Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Laboratorium

Jenis anemia tidak bisa ditentukan oleh keterlibatan satu sel darah merah saja,
karena merupakan kelainan yang dapat melibatkan banyak atau multiple sel darah (sel
darah merah, sel darah putih, dan platelet). Kelainan multiple jenis sel darah biasanya
berhubungan dengan keterlibatan sumsum tulang seperti anemia aplastik, leukemia,
kerusakan sel darah berlebihan pada keadaan hipersplenisme dan

gangguan

imunologi seperti idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP). Oleh karena itu untuk
mengetahui keterlibatan sel darah merah atau banyak sel darah maka diperlukan
pemeriksaan jumlah sel darah lengkap (complete blood count).1
Pemeriksaan yang paling sederhana dan wajib dikerjakan adalah pemeriksaan
darah perifer. Pemeriksaan darah perifer dilakukan agar dapat mengetahui
karakteristik morfologi anemia, seperti gambaran hipokrom, mikrositik, makrositik,
normositik bahkan dapat menunjukkan bentuk morfologi abnormal yang spesifik
(Gambar 1).1,2
Gambar 1.1 Pendekatan Diagnostic Anemia dengan Pemeriksaan Apusan Darah.1

Nilai MCV, MCH, MCHC, dan RDW dapat diketahui dari perhitungan alat
electronic blood counting equipment.

Dengan mengetahui nilai MCV dan retikulosit sangat membantu arah diagnosis.
MCV adalah..
Penghitungan MCV adalah dengan cara..
Mean corpuscular volume (MCV) memberikan informasi mengenai ukuran dari sel
darah merah, dimana nilai MCV yang rendah disebut mikrositik (<70 fl) dan
makrositik (>85 fl) atau normositik (72-79 fl). MCV yang rendah (mikrositik)
mengarah ke beberapa penyakit seperti anemia defisiensi besi, thalassemia, infeksi
kronis, keracunan logam berat, malnutrisi berat dan lain lain. Adanya MCV yang
tinggi (makrositik) mengarah pada anemia defisiensi asam folat, atau anemia
defisiensi vitamin B12. Nilai MCV normal menunjukkan adanya kehilangan darah
akut, penyakit hati, stadium awal defisiensi besi. Retikulosit yang meningkat
menunjukkan adanya peningkatan aktifitas eritropoesis, hal ini biasanya terjadi pada
hemolysis atau kehilangan darah kronik, sedangkan rendahnya kadar retikulosit

menunjukkan penurunan eritropoesis seperti pada


anemia aplastic atau eritroblastopenia.1,2
Tabel 1. X Klasifikasi Anemia berdasarkan Mean Corpuscular Volume (MCV) dan
Red cell Distribution Width (RDW)

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) dan Mean Corpuscular Hemoglobin


Concentration (MCHC) memiliki nilai diagnostik yang lebih rendah. Nilai MCH
selalu paralel dengan MCV. Nilai MCHC yang tinggi menunjukkan karakteristik
sferositositosis dan nilai yang rendah menunjukkan adanya kemungkinan kekurangan
zat besi.1
Red Cell Distribution Widht (RDW) meningkat adalah tanda kehilangan darah
kronis atau hemolisis. Retikulosit Indeks merupakan perhitungan yang lebih akurat
untuk eritropoiesis. Pada pasien dengan perdarahan dan hemolisis, retikulosit indeks
biasanya diatas 3%, berbeda pada pasien anemia karena penurunan produksi sel darah
merah, ditemukan retikulosit indeks kurang dari 3 % dan kadang kadang kurang dari
1,5%. Pada kasus anemia refrakter, pemeriksaan biopsi sumsum tulang membantu
tegaknya diagnosis.1

Anda mungkin juga menyukai