Donlot
Donlot
Donlot
3.1.1
Visi
Visi pembangunan kesehatan di Wilayah kerja puskesmas pekauman yang menjadi
Misi
1. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pekauman melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan berperilaku
hidup bersih dan sehat.
2. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungan.
4. Menciptakan individu, keluarga dan masyarakat mandiri dalam bidang kesehatan.
3.1.3
Sasaran
1.
2.
3.
Pelayanan yang bermutu diberikan oleh petugas yang profesional dan handal
4.
Sarana dan prasarana fisik yang memadai menuju proses pelayanan puskesmas
yang layak
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Melaksanakan perbaikan gizi masyarakat dalam upaya peningkatan status gizi yang
optimal terutama pada balita dan ibu hamil
11.
Setiap ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan
yang adekuat terutama untuk kasus kegawatan obstetri.
12.
13.
14.
15.
Tersedianya sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat
16.
3.2
10
Pemanfaatan
Buku
KIA
masih
belum
optimal
oleh
keluarga/masyarakat sebagai saranan pendidikan dan penyuluhan bagi
ibu hamil, ibu nifas dan ibu balita agar dapat mempersiapkan
kehamilan, kelahiran dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat
Kurangnya sinkronisasi dan koordinasi program-program antar instansi
dan antar pemerintah dan swasta dan lembaga swadaya yang
melibatkan peran aktif masyarakat termasuk rumah sakit, karena
hampir semua kematian bayi bertempat di rumah sakit.
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB, berbagai intervensi dalam
bidang pelayanan KIA sudah dicoba dilakukan. Dalam pelaksanaannya,
diketahui bahwa sebenarnya perlu keterlibatan berbagai pihak untuk
mencapai tujuan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) maupun Kematian
Ibu (AKI). Beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
antara lain :
1. Pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan masyarakat (pemanfaatan
Buku KIA, Posyandu, kelas ibu hamil dan ibu balita)
2. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sector
3. Dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak yang
komprehensif dan berkualitas melalui :
- Kunjungan neonatal, bayi, anak balita
- Kunjungan bagi neonatal dengan resiko tinggi
- Penanganan komplikasi neonatal
- Manajemen Asfiksia, BBLR & MTBS/MTBM
- PONED & PONEK
- SDIDTK, Pelayanan PKPR dan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
(UKS)
Puskesmas Pekauman Tahun 2016
11
12
Angka kematian balita disini dikhususkan untuk anak balita (AKABA) umur
1 5 tahun adalah angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. Seperti
halnya angka kematian ibu dan bayi , AKABA juga dapat memberikan gambaran
status kelangsungan hidup di suatu wilayah, gambaran tingkat permasalahan
kesehatan anak balita, gambaran tingkat pelayanan KIA/posyandu, gambaran
tingkat keberhasilan program KIA/posyandu dan memberikan gambaran kondisi
sanitasi lingkungan. Dari grafik di atas menunjukkan angka kematian balita di
Wilayah kerja puskesmas pekauman dari tahun ke tahun sangat fluktuatif. Ada
beberapa faktor yang berkenaan dengan perilaku tidak tepat dan kurangnya
pengetahuan berkonteribusi pada kematian anak balita yaitu antara lain :
Para ibu dan masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang
penanggulangan atau pengobatan penyakit-penyakit umum anak
Para ibu tidak menyadari pentingnya pemberian ASI, cakupan ASI
eksklusif masih renadah
Praktek-praktek sanitasi dan kebersihan yang buruk
Praktek pemberian makan bayi dan pelayanan lainnya yang buruk
mengakibatkan gizi kurang pada ibu dan anak-anak, yang merupakan
penyebab dasar kematian anak.
Seperti halnya kematian bayi upaya intervensi untuk menurunkan
angka kematian anak balita juga perlu melibatkan berbagai pihak baik
lintas sektor maupun lintas program, beberapa upaya yang telah
dilakukan oleh Puskesmas Pekauman dalam upaya menurunkan angka
kematian bayi antara lain adalah :
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas melalui
pendidikan dan pelatihan (MTBS, SDIDTK)
- Kunjungan rumah (care seeking) bagi bayi dan anak balita sakit
- Upaya perbaikan gizi melalui kegiatan yang mencakup peningkatan
program pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif, upaya penanggulangan
gizi mikro melalui pemberian Vitamin A, Taburia,
Puskesmas Pekauman Tahun 2016
13
14
Pada tahun 2015 penyebab utama kematian ibu sebesar 50 % di dominasi oleh
yaitu preeklampsi/eklampsi. Sesuai Hasil Analisa Sensus Penduduk 2010, proporsi
penyebab kematian telah berubah dimana perdarahan dan infeksi semakin
menurun sedangkan hipertensi dalam kehamilan (HDK) yang merupakan salah
satu dari trias gejala preeklampsi dan eklampsi semakin meningkat.
Berdasarkan penelitian kira-kira 15-25% wanita yang didiagnosis awal dengan
hipertensi dalam kehamilan akan mengalami pre-eklampsia berat. Karena
penyebab utama keadaan pre-eklampsia tidak diketahui sehingga tenaga
kesehatan dan ibu hamil akan sulit memprediksi yang mana akan mengalami
preeklampsia. Hal ini menempatkan setiap ibu mempunyai resiko mengalami
komplikasi kebidanan yang dapat mengancam jiwanya.
Upaya penurunan jumlah kematian ibu di Wilayah kerja puskesmas pekauman
telah dilaksanakan yaitu :
1. Peningkatan cakupan dan akses pelayanan kesehatan ibu yang
komprehensif dan berkualitas
- Antenatal Care Terpadu
- Asuhan Persalinan Normal di fasilitas kesehatan
- Pelayanan KB Paska Persalinan
- Skrining/Deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas
- Home care / kunjungan rumah pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas
- Penanganan komplikasi obsteri yang adekuat
- Pelaksanaan PONED
- Pelaksanaan PERDA KIBBLA
2. Meningkatkan kemitraan lintas sektor dan lintas program
- Kemitraan dengan TNI/POLRI, Kemenag, BKBPMP
Puskesmas Pekauman Tahun 2016
15
ANGKA KESAKITAN
JENIS PENYAKIT
Hipertensi
ISPA
Penyakit lainnya
Artritis lainnya
Gastritis dan Duodenitis
Diabetes Mellitus
Dispepsia
ISPA (Pneumonia)
Sakit Kepala
Penyakit Pulpa dan Penyakit Periapikal
16
JUMLAH
5253
3589
3347
2604
2283
2131
1176
1153
1069
951
Penyakit
Tetanus Neonatorum
AFP
Keracunan makanan
Cikungunya
Rubella
Suspek H1N1
Filariasis
KIPI
Campak
Diare
HFMD
2010
1
2
1
1
-
17
2011
1
2
1
1
1
-
KASUS
2012 2013
2
5
2
6
2
2
1
2015
4
-
18
Suspek TB
71
88
95
107
84
88
73
71
78
80
101
73
1009
BTA (+)
2
5
6
11
4
2
5
7
5
6
7
10
70
Rontgen (+)
0
0
0
3
2
1
1 (anak)
2
1
1 (anak)
0
0
9
19
Diobati
2
5
6
10
3
2
5
7
5
6
4
10
65
Sembuh
5
7
2
8
4
3
3
6
6
7
2
1
54
TB
ekstraparu
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
Variabel
CDR
Kesembuhan
Konversi
Target
120
64
64
Pencapaian
68
27
51
Cakupan (%)
56,67
42
79
20
21
3.3.3.3
HIV/AIDS
Penyebaran HIV-AIDS saat ini sebagian besar masih terkonsentrasi
pada populasi kunci dimana penularan terjadi melalui perilaku yang
berisiko seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril pada kelompok
pengguna narkoba suntik (penasun) dan perilaku seks yang tidak aman
baik pada heteroseksual maupun homoseksual. Jika tidak ditangani
dengan cepat maka tidak mustahil penularan HIV akan menyebar secara
luas kepada masyarakat.
Pemerintah Wilayah kerja puskesmas pekauman melalui
Puskesmas Pekauman telah melakukan berbagai upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS, yaitu ;
Penyebarluasan informasi melalui sosialisasi dan diseminasi
informasi terhadap sasaran masyarakat umum, SMU/sederajat,
SMP/sederajat, populasi kunci (berisiko tinggi) yaitu pekerja
hiburan, pekerja salon, waria, lelaki suka lelaki, warga binaan
pemasyarakatan (WBP) POLDA Kal.Sel.
Sosialisasi HIV Bagi Usia 15-24 Tahun dilaksanakan dalam
rangka pencapaian salah satu tujuan P2 HIV yaitu minimal 70%
populasi pada usia tersebut mempunyai pengetahuan
komprehensif tentang HIV, oleh karena itu keberhasilan
sosialisasi dinilai menggunakan metode pre dan post test untuk
menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan sasaran antara
sebelum dan sesudah diberikan informasi melalui kegiatan
sosialisasi.
Penyediaan layanan pemeriksaan VCT HIV-AIDS dan IMS kepada
populasi kunci (berisiko tinggi), tenaga kerja, masyarakat
umum, warga binaan pemasyarakatan (WBP)
22
Grafik 3.9 Kasus HIV-AIDS di Wilayah kerja puskesmas pekauman Tahun 2010
2015
23
24
Kusta
25
26
27
28
Grafik 3.15 Angka Insiden Rate Kasus DBD Tahun 2010 - 2016
29
Malaria
30
Filaria
31
32