Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencampuran
2.1.1. Teori Pencampuran
Dalam proses rekayasa industri, pencampuran adalah operasi unit yang
melibatkan memanipulasi sistem fisik heterogen, dengan maksud untuk
membuatnya lebih homogen. Contoh Familiar termasuk pemompaan air di kolam
renang untuk menghomogenkan suhu air, dan mengaduk adonan pancake untuk
menghilangkan benjolan.
Dalam kimia, suatu pencampuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan
menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi
(obyek tidak menempel satu sama lain). Sementara tak ada perubahan fisik dalam
suatu pencampuran, properti kimia suatu pencampuran, seperti titik lelehnya,
dapat menyimpang dari komponennya. Pencampuran dapat dipisahkan menjadi
komponen aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau
heterogen.
Dalam proses plastic injection molding, Mixing (mencampur) merupakan
langkah pertama kesiapan bahan baku untuk molding (German 1990). Kualitas
bahan baku sangat penting hingga kesalahan dalam pemilihan bahan baku ini
tidak dapat diperbaiki dalam proses selanjutnya. Pencampuran menetapkan
karakteristik dan keseragaman yang dibutuhkan PIM dan dengan demikian tingkat

Universitas Sumatera Utara

keseragaman diharapkan dalam kondisi yang optimal dalam cetakan berikutnya


dan kegiatan sintering.
Tujuan pencampuran adalah untuk melapisi partikel dengan pengikat,
untuk memutus aglomerat, dan untuk mencapai distribusi seragam pengikat dan
ukuran partikel seluruh bahan baku. Selanjutnya beberapa komponen dari binder
harus tipis dan tersebar diantara partikel, untuk mendapatkan ini beberapa detail
harus menjadi pertimbangan yang penting. Untuk binder thermoplastic
pencampuran dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi/menengah karena
disini gaya gunting yang terjadi cukup dominan.
Pencampuran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Pencampuran cairan larut
Campuran cairan larut adalah pencampuran sederhana fisik terdiri
penggabungan dua atau lebih material hingga partikel, bagian, atau tetes masingmasing komponen disebarluaskan dalam satu sama lain secara memuaskan.
Tingkat pencampuran atau keintiman dari partikel adalah masalah penilaian
subjektif seperti apa yang diperlukan. Data yang spesifik yang dibutuhkan
meliputi:

Proporsi relatif dari cairan yang akan dicampur.

Waktu yang tersedia untuk mendapatkan akhir campuran.


Evaluasi dari waktu yang tersedia cukup penting karena memiliki

pengaruh yang besar terhadap tenaga kuda mixer. Input tenaga kuda dipilih untuk
memberikan sejumlah turnovers batch dalam periode waktu tertentu. Dengan

Universitas Sumatera Utara

memperpanjang jangka waktu, tenaga kuda input bisa berkurang, atau sebaliknya
meningkatkan tenaga kuda input akan mengurangi campuran waktu.
Jumlah turnovers batch yang diperlukan untuk mencapai memuaskan campuran
sangat variabel. Sebagai contoh, 12 turnovers harus memberikan campuran cairan
mudah larut viskositas dan densitas yang sama seperti alkohol dan air. Namun,
sebanyak 36 turnovers mungkin diperlukan untuk mudah larut dari viskositas
cairan yang sangat berbeda seperti glukosa dan air.
b. Suspensi padat
Suspensi padat adalah juga pekerjaan fisik yang melibatkan pencampuran
sederhana menangguhkan padatan tidak larut dalam cairan. Data yang spesifik
yang dibutuhkan meliputi:

Persentase padatan, ukuran partikel, dan kecepatan pengaturan di kaki per


detik.

Kemudahan membasahi dari zat padat (Lihat juga Dispersi)

Jenis suspensi yang dibutuhkan (a) suspensi seragam dari semua partikel,
atau (b) suspensi off-bawah semua padatan.

c. Dispersi
Dispersi biasanya didefinisikan sebagai campuran dari dua atau lebih
cairan non-larut, atau padatan dan cairan, menjadi massa pseudo-homogen yang
lebih atau kurang stabil yang diukur oleh kehidupan sebelum perpisahan terlihat
terjadi. Hal ini dapat mencakup berbagai jenis produk dari slurries untuk dispersi
berat seperti pasta pigmen, mendempul senyawa, dll Power input per satuan

Universitas Sumatera Utara

volume dapat sangat bervariasi. Baling-baling konvensional atau turbin pada


baling-baling khas dan kecepatan turbin yang memadai dalam beberapa aplikasi.
Di lain, impeler kecepatan tinggi memperkenalkan geser yang lebih tinggi dan
intensitas yang lebih besar dari agitasi yang diinginkan untuk memenuhi masalah
menyebar dalam jangka waktu yang wajar. Beberapa aplikasi dapat menyebar
rutin, yang lain mungkin memerlukan data eksperimen untuk menentukan tipe
terbaik dari mixer.
Data tambahan yang diperlukan termasuk :

Jenis dispersi (cair-cair, padat dalam bentuk cair, gas dalam cair).

Relatif jumlah setiap tahap.

Viskositas produk akhir, jika diketahui, bersama dengan rincian kondisi


viskositas sementara atau interim yang lebih ekstrim dari kondisi awal atau
akhir.

Tingkat penambahan satu komponen ke lain, dan di mana urutan.

Jika padatan yang hadir, beberapa ekspresi untuk kemudahan atau


kesulitan pembasahan. Beberapa bahan yang bersifat halus cahaya
cenderung mengapung di permukaan cairan, sedangkan yang lain mungkin
cenderung untuk membentuk aglomerat yang menolak pembasahan
lengkap. Kedua kondisi membutuhkan intensitas lebih besar agitasi untuk
menyelesaikan dispersi.

Waktu yang tersedia untuk menciptakan dispersi. Dimana kandungan


padatan rendah, padatan mudah dapat dibasahi, dan aglomerat tidak
membentuk, persyaratan aplikasi dan tenaga kuda yang mirip dengan

Universitas Sumatera Utara

suspensi padatan. Sebuah perubahan waktu yang tersedia memiliki


pengaruh yang sangat sedikit pada tingkat daya kuda karena bahan
tersebut biasanya tersebar secepat itu ditambahkan. Dalam lebih daya kuda
aplikasi tingkat dan sulit waktu yang tersedia biasanya memiliki hubungan
yang pasti karena tidak perlu hanya untuk geser tinggi tetapi untuk omset
memadai.

Kehalusan dispersi perlu dihasilkan oleh mixer. Hal ini berlaku untuk
dispersi padat dalam cairan dan biasanya ditunjuk sebagai ukuran mikron
partikel. Beberapa dispersi dianggap lengkap bila hanya halus dalam
penampilan, yang lainnya mungkin memerlukan pengurangan aglomerat
dengan ukuran mikron tertentu maksimal. Aglomerat terbentuk setelah
entrainment awal padatan dapat dikurangi lebih mudah sampai titik
tertentu, setelah pengurangan lebih lanjut menjadi sangat lambat dengan
tingkat daya kuda konvensional. Dalam kondisi ini, jika waktu adalah
penting, tenaga kuda tinggi khusus, geser tinggi, mixer omset tinggi akan
diperlukan. Jika pengolahan berikutnya (atau pengurangan partikel dalam
jenis peralatan lainnya, seperti roller, pasir atau pabrik koloid,
direncanakan, ini harus dinyatakan karena akan menyederhanakan
pekerjaan menyebar dibutuhkan mixer.

d. Dissolving (pembubaran)
Dissolving umumnya mengacu pada melarutkan yang solid dalam cairan.
Berikut kebutuhannya adalah untuk memberikan laju aliran yang baik cair masa
lalu permukaan padatan. Secara umum, bahan kristal mudah larut jenis agitasi

Universitas Sumatera Utara

yang menyediakan pembasahan awal dan suspensi padatan akan memuaskan


semua aplikasi. Dalam kasus-kasus di mana makanan padat sulit untuk
membubarkan atau mana lebih cepat melarutkan diinginkan, tingkat daya kuda
yang lebih tinggi diperlukan.
Jenis melarutkan berbagai masalah yang dihadapi ketika padatan adalah
bahan non-kristalin seperti karet alam dan sintetis, resin padat dan polimer
komersial lainnya. Bahan-bahan ini pertama melunak dan menjadi sangat lengket.
Partikel-partikel ini cenderung menggumpal menjadi massa yang lebih besar atau
untuk mengikuti dinding kapal. Peningkatan viskositas solusi dalam hasil
pelarutan, dengan viskositas akhir menjadi sangat tinggi dalam solusi yang
memiliki kandungan tinggi padat. Pembubaran aplikasi jenis ini harus
mempertimbangkan faktor viskositas sebagai bagian inheren dari masalah
melarutkan.

e. Ekstrasi
Dalam aplikasi pencampuran, ini didefinisikan sebagai pemisahan satu
atau lebih komponen dari suatu campuran dengan menggunakan cairan pelarut.
Setidaknya salah satu komponen harus bercampur dengan atau hanya sebagian
terlarut dalam cairan ekstraktif sehingga setidaknya dua tahap terbentuk selama
dan setelah proses ekstraksi. Ekstraksi operasi umumnya dipecah menjadi berikut:

Cair-cair ekstraksi, dimana campuran cairan dirawat dan dua fase yang
terbentuk adalah kedua cairan.

Universitas Sumatera Utara

Pencucian, di mana satu atau lebih komponen dari campuran padat


dikeluarkan oleh pengobatan cair.

Mencuci, yang mirip dengan pencucian kecuali bahwa padatan dihapus


biasanya hadir hanya pada permukaan padat daripada seluruh fasa padat.

Precipitive ekstraksi, di mana suatu sistem cairan homogen dari dua atau
lebih komponen ini disebabkan untuk dipecah menjadi dua tahap dengan
penambahan komponen ketiga.
Dalam semua sistem ini, agitasi digunakan untuk meningkatkan rendemen

dengan area kontak meningkatkan dan koefisien perpindahan massa. Geser tinggi
dan omset tinggi pada umumnya diberikan untuk membubarkan tahapan dalam
ekstraksi cair-cair dan pencucian dengan tingkat daya kuda mirip dengan dispersi.
Namun, mencuci dan ekstraksi precipitive biasanya hanya memerlukan agitasi
ringan mirip dengan pencampuran.
Ekstraksi dapat dilakukan di dalam sebuah bejana tahap tunggal, atau
dalam serangkaian bejana. Kolom lawan ekstraksi terus menerus telah menjadi
kepentingan dalam beberapa tahun terakhir karena dapat menangani cukup laju
aliran tinggi melalui daerah pencampuran yang relatif kecil dengan kecepatan-di
tingkat aliran proses.
Ekstraksi persyaratan pemrosesan sangat bervariasi tergantung pada
operasi yang akan dilakukan bahwa tidak praktis untuk mencoba untuk tabulasi
data tertentu yang diperlukan. Biasanya yang terbaik adalah mencoba untuk
mengklasifikasikan di bawah salah satu operasi lain seperti suspensi atau dispersi
padatan.

Universitas Sumatera Utara

Ada banyak metode pencampuran mengasumsikan bahwa serbuk


merupakan cairan, dan pencampuran didominasi oleh difusi yang melintang
terhadap bidang gaya gunting. Tetapi model difusi ini kurang sesuai untuk
campuaran PIM (plactic injection molding), karena mengabaikan sifat gumpalan
serbuk pada saat mixing. satu hal yang penting adalah meramalkan waktu yang
diperlukian untuk mendapatkan campuran yang homogen.
Proses pencampuran memungkinkan bahan pengikat untuk berpindah
diantara permukaan pertikel bahan campuran untuk mencapai keseragaman.
Tingkat keseragaman diperoleh berdasarkan sifat alami (dasar) dari setiap
komponen campuran dan tehnik pencampurannya serta pengaruh kondisi.

