Anda di halaman 1dari 8

1. Upacara Tabuik Sumatera Barat.

Berasal dari kata tabut, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan
sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun
menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam
kalender Islam.
Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman, sebagai peringatan
perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam
dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena
kemeriahan dan keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian
memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar setiap tahun.
2. Makepung, Balap Kerbau Masyarakat Bali.

Kalau Madura punya Kerapan Sapi, maka Bali memiliki Makepung. Dua tradisi yang serupa tapi
tak sama, namun menjadi tontonan unik yang segar sekaligus menghibur. yang dalam bahasa
Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama
melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini awalnya hanyalah
permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen.

Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah
gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki.

3. Atraksi Debus Banten

Atraksi yang sangat berbahaya yang biasa kita kenal dengan sebutan Debus, Konon kesenian
bela diri debus berasal dari daerah al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang
dan tumbuh besar disemua kalangan masyarakat banten sebagai seni hiburan untuk masyarakat.
Inti pertunjukan masih sangat kental gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata.
Kesenian debus banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di kekebalan seseorang
pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam senjata tajam ini disebut dengan debus.

4.Karapan sapi Masyarakat Madura Jawa Timur

Karapan sapi yang merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Madura Jawa Timur,
Dalam even karapan sapi para penonton tidak hanya disuguhi adu cepat sapi dan ketangkasan
para jokinya, tetapi sebelum memulai para pemilik biasanya melakukan ritual arak-arakan sapi
disekelilingi pacuan disertai alat musik seronen perpaduan alat music khas Madura sehingga
membuat acara ini menjadi semakin meriah.

5. Upacara Kasada Bromo


Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo
Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap
desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan
menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka
mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada
malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek
yang berisi sesajo dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak

6. Batik Solo

Kota Solo merupakan daerah yang dikenal dengan kerajinannya, salah satunya adalah batik.
Batik Solo sudah dikenal masyarakat umum bahkan hingga mancanegara. Batik Solo setidaknya
memiliki lima motif yang paling populer, yaitu motif sido asih, motif ratu ratih, motif parang
kusuma, motif bokor kencana, dan motif sekar jagad. Daerah sentral batik di Kota Solo berada di
kampung Laweyan.

7. GAMELAN JAWA

Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong
kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut)Tombo Ati adalah salah satu karya
Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam,
juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.
8. WAYANG KULIT

Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di
Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian wayang adalah
merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme
dan dynamisme. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa
kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang /
Kediri. Sekitar abad ke-10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya
dan digoreskan di atas daun lontar.
9. KERIS JAWA

Keris dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol Kejantanan dan


terkadang apabila karena suatu sebab pengantin prianya berhalangan hadir dalam upacara temu
pengantin, maka ia diwakili sebilah keris. Keris merupakan lambang pusaka. Di kalender
masyarakat jawa mengirabkan pusaka unggulan keraton merupakan kepercayaan terbesar pada
hari satu sura. Keris pusaka atau tombak pusaka merupakan unggulan itu keampuhannya bukan
saja karena dibuat dari unsure besi baja, besi, nikel, bahkan dicampur dengan unsure batu
meteorid yang jatuh dari angkasa sehingga kokoh kuat, tetapi cara pembuatannya disertai dengan
iringan doa kepada sang maha pencipta alam ( Allah SWT ) dengan duatu apaya spiritual oleh
sang empu.
10. UKIRAN ASLI JEPARA

Para pengukir jepara pandai menyesuaikan diri dengan gaya ukiran baru. Mereka tidak hanya
membuat gaya ukiran khas Jepara saja tapi ukiran lainnya yang tak kalah menarik. Meskipun
ukiran Jepara beragam, sebaiknya kita tidak melupakan gaya ukiran khas Jepara. Biasanya
disebut ornamen Jepara.
11. BEDHAYA KETAWANG

Bedhaya Ketawang adalah tarian sakral yang rutin dibawakan dalam istana sultan Jawa
(Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo). Disebut juga tarian langit, bedhaya ketawang
merupakan suatu upacara yang berupa tarian dengan tujuan pemujaan dan persembahan kepada
Sang Pencipta.
12 Ulos

Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara
turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Dari bahasa asalnya, ulos
berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songketkhas Palembang, yaitu
menggunakan alat tenun bukan mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan
dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam
bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat
Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung bantal, ikat
pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.

13. Tari Saman - Budaya Indonesia

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman
mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan
kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh
Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan
UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6
Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24
November 2011.

14. Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu dan dibunyikan
dengan cara digoyangkan. Alat musik ini berasal dari Tanah Sunda. Kata Angklung berasal dari
Bahasa Sunda angkleung-angkleungan yaitu gerakan pemain Angklung dan suara klung
yang dihasilkannya. Secara etimologis, Angklung berasal dari kata angka yang berarti nada
dan lung yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak
lengkap.
15. Rumah Gadang dari Sumatera Barat

Rumah Gadang adalah rumah adat Minangkabau yang dibangun di atas tiang-tiang tinggi dan
bersendikan batu. Secara bahasa, Rumah Gadang berarti Rumah Besar. Rumah ini memang ada
yang besar, dengan jumah kamar sampai sembilan, sebelas bahkan lebih, sesuai kemampuan
ekonomi kaum yang membangun dan jumlah perempuan yang menghuninya. Makna gadang
atau besar Rumah Gadang lebih mengacu ke fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai