PERMASALAHAN LINGKUNGAN
AKIBAT NITRIFIKASI
Disusun Oleh:
Nama
: Arikhna Rizqiyana
NIM
: H0213007
tanah unsur hara N mempunyai sifat dan perilaku spesifik. Kation NH 4+ dapat
terabsorpsi pada mineral lempung bertipe 2:1, koloid organik dan atau ternitrifikasi
menjadi NO3-. Sedangkan anion NO3- bersifat mobil dalam larutan tanah. Oleh karena
itu oksidasi NH4+ menjadi NO3- yang lazim disebut proses nitrifikasi didalam tanah
perlu dikendalikan karena menyebabkan inefisiensi masukan nitrogen. Melalui proses
nitrifikasi pula sebagian besar N dalam tanah akan hilang dalam bentuk N-gas (N 2O,
NO2, NO dan N2) dan atau hilang terlindi dalam bentuk nitrat (NO 3). Pelindian NO3
akan diikuti pelindian kation-kation basa dalam tanah (K +, Ca2+ dan Mg2+) sehingga
menurunkan kejenuhan basa, meningkatkan kemasaman tanah yang akhirnya
memperburuk sifat kimiawi tanah (Raun and Johnson, 1999).
Sehingga dalam bidang pertanian, secara umum nitrifikasi perlu dihambat
karena produk NO3- yang terlindi ke dalam badan perairan dapat menyebabkan
eutrofikasi yang dapat menurunkan kadar oksigen terlarut, peningkatan konsentrasi
gas rumah kaca N2O dan NO, dan pencemaran lingkungan lainnya yang merugikan.
Dari segi lingkungan, Gas N2O hasil sampingan dari proses nitrifikasi dan
denitrifikasi di tanah pertanian merupakan salah satu emisi gas rumah kaca yang
menyumbang pemanasan global. Nitro-oksida (N2O) merupakan gas rumah kaca
penting yang keluar dari lahan pertanian setelah metana, serta mempunyai waktu
tinggal relatif lebih lama dibandingkan dengan CO2 dan metana. Potensi pemanasan
global dari satu molekul N2O adalah 250 kali lebih tinggi daripada satu molekul CO 2
(Watson et al.,1992). Laju emisi tahunan N2O setara dengan 16,4 Tg CO 2, dan sekitar
94% emisinya berasal dari lahan pertanian. Sumber utama emisi N 2O dari lahan
pertanian adalah pembakaran sisa-sisa tanaman (41%) dan pemupukan N anorganik
(18%).
Gas N2O dari tanah dihasilkan oleh mikrobia nitrifikasi selama oksidasi
ammonium menjadi nitrat dan oleh mikrobia denitrifikasi selama reduksi nitrat.
Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas dan Nitrobacter) yang merupakan bakteri
kemoautotrofik berperan dalam proses nitrifikasi-denitrifikasi yang bertanggung
jawab terhadap kehilangan N dari lahan sawah (Minami and Fukushi, 1984). Pada
DAFTAR PUSTAKA
Klemedtsson, L., B.H. Svensson, and T. Rosswall. 1988. Relationship between soil
moisture content and nitrous oxide production during nitrification and
denitrification. Biol. Fertil. Soils 6:106-111.
Minami, K. and S. Fukushi. 1984. Methods for measuring N2O flux from water
surface and N2O dissolved in water from agricultural land. Soil Sci. Plant Nutr.
30(4):495-502.
Raun,W.R and Johnson,G.V. 1999. Improving Nitrogen Use Efficiency for Cereal
Production (Review & Interpretation). Agronomy Journal. 91. 357 363.
Rennenberg, H., R. Wassmann, H. Papen, and W. Seiler. 1992. Trace gas exchange in
rice cultivation. Ecological Bulletins 42: 164-173.
Watson, R.T., L.G. Meira Filho, E. Sanhueza, and T. Janetos. 1992. Climate Changes
1992. The Supplementary Reports to the IPCC Scientific Assessment.
Cambridge University Press. Cambridge, UK.