MAPRI
MAPRI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan Angka Kematian dan Angka Kesakitan
serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi).
Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi.
Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Campak, 2
dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan
meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak, 1 akan menderita penyakit
Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality Rate menunjukkan bahwa Infant
Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar 41,61 per 1000 kelahiran hidup. 4
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008, Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000 kelahiran hidup.
Dan, besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat pada tahun 2008 adalah data sebesar
38,51 per 1000 kelahiran hidup. 5,6
Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan
rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya
genap 1 tahun (SDKI). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang tahun 2011, tercatat sebanyak 171
bayi meninggal sepanjang tahun 2011. Saat ini Departemen Kesehatan sedang berusaha
menargetkan agar AKB turun menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2015. Salah satu
usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah dengan program imunisasi.7,8
Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan rata-rata
selama setahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia setiap harinya sebelum
umurnya genap 1 tahun atau sekitar 146.000 per tahun. Angka Kematian bayi ini tergolong
masih tinggi, Prevalensi campak pada tahun 2009 adalah 15.369 kasus di seluruh Indonesia,
difteri sebanyak 219 dan tetanus sebanyak 183 kasus. Angka ini merupakan angka tertinggi dari
seluruh Negara ASEAN.1,5
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan
kesehatan dan capaian program kesehatan yang meliputi indicator angka harapan hidup, angka
kematian, dan status gizi masyarakat. Upaya mewujudkan derajat kesehatan tersebut diutamakan
pada upaya promotif dan preventif meliputi KIA, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi
kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit dengan mengacu pada pencapaian target
Standar Pelayanan Minimal serta target MDGs.
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular
khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak sebagai salah satu tujuan dari
Millennium Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang sehingga diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah
melayani imunisasi melalui pelayanan di Puskesmas , dan mengisi kegiatan Posyandu yang ada
di masyarakat
(Permenkes RI)
Program imunisasi nasional dikenal sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program ini merupakan program pemerintah dalam
bidang imunisasi untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization
(UCI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dilakukan untuk pencegahan penularan terhadap
beberapa Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri,
pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B. Penyelenggaraan kegiatan imunisasi di
Indonesia berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi .
Pembangunan kesehatan diutamakan melalui program promotif dan preventif seperti
program imunisasi yang terbukti efektif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat PD3I. Secara global, diperkirakan 2-3 juta kematian per tahunnya berhasil
dicegah dengan imunisasi, tetapi masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat
imunisasi lengkap sebesar 9,5 juta yang berada di wilayah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya
Indonesia. Situasi ini yang mendorong langkah global dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat dunia melalui pelaksanaan imunisasi (Kemenkes RI).
Keberhasilan program imunisasi salah satunya bisa dinilai dengan indikator
Desa/Kelurahan UCI. Pencapaian UCI di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 80,23% dan capaian
ini belum memenuhi target UCI tahun 2013 yaitu 95%. Sedangkan UCI Sumatera Barat pada
tahun 2010 yaitu 87,03%, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 86,6% dan kembali
turun pada tahun 2013 menjadi 71,15%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Padang
tahun 2013, dari 22 puskesmas yang ada di Kota Padang Puskesmas Lubuk Kilangan mempunyai
cakupan imunisasi dasar lengkap terendah nomor tiga setelah Puskesmas Padang Pasir dan
Puskesmas Pauh (Dinkes Padang, 2013). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu
dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai masalah kesehatan imunisasi dan bagaimana
pencapaiannya di Puskesmas Lubuk Kilangan.
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program Imunisasi Dasar di
Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015 sampai
dengan Septembet 2015 dengan pendekatan sistem.
1.2.2
Tujuan khusus
Diketahuinya cakupan pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas Lubuk Kilangan,
Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015 sampai dengan September
2015.
Manfaat
1.5.1 Bagi Evaluator :
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Depkes, 2013).
Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif. Kekebalan
pasif dengan memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Kekebalan
aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi.
Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat
lengkap minimal 80% pada bayi di seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014.
Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per
Imunisasi Rutin
Imunisasi Tambahan
Imunisasi Khusus
Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar diberikan pada bayi di bawah 1 tahun. Jenis imunisasi dasar yang
diberikan adalah:
a
b
Anak usia dibawah tiga tahun (batita). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis TetanusHepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.
Anak usia sekolah dasar. Imunisasi diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).
Wanita usia subur. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi TT diberikan kepada Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan
calon pengatin. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk mencegah tetanus
neonatorum pada bayi baru lahir, mencegah tetanus pada ibu pada saat hamil,
Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan untuk melindungi
masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan calon jemaah
haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Jenis imunisasi
antara lain imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti
Rabies (VAR). Sasaran vaksinasi Anti Rabies (VAR) ditujukan pada 100% kasus gigitan yang
berindikasi Rabies , terutama pada lokasi tertular dan desa-desa sekitar dalam radius 10 km.
2.5 Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar lengkap adalah kelengkapan mengimunisasikan bayi sebanyak 1 kali HB0, 4 kali Polio, 1 kali BCG, 3 kali DPT-HB, dan 1 kali campak. Jenis- jenis vaksin yang
diberikan terhadap bayi dan balita berdasar IDAI ada lima buah vaksin, yaitu:
a BCG
DPT
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-8 minggu.
Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan saat umur 2 bulan, DPT-2 umur 4
bulan, DPT-3 umur 6 bulan. Ulangan Booster DPT-4 diberikan 1 tahun setelah DPT-3 yaitu
pada umur 18-24 bulan dan DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Dosis vaksin DPT
sebanyak 0,5 ml diberikan secara intramuskular. Vaksin ini dapat diberikan secara kombinasi
dengan vaksin Hep B dalam bentuk kemasan kombinasi DPT/HepB.
e Campak
Vaksin campak dianjurkan diberikan dalam 1 dosis 0,5 ml secara subkutan dalam, pada
umur 9 bulan. Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program BIAS.
Imunisasi campak kelas I SD tidak diperlukan bila telah mendapat imunisais MMR pada usia
15-18 bulan dan ulangan umur 6 tahun
2.6 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi dasar, yaitu Tuberkulosis, difteri,
pertusis, tetanus, poliomielitis, hepatitis B dan campak.
a Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium
tuberculosis.
Cara
penularannya adalah melalui droplet. Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh seperti
paru, kelenjer, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak.
Imunisasi BCG sangat bermanfaat untuk pencegahan, namun bukan berarti dengan
pemberian imunisasi BCG membuat seseorang tidak terkena penyakit ini. Walaupun
demikian, dampak imunisasi BCG apabila terkena penyakit ini akan lebih ringan
gejalanya sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian.
b Difteri
Difteri disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae yang menular melalui droplet.
Gejala penyakit ini mulai dari yang ringan sampai yang bisa mengakibatkan obstruksi
jalan nafas dan gagal jantung yang bisa mengakibatkan kematian. Imunisasi dasar DPT
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini.
Pertusis
Pertusis disebabkan oleh Bordetella pertusis dengan penularan melalui droplet.
Penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia berat yang dapat menimbulkan kematian.
Gejala awal dapat berupa batuk kemudian batuk makin berat dan sering disertai muntah.
Imunisasi DPT merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
d Tetanus
Tetanus disebabkan oleh Mycobacterium tetani masuk ke dalam luka terbuka,
berkembang biak secara anaerob dan membentuk toksin. Tetanus yang khas terjadi pada
anak adalah tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum dapat menimbulkan kematian
karena terjadi kejang, sianosis dan henti nafas. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi DPT pada anak.
e Polio
Polio disebabkan virus polio tipe 1,2 dan 3 yang menyerang mielin atau serabut otot.
Penularan penyakit ini melalui droplet atau fecal dan reservoarnya adalah manusia yang
menderita polio. Gejala awal tidak khas, dapat timbul gejala ringan dan infeksi saluran
nafas atas, kemudian timbul gejala paralisis yang bersifat flaksid. Pencegahan penyakit
ini dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi polio.
f Campak
Campak disebabkan virus morbili yang penularannya melalui droplet. Gejala awal
berupa kemerahan yang mulai timbul di belakang telinga, dahi dan menjalar ke wajah dan
seluruh tubuh. Selain itu, timbul gejala seperti flu, mata berair, dan konjungtivitis. Hal ini
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak.
g Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini menyerang kelompok
yang memilki faktor resiko secara vertikal dan horizontal. Kelompok resiko secara
vertikal adalah bayi dengan ibu yang terkena Hepatitis B, sedangkan kelompok faktor
resiko horizontal adalah tenaga medis, pecandu narkotika, dan pasien hemodialisis.
Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual, dan kadang ikterik. Imunisasi
Hepatitis B dapat diberikan dengan tujuan untuk memutus rantai penularan dari ibu ke
anaknya.
2.6 Program Imunisasi Nasional
Program pemerintah dalam bidang imunisasi dikenal sebagai Pengembangan Program
Imunisasi (PPI) atau Expanded Program on Immunization. Program ini bertujuan untuk
mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI). Imunisasi yang
termasuk dalam PPI adalah BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B. Program ini mempunyai
tujuan akhir sesuai dengan komitmen internasional yaitu Eradikasi Polio (ERAPO), eliminasi
tetanus maternal dan neonatal, Reduksi Campak (RECAM), peningkatan mutu pelayanan
imunisasi,
limbah tajam.
Pada tahun 2011, dalam program imunisasi nasional terdapat 7 antigen yaitu Hepatitis B,
Polio oral (OPV), BCG, difteri, tetanus, pertusis dan campak. Program imunisasi nasional ini
terdiri dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi pada
anak Sekolah Dasar yang masuk ke dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Ada 5 jenis imunisasi yang diberi secara gratis di Posyandu, terdiri dari imunisasi
Hepatitis B, BCG, Polio, Campak dan DPT. Semua imunisasi ini harus diberikan secara lengkap
sebelum anak berusia 1 tahun. Pelaksanaan BIAS dilakukan sebanyak dua kali yaitu BIAS
campak yang hanya diberikan untuk murid kelas I SD/ sederajat, dT untuk kelas I, II dan III.
ANALISI SITUASI
2 Kondisi Demografis
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2014, jumlah
Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 51.806 jiwa dengan jumlah KK 12.290 RT
Sebanyak 171 dan RW 44 dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk
489/km. Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
tahun 2014
No
Kelurahan
JML KK
JML JIWA
RT
RW
1 Bandar Buat
3753
14403
43
11
2 Padang Besi
1448
7274
20
4
3 Indarung
2885
11096
44
12
4 Koto Lalang
1645
6972
31
8
5 Batu Gadang
1591
6901
21
5
6 Baringin
322
2470
5
2
7 Tarantang
646
2690
7
2
Jumlah
12290
51806
171
44
1.3 Mata Pencaharian
Mata pencaharian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lubuk Kilangan antara lain:
