Case Iud Rane
Case Iud Rane
: Ny. H
Usia
: 42 tahun
Alamat
: Batu Sangkar
Pekerjaan
Agama
: Islam
Status Menikah
: Menikah
Pendidikan
: SMP
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Pasien rujukan dari Bidan dengan diagnosis G4P3A0H3 gravid atrem 38-39
minggu + Janin letak lintang+ Janin hidup tunggal intra uterin
Riwayat Penyakit Sekarang :
-
Riwayat kehamilan :
1. Tahun 1996, laki-laki, berat badan lahir 3100 gram, lahir pervaginam, ditolong
bidan.
2. Tahun 1998, laki-laki, berat badan lahir 3000 gram, lahir pervaginam, ditolong
bidan.
3. Tahun 2013, laki-laki, berat badan lahir 3200 gram, lahir pervaginam, ditolong
bidan.
-
Riwayat Menstruasi : Menarche pada usia 9 tahun, siklus teratur 1x 28 hari, lama haid
5-7 hari, 2-3x ganti duk perharinya.
Os tidak memiliki riwayat penyakit jantung, Ginjal, lien, paru, diabetes melitus, dan
hipertensi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Nadi
: 84 kali/menit
Kesadaran
: Komposmentis kooperatif
Nafas
: 18 kali/menit
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Suhu
: Afebris
STATUS GENERALISATA
Kepala
Mata
Leher
KGB.
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor
Palpasi
Perkusi
: Status gynekologi
Genitalia
: Status gynekologi
Ekstremitas
Status Gynekologi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: leopold 1 2 3 4???
Perkusi
: Timpani
Diagnosis Kerja : G4P3A0H3 gravid aterm 38-39 minggu + janin letak lintang + Janin hidup
tunggal intraa uterin presentasi kepala
Pemeriksaan Penunjang
Hematokrit
Gula Darah
: 22%
: 145
Tatalaksana
-
SC
Pemasangan IUD
A.Pemasangan IUD
Apabila prosedur pemasangan telah dijelaskan dan pertanyaan atau kekhawatiran wanita telah
diatasi, maka ia kemungkinan besar menjadi lebih santai saat prosedur sehingga
memfasilitasi pemasangan dan meminimalkan rasa tidak nyaman.Teknik pemasangan yang
benar dapat secara bermakna mengurangi risiko kehamilan dan komplikasi-ekspulsi,
perdarahan dan nyeri, perlorasi serta infeksi.
Lampu
2.
3.
4.
Lidi kapas
5.
Larutan antiseptik
6.
7.
Wadah sekali pakai untuk instrument yang sudah dipakai dan sampah klinis
8.
9.
10.
11.
Forseps jaringan 12 inci atau tenaklum satu-gigi dengan ujung tumpul yang steril
12.
D. Teknik Pemasangan
Karena metode pemasangan berbeda untuk masing-masing alat, maka pemasangan paling
aman apabila kita mengikuti petunjuk produsen dengan cermat.
1.
Sepanjang prosedur, harus diterapkan teknik jangan menyentuh (no touch technique).
Bagian dari sonde dan alat pemasangan yang sudah terisi yang masuk ke dalam uterus jangan
disentuh, bahkan dengan tangan yang sudah bersarung, kapanpun. Dengan demikian,
pemakaian sarung tangan yang bersih (non-steril) sudah memadai.
2.
Serviks dibersihkan dengan antiseptik dan dipegang dengan forseps atraumatik 12 inci
(forseps Allis panjang sering digunakan). Tarikan ringan untuk meluruskan kanalis
uteroservikalis membantu pemasangan AKDR di fundus.
4.
Sonde uterus dimasukkan dengan htai-hati untuk menentukan kedalaman dan arah
rongga uterus serta arah dan kepatenan kanalis servikalis apabila dijumpai spasme/stenosis
serviks, maka mungkin perlu dipertimbangkan pemberian anestetik lokal dan dilatasi os
serviks.
5.
AKDR dimasukkan ke dalam alat pemasangan sehingga AKDRakan berletak rata dalam
AKDR jangan berada di dalam alat pemasanga lebih dari beberapa menit karena alat ini
Tabung alat pemasanga secara hati-hati dimasukkan melalui kanalis servikalis, AKDR
dilepaskan sesuai instruksi spesifik untuk masing-masing alat kemudian alat pemasang
dikeluarkan.
8.
menyingkirkan kemungkinan AKDR terletak rendah. AKDR harus diletakkan di fundus agar
insidensi ekspulsi dan kehamilan rendah.
9.
Benang AKDR harus dipotong dengan gunting panjang sampai sekitar 3 cm dan os
eksternus.
E. Teknik Pengeluaran
1.
Benang terlihat
a.
Gunakan speculum untuk melihat serviks dan lihat dengan jelas adanya benang AKDR
b.
Jepit benang (-benang) dengan kuat dekat os eksternus dengan forceps arteri lurus.
c.
Lakukan tarikan lembut kea rah bawah. Biasanya AKDR akan tertarik dengan mudah
dan dengan nyeri minimal. Apabila dijumpai tahanan, atau apabila pasien merasa nyeri,
hentikan tarikan dan
d.
e.
Jepit serviks dengan forceps jaringan dan lakukan terikan lembut untuk meluruskan
kanalis uteroservikalis.
f.
g.
Sewaktu pengeluaran, kanalis servikalis harus dieksplorasi secara hati-hati dengan forseps
arteri lurus untuk memeriksa apakah ujung bawah AKDR telah turun ke kanalis servikalis.
Apabila terasa, maka batang vertical AKDR dapat dijepit dan dikeluarkan.
Apabila AKDR seluruhnya berada di dalam rongga uterus, maka dapat dilakukan eksplorasi
rongga uterus dengan forceps bengkok yang kecil dan panjang atau pengait untuk
mengetahui lokasi dan mengeluarkan AKDR. Dilatasi serviks dapat dicapai dengan
pemberian misoprostol 400 g per vagina sebelum eksplorasi uterus. Hanyar dokter yang
berpengalaman dalam teknik intrauterus yang boleh melakukan prosedur semacam ini.
3.
Perubahan AKDR
AKDR sebaiknya tidak diganti sebelum interval yang dianjurkan karena pengeluaran dan
pemasangan kembali meningkatkan risiko kegagalan, ekspulsi, dan infeksi. Pada wanita yang
berusia 40 tahun atau lebih, AKDR yang mengandung tembaga dapat dibiarkan di tempatnya
sampai 12 bulan setelah periode menstruasi terakhir
Pemasangan IUD saat setelah melahirkan dengan cara dilakukan sesaat plasenta lahir,
setelah dibersihkan rongga rahim dari sisa-sisa yang masih ada, ujung IUD diletakkan di
puncak rahim. Tangan yang satu mendorong puncak rahim ke bawah tangan yang satu
memegang IUD mendorong ke atas. Kontraksi rahim yang baik setelah persalinan akan
memberikan kesempatan IUD tercekam oleh dinding rahim. Bila ujung IUD diletakkan tepat
di fundus uteri maka kemungkinan ekspulsi (keluar spontan) sangat kecil. Penelitian oleh
Monika, Hanafi Waskito dan Hary Tjahjanto dari Bagian Obgin RS Dr. Kariadi/FK Undip
Semarang tahun 2009-1010 menyimpulkan bahwa pemasangan IUD CuT380 pada persalinan
pervaginam dan saat operasi sesar merupakan prosedur yang aman, efektif dan dapat
ditoleransi