KETEGANGAN MANUSIA
Berpegang pada realita kehidupan tentang stress, maka dirancang suatu sistem
elektronis, sebut saja stress indicator, yang mampu mendeteksi dan mengelompokan
kadar stress seseorang. Dengan stress indikator diharapkan seseorang dapat memonitor
tingkat stress, melakukan semacam tindakan preventif atau tindakan untuk menghindari
dan mengatasi stress. Contoh penggunaan stress indicator dalam dunia medis, yaitu
sebagai alat monitoring tingkat stress pasien yang akan menjalani operasi, membantu
penegakan diagnosa yang kerap kali menjadi tidak akurat karena pasien mengalami
stress. Stress indicator dapat juga digunakan oleh pekerja yang menuntut kehandalan,
sehingga pengendalian stress menjadi sangat penting untuk membantu kinerjanya.
7 segment 7 segment
decoder
Tense juga mempunyai arti suatu perasaan takut atau tegang yang besar namun sedikit
dibawah kondisi stress, demikian juga tentang kondisi calm yaitu mempunyai perasaan
takut atau tegang tetapi hanya tingkatan yang kecil sehingga manusia itu bisa
menganggap kalau tidak terjadi apa-apa dalam kehidupannya. Dan relaxed sendiri yaitu
suatu perasaan yang nyaman, tenang sehingga manusia itu bisa merasakan kebahagiaan
dan senang. Berdasar empat tingkat kondisi sterss seseorang diatas dapat dikategorikan
beberapa parameter penyebab stres yaitu :
1. Galvanic Skin Resistance (GSR) yaitu tahanan tubuh manusia biasanya diambil dari
tahanan dua jari tangan dalam satuan.
3. Blood presure (BP) tekanan darah ini terbagi dengan tekanan darah batas bawah blood
presuremdiastole (BPD) dan tekanan darah atas blood presure systole (BPS)
4. Temperatur tubuh atau dalam istilah medis disebut H & T Dari keempat indikasi
tersebut dapat dikategorikan tingkat stress seseorang sebagai berikut :
Perancangan sistem sensor tahanan tubuh manusia
Sensor yang digunakan pada aplikasi alat ini mempunyai spesifikasi alumunium foil.
Berdasarkan beberapa literatur dan percobaan yang dilakukan, bahan aluminium foil
sangat baik digunakan sebagai pembaca kondisi tahanan tubuh manusia terutama jika
diinteraksikan dengan bagian kulit ari manusia. Untuk itu pada alat ini digunakan bahan
aluminium foil yang dikemas/dibentuk dengan sistem perekat-tarik dan diletakkan pada
ujung jari-jari manusia. Dengan menempatkan sensor tersebut pada kedua ujung jari-jari
dan memberikan beda potensial ordo rendah pada sistem rangkaian sensor tersebut maka
akan menghasilkan beda potensial yang lain yang terintegrasi dengan kondisi tahanan
kulit manusia. Beda potensial inilah yang digunakan sebagai kondisi masukan pada
rangkaian biopotensial atau kompensasi isyarat. Rangkaian biopotensial atau kompensasi
isyarat merupakan rangkaian yang terdiri dari kombinasi Op-Amp yang diperlukan
sebagai pengatur komposisi tegangan yang dihasilkan oleh sensor sehingga melalui
sistem ini dihasilkan suatu tegangan yang terkendali.
Logika biner yang dihasilkan dari rangkaian ADC 0804 kemudian dilewatkan melalui
rangkaian pengalamatan EPROM (dalam hal ini type 27C256 microchip) untuk
memberikan alamat desimal pada setiap masukan biner ADC 0804. Pada EPROM ini
sekaligus dapat dilakukan kalibrasi digital jika diperlukan untuk menampilkan angka
tertentu pada bilangan biner masukan yang tidak bersesuaian. Pada EPROM inilah
dilakukan pengalamatan dan kalibrasi untuk menunjukkan nilai tahanan tubuh manusia
yang diukur melalui kedua ujung jarinya. EPROM 27C256 mempunyal 15 alamat (A14
– A0) dan 8 data keluaran (Q7 – Q0). Menyesuaikan data biner ADC 0804 maka hanya
digunakan 8 alamat masukan EPROM saja yakni A7–A0, sedangkan alamat sisa lainnya
diketanahkan untuk mengurangi distorsi pembacaan digital. Sedangkan pada 8 data
keluaran dimanfaatkan untuk menggerakkan dekoder guna menampilkan instruksi
decimal yang diminta oleh EPROM tersebut.
Gambar 4 Sistem penyambungan EPROM 27C256
Melalui metode pengisian angka-angka desimal maka keluaran EPROM pada data
berupa bilangan-bilangan biner yang sudah berkode desimal, dengan metode BCD ini
angka-angka keluaran EPROM akan lebih mudah diterjemahkan melalui dekoder untuk
ditampilkan pada seven segment. Pada sistem ini juga menggunakan dua buah EPROM
dimana sebuah EPROM berfungsi untuk menampilkan angka-angka yang menunjukkan
tahanan tubuh manusia, dan untuk fungsi ini EPROM harus dilengkapi dengan dekoder
seven segment.
Sedangkan EPROM yang kedua berfungsi sebagai penampil karakter huruf depan dari
indikator tingkatan stress yang ada. Untuk aplikasi ini EPROM tidak memerlukan
tambahan dekoder melainkan dengan pemrograman khusus hingga membentuk karakter
yang dikehendaki sesuai dengan tingkatan tahanan yang ditunjukkan oleh penampil
tahanan tubuh manusia. Untuk aplikasi penampil karakter ini data keluaran EPROM
diambil tujuh bit saja dari setiap byte nya dan dihubungkan dengan ketujuh karakter led
pembentuk seven segment. Dengan metode ini maka dapat dibentuk huruf berdasar
penyalaan bit pembentuk karakter tampilan pada led seven segment.
Dari gambar diatas maka untuk membentuk huruf “r” yang menyatakan kata “relaxed”
dilakukan dengan mengaktifkan led a,f dan e pada led seven segment. Untuk membentuk
huruf “C” yang menyatakan kata “Calm”dilakukan dengan mengaktifkan led a,f,e dan d.
Untuk mengaktifkan huruf “t” yang menyatakan kata “tense” dilakukan dengan
mengaktifkan led pembentuk d,e,f, dan g. Sedangkan untuk mengaktifkan huruf “S” yang
menyatakan kata “stressed” dilakukan dengan mengaktifkan led a,f,g,c dan d. Untuk
mengaktifkan masing-masing led pembentuk karakter huruf pada seven segment tersebut
dilakukan dengan menghubungkan masing masing port led karakter a,b,c,d,e,f,g dengan
keluaran EPROM pada output masing-masing Q6,Q5,Q4,Q3,Q2,Q1,dan Q0. Sehingga
untuk membentuk huruf “r” misalnya EPROM harus mengaktifkan keluaran Q6,Q2 dan
Q0 dan berdasar urutan BCD EPROM maka dilakukan pemrograman dengan
memasukkan angka 45h. Sedangkan untuk mengaktifkan huruf “C” untuk Calm maka
EPROM harus mengaktifkan keluaran Q6,Q3,Q2 dan Q0 dan berdasar urutan BCD
EPROM maka dilakukan pemrograman dengan memasukkan angka 4Dh.dan seterusnya.
Power suplay merupakan salah satu faktor utama dalam pembuatan suatu rangkaian
sebab semua aplikasi rangkaian mutlak memerlukan adanya power suplay tersebut.
Dalam aplikasi rangkaian elektronika dikenal beberapa jenis power suplay diantaranya
adalah power suplay simetris, power suplay fiks satu sisi dan power suplay variable.
Dalam perancangan alat ini digunakan dua buah power suplay yaitu power suplay
simetris dan power suplay fiks 5 volt. Disebut power suply simetris karena tegangan yang
dihasilkan oleh power suplay jenis ini setimbang atau sama besar pada sisi negatif dan
positif. Pada power suplay simetris ini menghasilkan tegangan 12 volt dan –12 volt, yang
digunakan sebagai pencatu IC jenis CMOS dan komponen Opamp yang membutuhkan
kondisi simetris. Sedangkan power suplay fiks 5 volt digunakan untuk mencatu beberapa
jenis IC TTL, ADC 0804 dan EPROM.
Untuk menghasilkan tegangan fiks 5 volt pada power suplay ini menggunakan sebuah
dioda zener 5V1 yang dikuatkan dengan transistor untuk memberikan kestabilan arus
kerja power suplay tersebut. Sedangkan pada tegangan simetris menggunakan regulator
pembentuk tegangan 7812 untuk membentuk tegangan positif dan regulator 7912 untuk
menghasilkan tegangan negatif 12 volt. Pada perancangan sistem tegangan simetris ini
tidak disertai dengan transistor sebab regulator tersebut telah dilengkapi dengan sistem
penstabil sehingga untuk diaplikasikan pada beban yang tidak terlalu besar seperti pada
alat ini kemampuan penstabilan regulator 12 volt ini masih mencukupi.