- Buruh tani
: 13.647 (17,92%)
- Buruh tani
: 2.344 (3,07%)
- Tidak Bekerja
: 24.215 (31,80%)
- Pedagang dan peternak
: 5.090 (6,68%)
- PNS
: 3.822 (5,01%)
- Serabutan
: 25.070 (32,92%)
: 18.558 (24,37%)
: 5.646 (7,41%)
: 29.907 (39,27%)
: 10.842 (14,23%)
: 7.620 (10,08%)
: 1.138 (1,49%)
: 1.223 (1,62%)
: 1.204 (1,53%)
Sarana Pendidikan
Tabel 3.2 Kondisi Sarana Pendidikan Puskesmas lubuk Kilangan tahun 2014
N
Kelurahan
o
1
2
3
4
5
6
7
TK
SD
SMP
Bandar Buat
9
6
3
Padang Besi
2
4
0
Indarung
1
6
1
Koto Lalang
3
3
0
Batu Gadang
1
2
0
Baringin
1
1
0
Tarantang
0
1
0
Jumlah
14
23
4
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)
SMA
0
0
2
0
1
0
0
3
Sarana Kesehatan
Tabel 3.3 Kondisi Sarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014
No
I
1
2
3
4
5
6
7
9
II
1
Sarana Kesehatan
Puskesmas Induk
Puskesmas Pembantu
Rumah Dinas Dokter
Rumah Dinas Perawat
Poskeskel
Puskesmas Keliling roda 4
Ambulance
Sepeda Motor
Sarana Penunjang
Komputer
Jumla
h
Baik
1
4
1
7
1
1
5
1
4
1
7
1
1
5
10
10
Kondisi
Rusak
Rusak
Ringan Sedang
Rusak
Berat
2
3
4
5
6
II
I
4
2
1
1
1
4
1
1
1
Puskesmas
1 Laboratorium
1
1
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)
Prasarana Kesehatan
-
Laptop
Mesin Tik
Telepon
Listrik
Sarana Air Bersih
Sarana dan Prasarana lain Dalam
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
Kader Kesehatan
Praktek Swasta Dokter Umum
Prakter Swasta Dokter Gigi
Praktek Bidan Swasta
Klinik Bersalin
Rumah Obat
Rumah Sakit Swasta
Pos UKK
Pengobatan Tradisional
Toga
: 43 Pos
: 14 Pos
: 166 Orang
: 5 orang
: 2 Orang
: 21 orang
: 5 Buah
: 5 Buah
: 1 Unit
: 3 Pos
: 38 Buah
: 27 Buah
Data Khusus
Input
a
Tenaga
-
Dokter Umum
: 1 orang
Bidan
Kader
: 5 orang/Posyandu
Dana
APBD
: Cukup
APBN
: Cukup
Sarana
1
1
Medis
i Peralatan suntik
1
: Cukup
: Cukup
Alkohol 70 %
: Cukup
Cold Chain
a
Lemari es
: 1 buah
Vaccine carrier
: 7 buah
Cold box
: 1 buah
ii Vaksin
Kebutuhan vaksin
Kebutuhan Vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan
IP Vaksin
BCG = 1038 x 98% x 1ampul = 103 ampul
20
5
= 598 vial
Stetoskop
: 1 buah
Tensimeter
: 1 buah
Infus set
: Cukup
Alat suntik
: Cukup
: Cukup
Deksamethason injeksi
: Cukup
Adrenalin
: Cukup
Paracetamol
: Cukup
Non Medis
i Gedung Puskesmas
1
Ruang Tunggu
: 1 ruang
Ruang Periksa
: 1 ruang
Kamar Obat
: 1 ruang
KMS Balita
: Cukup
: 1 buah
: 1 buah
: 1 lembar/bulan
: 1 lembar/bulan
: Cukup
Tempat sampah
: 1 buah
Metode
a
BCG : 1x, dosis 0,05 cc, IC, di deltoid lengan atas kanan Diberikan
sedini mungkin, pada usia 0 2 bulan
ii
DPT-HB : 3x, dosis 0,5 cc, IM/SC dalam, di anterolateral paha atas
Diberikan pada usia 2 11 bulan, dengan jarak 4 minggu
iii
iv
Campak : 1x, dosis 0,5 cc, SC, di lengan kiri atas. Diberikan pada usia
9 11 bulan
ii
iii
Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari
mengumpulkan dan mengolah data cakupan imunisasi dari tiap desa dan dikelompokkan ke
e
dalam format grafik untuk masing-masing imunisasi. Dilakukan dengan teratur setiap satu bulan
Pencatatan dan pelaporan: Dengan laporan bulanan, dan rapat bulanan.
f Penatalaksanaan KIPI: Jika ada kasus.
2
Proses
1
Perencanaan (Planning)
a Menentukan besarnya sasaran
- Besar sasaran : Ditetapkan oleh Puskesmas Rengasdengklok sebanyak
2092 orang bayi.
b Target cakupan :
BCG
: 98%
Hep B-0
: 90%
DPT-HB1
: 98%
DPT-HB2
: 95%
DPT-HB3
: 93%
Polio 1
: 98%
Polio 2
: 95%
Polio 3
: 93%
Polio 4
: 90%
Campak
: 90%
Puskesmas :
BCG
bidan.
: 1882 kemasan
- BCG
: 103 ampul
- DPT/HB
: 598 vial
- Polio
- Campak
: 789 vial
: 189 vial
Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 7864 buah
Jenis Ketenagaan
Dokter
Dokter Gigi
Sarjana Kesmas
Sarjana Keperawatan
Rekam Medik
D4 Kebidanan
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D3 Gizi
D3 Teknisi Gigi
Jumlah
3
3
4
1
1
5
4
11
1
2
Status Kepegawaian
2 PNS, 1 pddk
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
10 PNS, 1 PPT
PNS
PNS
11
12
13
14
15
16
17
Bidan ( DI )
Perawat ( SPK )
AAK & Analis Kimia
Ass. Apoteker
SMA
Perawat Gigi
D4 Kesling & D3 Kesling
JUMLAH
6
6
2
2
6
1
2
60
4 PNS, 2 PPT
PNS
PNS
PNS
5 PNS, 1 Honor
PNS
PNS
Pelaksanaan
a Besar sasaran 2092 bayi
b Target cakupan :
- BCG
: 98 %
- Polio 1
: 98 %
- HB-0
: 90 %
- Polio 2
: 95%
- DPT/HB1
: 98 %
- Polio 3
: 93%
- DPT/HB2
: 95 %
- Polio 4
: 90%
- DPT/HB3
: 93 %
- Campak
: 90%
Puskesmas :
BCG
bidan.
yaitu dapat pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis atau Sabtu, tergantung
dari Posyandu, bisa mengalami perubahan hari tanpa menginformasikan
terlebih dahulu kepada masyarakat.
d Logistik imunisasi dasar :
Kebutuhan vaksin :
-
HB-O
: 1230 kemasan
BCG
: 335 ampul
DPT/HB
: 782 vial
Polio
Campak
: 856 vial
: 308 vial
Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 5141 buah
Pengawasan
a Laporan: Ada laporan program setiap bulan.
b Rapat: ada, 1x / bulan dalam bentuk lokakarya mini bulanan.
3). Keluaran
a.Besar sasaran = 2092 bayi
b.Pencapaian Imunisasi Dasar
A Imunisasi Dasar
Tabel 3.5 Data pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesamas Lubuk Kilangan Triwulan II
(April-Juni 2015)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
Kelurahan
Bandar
Buat
Padang
Besi
Indarung
Koto
Lalang
Batu
Gadang
Baringin
Tarantang
Puskesmas
SASA
RAN
BAYI
HB0
<7
HR
BC
G
POLIO
1
DPT
HB1
POLI
O2
DPT
HB 2
POLIO
3
DPT
HB3
POLIO
4
CAM
PAK
288
32,6
46,2
45,1
57,1
51,1
51,4
45,4
44,3
46,1
42,1
146
52,7
47,9
53,4
66,9
65,5
63,4
64,1
59,2
58,5
42,3
222
65,3
43,7
44,1
60,6
52,3
45,8
46,8
50,5
41,7
49,5
140
34,3
41,4
40,7
55,1
53,7
55,1
52,2
44,1
45,6
41,2
138
47,8
48,6
46,4
67,2
58,2
64,2
58,2
52,2
50,0
50,7
49
55
1038
42,9
54,5
46,3
55,1
43,6
45,9
51,0
41,8
45,8
63,8
58,5
60,7
63,8
58,5
55,7
57,4
54,7
54,6
63,8
49,1
52,0
53,2
43,4
49,1
59,6
52,8
48,3
51,1
47,2
45,4
Dari tabel 3.5 menunjukkan pencapaian program imunisasi dasar hingga bulan Juli 2015
sebagian besar sudah mencapai target. Cakupan imunisasi dasar lengkap yang belum mencapai
target terdapat di Padang Besi, Bandar Buat, dan Koto Lalang dalam segi imunisasi HB 0, BCG,
Polio 1, Campak, sementara keluarahan lainnya sudah mencapai target.
= 85.8 %
2092
Cakupan imunisasi DPT-HB 1
= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 1 x 100%
Sasaran bayi
= 1828 x 100%
= 87.3%
2092
Cakupan imunisasi DPT-HB 2
= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 2 x 100%
Sasaran bayi
= 1817 x 100%
= 86,85%
2092
Cakupan imunisasi DPT-HB 3
= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 3 x 100%
Sasaran bayi
= 1841 x 100%
= 88%
209
Cakupan imunisasi Polio 1
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 1 x 100%
Sasaran bayi
= 1809 x 100%
= 86.47%
2092
Cakupan imunisasi Polio 2
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 2 x 100%
Sasaran bayi
= 1802 x 100%
= 86.1%
2092
Cakupan imunisasi Polio 3
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 3 x 100%
Sasaran bayi
= 1805 x 100%
= 86.28%
2092
Cakupan imunisasi Polio 4
= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 4 x 100%
Sasaran bayi
= 1799 x 100%
2092
= 85.9%
= 79.25%
2092
Cakupan imunisasi Campak
= Jumlah bayi yang diimunisasi Campak x 100%
Sasaran bayi
= 1767 x 100%
= 84.46%
2092
c.Pengelolaan vaksin, peralatan vaksinasi, dan cold chain.
- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.
- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
-
Ultra Violet.
Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak
boleh beku.
Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
Perorangan
Kelompok
: < 100%
bulan ( 12x/tahun) .
g.Penatalaksanaan KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) : Tidak ada kasus
Lingkungan
Lingkungan Fisik
-
Lokasi
Transportasi
vaksin ke posyandu.
Pendidikan
Sosial ekonomi
Agama
Umpan balik
Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini
: 1 bulan sekali
B Imunisasi Tambahan
Selain program imunisasi dasar Puskesmas Lubuk Kilangan juga melaksanakan
program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Program BIAS dilakukan sebanyak dua kali
dalam satu tahun yaitu BIAS campak yang diberikan untuk murid SD setiap bulan September
dan
BIAS kedua diberikan imunisasi DT untuk kelas 1 SD dan Td untuk kelas 2 dan 3
yang dilakukan bulan Oktober.
Oleh karena Kota Padang dinyatakan mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri
sejak bulan Ferbruari 2015, program BIAS tidak dilakukan dan diganti dengan program
tambahan khusus untuk Kejadian Luar Bias yaitu ORI (Outbreak Response Immunization). Program
ORI dilakukan setiap hari dengan melakukan kunjungan ke posyandu, TK, SD, dan SMP. Berdasarkan
tabel 3.3 pelaksanaan program imunisasi ORI (Outbreak Response Immunization) yang dilakukan
hingga bulan Maret 2015 sudah hampir mencapai target.
Tabel 3.6 Laporan Pelaksaan ORI Puskesmas Lubuk Kilangan bulan Maret 2015
No Kelurahan
Sasaran
Hasil
2bln3th7th- Jumlah 2bln3th7th<3th
<7th
15th
<3th
<7th
15th
1
Bandar
471
894
328 4654
496
950
3180
Buat
9
2
Padang
264
452
650 1366
204
390
775
Besi
3
Indarung
389
1016
193 3346
365
950
1885
2
4
Koto
313
371
558 1242
290
356
525
Lalang
5
Batu
192
363
738 1293
188
390
770
Gadang
6
Baringin
75
138
318 531
82
146
285
7
Tarantang
161
91
253 505
136
161
260
TOTAL
1874
3325
773 12937
1761
3343
7680
8
Jumla
h
4626
1369
100
3200
95,6
1171
94,3
1348
104
513
557
12784
96,6
110
98,8
99,4
C Imunisasi khusus
Program nasional imunisasi khusus merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan
calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Di
Puskesmas Lubuk Kilangan tidak melakukan imunisasi untuk calon jemaah haji namun
dilakukan di Dinas Kesehatan Kota. Puskesmas Lubuk Kilangan hanya memberikan surat yang
akan dibawa untuk melakukan imunisasi ke Dinas Kesehatan Kota.
Bab IV
Pembahasan
Pembahasan Masalah
1
Jenis Imunisasi
Target
Pencapaian (%)
Masalah (%)
BCG
98%
85.80%
+12.2
DPT HB 1
98%
87.3%
+10.7
DPT HB 2
95%
86.85%
+8.5
DPT HB 3
93%
88%
+5
Polio 1
98%
86.47%
+11.5
Polio 2
95%
86.1%
+8.9
Polio 3
93%
86.28%
+6.7
Polio 4
90%
85.9%
+4.1
Campak
90%
84.46%
+5.4
Hb0
90%
79.25%
+10.75
Tolok Ukur
Pencapaian
Penyuluhan kelompok
6x/tahun
Masalah
(+)
12x/tahun
1x/bulan
Satu kali
Jadwal harinya
(+)
tetap
sebulan,
dengan jadwal
informasi terlebih
hari yang
dahulu kepada
sudah
masyarakat.
ditetapkan oleh
Puskesmas
Tolok Ukur
Mudah dijangkau
Pencapaian
terdapat beberapa
Masalah
(+)
Pendidikan (Non-Fisik)
Tidak menjadi
faktor
penghambat
(+)
Mayoritas orang tua
bayi berpendidikan
rendah (menjadi
faktor penghambat)
Program imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan mengacu pada program Nasional terdiri dari
imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi yang dilakukan
dalam penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu ORI (Outbreak Response Immunization).
Keberhasilan program imunisasi dasar dapat dilihat dari cakupan imunisasi dasar lengkap. Target
cakupan imunisasi pada tahun 2015 adalah 95%. Dari 7 kelurahan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat 4 kelurahan yang pencapaian imunisasi dasarnya sudah
mencapai target dari bulan Januari Juni 2015.
Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program imunisasi terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaan program imunisasi yang menyebabkan rendahnya capaian imunisasi
dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, yaitu:
1
2
3
Pelaksaan program ORI (Outbreak Response Immunization) dilakukan setiap hari Senin-Jumat
yang dilakukan di Posyandu, TK, SD, dan SMP di Kecamatan Lubuk Kilangan. Dalam pelaksaan
program ini kerjasama lintas program dimana pemegang program lain seperti P2M, KIA, Promkes, dan
Surveilans. Berdasarkan hasi laporan ORI putaran kedua tahun 2015, program imunisasi ORI sudah
mencapai target karena di beberapa keluarahan sudah mencapai target sasaran untuk dilakukan imunisasi.
Dalam pelaksanaan imunisasi ORI juga memiliki kendala yang sama dengan imunisasi dasar dimana
sebagian masyarakat melakukan imunisasi di Dokter Spesialis sehingga tidak masuk dalam pencatatan
dan pelaporan.
Perumusan Masalah
5.1
Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah +10,7
%.
6.2
Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah +8,5%.
Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.
Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah +11,5%.
Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.
Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah +6,7%.
Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.
Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%
Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%
Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.
Masalah penyebab
Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga, dan terdapat lokasi posyandu
yang sulit dijangkau oleh Puskesmas
Pelaksanaan sweeping bidan desa yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada.
Pelaksanaan posyandu yang tidak sesuai jadwal, dan sering diganti sesuai dengan
kemauaan dari petugas kesehatan dan kader tanpa menginformasikan terlebih dahulu
kepada masyarakat.
Uang transportasi dan pulsa yang dirasa masih kurang oleh kader.
Tidak lancarnya pelaporan kegiatan imunisasi dari mitra pelayanan (BPS, Klinik,
RS).
Masih adanya presepsi masyarakat yang negative tentang vaksin yang digunakan
untuk imunisasi sehingga mereka menolak untuk mengimunisasikan anaknya. Namun
kejadian tersebut hanya sedikit.
Prioritas masalah :
Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah +10,7
%.
No
Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah +8,5%.
Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.
Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah +11,5%.
Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.
Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah +6,7%.
Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.
Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.
Parameter
BCG
DPT-
DPT-
DPT-
Masalah
polio polio
polio
polio
Penyuluhan kelompok
Besarnya
HB I
4
HB II
3
HB III
5
I
4
II
3
III
2
IV
2
masalah
Berat
ringannya
akibat yang
3.
ditimbulkan
Keuntungan
sosial yang
diperoleh
Teknologi
5.
yang tersedia
Sumber daya
22
20
19
21
19
18
17
17
23
tersedia
Total
Penyelesaian Masalah
Masalah 1:
Cakupan imunisasi BCG yang tidak sesuai target
Penyebab :
Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan
transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa
anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas
untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.
Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya
imunisasi dan manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu yang
beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.
Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.
Penyelesaian masalah :
Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.
Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat, yang
disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi
dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi sehingga
terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.
Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam
melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,
diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu bahwa
terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal Posyandu yang
akan dilaksanakan.
Masalah 2:
Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai target.:
Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan transportasi yang kurang
memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa anaknya ke posyandu, dan
terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas.
Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan Kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal posyandu.
Penyelesaian masalah :
Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan penyuluhan.
Meningkatkan kedisiplinan dari petugas penyuluhan agar dapat melaksanakan kegiatan
penyuluhan kelompok sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan membuat jadwal
yang jelas tentang pelaksanaan penyuluhan kelompok di luar gedung yang akan
dilakukan oleh bidan desa. Apabila memang susah mengumpulkan warga, maka bidan
desa dapat bekrjasama dengan ketua RT setempat untuk membantu mengumpulkan
warga.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan pada periode Januari
2015 September 2015 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang
ditemui sebagai berikut :
Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah +10,7
%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah +8,5%.
Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.
Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah +11,5%.
Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.
Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah +6,7%.
Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.
Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%
Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%
Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar dilakukan kurang dari 100%
Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan
transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa
anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas
untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.
Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya
imunisasi dan manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu yang
beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.
Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa angka pencapaian program imunisasi di
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan hingga bulan Juni 2015 hampir mencapai target tetapi
dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa kendala baik dari masyarakat sendiri, petugas
puskesmas, mitra pelayanan program imunisasi maupun kader posyandu. Dari segi masyarakat
masih terdapat presepsi negatif mengenai imunisasi terutama KIPI. Dari segi petugas puskesmas
dan mitra pelayanan program, didapatkan tidak lancanya pelaporan kegiatan imunisasi. Dan dari
pihak kader posyandu yang masih kurang aktif mengajak masyarakat untuk datang melakukan
imunisasi.
5.2 Saran
1. Pemegang program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan agar melakukan penyuluhan
yang ditujukan untuk masyarakat luas agar masyarakat lebih tidak memiliki presepsi negatif
mengenai imunisasi.
2. Melakukan pendekatan atau kerjasama yang baik dengan mitra pelayanan agar pencatatan dan
pelaporan dapat dilakukan dengan baik dan bisa mencapai target pencapaian imunisasi.