Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI

KOMPETENSI VS MONOPOLY

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
KELAS A
Liziyyannida

260112150504

Intan Wulansary

260112150622

Ach. Nafis M.A

260112150528

Ahmad Sahlan B

260112150522

Devi Rahmawati

260112150611

Fadila Syafrani

260112150510

Imroatul Mufidah

260112150516

Mahardias FS

260112150596

Rizqia Nafisa

260112150534

Selma Ramadhani

260112150606

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena dengan segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul
Compotition vs Monopoly disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Farmasi pada program studi Profesi Apoteker.
Makalah ini berisi materi uraian tentang sisi etik, sisi ekonomi farmasi, sisi
ekonomi kesehatan, dan sisi perundangan/hukum. Materi disusun secara
sistematis sehingga mudah dimengerti.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang Farmasi. Akhir kata, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini.

Jatinangor, 10 Maret 2016


Kelompok 6

SOAL

Carilah kasus kompetensi obat VS Monopoly Drug , Jelaskan dari segi sisi etik,
ekonomi farmasi, ekonomi kesehatan, dan hokum sanksi yang di keluarkan!
KASUS
1. Bernie Sanders Advocates a Free Market in AIDS Drugs
Drugs are cheap. Patent monopolies are expensive. These are simple facts that
everyone should know but for some reason few do. The point here is simple; the
vast majority of drugs are cheap to produce. Chain drug stores sell hundreds of
generic drugs for $5-$7 per prescription. They can do this profitably because few
drugs require expensive chemicals or manufacturing processes.

Bernie

Sanders'

Radical

Prescription

for

Drugs

http://m.huffpost.com/us/entry/bernie-sanders-advocates_b_1497967.html
2. Bernie Sanders' Radical Prescription for Drugs
Sanders has sponsored legislation to replace drug patents -which grant pharma companies years of monopoly profits -- with
simple financial prizes. Got a cool innovation? You get a prize.
The country gets more innovation and more affordable health
care.. Zack Carter Huffington Post March 1, 2016

Sen. Bernie Sanders (I-Vt.) formally introduced the Medical Innovation


Prize Act in 2005.
http://portside.org/2016-03-05/bernie-sanders-radical-prescriptiondrugs

PEMBAHASAN
1. SISI ETIK
Monopoli yang dilakukan industri Pharma Bro. Ketika terjadi wabah AIDS
di Amerika, dengan menaikkan harga obat AIDS dari $13.50 menjadi
$750 merupakan hal yang sangat tidak beretika. Hal ini dilihat dari sisi
etika moralitas, perusahaan tidak tanggung-tanggung menaikkan harga
obat yang sangat dibutuhkan masyarakat saat itu. Karena pasien pasti dan
harus membeli obat tersebut dengan harga yang sangat melambung demi
kesembuhannya.

Sementara

perusahaan

yang

menaikkan

harga

memperoleh pencapaian pemasukkan yang lebih tinggi dari kenaikan


harga obat AIDS tersebut dan industri tersebut hanya memikirkan target

perusahaan tanpa melihat sisi ekonomi pasien yang menengah ke bawah.


Jika dilihat dari sisi etik sistem yang dilakukan Sender Bernie dan James
Love yaitu yang bernama PRIZE FUND merupakan prinsip etika bisnis
otonomi bahwa keputusan dan tindakan yang diambil dianggap baik.
Sistem yang dibuat dianggap sangat membantu masyarakat karena
masyarakat dapat memperoleh obat paten dengan harga yang sama dengan
harga obat generik atau dengan kata lain dapat memperoleh obat dengan

harga yang murah.


Selain itu, adanya motivasi bagi industri farmasi yang lain untuk
berlomba-lomba berinovasi dalam menghasilkan obat baru dengan hadiah
adanya imbalan yang diberikan Pemerintah. Perusahaan yang mampu
mensejahterahkan karyawannya, maka secara etika perusahaan ini telah
bertanggung jawab dalam memperlakukan karyawan secara beretika dan
akhirnya mampu menciptakan citra di masyarakat dan komunitas sebagai
perusahaan yang beretika. Dan saat suatu perusahaan mampu menjaga
standar standar etika di masyarakat, konsumen akan merespon hal tersebut
secara positif dan mampu meningkatkan profit perusahaan.

2. SISI EKONOMI FARMASI


Problem:
1 Predatory Business Model

Bisnis model yang dilakukan oleh industri farmasi merenggut hak


konsumen, perusahaan lain, dan peneliti. Contohnya saja pembelian
inovasi obat baru dari peneliti oleh perusahaan, perusahaan mendapatkan
banyak keuntungan dari hasil penjualan obat tersebut, namun peneliti
2

tersebut hanya mendapatkan imbalan saat pembelian obat inovasi tersebut.


Martin Shkreli Problem
Monopoli dalam penetapan harga obat yang dilakukan oleh industri
Pharma Bro. Ketika terjadi wabah AIDS di Amerika, mereka
meningkatkan harga obat AIDS dari $13.50 menjadi $750. Hal ini terjadi
karena inflasi kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation) sehingga
memberikan

kesempatan

kepada

perusahaan

untuk

meningkatkan

produksi, melayani pasar dan memperoleh laba yang maksimal.


Solusi yang diberikan oleh Sanders yaitu dengan menyamakan harga obat
paten dengan harga obat generik merupakan hal yang tidak dapat di
implementasikan dalam industri farmasi, karena untuk menciptakan suatu
obat paten, butuh waktu selama bertahun-tahun dengan dana yang tidak
sedikit, hal inilah yang membuat harga obat paten lebih mahal daripada obat
generik.
Dalam sistem harga akan mengurangi keuntungan yang akan di dapatkan
oleh pemegang saham dan eksekutif pemangku jabatan. Sedangkan kewajiban
di dalam suatu perusahaan adalah meningkatkan profit pemegang saham dan
eksekutif pemangku jabatan, sehingga sistem harga bukan merupakan solusi
yang tepat.

3. SISI EKONOMI KESEHATAN


Hak paten untuk monopoli bagi perusahaan yang dapat membuat
inovasi produk baru memang sudah tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia. Namun, kebijakan tersebut menyebabkan harga
produk yang dipatenkan menjadi sangat melambung, dan hal tersebut
menjadi salah satu kendala bagi masyarakat golongan menengah kebawah
untuk mendapatkan obat paten tersebut. Terlebih lagi apabila obat tersebut
merupakan obat-obatan yang sangat dibutuhkan dalam pengobatan, seperti
obat AIDS. Untuk mengatasi hal tersebut, Bernie Sanders dan James Love
mengusulkan sebuah sistem baru dengan nama Prize Fund untuk
menggantikan sistem monopoli dari paten. Sistem tersebut merupakan
sistem di mana industri farmasi dapat berlomba-lomba untuk membuat
sebuah penemuan obat baru, namun hasil yang didapatkan tidak
dipatenkan sehingga semua industri farmasi lain dapat memproduksi obat
baru tersebut. Sebagai imbalannya, perusahaan farmasi yang telah berhasil
menghasilkan obat baru akan diberikan imbalan oleh Pemerintah untuk
menggantikan biaya penelitian yang telah dilakukannya.
Sistem yang diusulkan oleh Sander dan Love tersebut sangat baik
untuk mensejahterakan masyarakat, namun sistem tersebut berdampak
negatif bagi industri-industri farmasi yang telah berhasil menemukan obat
baru. Imbalan yang diberikan Pemerintah bisa saja tidak sebanyak apa
yang akan mereka dapatkan apabila mereka memonopoli obat tersebut.
Namun bagi industri lain, sistem tersebut bisa menjadi sangat
menguntungkan karena industri-industri lain dapat langsung memproduksi
obat tersebut tanpa harus menunggu masa paten habis.
Hal lain yang mungkin terjadi apabila sistem tersebut dijalankan
adalah tidak adanya motivasi bagi industri farmasi yang ada untuk terus
melakukan inovasi dalam menghasilkan obat baru dikarenakan imbalan
yang diberikan Pemerintah sangat terbatas. Industri farmasi cenderung
akan lebih pasif karena dengan tidak melakukan penelitian pun mereka
dapat dengan mudah memproduksi obat baru. Hal tersebut dapat
menyebabkan kemunduran dalam dunia farmasi. Selain itu, imbalan dari

pemerintah juga tidak diberikan kepada industri farmasi lain yang akan
memproduksi obat dengan versi lain yang berbeda.
Meski banyak keterbatasan dari sistem tersebut, di sisi lain sistem
tersebut sangat bermanfaat bagi Pemerintah karena industri farmasi akan
lebih berinovasi pada produk-produk yang memang penting untuk
mengatasi masalah di masyarakat. Selain itu, sistem yang diajukan juga
dapat menurunkan harga obat-obat paten sehingga tidak ada alasan untuk
pasien menengah ke bawah tidak dapat membeli obat karena harganya
mahal.
4. SISI PERUNDANGAN/HUKUM
Apabila dilihat dari sisi hukum di Indonesia, pada dasarnya
peraturan tentang hak paten sudah tertulis dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001. Dalam Undang-Undang
tersebut, terutama pada pasal 16 menyebutkan bahwa pemegang paten
memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan produk paten yang
dimilikinya termasuk melarang pihak lain untuk membuat, menggunakan,
mengimport, menyewakan hasil patennya. Dilihat dari kasus tersebut,
sebenarnya tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk menjual hasil
produk patennya dengan harga tinggi sudah tepat. Selain sudah diatur
dalam undang-undang, adanya kebijakan tersebut juga dapat membantu
perusahaan untuk mengembalikan modal (biaya) yang sudah dikeluarkan
selama proses penelitian obat barunya.
Tetapi disisi lain, adanya aturan ini dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan kesenjangan sosial dan merugikan kepentingan masyarakat.
Salah satu contohnya dalam kasus ini, dimana masyarakat pengidap AIDS
golongan ekonomi menengah kebawah susah untuk mendapatkan obat
AIDS (obat paten) dikarenakan harga obat yang sangat mahal. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan angka kematian para penderita
AIDS. Untuk mengatasi masalah ini, Bernie Sander memberikan saran
agar obat paten dijual dengan harga yang relatif murah seperti obat
generik, tetapi dengan memberikan suatu imbalan ke perusahaan penghasil
obat tersebut sebagai kompensasi dari dana yang sudah dikeluarkan selama

proses pengembangan obatnya. Usulan Bernie Sander tersebut sangat


menguntungkan masyarakat untuk mendapatkan obat. Usulan tersebut juga
sudah tercantum dalam UU Nomer 14 tahun 2001 pasal 99 pasal 103
pada BAB VII tentang pelaksanaan paten oleh pemerintah. Dalam pasal
tersebut dijelaskan bahwa pemerintah dapat menggunakan paten tanpa
perlu ijin dari pemegang hak paten apabila digunakan untuk pertahanan
keamanan negara dan kebutuhan yang sangat mendesak untuk kepentingan
masyarakat. Dalam pasal 99 disebutkan yang dimaksud dengan kebutuhan
yang sangat mendesak untuk kepentingan masyarakat adalah seperti
kepentingan pengadaan obat-obatan dalam hal terjadi wabah penyakit
(endemik). Pada saat pemerintah menggunakan obat paten untuk
kepentingan masyarakat, maka pemerintah harus melakukan pembayaran
sejumlah uang sebagai kompensasi bagi pemegang hak paten, sehingga
perusahaan dapat menutupi modal yang sudah dikeluarkan selama proses
perkembangan obatnya.
Perjanjian yang dilarang tentang praktek monopoli dan persaingan
terdapat pada undang-undang RI no 5 tahun 1999 BAB III Bagian Pertama
Pasal 4:
1. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain
untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persiangan usaha tidak sehat.
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama
melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa, sebagaimana dimaksud ayat (1), apabila 2 (dua) atau 3 (tiga)
pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75%
(tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa
tertentu.
Bagian Kedua Penetapan Harga Pasal 5:
1. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa

yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar


bersangkutan yang sama.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku lagi:
a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan atau
b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.
Pasal 6
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan pembeli
yang satu harus membayar harga yang berbeda dari harga yang harus
dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang sama.
Pasal 7
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar, yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 8
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
memuat persyaratan bahwa penerima barang dan atau jasa tidak akan
menjual atau memasok kembali barang dan atau jasa yang diterimanya,
dengan harga yang lebih rendah daripada harga yang telah diperjanjikan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari kasus ini yaitu monopoli yang dilakukan industri
Pharma Bro sangat merugikan pasien karena pasien harus membeli obat tersebut
dengan harga yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena inflasi kenaikan

permintaan (Demand Pull Inflation) sehingga memberikan kesempatan kepada


perusahaan untuk meningkatkan produksi, melayani pasar dan memperoleh laba
yang maksimal namun sangat merugikan untuk pasien.
Obat hak paten membutuhkan income dari penjualan obat yang tidak
bisa diturunkan, sistem yang diusulkan Sender Bernie dan James Love yaitu yang
bernama PRIZE FUND merupakan prinsip etika bisnis otonomi dimana
masyarakat dapat memperoleh obat paten dengan harga yang sama dengan harga
obat generik sehingga memperoleh obat dengan harga yang murah. Namun
penerapan prize fund memiliki banyak pro kontra karena berdampak negatif bagi
industry farmasi yang telah berhasil menemukan obat baru. Imbalan yang
diberikan Pemerintah bisa saja tidak sebanyak apa yang akan mereka dapatkan
apabila mereka memonopoli obat tersebut. Bagi industri lain, sistem tersebut bisa
menjadi sangat menguntungkan karena industri-industri lain dapat langsung
memproduksi obat tersebut tanpa harus menunggu masa paten habis. Selain itu,
sistem yang diajukan juga dapat menurunkan harga obat-obat paten sehingga tidak
ada alasan untuk pasien menengah ke bawah tidak dapat membeli obat karena
harganya mahal.
Namun dilihat dari segi perundangan sebenarnya tindakan yang
diambil oleh perusahaan untuk menjual hasil produk patennya dengan harga tinggi
sudah tepat tetapi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kesenjangan sosial
dan merugikan kepentingan masyarakat. Apabila masyarakat susah untuk
memperoleh obat dapat menyebabkan terjadinya peningkatan angka kematian
para penderita HIV/AIDS.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, Jakarta.

Departemen Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 14 Tentang Hak Paten, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai