Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: An An

Umur

: 11 tahun 8 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jambi

Tanggal pemeriksaan : 22 Februari 2016


ANAMNESIS (ALLOANAMNESA) dengan Nenek Pasien
KELUHAN UTAMA
Lemah pada tangan dan kaki kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
PENYAKIT SEKARANG

Lemah pada tangan dan kaki pertama kali dirasakan sejak 4 tahun sebelum masuk rumah
sakit, kaki kiri dan tangan kiri anak lebih melemah sejak 1 bulan yang lalu, anak sudah bisa
berjalan pelan sejak 1 minggu yang lalu namun semakin melemah sejak 2 hari yang lalu.

Nyeri kepala hilang timbul dirasakan anak sejk 1 bulan yang lalu, anak mengalami nyeri
kepala hebat 4 hari sebelum masuk rumah sakit disertai muntah frekuensi 2x berisi makanan
dan minuman yang dimakan tidak menyemprot

Demam tidak ada, kejang tidak ada.

Batuk dan pilek tidak ada.

Sesak nafas tidak ada.

Riwayat kejang tidak ada.

Buang air kecil warna dan jumlah biasa.

Buang air besar warna dan konsistensi biasa.

Sebelumnya pasien telah dirawat selama 2 hari di RSUP DR M.Djamil padang 2 minggu
yang lalu dengan abses cerebri dengan hemiparise sinistra + parese N.VII dan N.XII kontra

lateral dan PJB asianotik ec VSD kemudian pasien pulang paksa dengan alasan kurang biaya
dan mengurus BPJS

2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien dirawat di RSUD bangko, Jambi dan telah
mendapat terapi Ampicillin 6x800mg IV Kloramfenikol 4x400 mg IV metronidazole 3x250
mgIV kemudian anak dirujuk ke RSUP DR.M.Djamil padang dengan keterangan abses
cerebri dengan hemiparise sinistra + VSD

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien sudah mengalami kelemahan anggota gerak sejak 4 tahun lalu.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
RIWAYAT SAAT PERSALINAN
Lahir spontan ditolong bidan dengan berat lahir 1300 gram, panjang badan 45cm, apgar score
partus luar langsung menangis.
RIWAYAT IMUNISASI
BCG

: umur 0 bulan ( scar (+) di tangan kanan)

DPT

: 2, 3, 4 bulan

Polio

: 2, 3, 4 bulan

Hepatitis B

: 0, 2, 3, 4 bulan

Campak

: 9 bulan

Kesan : Imunisasi dasar lengkap


RIWAYAT NUTRISI

ASI

: lahir 6 bulan

Bubur susu

: 6 - 8 bulan

Nasi tim

: 8 12 bulan

Nasi biasa

: 12 bulan sekarang

RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Antropometri (menurut CDC)

BB

: 16 kg

TB

: 125 cm

BB/U : 16/40 x 100%

= 40,8 %

TB/U : 125/147,5x 100%

= 84,71 %

BB/TB : 15/24x 100%

= 62,5%

Kesan : status gizi buruk

Tengkurap

Duduk : 13 Bulan

Berdiri : 3 Tahun

Berjalan

Bicara : 7 Tahun

: 8 Bulan

: 4 Tahun

Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan terganggu dibandingkan dengan anak seusianya.


RIWAYAT SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN
Anak ke 1 dari 2 bersaudara.
Pasien dan keluarga tinggal di rumah permanen, sumber air bersih dari sumur, WC di dalam
rumah, sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah, dan halaman rumah cukup luas.
Kesan: Hygiene dan Sanitasi Lingkungan baik
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Fisik Umum
Kesadaran

: GCS 15

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 92x/menit

: 36,7 OC

Suhu

Pernafasan

: 22x/menit

Berat badan

: 16 kg

Tinggi badan

: 125 cm

Ikterik

: tidak ada

Edema

: tidak ada

Kulit

Turgor

: baik

Kelenjar Getah Bening

Submandibula

: Tidak membesar

Leher

: Tidak membesar

Supraklavikula

: Tidak membesar

Aksila

: Tidak membesar

Inguinal

: Tidak membesar

Kepala

: Normochepal, lingkar kepala 48cm

Muka

: tidak ditemukan kelainan

Rambut

: warna hitam, tidak mudah dicabut

Mata :

Konjungtiva

: tidak pucat

Palpebra

: dapat menutup

Gerakan bola mata

: bebas kesegala arah

Sclera

: tidak ikterik

Reflex cahaya

: +/+

Telinga:

Nyeri

: tidak ada

Sekret

: tidak ada

Gangguan pendengaran

: tidak ada

Tinitus

: tidak ada

Hidung:

