Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan beras nasional meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk. Kebutuhan beras nasional pada tahun 2007 mencapai 121 juta ton
dengan asumsi konsumsi per kapita rata-rata 139 kg per tahun. Luas areal lahan padi
sebesar 11,8 juta hektar dan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,7 persen per tahun
dihadapkan pada ancaman rawan pangan pada tahun 2030. Ancaman rawan pangan
tersebut semakin tinggi dengan adanya peningkatan serangan wereng batang cokelat
di lahan persawahan padi. Peningkatan jumlah serangan wereng batang cokelat di
area lahan pertanaman padi tidak terlepas dari penggunaan pestisida kimiawi yang
tidak terkendali. Penggunaan pestisida kimiawi untuk mengendalikan serangga hama
cenderung mengakibatkan penurunan atau bahkan menghilangkan keberadaan musuh
alami. Penurunan keberadaan musuh alami inilah yang kemudian mengakibatkan
peningkatan jumlah serangga hama di lahan pertanaman, termasuk pada lahan
persawahan padi.
Berbagai upaya pengendalian wereng batang cokelat yang lebih ramah
lingkungan telah banyak dilakukan, salah satunya adalah pengendalian berbasis
ekosistem intensif yaitu dengan memaksimalkan pendapatan dan nilai tambah melalui
rekayasa ekologi. Rekayasa ekologi adalah desain sebuah sistem berkelanjutan yang
peduli dan konsisten dengan penggunaan prinsip-prinsip ekologi yang memasukkan
kegiatan manusia dengan lingkungan alami sehingga menguntungkan keduanya.
Serangga musuh alami seringkali memerlukan tempat berlindung sementara
sebelum menemukan inang atau mangsanya. Penanaman tanaman di pinggir lahan
dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut. Selain bertujuan untuk mendapatkan
hasil produksi sampingan, penanaman tanaman di pinggir lahan dapat berfungsi
sebagai sumber makanan bagi imago baik parasitoid maupun predator dan berlindung
sementara (refugia). Refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis
tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau
sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid Refugia
berfungsi sebagai mikrohabitat yang diharapkan mampu memberikan kontribusi
dalam usaha konservasi musuh alami. Alternatif habitat pada agroekosistem dapat
dilakukan dengan pengelolaan gulma. Hal ini akan berdampak pada dinamika
serangga dan meningkatnya peluang lingkungan musuh alami dalam pengendalian
hama biologis
Selain menggunakan refugia kami juga menggunakan beberapa aplikasi yaitu
penggunaan pupuk organik, pestisida nabati berbahan dasar buah maja, dan