Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan
kesehatan dan capaian program kesehatan yang meliputi indicator angka harapan hidup, angka
kematian, dan status gizi masyarakat. Upaya mewujudkan derajat kesehatan tersebut diutamakan
pada upaya promotif dan preventif meliputi KIA, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi
kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit dengan mengacu pada pencapaian target
Standar Pelayanan Minimal serta target MDGs.
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular khususnya
untuk menurunkan angka kematian pada anak sebagai salah satu tujuan dari Millennium
Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang sehingga diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu (Permenkes RI)
Program imunisasi nasional dikenal sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program ini merupakan program pemerintah dalam
bidang imunisasi untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization
(UCI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dilakukan untuk pencegahan penularan terhadap
beberapa Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri,
pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B. Penyelenggaraan kegiatan imunisasi di

Indonesia berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi .
Pembangunan kesehatan diutamakan melalui program promotif dan preventif seperti program
imunisasi yang terbukti efektif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian
akibat PD3I. Secara global, diperkirakan 2-3 juta kematian per tahunnya berhasil dicegah dengan
imunisasi, tetapi masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi lengkap
sebesar 9,5 juta yang berada di wilayah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Indonesia. Situasi
ini yang mendorong langkah global dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dunia melalui
pelaksanaan imunisasi (Kemenkes RI).
Keberhasilan program imunisasi salah satunya bisa dinilai dengan indikator Desa/Kelurahan
UCI. Pencapaian UCI di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 80,23% dan capaian ini belum
memenuhi target UCI tahun 2013 yaitu 95%. Sedangkan UCI Sumatera Barat pada tahun 2010
yaitu 87,03%, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 86,6% dan kembali turun pada
tahun 2013 menjadi 71,15%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013,
dari 22 puskesmas yang ada di Kota Padang Puskesmas Lubuk Kilangan mempunyai cakupan
imunisasi dasar lengkap terendah nomor tiga setelah Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas
Pauh (Dinkes Padang, 2013). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan
pembahasan lebih lanjut mengenai masalah kesehatan imunisasi dan bagaimana pencapaiannya
di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.2 Tujuan Penulisan


1
Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan.
2
Tujuan Khusus
1 Mengetahui pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.
2 Mengetahui pencapaian program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.
3 Mengetahui permasalahan program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.
1.3 Batasan Penulisan
Makalah ini membahas tentang pelaksanaan, pencapaian dan permasalahan program imunisasi di
Puskesmas Lubuk Kilangan.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur,
laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan dan diskusi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Imunisasi


Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit
hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari
penyakit lain, diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila terpajan pada antigen serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan (Depkes, 2014).
Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif. Kekebalan pasif
dengan memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Kekebalan aktif
dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi.

2.2 Landasan Hukum Imunisasi


1
2

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1626/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman

Pemantauan dan Penanggulangan kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi

2.3 Tujuan imunisasi


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2013 tentang penyelenggaraan imunisasi:
a Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I).
b Tujuan Khusus

Mencapai target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi

lengkap minimal 80% pada bayi di seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014.
Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per

1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.


Global eradikasi Polio pada tahun 2018.
Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian Rubella 2020.
Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis
(safety infection practice and waste disposal management).

2.4 Program Imunisasi


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2013 imunisasi wajib terdiri atas:
1
2
3

Imunisasi Rutin
Imunisasi Tambahan
Imunisasi Khusus

2.4.1 Imunisasi Rutin


1

Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar diberikan pada bayi di bawah 1 tahun. Jenis imunisasi dasar yang diberikan
adalah:
a
b

Bacillus Calmette Guerin (BCG)


Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-

Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib)


c Hepatitis B pada bayi baru lahir
d Polio
e Campak.
Imunisasi Lanjutan

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau
untuk memperanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada:
a

Anak usia dibawah tiga tahun (batita). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis TetanusHepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.

Anak usia sekolah dasar. Imunisasi diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).

c Wanita usia subur. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi TT diberikan kepada Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan calon
pengatin. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum pada bayi baru
lahir, mencegah tetanus pada ibu pada saat hamil, melahirkan dan nifas . Jadwal pemberian
imunisasi TT:
-

TT1: Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester 1


TT2: 4 minggu setelah TT1, perlindungan 3 tahun
TT3: 6 bulan setelah TT2, perlindungan 5 tahun
TT4: 1 tahun setelah TT3, perlindungan 10 tahun
TT5: 1 tahun setelah TT4, perlindungan 25 tahun

2.4.2 Imunisasi Tambahan


Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah:
A Backlog fighting
Merupakan upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur di bawah 3
(tiga) tahun. Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tidak mencapai UCI.
B Crash program

Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah
terjadinya KLB. Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash program adalah:
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi.
2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.
3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.
Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya campak, atau
campak terpadu dengan polio.

C PIN (Pekan Imunisasi Nasional)


Merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara serentak di suatu negara dalam waktu
yang singkat. PIN bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran suatu penyakit (misalnya
polio). Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya.
D Sub PIN
Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada wilayah wilayah terbatas
(beberapa provinsi atau kabupaten/kota).
E Catch up Campaign campak
Merupakan suatu upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak pada anak usia
sekolah dasar. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak secara serentak pada
anak sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas enam SD atau yang sederajat, serta anak usia 6 -

12 tahun yang tidak sekolah, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian
imunisasi campak pada waktu catch up campaign campak di samping untuk memutus rantai
penularan, juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (dosis kedua).
F Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)
Pedoman pelaksanaan imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan situasi
epidemiologis penyakit masing-masing.
3

Imunisasi Khusus

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan untuk melindungi masyarakat
terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,
persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Jenis imunisasi antara lain
imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan

imunisasi Anti Rabies

(VAR). Sasaran vaksinasi Anti Rabies (VAR) ditujukan pada 100% kasus gigitan yang
berindikasi Rabies , terutama pada lokasi tertular dan desa-desa sekitar dalam radius 10 km.
2.5 Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar lengkap adalah kelengkapan mengimunisasikan bayi sebanyak 1
kali HB-0, 4 kali Polio, 1 kali BCG, 3 kali DPT-HB, dan 1 kali campak. Jenis- jenis vaksin yang
diberikan terhadap bayi dan balita berdasar IDAI ada lima buah vaksin, yaitu:
a BCG
Vaksin BCG diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TB).
Vaksin yang diberikan mengandung kuman TB yang telah dilemahkan, sehingga tidak boleh
diberikan pada pasien imunokompromais.
Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2- 3 bulan. Namun, Kementrian Kesehatan
menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur 0-12 bulan untuk mencapai cakupan yang
lebih luas. Dosis diberikan 0,05 ml untuk bayi (<1 tahun) dan 0,1 ml untuk anak >1 tahun.

Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio M. Deltoid
sesuai anjuran WHO. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
b Hepatitis B
Vaksin hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir karena bertujuan sebagai pencegahan yang
sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu kepada
anaknya. Imunisasi HepB-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir.
Imunisasi HepB-2 diberikan setelah 1 bulan dari HepB-1. Untuk mendapat respon imun yang
optimal, interval imunisasi HepB-2 dengan HepB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
c Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yaitu OPV dan IPV. OPV (Oral Polio Vaccine) berisi virus
hidup yang telah dilemahkan dengan sediaan berupa tetes oral. IPV (Inactivated Polio Vaccine)
berisi virus yang telah di in-aktifkan dengan sediaan berupa injeksi.
Polio-0 diberikan saat bayi lahir atau pada kunjungan pertama. OPV diberikan saat bayi
dipulangkan dari rumah sakit/ rumah bersalin untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada
bayi lain karena berisi virus polio hidup yang dapat diekskresikan melalui tinja. Selanjutnya
dapat diberikan OPV atau IPV. Imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada umur 2,4,6 bulan
dengan interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
Dosis OPV diberikan 2 tetes peroral. Dosis IPV diberikan 0,5 ml intramuskular. Imunisasi polio
ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi Polio-4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).
d DPT
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-8 minggu. Interval
terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan saat umur 2 bulan, DPT-2 umur 4 bulan, DPT-3
umur 6 bulan. Ulangan Booster DPT-4 diberikan 1 tahun setelah DPT-3 yaitu pada umur 18-24
bulan dan DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Dosis vaksin DPT sebanyak 0,5 ml
diberikan secara intramuskular. Vaksin ini dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin Hep
B dalam bentuk kemasan kombinasi DPT/HepB.
e Campak

Vaksin campak dianjurkan diberikan dalam 1 dosis 0,5 ml secara subkutan dalam, pada umur 9
bulan. Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program BIAS. Imunisasi
campak kelas I SD tidak diperlukan bila telah mendapat imunisais MMR pada usia 15-18 bulan
dan ulangan umur 6 tahun
2.6 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi dasar, yaitu Tuberkulosis, difteri,
pertusis, tetanus, poliomielitis, hepatitis B dan campak.
a Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya adalah
melalui droplet. Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh seperti paru, kelenjer, kulit, tulang,
sendi, dan selaput otak.
Imunisasi BCG sangat bermanfaat untuk pencegahan, namun bukan berarti dengan pemberian
imunisasi BCG membuat seseorang tidak terkena penyakit ini. Walaupun demikian, dampak
imunisasi BCG apabila terkena penyakit ini akan lebih ringan gejalanya sehingga menurunkan
angka kesakitan dan kematian.
b Difteri
Difteri disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae yang menular melalui droplet. Gejala
penyakit ini mulai dari yang ringan sampai yang bisa mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan
gagal jantung yang bisa mengakibatkan kematian. Imunisasi dasar DPT dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit ini.
c Pertusis
Pertusis disebabkan oleh Bordetella pertusis dengan penularan melalui droplet. Penyakit ini
dapat menyebabkan pneumonia berat yang dapat menimbulkan kematian. Gejala awal dapat
berupa batuk kemudian batuk makin berat dan sering disertai muntah. Imunisasi DPT merupakan
salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
d

Tetanus

Tetanus disebabkan oleh Mycobacterium tetani masuk ke dalam luka terbuka, berkembang biak
secara anaerob dan membentuk toksin. Tetanus yang khas terjadi pada anak adalah tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum dapat menimbulkan kematian karena terjadi kejang, sianosis
dan henti nafas. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT pada anak.
e Polio
Polio disebabkan virus polio tipe 1,2 dan 3 yang menyerang mielin atau serabut otot. Penularan
penyakit ini melalui droplet atau fecal dan reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.
Gejala awal tidak khas, dapat timbul gejala ringan dan infeksi saluran nafas atas, kemudian
timbul gejala paralisis yang bersifat flaksid. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan
pemberian imunisasi polio.
f Campak
Campak disebabkan virus morbili yang penularannya melalui droplet. Gejala awal berupa
kemerahan yang mulai timbul di belakang telinga, dahi dan menjalar ke wajah dan seluruh tubuh.
Selain itu, timbul gejala seperti flu, mata berair, dan konjungtivitis. Hal ini dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi campak.
g Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini menyerang kelompok yang memilki
faktor resiko secara vertikal dan horizontal. Kelompok resiko secara vertikal adalah bayi dengan
ibu yang terkena Hepatitis B, sedangkan kelompok faktor resiko horizontal adalah tenaga medis,
pecandu narkotika, dan pasien hemodialisis. Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia,
mual, dan kadang ikterik. Imunisasi Hepatitis B dapat diberikan dengan tujuan untuk memutus
rantai penularan dari ibu ke anaknya.
2.6 Program Imunisasi Nasional
Program pemerintah dalam bidang imunisasi dikenal sebagai Pengembangan
Program Imunisasi (PPI) atau Expanded Program on Immunization. Program ini bertujuan untuk
mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI). Imunisasi yang
termasuk dalam PPI adalah BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B. Program ini mempunyai

tujuan akhir sesuai dengan komitmen internasional yaitu Eradikasi Polio (ERAPO), eliminasi
tetanus maternal dan neonatal, Reduksi Campak (RECAM), peningkatan mutu pelayanan
imunisasi,

menetapkan standar pemberian suntikan yang aman dan keamanan pengelolaan

limbah tajam.
Pada tahun 2011, dalam program imunisasi nasional terdapat 7 antigen yaitu Hepatitis B, Polio
oral (OPV), BCG, difteri, tetanus, pertusis dan campak. Program imunisasi nasional ini terdiri
dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi pada anak
Sekolah Dasar yang masuk ke dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Ada 5 jenis imunisasi yang diberi secara gratis di Posyandu, terdiri dari imunisasi Hepatitis B,
BCG, Polio, Campak dan DPT. Semua imunisasi ini harus diberikan secara lengkap sebelum
anak berusia 1 tahun. Pelaksanaan BIAS dilakukan sebanyak dua kali yaitu BIAS campak yang
hanya diberikan untuk murid kelas I SD/ sederajat, dT untuk kelas I, II dan III.

2.7 Jadwal Pemberian Imunisasi

Gambar 2.1 Jadwal imunisasi rekomendasi Kemenkes RI

Gambar 2.2 Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2014

BAB III
ANALISI SITUASI

1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan


Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di kecamatan Lubuk Kilangan dengan wilayah kerja
meliputi 7 kelurahan dengan luas wilayah 85,99 km2. Batas wilayah kerja puskesmas Lubuk
Kilangan sebagai berikut :
a
b
c
d

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh


Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok
Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)

2 Kondisi Demografis
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2014, jumlah
Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 51.806 jiwa dengan jumlah KK 12.290 RT

Sebanyak 171 dan RW 44 dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk
489/km. Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
tahun 2015
No
Kelurahan
JML KK
JML JIWA
RT
RW
1 Bandar Buat
3753
14403
43
11
2 Padang Besi
1448
7274
20
4
3 Indarung
2885
11096
44
12
4 Koto Lalang
1645
6972
31
8
5 Batu Gadang
1591
6901
21
5
6 Baringin
322
2470
5
2
7 Tarantang
646
2690
7
2
Jumlah
12290
51806
171
44
3.3 Sarana dan Prasarana
1

Sarana Pendidikan

Tabel 3.2 Kondisi Sarana Pendidikan Puskesmas lubuk Kilangan tahun 2015
N

Kelurahan

TK

SD

o
1
2
3
4
5
6
7

Bandar Buat
9
6
Padang Besi
2
4
Indarung
1
6
Koto Lalang
3
3
Batu Gadang
1
2
Baringin
1
1
Tarantang
0
1
Jumlah
14
23
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2015)

SMP

SMA

3
0
1
0
0
0
0
4

0
0
2
0
1
0
0
3

Sarana Kesehatan

Tabel 3.3 Kondisi Sarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014
No

Jenis Sarana dan Prasarana

Jumla

Kondisi

Sarana Kesehatan
Puskesmas Induk
Puskesmas Pembantu
Rumah Dinas Dokter
Rumah Dinas Perawat
Poskeskel
Puskesmas Keliling roda 4
Ambulance
Sepeda Motor
Sarana Penunjang
Komputer
Laptop
Mesin Tik
Telepon
Listrik
Sarana Air Bersih
Sarana dan Prasarana lain Dalam

1
2
3
4
5
6
7
9
II
1
2
3
4
5
6
II

Baik

1
4
1
7
1
1
5

1
4
1
7
1
1
5

10
4
2
1
1
1

10
4
1
1
1

Rusak
Ringan

Rusak
Sedang

Puskesmas
1 Laboratorium
1
1
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2015)
3

Prasarana Kesehatan
-

Posyandu Balita
Posyandu Lansia
Kader Kesehatan
Praktek Swasta Dokter Umum
Prakter Swasta Dokter Gigi
Praktek Bidan Swasta
Klinik Bersalin
Rumah Obat
Rumah Sakit Swasta
Pos UKK
Pengobatan Tradisional
Toga

: 43 Pos
: 14 Pos
: 166 Orang
: 5 orang
: 2 Orang
: 21 orang
: 5 Buah
: 5 Buah
: 1 Unit
: 3 Pos
: 38 Buah
: 27 Buah

3.4 Ketenagaan Puskesmas


Tabel 3.4 Kondisi Ketenagakerjaan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015
No
1

Jenis Ketenagaan
Dokter

Jumlah
3

Status Kepegawaian
2 PNS, 1 pddk

Rusak
Berat

1
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Dokter Gigi
Sarjana Kesmas
Sarjana Keperawatan
Rekam Medik
D4 Kebidanan
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D3 Gizi
D3 Teknisi Gigi
Bidan ( DI )
Perawat ( SPK )
AAK & Analis Kimia
Ass. Apoteker
SMA
Perawat Gigi
D4 Kesling & D3 Kesling
JUMLAH

3
4
1
1
5
4
11
1
2
6
6
2
2
6
1
2
60

PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
10 PNS, 1 PPT
PNS
PNS
4 PNS, 2 PPT
PNS
PNS
PNS
5 PNS, 1 Honor
PNS
PNS

3.5 Program Imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan


A Imunisasi Dasar
Tabel 3.5 Data pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesamas Lubuk Kilangan Triwulan II
(Januari -September 2015)
NO

1
2
3
4
5
6
7
8

Kelurahan
Bandar
Buat
Padang
Besi
Indarung
Koto
Lalang
Batu
Gadang
Baringin
Tarantang
Puskesmas

SASA
RAN
BAYI

HB0
<7
HR

BC
G

POLIO
1

DPT
HB1

POLI
O2

DPT
HB 2

POLIO
3

DPT
HB3

POLIO
4

CAM
PAK

288

32,6

46,2

45,1

57,1

51,1

51,4

45,4

44,3

46,1

42,1

146

52,7

47,9

53,4

66,9

65,5

63,4

64,1

59,2

58,5

42,3

222

65,3

43,7

44,1

60,6

52,3

45,8

46,8

50,5

41,7

49,5

140

34,3

41,4

40,7

55,1

53,7

55,1

52,2

44,1

45,6

41,2

138

47,8

48,6

46,4

67,2

58,2

64,2

58,2

52,2

50,0

50,7

49
55
1038

42,9
54,5
46,3

55,1
43,6
45,9

51,0
41,8
45,8

63,8
58,5
60,7

63,8
58,5
55,7

57,4
54,7
54,6

63,8
49,1
52,0

53,2
43,4
49,1

59,6
52,8
48,3

51,1
47,2
45,4

Dari tabel 3.5 menunjukkan pencapaian program imunisasi dasar hingga bulan Juli 2015
sebagian besar sudah mencapai target. Cakupan imunisasi dasar lengkap yang belum mencapai

target terdapat di Padang Besi, Bandar Buat, dan Koto Lalang dalam segi imunisasi HB 0, BCG,
Polio 1, Campak, sementara keluarahan lainnya sudah mencapai target.
B Imunisasi Tambahan
Selain program imunisasi dasar Puskesmas Lubuk Kilangan juga melaksanakan program BIAS
(Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Program BIAS dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun
yaitu BIAS campak yang diberikan untuk murid SD setiap bulan September dan BIAS kedua
diberikan imunisasi DT untuk kelas 1 SD dan Td untuk kelas 2 dan 3 yang dilakukan bulan
Oktober.
Oleh karena Kota Padang dinyatakan mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri sejak bulan
Ferbruari 2015, program BIAS tidak dilakukan dan diganti dengan program tambahan khusus
untuk Kejadian Luar Bias yaitu ORI (Outbreak Response Immunization). Program ORI dilakukan
setiap hari dengan melakukan kunjungan ke posyandu, TK, SD, dan SMP. Berdasarkan tabel 3.3

pelaksanaan program imunisasi ORI (Outbreak Response Immunization) yang dilakukan hingga bulan
Maret 2015 sudah hampir mencapai target.
Tabel 3.6 Laporan Pelaksaan ORI Puskesmas Lubuk Kilangan bulan September 2015
No Kelurahan
Sasaran
Hasil
2bln3th7th- Jumlah 2bln3th7th<3th
<7th
15th
<3th
<7th
15th
1
Bandar
471
894
328 4654
496
950
3180
Buat
9
2
Padang
264
452
650 1366
204
390
775
Besi
3
Indarung
389
1016
193 3346
365
950
1885
2
4
Koto
313
371
558 1242
290
356
525
Lalang
5
Batu
192
363
738 1293
188
390
770
Gadang
6
Baringin
75
138
318 531
82
146
285
7
Tarantang
161
91
253 505
136
161
260
TOTAL
1874
3325
773 12937
1761
3343
7680

Jumla
h
4626

1369

100

3200

95,6

1171

94,3

1348

104

513
557
12784

96,6
110
98,8

99,4

C Imunisasi khusus
Program nasional imunisasi khusus merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melindungi
masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan calon jemaah
haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Di Puskesmas Lubuk
Kilangan tidak melakukan imunisasi untuk calon jemaah haji namun dilakukan di Dinas
Kesehatan Kota. Puskesmas Lubuk Kilangan hanya memberikan surat yang akan dibawa untuk
melakukan imunisasi ke Dinas Kesehatan Kota.

BAB IV
PEMBAHASAN
1

Program Imunisasi Puksesmas Lubuk Kilangan

Program imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan mengacu pada program Nasional terdiri dari
imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi yang dilakukan
dalam penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu ORI (Outbreak Response Immunization).
Keberhasilan program imunisasi dasar dapat dilihat dari cakupan imunisasi dasar lengkap. Target
cakupan imunisasi pada tahun 2015 adalah 95%. Dari 7 kelurahan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat 4 kelurahan yang pencapaian imunisasi dasarnya sudah
mencapai target dari bulan Januari September 2015.
Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program imunisasi terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaan program imunisasi yang menyebabkan rendahnya capaian imunisasi
dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, yaitu:
1
2
3

Masyarakat banyak yang melakukan imunisasi di dokter spesialis.


Tidak lancarnya pelaporan kegiatan imunisasi dari mitra pelayanan (BPS, Klinik, RS).
Masih adanya presepsi masyarakat yang negative tentang vaksin yang digunakan untuk
imunisasi sehingga mereka menolak untuk mengimunisasikan anaknya. Namun kejadian
tersebut hanya sedikit.

4.2 Program Imunisasi Tambahan


Pelaksaan program ORI (Outbreak Response Immunization) dilakukan setiap hari Senin-Jumat yang
dilakukan di Posyandu, TK, SD, dan SMP di Kecamatan Lubuk Kilangan. Dalam pelaksaan program ini
kerjasama lintas program dimana pemegang program lain seperti P2M, KIA, Promkes, dan Surveilans.
Berdasarkan hasi laporan ORI putaran kedua tahun 2015, program imunisasi ORI sudah mencapai target
karena di beberapa keluarahan sudah mencapai target sasaran untuk dilakukan imunisasi. Dalam
pelaksanaan imunisasi ORI juga memiliki kendala yang sama dengan imunisasi dasar dimana sebagian
masyarakat melakukan imunisasi di Dokter Spesialis sehingga tidak masuk dalam pencatatan dan
pelaporan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa angka pencapaian program imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan hingga bulan September 2015 hampir mencapai target tetapi dalam
pelaksanaan masih terdapat beberapa kendala baik dari masyarakat sendiri, petugas puskesmas,
mitra pelayanan program imunisasi maupun kader posyandu. Dari segi masyarakat masih
terdapat presepsi negatif mengenai imunisasi terutama KIPI. Dari segi petugas puskesmas dan
mitra pelayanan program, didapatkan tidak lancanya pelaporan kegiatan imunisasi. Dan dari
pihak kader posyandu yang masih kurang aktif mengajak masyarakat untuk datang melakukan
imunisasi.
5.2 Saran
1. Pemegang program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan agar melakukan penyuluhan
yang ditujukan untuk masyarakat luas agar masyarakat lebih tidak memiliki presepsi negatif
mengenai imunisasi.
2. melakukan pendekatan atau kerjasama yang baik dengan mitra pelayanan agar pencatatan dan
pelaporan dapat dilakukan dengan baik dan bisa mencapai target pencapaian imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2013. Padang: Dinas
Kesehatan Kota Padang. 2014.
Ariebowo. Analisis Faktor-Faktor Organisasi yang Berhubungan dengan Cakupan Imunisasi di
Kabupaten Batang. 2005.
Laporan Triwulan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015.
Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
Departmen Kesehatan RI. Panduan Teknis Imunisasi tingkat Puskesmas. Jakarta. 2005.
Menkes RI. Kepmenkes RI No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi. 2005.
Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Kemenkes RI. 2013.

Anda mungkin juga menyukai