Deviasi septum

: tidak ada

Nyeri

: tidak ada

Trauma

: tidak ada

Gangguan penciuman

: tidak ada

Tenggorokan

Nyeri tenggorokan

: tidak ada

Perubahan suara

: tidak ada

Tonsil

:T1-T1 Tidak hiperemis

Faring

: tidak hiperemis

Gigi dan Mulut

Karies

: tidak ada

Stomatitis

: tidak ada

Faring

: tidak hiperemis

Lidah

: tidak kotor

Tekanan Vena Jugularis

: 5 2 cmH2O

Kelenjar tiroid

: tidak membesar

Kelenjar Limfe

: tidak membesar

Leher:

Dada:
Inspeksi

: normothoraks

Paru:
Pemeriksaan
Inspeksi

Palpasi

Kiri

Depan
Belakang
Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan

Kanan

dinamis
dinamis
Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan

Kiri

dinamis
dinamis
Sela iga normal, benjolan Sela iga normal, benjolan

Kanan

(-), fremitus normal


(-), fremitus normal
Sela iga normal,
Sela iga normal,
benjolan

(-),

fremitus benjolan

(-),

fremitus

Perkusi

Auskultasi

Kiri

normal
Sonor

Kanan

lapangan paru
Sonor
di

Kiri

lapangan paru
Suara nafas : vesikuler

lapangan paru
Suara nafas : vesikuler

Wheezing : (-)

Wheezing : (-)

Ronchi : (-)
Suara nafas : vesikuler

Ronchi : (-)
Suara nafas : vesikuler

Wheezing : (-)

Wheezing : (-)

Ronchi : (-)

Ronchi : (-)

Kanan

di

normal
seluruh Sonor

di

lapangan paru
seluruh Sonor
di

seluruh
seluruh

Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Ictus cordis tidak terlihat


Batas kanan : RIC V , linea sternalis dextra
Batas kiri : RIC V, I jari medial linea mid
clavikula sinistra
Batas atas : RIC II linea parasternalis sinistra
Irama teratur, bising ejeksi sistolik grade 3/6

Auskultasi

terkeras di RIC III-IV


Abdomen:
Inspeksi

Perut tidak tampak membuncit, distensi


tidak ada.

Palpasi
- Dinding perut
- Hati
- Limpa
Perkusi
Auskultasi

Tidak tegang
Tidak teraba
Tidak teraba
Timpani
Bising usus + normal

Punggung

: CVA : Nyeri tekan (-), Nyeri ketok (-)

Alat kelamin

: tidak ditemukan kelainan

Anus

: tidak dilakukan pemeriksaan colok dubur

Anggota Gerak

: edem tidak ada, akral hangat, perfusi baik, clubbing finger (+)

Refilling Kapiler 2 detik,


Reflek fisiologis :
-bisep (+/+)
-trisep (+/+)
-achiles (+/+ meningkat)
-patela (+/+meningkat)
Reflek patologis (-/-)
Motorik : 555 222
555

444

Sensorik : Parese Nervus VII dan Nervus XII


Laboratorium
Pemeriksaan

Hasil

Darah rutin
-

Hb

15,8 g/dl

Leukosit

11.560/mm3

Hematokrit

48%

Trombosit

208.000/mm3

Hitung jenis

0/0/2/60/33/5

Eritrosit

6,46x 10 6

Retikulosit

0,6%

Diagnosis Kerja
1.

Hemiparise Sinistra ec Abses cerebri


2. PJB Asianotik ec VSD 8-9 mm + mesocardi
3. Failure to thrive

Pemeriksaan Penunjang

Ct Scan kepala
Hasil : gambaran abses di kortikal lobus temporal kanan berukuran cukup besar disertai
perifokal edema luas. Tampak midline shift berat ke kiri.
echocardiografi
Hasil : mesocardio, SS, VSD inlet 8-9 mm, great arteri sukar dinilai, left arch,
Rencana Terapi:
1. Makanan biasa 1300kkal
2. Ampicillin 6 x 800 mg IV
3. Kloramfenikol 4 x 400 mg IV
4. Metronodazol 3 x 250 mg IV

FOLLOW UP HARI 1

S/ Demam tidak ada, kejang tidak ada, sesak nafas tidak ada,lengan dan tungkai masih
lemah,perdarahan tidak ada, nyeri kepala tidak ada, dan intake masuk dalam toleransi baik.
O/ sakit berat, anak sadar, Nadi : 99x/menit Nafas: 21x/menit Tekanan darah : 90/60mmhg Suhu:
37,1 oC
Mata : konjungtiva tidak pucat sklera tidak ikterik, pupil isokhor 3mm/3mm
Thorak : retraksi tidak ada, Pulmo tidak ada kelainan, Cor: irama teratur, bising ejeksi sistolik
grade 3/6 terjelas di RIC III & IV
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus + normal
Extrimitas : akral hangat, perfusi baik
Motorik : 555

333

555

333

Sensorik : Parese nervus VII & XII


A/ Hemiparese sinistra + parese nervus VII & XII ec abses cerebri + PJB Asianotik
Failure to thrive
P/

Makanan biasa 1300kkal


Ampicillin 6 x 800 mg IV
Kloramfenikol 4 x 400 mg IV
Metronodazol 3 x 250 mg IV

FOLLOW UP HARI 2
S/ Demam tidak ada, kejang tidak ada, sesak nafas tidak ada,lengan dan tungkai masih
lemah,perdarahan tidak ada, nyeri kepala tidak ada, dan intake masuk dalam toleransi baik.
O/ sakit berat, anak sadar, Nadi : 93x/menit Nafas: 24x/menit Tekanan darah : 100/60mmhg
Suhu: 37,1 oC
Mata : konjungtiva tidak pucat sklera tidak ikterik, pupil isokhor 3mm/3mm
Thorak : retraksi tidak ada, Pulmo tidak ada kelainan, Cor: irama teratur, bising ejeksi sistolik
grade 3/6 terjelas di RIC III & IV
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus + normal
Extrimitas : akral hangat, perfusi baik
Motorik : 555

333

555

333

Sensorik : Parese nervus VII & XII


A/ Hemiparese sinistra + parese nervus VII & XII ec abses cerebri + PJB Asianotik
Failure to thrive
P/

Makanan biasa 1300kkal


Ampicillin 6 x 800 mg IV
Kloramfenikol 4 x 400 mg IV
Metronodazol 3 x 250 mg IV

FOLLOW UP HARI 3

S/ Demam tidak ada, kejang tidak ada, sesak nafas tidak ada,lengan dan tungkai masih
lemah,perdarahan tidak ada, nyeri kepala tidak ada, dan intake masuk dalam toleransi baik.
O/ sakit berat, anak sadar, Nadi : 93x/menit Nafas: 24x/menit Tekanan darah : 100/60mmhg
Suhu: 37,1 oC
Mata : konjungtiva tidak pucat sklera tidak ikterik, pupil isokhor 3mm/3mm
Thorak : retraksi tidak ada, Pulmo tidak ada kelainan, Cor: irama teratur, bising ejeksi sistolik
grade 3/6 terjelas di RIC III & IV
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus + normal
Extrimitas : akral hangat, perfusi baik
Motorik : 555

222

555

444

Sensorik : Parese nervus VII & XII


A/ Hemiparese sinistra + parese nervus VII & XII ec abses cerebri + PJB Asianotik
Failure to thrive
P/

Makanan biasa 1300kkal


Ampicillin 6 x 800 mg IV
Kloramfenikol 4 x 400 mg IV
Metronodazol 3 x 250 mg IV
Rencana : Pada anak anak juga direncanakan untuk dilakukan operasi kraniotomi

BAB 2

ANALISIS KASUS

Seorang anak laki-laki usia 11 tahun 9 bulan datang ke RSUP DR.M.Djamil Padang
dengan keluhan utama lemah pada kaki dan tangan kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Dari anamnesis dengan nenek pasien, Anak telah mengalami kelemahan pada anggota geraknya
sejak 4 tahun yang lalu, 1 bulan yang lalu pasien pernah di rawat di RSUP M.Djamil padang
dengan keterangan abses cerebri ec PJB Asianotik + mesocardia dan pulang paksa karena
keterbatasan biaya dan ingin mengurus BPJS . Pasien sempat bisa berjalan 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit, namun tangan dan kaki kiri semakin melemah sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Dari anamnesis didapatkan anak mengeluhkan sering sakit kepala sejak 1 bulan yang
lalu, sakit kepala bersifat hilang timbul, kadang hilang setelah diberikan obat sakit kepala yang
dibeli di warung.Anak mengalami sakit kepala hebat 4 hari sebelum masuk rumah sakit yang
disertai muntah frekuensi 2x berisi apa yang dimakan dan muntah tidak menyemprot. Hal ini
bisa bisa dipikirkan adanya peningkatan tekanan intrakranial oleh karena abses cerebri yang telah
di derita anak. Dimana tanda klinis dari peningkatan tekanan intrakranial adalah sakit kepala
hebat, muntah proyektil, hipertensi pupil edema dan bisa juga dilihat dari foto polos kepala untuk
melihat adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Pada anak telah dikenal penyakit jantung bawaan yang nantinya akan mengakibatkan
terjadinya hipoksia kronik, hal ini akan menyebabkan banyaknya jaringan yang nekrotik di otak,
keadaan hipoksia ini juga akan merangsang ginjal untuk menghasilkan eritropetin, kemudian
eritropoentin itu yang nantinya akan merangsang ertropoesis, terbentuklah sel darah merah yang
banyak dengan demikian dapat meningkatkan Hb dan darah dalam tubuh akan mengental, hal ini
yang akan memudahkan terbentuknya mikrotrombus.
Terjadinya hemiparese sinistra diperkirakan akibat dari abses cerebri yang berada di regio
temporal kanan yang menekan nervus kranial VII & XII.
Didapatkan juga clubbing finger pada pemeriksaan fisik yang artinya terjadi hipoksia
kronis sehingga Pada pemeriksaan fisik didapatkan bising pada sistolik grade 3/6 dan cllubing
finger. Bising yang terdengar pada jantung menandakan ada defek pada jantung anak. Clubbing