2.1.2. Metode Pencampuran


Proses pencampuran memungkinkan bahan pengikat untuk berpindah
diantara permukaan pertikel bahan campuran untuk mencapai keseragaman.
Tingkat keseragaman diperoleh berdasarkan sifat alami (dasar) dari setiap
komponen campuran dan tehnik pencampurannya serta pengaruh kondisi.
Beberapa tehnik dalam proses pencampuran dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pencampuran Reaksi
Metode pencampuran reaksi merupakan satu metode yang begitu inovatif.
Penggunaan metode ini memudahkan dalam penyamarataan sifat dan karakteristik

Universitas Sumatera Utara

bila terdapat material baru yang memiliki ketidaksesuaian yang tinggi. Proses ini
seringkali melibatkan penambahan bahan reaktif ketiga, seperti bahan
multifungsional co-polimer atau katalis trans-reactive. Peningkatan kemampuan
campuran reaktif untuk memperlihatkan efek emulsi rantai plastik atau bahan copolimer tambahan yang terbentuk selama proses pencampuran. Campuran yang
lebih sempurna dengan tingkat produktif yang tinggi dapat diperoleh dengan
metode ini, tetapi harus melalui pengendalian proses produksi yang lebih intensif.
2. Polimerisasi
Metode polimerisasi digunakan untuk mempersiapkan campuran bahan
plastik, terutama pada polimerisasi emulsi. Bahan-bahan plastik dibutuhkan dalam
bentuk latek atau emulsi. Proses pencampuran bahan latek yang ukurannya sangat
kecil, akan berkurang dalam skala satu mikron atau lebih, saat pemisahan yang
sempurna oleh air. Tidak ada pengaruh panas, tegangan dan bahan pengikat, jika
latek diuapkan atau dibekukan. Campuran bahan plastik yang padat biasanya
dapat diperoleh dengan proses pemisahan antara kedua komponen.
3. Pencampuran secara Mekanik
Pencampuran antara dua atau lebih bahan plastik pada titik cairnya
merupakan praktek proses pemesinan secara langsung. Komposisi campuran
sudah ditemukan dan ditentukan dengan jelas. Pencampuran mekanik molekul
plastik pada titik cairnya diperkirakan akan berjalan lambat dan tidak utuh. Suhu
pencampuran harus diatas suhu cair (Tm) dari unsur plastik yang menjadi
komponen dalam campuran. Untuk alasan ekonomi, pencampuran secara mekanik
lebih mendominasi. Ukuran partikel pada fase pemisahan sangat perlu

Universitas Sumatera Utara

dipertimbangkan

untuk

mengoptimalkan

kinerja

campuran.

Biasanya

pencampuran mekanik hanya memproduksi campuran kasar. Sifat campuran


sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan suhu pencampuran. Keseragaman
campuran hanya dapat dicapai setelah tahap proses pencairan. Contoh mesin yang
digunakan pada pencampuran mekanik, antara lain :
Two Roll Mill
Two-roll mill terdiri dari dua buah roll horizontal yang paralel dan
berputar pada arah yang berbeda. Jarak antara kedua roll dibuat dengan jarak
tertentu sehingga dapat diatur/distel karena memiliki bantalan blok pada sisi
bagian depan secara berlawanan dengan setelan screw. Roll balik berputar lebih
cepat ketimbang roll maju sesuai perbandingan yang disebut friction ratio.
Friction rasio yang tinggi digunakan untuk menyaring campuran. Putaran roll
menarik campuran kearah jepitan, yang merupakan pembersih pada roll.
Permukaan sisa bagian roll digunakan untuk mengangkut kembali bahan mentah
kearah jepitan untuk proses pencampuran berikutnya. Sebahagian besar kerja
dilakukan dengan lambat pada roll bagian depan selama proses penggabungan
campuran. Air dingin dialirkan melalui rongga roll untuk mendinginkan material
masuk yang mengalami kontak langsung dengan permukaan roll selama proses
pencampuran.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Proses pencampuran pada mesin two roll mill

Internal Mixer
Alat penekan bertekanan tinggi seperti internal mixer digunakan untuk
memanaskan dan mestabilkan perubahan campuran. Alat ini terdiri dari dua buah
rotor horizontal yang terbungkus. Kerja yang dilakukan mesin ini terjadi antar
rotor dan antara rotor dengan jaket. Bentuk rotor ini menyerupai bentuk mesin
pencampur axial sepanjang arah maju. Campuran masuk ke ruang pencampur
melalui saluran masuk vertikal yang ditempatkan pada pengarah penekan yang
bergerak secara hidrolik. Permukaan penekan sebelah bawah merupakan bagian
dari ruang pencampuran. Campuran yang sudah merata disalurkan melalui bagian
bawah dinding ruang pencampuran. Terdapat rongga yang kecil antara kedua rotor
yang biasanya dijalankan pada kecepatan yang berbeda antara rotor dan dinding
ruang pencampuran. Dari bentuk rotor dan gerakan penekan selama proses dapat
dipastikan semua partikel campuran mengalami shear stress yang intensif pada
celah (rongga) antara kedua rotor.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Proses Pencampuran padaInternal Mixer

4. Solusi Pencampuran (Solution Mixer)


Pada metode ini, bahan plastik yang dicampur akan menyatu bersama
dengan pelarut. Hal ini akan menghilangkan atau paling tidak meminimalisir
permasalahan kinetik yang terjadi selama proses pencampuran yang tidak
sempurna dan perubahan struktur kimia yang disebabkan oleh panas dan shear
stress. Solusi pencampuran sangat bermanfaat untuk pembelajaran mekanisme
dasar kristalisasi dan parameter interaksi.

2.1.3. Mekanisme Pencampuran


Dalam bentuk bubuk pencampuran dua dimensi yang berbeda dalam
proses pencampuran dapat ditentukan konvektif pencampuran dan intensif
pencampuran. Dalam kasus bahan campuran konvektif di mixer diangkut dari satu

Universitas Sumatera Utara

lokasi ke lokasi lain. Jenis proses pencampuran akan menyebabkan keadaan


kurang memerintahkan di dalam mixer, komponen yang harus dicampur akan
didistribusikan ke komponen lainnya. Dengan maju waktu campuran akan
menjadi lebih dan lebih secara acak dipesan. Setelah waktu pencampuran tertentu
negara acak utama tercapai. Biasanya jenis ini diterapkan untuk pencampuran
bahan-bahan

gratis-mengalir

dan

kasar.

Kemungkinan

ancaman

selama

pencampuran makro adalah-de pencampuran komponen, karena perbedaan dalam


ukuran, bentuk atau densitas dari partikel yang berbeda dapat menyebabkan
segregasi. Dalam rentang pencampuran konvektif, Hosokawa memiliki beberapa
proses yang tersedia dari mixer silo ke mixer horizontal dan pencampur kerucut.
Jenis yang paling terkenal adalah Vrieco-Nauta mixer, karena kemampuannya
itu untuk campuran bahan tanpa segregasi.
Ketika bahan kohesif, yang merupakan kasus dengan misalnya partikel
halus dan juga dengan material yang basah, konveksi pencampuran tidak lagi
cukup untuk mendapatkan campuran secara acak dipesan. Yang kuat relatif antarpartikel kekuatan akan membentuk benjolan, yang tidak rusak oleh kekuatan
transportasi ringan di mixer konvektif. Dalam rangka memperkecil ukuran
benjolan pasukan tambahan yang diperlukan; energi lebih intensif yaitu
pencampuran diperlukan. Pasukan tambahan ini dapat menjadi dampak kekuatan
atau gaya geser.

Universitas Sumatera Utara

2.2. Defenisi Hot Press

Hot press merupakan suatu perlakuan dengan menggunakan mesin press


panas yang digunakan untuk menyampaikan konsep tekanan dengan aplikasi
panas untuk melelehkan bahan, (seperti termoplastik) yang juga disebut termo
pembentuk, prosedur ini menciptakan produk dengan tekstur, atau bentuk dapat
dipakai sebagai hasil langsung. Operasi ini dicapai melalui penggunaan hidrolik
atau dengan operasi dari sebuah proses sekrup disesuaikan untuk mentransfer
energi, (dalam bentuk tekanan), untuk materi.
Suhu berkisar diperlukan tergantung pada respon panas dari bahan yang
digunakan. Contoh dari produk jadi akan menjadi dash board plastik dari sebuah
mobil ekonomi atau sejumlah berbentuk potongan yang membentuk mobil, mesin,
furnitur, dll. Menekan telah digunakan selama ratusan tahun, jauh sebelum
penerapan listrik dan hidrolika. Pengolahan cair dari buah-buahan dan sayuran,
seperti zaitun dan anggur telah bekerja hand-made, menekan sekrup kayu dan
perangkat serupa lainnya yang akan memberikan tekanan yang cukup untuk
membuat jus atau minyak.
Salah satu jenis tertua mesin press adalah mesin cetak. Asli terdiri dari
basis perancah yang kertas ditempatkan. Pada sebuah pelat atas, (platen), bentuk
cetak ketik ditempatkan, tangan tinta, dan menurunkan untuk menghubungi kertas
di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Dengan mengencangkan pelat terhadap kertas menggunakan sebuah


gelendong, tekanan diberikan dan mencetak didirikan. Selama berabad-abad,
platen yang modern. Kemudian silinder menekan dan menekan rotary
dikembangkan yang sangat meningkatkan tingkat produksi.

2.3. Definisi Plastic Injection Molding

Plastic Injection Molding ( PIM ) merupakan salah satu proses injection


molding yang sering digunakan untuk menghasilkan atau memproses komponenkomponen yang kecil dan berbentuk rumit (Boses 1995),

Proses Injection

Molding mampu menghasilkan bentuk rumit dalam jumlah besar maupun kecil
pada hampir semua jenis bahan termasuk logam, keramik, campuran logam dan
plastik.
Secara umum proses PIM dibagi menjadi beberapa tahap seperti pada
gambar 2.1 (German 1990). Proses ini dimulai dengan mencampur bahan baku
plastik. Kemudian campuran ini dibutirkan lalu disuntik ke dalam cetakan (mould)
sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

Serbuk
Campuran

Butiran

Binder

Pencetakan

Debinding

Sintering

Selesai

Keluaran

Gambar 2.3 Tahapan Proses Plastic Injection Molding ( PIM ) (German 1990 )

2.4. Pengenalan Bahan Baku

Istilah plastik dan polimer sering kali dipakai secara bergantian. Faktanya,
plastik adalah suatu material hasil rekayasa yang tidak sederhana dalam struktur
molekulnya melainkan memiliki komposisi yang rumit, yang dengan sengaja
diatur untuk memenuhi aplikasi aplikasi spesifik yang diinginkan. Plastik
merupakan polimer yang ditambah kan dengan aditif, dimana aditif merupakan
material yang dapat meningkatkan kemampuan (properties) polimer.
Struktur penting pada polimer antara lain:

Universitas Sumatera Utara

1. Crystallinity (kristalinitas)
Struktur polimer yang tidak tersusun secara teratur umumnya memiliki warna
transparan. Karakteristik ini membuat polimer dapat digunakan untuk berbagai
aplikasi seperti pembungkus makanan, kontak lensa dan sebagainya. Semakin
tinggi derajat kristalisasinya, semakin sedikit cahaya yang dapat melewati polimer
tersebut.

2. Thermosetting dan Thermoplastic (Daya tahan terhadap panas)


Berdasarkan ketahanannya terhadap panas, polimer dibedakan menjadi polimer
thermoplastic dan thermosetting. Polimer thermoplastic dapat melunak bila
dipanaskan, sehingga jenis polimer ini dapat dibentuk ulang. Sedangkan polimer
thermosetting setelah dipanaskan tidak dapat dibentuk ulang. Ketahanan polimer
terhadap panas ini membuatnya dapat digunakan pada berbagai aplikasi antara
lain untuk insulasi listrik, insulasi panas, penyimpanan bahan kimia dan
sebagainya.

3. Branching (percabangan)
Semakin banyak cabang pada rantai polimer maka densitasnya akan semakin
kecil. Hal ini akan membuat titik leleh polimer berkurang dan elastisitasnya
bertambah karena gaya ikatan intermolekularnya semakin lemah.

4. Tacticity (taktisitas)

Universitas Sumatera Utara

Taktisitas menggambarkan susunan isomerik gugus fungsional dari rantai karbon.


Ada tiga jenis taktisitas yaitu isotaktik dimana gugus-gugus subtituennya terletak
pada satu sisi yang sama, sindiotaktik dimana gugus-gugus subtituennya lebih
teratur, dan ataktik dimana gugus-gugus subtituennya terletak pada sisi yang acak.
Pada dasarnya plastik secara umum digolongkan ke dalam 3 (tiga) macam
dilihat dari temperaturnya, yakni :
1. Bahan Thermoplastik (Thermoplastic) yaitu akan melunak bila dipanaskan
dan setelah didinginkan akan dapat mengeras. Contoh bahan thermoplastik
adalah : Polistiren, Polietilen, Polipropilen, Nilon, Plastik fleksiglass dan
Teflon.
2. Bahan Thermoseting (Thermosetting) yaitu plastik dalam bentuk cair dan
dapat dicetak sesuai yang diinginkan serta akan mengeras jika dipanaskan
dan tetap tidak dapat dibuat menjadi plastik lagi. Contoh bahan
thermosetting adalah : Bakelit, Silikon dan Epoksi.
3. Bahan Elastis (Elastomer) yaitu bahan yang sangat elastis. Contoh bahan
elastis adalah : karet sintetis.
Beberapa keuntungan plastik adalah :
1. Massa jenis rendah (0,9-2,2 [g/cm3])
2. Tahan terhadap arus listrik dan panas, memiliki sedikit elektron bebas
untuk mengalirkan panas dan arus listrik.
3. Tahan terhadap korosi kimia karena tidak terionisasi untuk membentuk
elektron kimia. Pada umumnya tahan terhadap larutan kimia, dan logam
juga sangat sukar untuk larut.

Universitas Sumatera Utara

4. Mempunyai permukaan dan penampakan yang sangat baik dan mudah


diwarnai.
Kerugian plastik adalah :
1. Modulus elastisnya rendah.
2. Mudah mulur (Creep) pada suhu kamar.
3. Maksimum temperatur nominalnya rendah.
4. Mudah patah pada sudut bagian yang tajam.

2.5. Pemanfaatan Polimer


Penggunaan polimer dalam kehidupan sehari hari yang telah dikenal dan
digunakan secara umum yaitu:
1. Polyurethanes
Polyurethanes banyak digunakan untuk produk-produk yang terbuat dari
foam, serat, dan yang digunakan untuk elastomer dan pelapis
(coating).Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk
pembuatan wadah dari foam, untuk industri garmen, untuk aplikasi bahan
bangunan dan sebagainya.
2. Polyester
Poliester dibentuk dari monomer-monomer ester.Salah satu contoh
polimer ini adalah dakron.Dakron digunakan sebagai serat tekstil. Selain
dakron dikenal pula Mylar, yang digunakan sebagai pita perekam
magnetik

Universitas Sumatera Utara

3. Polypropylene (PP)
Biasanya digunakan untuk membuat karung, tali, botol dan sebagainya.
4. Polyethylene (PE)
Biasanya digunakan untuk pembungkus makanan, kantung plastik, ember
dan sebagainya.
5. Akrilat (flexiglass)
Beberapa

polimer

dibuat

dari

asam

akrilat

sebagai

monomernya.Polimetilmetakrilat atau flexiglass merupakan plastik bening,


keras tetapi ringan.Polimer jenis ini banyak digunakan untuk kaca jendela
pesawat terbang dan mobil.
6. Bakelit
Bakelit banyak digunakan untuk alat-alat listrik.
7. PVC
PVC (polivinilklorida) biasanya digunakan untuk membuat pipa, selang,
pelapis lantai dan sebagainya
8. Teflon
Teflon atau politetrafluoroetilena memiliki sifat yang tahan terhadap bahan
kimia dan panas, sehingga seringkali digunakan untuk pelapis tangki atau
panci anti lengket
9. Karet alam dan karet sintetis
Karet diperoleh dari getah pohon karet (lateks).Karet alam merupakan
polimer isoprena.Karet sintetis terdiri dari beberapa macam, misalnya
polibutadiena, polikloroprena dan polistirena.Karet sintetis yang telah

Universitas Sumatera Utara

banyak dikenal yaitu SBR. SBR terdiri dari monomer stirena dan 1,3butadiena, banyak digunakan untuk pembuatan ban mobil.

Berikut contoh penggunaan polimer dalam kehidupan sehari hari:

Gambar 2.4 Penggunaan polimer dalam kehidupan sehari- hari

Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan plastik


meliputi :

Universitas Sumatera Utara

1. Aplikasi
Sebelum memilih bahan plastik, perlu dipertimbangkan apakah bahan
tersebut

memenuhi

kebutuhan

aplikasi.

Empat

hal

dapat

dipertimbangkan sebagai parameter/kondisi untuk penggunaan

Lingkungan penggunaan
Perlu meneliti pengaruh lingkungan terhadap produk yang dibuat
dari bahan plastik yang digunakan. Pengaruh lingkungan tersebut
meliputi suhu, kelembaban dan daerah kerja, kemungkinan kontak
dengan gas, unsur kimia, atau larutan kimia, maupun keterbukaan
alam (matahari, hujan atau radiasi)

Jenis gaya eksternal yang dikenakan padanya


Perlu dianalisa jenis gaya eksternal seperti gaya tarik, lentur,
kompresi, geser atau friksi yang dikenakan di bawah lingkungan
tersebut di atas dan bagaimana kombinasi dari gaya-gaya di atas.
Perlu diteliti apakah gaya-gaya ini dikenakan sebagai beban
tumbukan, tegangan berulang atau gaya dinamis. Setelah
mempertimbangkan faktor-faktor ini baru memilih bahan-bahan
plastik yang memiliki ketahanan terhadap gaya eksternal.

Situasi khusus
Setiap negeri mempunyai standar kualitas tidak sama, sehingga
bahan yang dipilih harus memenuhi persyaratan standar di negara
masing-masing, misalnya bahan plastik yang digunakan dalam
bidang kelistrikan untuk di ekspor ke Amerika Serikat harus

Universitas Sumatera Utara

memenuhi persyaratan Standar UL untuk keamanan termal dan


listrik.

Pengguna dan tujuan pemakaian


Faktor tersebut pantas memperoleh perhatian siapa pengguna
produk tersebut misalnya anak-anak, atau orang dewasa baru
dipertimbangkan pemilihan bahan yang sesuai atau tidak
membahayakan. Selanjutnya mempertimbangkan di mana produk
tersebut akan digunakan, apakah untuk tujuan produksi atau untuk
konsumen umum, baru kemudian memilih jenis bahan plastik
yang di kehendaki.

2. Sifat-sifat Bahan Plastik


Dengan mempertimbangkan faktor yang memenuhi aplikasi pemilihan
bahan plastik, barulah memilih bahan plastik yang memiliki sifat-sifat
bahan tersebut seperti berat spesifik, warna, transparansi, sifat,
mekanik, elektronik, termal, kimiawi, durabilitas dan prosesabilitas.
3. Pertimbangan Ekonomis
Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan jenis
bahan plastik baik dengan membandingkan harga produk saingan
maupun dengan bahan plastik lain setelah mempertimbangkan biaya
proses fabrikasi.

Universitas Sumatera Utara

4. Keamanan dan Kesehatan


Merupakan salah satu faktor penting mempertimbangkan kesehatan
dan keamanan orang yang bekerja pada proses fabrikasi dan atau
pengguna prosuk akhir.
5. Limbah
Hal ini penting di carikan jalan keluar penanganannya, disertai
kegiatan promosi daur ulang dalam proses proses produksi.

2.6. Bahan baku


a. Polyethylene (PE)
Polyethylene merupakan polimer termoplastik yang mudah diolah maka
dari itu sering di cetak dengan penekanan, injeksi, ekstruksi, peniupan dan hampa
udara. Polyethylene massa jenis terendah terutama digunakan dalam bentuk tipis
atau lembaran, misalnya : tas, botol-botol yang dapat dijepit tabung tinta pada
pena, tali senar/dawai, isolator kabel, wadah alat dapur, botol minyak tanah, dan
kantong tempat sampah. Sedangkan polyethylene massa jenis tinggi digunakan
untuk perpipaan, mainan, filament tenunan dan peralatan rumah tangga.
Pada polyethylene massa jenis rendah, molekul-molekulnya tidak
mengkristal secra baik tetapi memiliki banyak cabang. Polyethylene mengandung
unsur kimia karbon dan hidrogen dan juga dibuat melalui polimerisasi etena..
Disisi lain polyethylene tekanan rendah kurang bercabang dan merupakan rantai
lurus karena itu massa jenisnya lebih besar sebab mengkristal secara baik
sehingga memiliki kristalinitas tinggi. Karena kristal yang berbentuk baik itu

Universitas Sumatera Utara

mempunyai gaya antar molekul yang kuat, maka bahan ini memiliki kekuatan
mekanis yang tinggi dan titik lunak yang tinggi pula.
Polyethylene ini dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen yang dapat
diperoleh dengan memberi hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak
(nafia), gas alam atau asetelin.Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh,
dan transisi gelas sulit melihat sifat fisik polietilena. Temperatur titik tersebut
sangat bervariasi bergantung pada tipe polietilena. Pada tingkat komersil,
polietilena berdensitas tinggi, titik lelehnya 135oC. Titik leleh polietilen HDPE
mempunyai tingkat resistansi kimia yang sangat baik dan tidak larut pada
temperatur ruang karena sifat kristalinitas mereka. Polietilena umumnya bisa
dilarutkan pada temperatur yang tinggi dalam hidrokarbon aromatik seperti
toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi seperti trikloroetana atau
triklorobenzena.
Produknya mempunyai fleksibilitas pada suhu ruang maupun rendah, kedap air,
tidak ber- reaksi dengan zat kimia, dapat disambung dengan cara dipanaskan dan
dapat diberi warna. Produknya mencakup: cetakan es, baki, pencuci film, kain,
kemasan, botol susu bayi, selang air, kabel koaksial dan bahan isolasi atau
peredam getaran untuk frekwensi tinggi. Semua produk-produk diatas, dibuat
dengan cara: cetak-injeksi, cetak-tiup atau ekstrusi.

Universitas Sumatera Utara

Table 2.1 Sifat fisik, mekanis dan thermal dari Polyethylene

TYPICAL PROPERTIES of POLYETHYLENE


ASTM or UL test

Property

LDPE HDPE UHMW

PHYSICAL
D792

Density (lb/in)
(g/cm)

0.033
0.92

0.035
0.95

0.034
0.93

D570

Water Absorption, 24 hrs (%)

<0.01

MECHANICAL
1,8004,600
2,200

D638

Tensile Strength (psi)

3,100

D638

Tensile Modulus (psi)

125,000

D638

Tensile Elongation at Yield (%)

600

900

D790

Flexural Strength (psi)

D790

Flexural Modulus (psi)

D695

Compressive Strength (psi)

2,000

D695

Compressive Modulus (psi)

D785

Hardness, Shore D

D41D50

D69

D62D66

D256

IZOD Notched Impact (ft-lb/in)

No
Break

No
Break

11

200,000 125,000

THERMAL

D696

Coefficient of Linear Thermal


Expansion
(x 10-5 in./in./F)

D648

Heat Deflection Temp (F / C)


at 66 psi

120 /
48

170 /
203 / 95
76

Universitas Sumatera Utara

at 264 psi

D3418

105 /
36

Approx. Melting Temperature (F 230 /


/ C)
110
160 /
71

150 / 180 / 82
40
260 /
125

280 /
138

180 /
180 / 82
82

Max Operating Temp (F / C)

C177

Thermal Conductivity
(BTU-in/ft-hr-F)
(x 10-4 cal/cm-sec-C)

2.92
10.06

UL94

Flammability Rating

n.r.

n.r.

H-B

ELECTRICAL
D149

Dielectric Strength (V/mil) short


time, 1/8" thick

460700

450500

900

D150

Dielectric Constant at 1 kHz

2.252.30

2.302.35

2.302.35

D150

Dissipation Factor at 1 kHz

D257

Volume Resistivity (ohm-cm) at


50% RH

1015

1015

D495

Arc Resistance (sec)

135160

200250-350
250

0.0002 0.0002 0.0002


1018

Sumber : Boedeker.com

Universitas Sumatera Utara

b. Polyprophylene (PP)
Polipropilen dibentuk dengan berbagai tekni termoplastik, memiliki
sifat-sifat listrik yang baik, tahan terhadap impak, kekuatan nya tinggi dan tahan
terhadap suhu tinggi serta zat-zat kimia.
Serat polipropilen dapat dijalin untuk dijadikan tali/tambang, jala dan tekstil.
Sering juga digunakan untuk membuat peralatan rumah sakit, laboratorium,
mainan anak-anak, koper, perabotan, kemasan makanan, kotak TV dan isolasi
listrik.
Polypropylene memiliki sifat sifat yang serupa dengan polyethylene Sifat
mekaniknya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan
serat gelas dan pemuaian termal juga dapat diperbaiki sampai setingkat dengan
bahan thermoseting. Sifat- sifat listriknya hampir sama dengan sifat-sifat pada
polyethylene. Tahan kimianya kira-kira sama bahkan lebih baik dari pada
polyethylene massa jenis tinggi.
Polypropylene paling umum digunakan untuk cetakan plastik, dimana hal
ini disuntikkan ke dalam cetakan sementara cair, membentuk bentuk kompleks
dengan biaya yang relatif rendah dan volume tinggi; contoh termasuk tutup botol,
botol, dan alat kelengkapan. Polypropylene memiliki rumus molekul (C3H6)n.
Massa jenisnya rendah (0,90 - 0,92) termasuk kelompok yang paling ringan
diantara bahan polimer, dapat terbakar bila dinyalakan dibandingkan polyethylene
massa jenis tinggi. Titik lelehnyanya tinggi sekali (176C), kekuatan tarik,
kekuatan lentur dan kekuatannya lebih tinggi tetapi tahan impaknya lebih rendah
terutama pada temperatur rendah.

Universitas Sumatera Utara

Table 2.2 Sifat fisik, mekanis dan thermal dari Polpropylene


TYPICAL PROPERTIES of POLYPROPYLENE
ASTM or
UL test

Property

Homopolymer

CoFlame
Polymer Retardant

PHYSICAL
D792

Density (lb/in)
(g/cm)

0.033
0.905

0.033
0.897

0.035
0.988

D570

Water Absorption, 24 hrs (%)

<0.01

0.01

0.02

MECHANICAL
D638

Tensile Strength (psi)

4,800

4,800

4,300

D638

Tensile Modulus (psi)

195,000

D638

Tensile Elongation at Yield (%)

12

23

28

D790

Flexural Strength (psi)

7,000

5,400

D790

Flexural Modulus (psi)

180,000

D695

Compressive Strength (psi)

7,000

6,000

D695

Compressive Modulus (psi)

D785

Hardness, Rockwell R

92

80

D256

IZOD Notched Impact (ft-lb/in)

1.9

7.5

0.65

6.2

6.6

160,000 145,000

THERMAL

D696

Coefficient of Linear Thermal


Expansion
(x 10-5 in./in./F)

D648

Heat Deflection Temp (F / C)


at 66 psi
at 264 psi

210 / 99
125 / 52

D3418

Melting Temperature (F / C)

327 / 164

173 / 78 106 / 41
110 / 43 57 / 14
327 /

327 / 164

Universitas Sumatera Utara

164
-

Max Operating Temp (F / C)

180 / 82

170 / 77 180 / 82

C177

Thermal Conductivity
(BTU-in/ft-hr-F)
(x 10-4 cal/cm-sec-C)

0.76-0.81
2.6-2.8

UL94

Flammability Rating

HB

n.r.

V-O

ELECTRICAL
D149

Dielectric Strength (V/mil) short


time, 1/8" thick

500-660

475

500-650

D150

Dielectric Constant at 1 kHz

2.25

2.2-2.36

2.3

D150

Dissipation Factor at 1 kHz

D257

Volume Resistivity (ohm-cm) at


50% RH

8.5 x 1014

2 x 1016

1015

D495

Arc Resistance (sec)

160

100

0.0005-0.0018 0.0017

Sumber : Boedeker.com
2.7. Sifat Mekanik Polimer
2.7.1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik dari polimer. Ada beberapa
macam kekuatan dalam polimer, diantaranya yaitu:
A. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Kekuatan tarik adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu
sampel. Kekuatan tarik penting untuk polymer yang akan ditarik,
contohnya fiber, harus mempunyai kekuatan tarik yang baik.

Universitas Sumatera Utara

B. Compressive strength
Adalah ketahanan terhadap tekanan.Beton merupakan contoh material
yang memiliki kekuatan tekan yang bagus.Segala sesuatu yang harus
menahan berat dari bawah harus mempunyai kekuatan tekan yang bagus.
C. Flexural strength
Adalah ketahanan pada bending (flexing).Polimer mempunyai flexural
strength jika dia kuat saat dibengkokkan.
D. Impact strength
Adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara tiba-tiba.Polimer
mempunyai kekuatan impak jika dia kuat saat dipukul dengan keras secara
tiba-tiba seperti dengan palu.
2.7.2. Elongation
Semua jenis kekuatan memberitahu kita berapa tegangan yang dibutuhkan
untuk mematahkan sesuatu, tetapi tidak memberitahu kita tentang apa yang terjadi
pada sampel kita saat kita mencoba untuk mematahkannya, itulah kenapa kita
mempelajari elongation dari polimer. Elongasi merupakan salah satu jenis
deformasi. Deformasi merupakan perubahan ukuran yang terjadi saat material di
beri gaya.% Elongasi adalah panjang polimer setelah di beri gaya (L) dibagi
dengan panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo) kemudian dikalikan 100%.
Elongation-to-break (ultimate elongation) adalah regangan pada sampel pada saat
sampel patah.Elastomer memiliki ultimate elongation yang tinggi.
2.7.3. Modulus
Modulus diukur dengan menghitung tegangan dibagi dengan elongasi.
Satuan modulus sama dengan satuan kekuatan (N/cm2).

Universitas Sumatera Utara

2.7.4. Ketangguhan (Toughness)


Ketangguhan adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat
diserap oleh suatu material sebelum material tersebut patah. Pengukuran dibawah
kurva stress-strain menunjukkan toughness (ketangguhan).

2.8. Perilaku Thermoplastik Saat Dideformasi


Perilaku mekanika polimer thermoplastik sebagai respon terhadap
pembebanan secara umum dapat dijelaskan dengan mempelajari hubungan antara
struktur rantai molekulnya dan fenomena yang teramati.

Gambar 2.5 Spesimen Uji Tarik Dan Perilaku Polimer Thermoplastik Saat
Mengalami Pembebanan Di Mesin Uji Tarik (Rahmat Saptono, 2007 )

Universitas Sumatera Utara

Perilaku mekanik dari polimer thermoplastik secara umum dapat dikelompokkan


menjadi 3 bagian, yaitu: (1) Perilaku Elastik, (2) Perilaku Plastik, dan (3) Perilaku
Visko-Elastik. Berikut Kurva Tegangan Regangan Suatu Polimer Thermoplastik:

Gambar 2.6 Kurva Tegangan Regangan Suatu Polimer Thermoplastik


(Rahmat Saptono, 2007 )
Perilaku thermoplastik secara umum adalah elastik non-linear yang
tergantung pada waktu (time-dependent). Hal ini dapat dijelaskan dari 2
mekanisme yang terjadi pada daerah elastis, yaitu: (1) distorsi keseluruhan bagian
yang mengalami deformasi, dan (2) regangan dan distorsi ikatan-ikatan
kovalennya. Perilaku elastik non-inear atau non-proporsional pada daerah elastis
terutama berhubungan dengan mekanisme distorsi dari keseluruhan rantai
molekulnya yang linear atau linear dengan cabang.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.7 Perilaku Elastik Polimer Thermoplastik (Rahmat Saptono, 2007 )

Perilaku plastis pada polimer thermoplastik pada umumnya dapat


dijelaskan dengan mekanisme gelinciran rantai (chain sliding). Ikatan sekunder
sangat berperan dalam mekanisme ini sebagaimana diilustrasikan dalam gambar.
Mula-mula akan terjadi pelurusan rantai liner molekul polimer yang keadaannya
dapat diilustrasikan seperti mie dengan ikatan sekunder dan saling kunci
mekanik. Selanjutnya akan terjadi gelinciran antar rantai molekul yang telah lurus
pada arah garis gaya.
Ikatan sekunder dalam hal ini akan berperan sebagai semacam tahanan
dalam proses gelincir atau deformasi geser (shear) antar rantai molekul yang
sejajar searah dengan arah garis gaya. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
ikatan sekunder sangat menentukan ketahanan polimer thermoplastik terhadap

Universitas Sumatera Utara

deformasi plastik atau yang selama ini kita kenal dengan kekuatan (strength) dari
polimer.
Gelinciran rantai molekul polimer thermoplastik dapat pula dilihat sebagai
aliran viskos dari suatu fluida. Kemudahan molekul polimer untuk dideformasi
secara permanen dalam hal ini berbanding lurus dengan viskositas dari polimer.
Dari persamaan umum dapat dilihat bahwa tegangan geser akan menyebabkan
gradien kecepatan antar rantai molekul yang dapat menyebabkan deformasi
permanen tergantung pada viskositasnya.

Gambar 2.8 Perilaku Plastik Polimer Thermoplastik (Rahmat Saptono, 2007 )


Perilaku penciutan (necking) dari polimer thermoplastik amorphous agak
sedikit berbeda dengan perilaku penciutan logam pada umumnya. Hal ini
disebabkan karena pada saat terjadi penciutan akan terjadi kristalisasi yang
menyebabkan penguatan lokal pada daerah tersebut dan penurunan laju deformasi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.9 Penciutan dan Kristalisasi Polimer Thermoplastik Amorphous


pada Pengujian Tarik (Rahmat Saptono, 2007 )

Visko-elastisitas berhubungan perilaku polimer thermoplastik saat


dideformasi yang terjadi dengan deformasi elastis dan aliran viskos ketika beban
diaplikasikan pada bahan. Hal ini berhubungan dengan ketergantungan perilaku
bahan terhadap waktu pada saat deformasi elastis dan plastis. Secara sederhana
perilaku viskoelastis dapat disimulasikan dengan mengkombinasikan persamaan
Pegas Hooke dan Dashspot. Regangan, misalnya, dapat diasumsikan seri atau
paralel, menggunakan Elemen Maxwell dan Elemen Voight-Kelvin.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.10 Deformasi pada polimer setelah pengujian tarik (Callister)


Keterangan Gambar 2.11:
A. Elastis Getas
B. Elastis Plastik
C. Elastisitas tinggi

Gambar 2.11 Perbandingan kekuatan baja dengan termoplastik


(David O.Kazmer, 2005)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai