupun demikian keadaan ini merupakan ancaman untuk terjadinya
perdarahan berulang.
Pengobatan berupa istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi paling
sedikit selama 3 hari. Bila sedang minum obat maka hentikan obat seperti
aspirin, anti radang nonsteroid, kecuali bila sangat dibutuhkan. Darah
dikeluarkan dari badan kaca bila terdapat bersama ablasi retina atau
perdarahan yang lebih lama dari 6 bulan, dan bila terjadi glaucoma hemolitik.
Penyulit dapat terjadi bila terjadi reaksi proliferasi jaringan (retinitis
proliferans) yang akan mengancam penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut
akan terjadi perubahan bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan
terjadinya ablasi retinitis. Retinitis proliferans bersifat ireversibel walaupun
perkembangan pembuluh darah telah berhenti.
Retinopati serosa sentral
Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari
lapis pigmen epitel di daerah macula akibat masuknya cairan melalui
membrane bruch dan pigmen epitel yang inkompeten.
Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumpai pada
penderita laki-laki berusia antara 20 sampai 50 tahun. Didapatkan pada
perempuan hamil dan pada usia di atas 60 tahun.
38
oftalmik retina.
39
Penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentral macula, bintik terbang
(floater), mata jarang menjadi merah,
Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrate dalam
retina
Amblioplia Toksik
Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak
neuritis optic toksik dapat terjadi pada keracunan alcohol atau tembakau,
timah dan bahan toksis lainnya. Biasanya terdapat tanda-tanda lapang
pandangan yang berubah-ubah.
40
Berkurangnya
penglihatan
akibat
keracunan
alcohol
41
Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai
gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
-
Fotofobia
Penglihatan ganda
42
Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk melihat
coklat
Menyetir malam silau dan sukar
2. Katarak Kortikal
Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga
mengganggu penglihatan
Penglihatan jauh dan dekat terganggu
Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
3. Katarak Subscapular
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk
Dapat terlihat pada kedua mata
Mengganggu saat membaca
Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya
Mengganggu penglihatan
Klasifikasi
1. Katarak kongenitalis
Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun . Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit
keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
43
Biasanya bila katarak bersifat total , operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan
atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.
2. Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda , yang mulai terbentuk
pada usia kurang dari 9 bulan , katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan
katarak kongenital.
Penyulit penyulit pada penyakit katarak Juvenil :
Katarak Metabolik
Katarak hipokalsemik
Katarak aminoasiduria
Penyakit Wilson
Otot
Katarak traumatik
Katarak Komplikata
Katarak degeneratif
Katarak anosik
Toksik
Katarak radiasi.
5. Katarak Senilis
Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut
Bentuk katarak senilis :
a
Katarak nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama
kelamaan inti sel yang mulanya putih kekuning kuningan menjadi coklat dan
kemudian kehitam hitaman ( Katarak brunesen atau nigra )
b
Katarak kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung
dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi cahaya . Pada keadaan
ini penderita seakan akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat
pada usia yang bertambah.
c
Katarak Kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau
nuklear. Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan
gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat
bertambahnya katarak, Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak
komplikata.
Stadium katarak senilis :
1. Katarak Insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks anterior
dan posterior ( katarak kortikal ) , vakuol mulai terlihat di dalam korteks
45
Katarak Intumesen
46
korteks sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah
yang akan memberikan miopisasi.
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai
peregangan jarak lamel serat lensa.
3
Katarak Imatur
Katarak Matur
terus menerus akan terjadi pengeluaran air bersama sama hasil desintegrasi
melalui kapsul , didalam stadium ini lensa akan berukuran normal , iris tidak
terdorong kedepan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal
kembali. Lensa berwarna putih keruh akibat perkapuran menyeluruh karena
deposit kalsium.Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.
Katarak Hipermatur
Katarak Komplikata
48
glaukoma
. Pada
iridosiklitis
akan
mengakibatkan
katarak
subskapularis anterior.
Katarak komplikata yang disebabkan Diabetes Mellitus,dapat terjadi dalam 3
bentuk :
a
Pasien dengan dehidrasi berat ,asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa
akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut.Bila
dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila
terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.
Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik dan
biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.
5.
Katarak Traumatik
Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul
terhadap bola mata.Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing
karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang
korpus vitreus masuk kedalam struktur lensa.
Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah ,
lensa opak dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus
dan korpus vitreus keluar dari mata , mata menjadi sangat lunak.
Penatalaksanaan
1
Glaukoma
Definisi
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah
satu penyebab terjadinya kerusakan syaraf mata (nervus opticus) dan
menunjukkan adanya gangguan dengan cairan di dalam mata yang terlalu
berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang memproduksi cairan terlalu
berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui fasilitas yang
ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau sudut yang
terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga menyumbat/
memblok pengaliran daripada cairan mata.
Sebagian orang yang menderita glaukoma namun masih memiliki
tekanan di dalam bola matanya normal, penyebab dari tipe glaukoma semacam
ini diperkirakan adanya hubungan dengan kekurangan sirkulasi darah di
50
daerah syaraf/nervus opticus mata. Meski glaukoma lebih sering terjadi seiring
dengan bertambahnya usia, glaukoma dapat terjadi pada usia berapa saja.
Risiko untuk menderita glaukoma diantaranya adalah riwayat penyakit
glaukoma di dalam keluarga (faktor keturunan), suku bangsa, diabetes,
migraine, tidak bisa melihat jauh (penderita myopia), luka mata, tekanan
darah, penggunaan obat-obat golongan cortisone (steroids).
Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan tekanan
darah. Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan
pembuluh darah retina sehingga mengganggu metabolisme retina, yang
kemudian di susul dengan kematian saraf mata. Pada kerusakan serat saraf
retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi retina. Bila proses berjalan
terus, maka lama-kelamaan penderita akan buta total.
Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini, disebabkan:
1
Penyakit keturunan.
bila diketahui dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah
kerusakan lanjutnya.
51
Glaukoma primer.
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang
telah memiliki bakat bawaan glaukoma seperti:
berupa
trabekulodisgenesis,
irisdogenesis
dan
52
Glaukoma sekunder
Glaukoma kongenital
53
Glaukoma Absolute
Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat
hebat pada mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan
menurun drastis dan mata terlihat merah. Keadaan ini disebut glaukoma akut
yang terjadi akibat peningkatan TIO yang mendadak.
halo
Mata berair
Silau
Diagnosis
Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada
jenis glaukoma tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual,
muntah, sakit hebat di mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah, dan
bradikardia.
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:
1
Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat
terdapat gejala gastrointestinal
Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang,
papil saraf optik hiperemis
Penatalaksanaan
Macam terapi yang dapat diberikan kepada pasien glaukoma :
1. Medication / Obat-obatan:
Pemberian obat-obatan baik berupa tetes mata maupun tablet sebagai tindakan
pengobatan awal bertujuan untuk segera menciptakan keadaan tekanan bola
mata yang normal atau cukup rendah untuk memelihara agar saraf optik tidak
tertekan dan dengan demikian akan mencegah semakin meluasnya kerusakan
lapang pandang.
2. Laser treatment / Tindakan laser
Laser Trabekuloplasty dan Laser Iridotomi adalah suatu cara untuk membuat
agar pengaliran aqueous humor selalu dalam keadaan lancar sehingga tekanan
bola mata selalu dalam batas yang diinginkan.
3. Surgery / Tindakan pembedahan.
Trabekulectomi atau iridektomi, membuat saluran kecil dari bilik mata
belakang tembus ke bilik mata depan dan kesaluran di sudut bilik mata agar
cairan bola mata dapat mengalir secara lancar.
Pemberian terapi menurut jenis glaukoma yang diderita :
1
memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat
lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol
(untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
56
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya
tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk
meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
2
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan
serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya
acetazolamide). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga
iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor
karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol
intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat lubang pada
iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa
menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi
dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.
Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati
meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.
3
Glaukoma Sekunder.
Glaukoma Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
Pencegahan
Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:
57
Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan sakit
kepala yang berat.
Retinopati
Merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang.
Kelainan yang berhubungan dengan penurunan penglihatan yang menurun
perlahan seperti retinopati akibat anemia, diabetes mellitus, hipotemsi,
hipertensi, dan retinopati leukemia.
Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat
penyumbatan arteri prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Terdapat pada hipertensi, retiopati diabetes, penyakit kolagen, anemia,
penyakit Hodgkin dan keracunan monooksida.
Retinopati anemia
Pada anemia dapat terlihat perubahan berupa perdarahan dalam dan
superficial, termasuk edem papil. Gejala retina ini diakibatkan anoksia berat
yang terjadi pada anemia. Anoksia akan mengakibatkan infark retina sehingga
tidak jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat kapas. Makin berat anemia
akan terjadi kelainan yang makin berat.
Retinopati diabetes mellitus
Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan
pada penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama
berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.
58
Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan insulin
maupun yang tidak
Ada 2 jenis:
non proliteratif
proliferatif
Klasifikasi retinopati diabetes:
- Derajat I Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
- Derajat II Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan
atau tanpa eksudat lemak
- Derajat III Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak
terdapat neovaskularisasi dan proliferasi
-
Retinopati Hipertensi
Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi
Kelainan pembuluh darah dapat berupa spasme, percabangan pembuluh
darah, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah
Klasifikasi retinopati hipertensi
- Stadium 1 : terdapat penciutan setempat pembuluh darah arteri
- Stadium 2 : penciutan umum pembuluh darah arteri, pembuluh darah arteri
-
perdarahan retina
Stadium 4 : stadium 3 dengan udem papil, adanya eksudat star figure di
daerah makula lutea
Retinopati Leukimia
- Leukimia merupakan neoplasma ganas sel darah putih, yang penyebabnya
-
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, berdasarkan skenario yang ada. Dapat kita simpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan penglihatan berupa penurunan visus. Tidak ada riwayat
menggunakan kacamata ataupun riwayat trauma. Banyak kemungkinan yang dapat
terjadi, kita harus melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan juga penunjang untuk
memastikan diagnosis yang terjadi pada pasien.
60
DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
Saunders
Riordan-Eva, P dan Whitcher, J.P. 2007. Vaughan & Asburys General Opthalmology.
61