fingers terjadi akibat pertumbuhan jaringan lunak dibawah jaringan kuku sebagai konsekuensi
sianosis sentral. Hal ini disebabkan oleh adanya peranan megakariosit.Pada anak dengan pirau
kanan ke kiri, megakariosit dapat memasuki sirkulasi sistemik, terjebak dalam kapiler jari dan
melepas growth factor yang akan menyebabkan clubbing fingers. Gejala ini biasanya muncul
setelah anak umur 6 bulan.
Dapat dilihat Riwayat tumbuh kembang anak sangat terganggu, apabila di masukkan
dalam kurva CDC tumbuh kembang anak dibawah pesentil 3, dimana BB/TB didapatkan 62,5%
dipikirkan ini akibat dari kelainan jantung bawaan yang diderita sejak lahir yang menyebabkan
hipoksia kronik sehingga anak gagal tumbuh walaupun intake dalam toleransi baik.
Penatalaksanaan awal dari abses otak meliputi diagnosis yang tepat dan pemilihan
antibiotik didasarkan pada patogenesis dan organisme yang memungkinkan terjadinya abses.
Ketika etiologinya tidak diketahui, dapat digunakan kombinasi dari sefalosporin generasi ketiga
dan metronidazole. Jika terdapat riwayat cedera kepala dan pembedahan kepala, maka dapat
digunakan kombinasi dari napciline atau vancomycine dengan sephalosforin generasi ketiga dan
juga metronidazole. Antibiotik terpilih dapat digunakan ketika hasil kultur dan tes sentivitas telah
tersedia. Pada abses terjadi akibat trauma penetrasi,cedera kepala, atau sinusitis dapat diterapi
dengan kombinasi dengan napsiline atau vancomycin, cefotaxime atau cetriaxone dan juga
metronidazole. Monoterapi dengna meropenem yang terbukti baik melawan bakteri gram negatif,
bakteri anaerob, stafilokokkus dan streptokokkus dan menjadi pilihana alternatif. Sementara itu
pada abses yang terjadi akibat penyakit jantung sianotik dapat diterapi dengan penissilin dan
metronidazole. Abses yang terjadi akibat ventrikuloperitoneal shunt dapat diterapi dengan
vancomycin dan ceptazidine. Ketika otitis media, sinusitis, atau mastoidits yang menjadi
penyebab dapat digunakan vancomycin karena strepkokkus pneumonia telah resisten terhadap
penissilin. Ketika meningitis citrobacter, yang merupakan bakteri utama pada abses local, dapat
digunakan sefalosporin generasi ketiga, yang secara umum dikombinasikan dengan terapi
aminoglikosida. Pada pasien dengan immunocompromised digunakan antibiotik yang
berspektrum luas dan dipertimbangkan pula terapi amphoterids.
Pada anak ini saat ini diberikan antibiotik ampicillin, kloramfenikol, metronidazol karena
pada pasien terdapat kelainan jantung bawaan.

Pada anak anak juga direncanakan untuk dilakukan operasi kraniotomi mengingat proses
desak ruang yang cukup besar guna mengurangi efek massa baik oleh edema maupun abses itu
sendiri, disamping itu pertimbangan ukuran abses yang cukup besar, tebalnya kapsul dan
lokasinya di temporal.
Prognosis dari abses otak ini tergantung dari:
1) Cepatnya diagnosis ditegakkan
2) Derajat perubahan patologis
3) Soliter atau multipel
4) Penanganan yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai