PRESENTASI TAMBAHAN
MEKANIKA FLUIDA
(TMS 2227)
Gaya Hidrostatis Pada Bidang Terendam
Disusun oleh:
Diki Ramadan
1107114179
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Pembahasan.......................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
ISI.............................................................................................................................4
3.1 Gaya Hidrostatis Pada Permukaan Bidang Terendam...................................4
3.2 Gaya Hidrostatik pada permukaan lengkung terendam..............................13
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tekanan dan gaya hidrostatik resultan................................................5
Gambar 2. 2 Notasi untuk gaya hidrostatik..............................................................6
Gambar 2. 3 Sifat-sifat geometrik dari beberapa bentuk yang umum.....................7
Gambar 2. 4 Gambar Contoh Soal...........................................................................8
Gambar 2. 5 Plat Miring........................................................................................10
Gambar 2. 6 Plat Vertikal.......................................................................................10
Gambar 2. 7 Plat Horizontal...................................................................................11
Gambar 2. 8 Gambar contoh soal...........................................................................11
Gambar 2. 9 Gaya Hidrostatik pada sebuah permukaan lengkung........................14
Gambar 2. 10 Contoh soal......................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah Mekanika Fluida
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari prilaku fluida baik dalam
keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan
media batasnya (zat padat atau fluida dengan g lain ). Seperti kebanyakan disipilin
ilmu lainnya, ekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasilhasil pokok hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini.
Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu.
Sebagai contoh perahu layar yang sudah dilengkapi dengan dayung dan sistem
pengairan untuk pertanian sudah dikenal pada masa itu. Pada abad ketiga sebelum
Masehi, Archimedes dan Hero dari Iskandariah, memperkenalkan hukum jajaran
genjang untuk penjumlahan vektor. Selanjutnya Archimedes (285-212 SM)
merumuskan hukum apung dan menerapkannya pada benda-benda terapung atau
melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus differensial sebagai bagian
dari analisisnya. Sejak permulaan Masehi sampai zaman Renaissance terus
menerus terjadi perbaikan dalam rancangan sistem-sistem aliran, seperti: kapal,
saluran, dan talang air. Akan tetapi tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang
mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya kemudian Leonardo da Vinci (1452-
(1829-1917),
dan
Saxon
Weisbach
(1806-1871)
banyak
hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin. Pada akhir abad
kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan
BAB II
ISI
Sistem hidrolik ditandai dengan tekanan yang sangat tinggi. Sebagai
konsekuensi dari tekanan sistem yang tinggi, variasi tekanan hidrostatik sering
diabaikan. Mobil rem hidrolik mengembangkan tekanan sampai 10 MPa (1500
psi), pesawat dan mesin sistem aktuasi hidrolik sering dirancang untuk tekanan
sampai 40 MPa (6000 psi), dan penggunaan jack 70 MPa (10.000 psi). Uji
laboratorium khusus peralatan tersedia secara komersial untuk digunakan pada
tekanan sampai 1000 MPa (150.000 psi). Meskipun cairan umumnya dianggap
mampat pada tekanan biasa, Perubahan densitas mungkin cukup pada tekanan
tinggi. Modulus bulk cairan hidrolik juga dapat bervariasi tajam pada tekanan
tinggi. Dalam masalah yang melibatkan aliran goyah, baik kompresibilitas dari
cairan dan elastisitas struktur batas harus dipertimbangkan. Analisa masalah
seperti kebisingan dan getaran palu air dalam sistem hidrolik, aktuator, dan
peredam kejut cepat menjadi kompleks dan berada di luar cakupan makalah ini.
3.1 Gaya Hidrostatis Pada Permukaan Bidang Terendam
Sekarang kita telah menentukan cara di mana tekanan bervariasi dalam statis
cairan, kita dapat mempelajari gaya pada permukaan terendam dalam cairan.
Dalam rangka untuk menentukan benar gaya resultan yang bekerja pada
permukaan terendam, kita harus menentukan:
1. Besarnya gaya.
2. arah gaya.
3. Garis aksi gaya.
Ketika sebuah permukaan tenggelam dalam sebuah fluida, gaya-gaya akan
bekerja pada permukaan karena fluida tersebut. Penentuan gaya-gaya adalah hal
yang sangat penting dalam perancangan tangki-tangki penyimpanan, kapal laut,
bendungan dan struktur-struktur hidrolik lainnya. Pada proses fluida diam telah
kita ketahui bahwa gaya-gaya tegak lurus terhadap permukaan karena tidak
adanya tegangan tegangan geser. Kita juga tahu bahwa tekanan akan berubah
secara linier menurut kedalaman jika fluidanya tak mampu-mampat. Pada sebuah
permukaan datar, seperti dasar dari sebuah tangki yang terisi suatu cairan (Gambar
2.1), besarnya gaya resultan FR = pA, dimana p adalah tekanan seragam pada
permukaan dasar dan A adalah luas dasar tangki. Untuk tangki terbuka seperti
yang ditunjukkan, p = h. Perlu diperhatikan bahwa bila tekanan atmosfer bekerja
pada kedua belah sisi permukaan dasar tangki, seperti yang diilustrasikan, maka
gaya resultan pada dasar tersebut hanya disebaban oleh cairan didalam tangki.
Karena tekanan konstan dan terdistribusi seragam diseluruh permukaan dasar,
maka gaya resultan tersebut bekerja melalui pusat massa (centroid) dari bidang
tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
dari gambar 2.2) afalah dF = hdA dan tegak lurus terhadap permukaan. Jadi,
besarnya gaya resultan dapat ditemukan dengan menjumlahkan gaya-gaya
differensial ini, yang meliputi seluruh permukaan bidang. Dalam bentuk
persamaan:
Di mana yc adalah koordinat-y dari pusat massa yang diukur dari sumbu-x yang
melalui 0. Jadi, persamaannya dapat dituliskan sebagai:
Atau lebih sederhanya sebagai:
xyc
sama dengan nol. Titik yang dilewati oleh gaya resultan yang bekerja
disebut sebagai pusat tekanan. Perlu diperhatikan lagi dari persamaan diatas, yaitu
jika yc meningkat maka pusat tekanan akan berpindah mendekati pusat tekanan
akan berpindah mendekat pusat massa. Karena yc = hcIsin, jarak yc akan
meningkat jika kedalaman tenggelam, hc, meningkat, atau untuk suatu kedalaman,
bidangnya diputar sedemikian hingga sudut berkurang. Koordinat-koordinat
pusat massa dan momen inersia dari beberapa dari beberapa bidang yang umum
ditunjukkan pada gambar 2.3.
Contoh Soal
Sebuah pintu air bundar dengan diameter 4 m seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.4 terletak pada bidang miring dari sebuah bak penampung besar yang
berisi air ( = 9,80 kN/m). Pintu air tersebut dipasangkan pada sebuah poros
sepanjang diameter horizontalnya. Jika kedalaman air sampai ke poros adalah 10
m, tentukan (a) besar dan letak gaya resultan dari air yang bekerja pada pintu air
tersebut (b) momen yang harus diberikan pada poros untuk membuka pintu air
tersebut.
Dan jarak (sepanjang pintu air) dibawah poros sampai kepusat tekanan
adalah:
YR Yc = 0.0866 m
Kita dapat menyimpulkan dari analisis ini bahwa gaya pada pintu karena
air tersebut mempunyai besar 1.23 MN dan bekerja melalui sebuah titik
sepanjang diameter A-A pada jarak 0.0866 m (sepanjang pintu air)
dibawah poros. Gaya tersebut tegak lurus terhadap permukaan pintu air
seperti yang ditunjukkan.
(b) Momen yang dibutuhkan untuk membuka pintu air dapat diperoleh dengan
bantuan diagram benda bebas seperti gambar 2.4. pada gambar diagram ini
W adalah berat pintu air dan Ox dan Oy adalah gaya-gaya reaksi horizontal
dan vertikal pada poros pintu air. Sekarang kita dapat menjumlahkan
momen terhadap poros.
Dan oleh karena itu
Gaya yang terjadi pada jarak vertikal dari hp = yp Sin dari permukaan bebas
langsung di bawah pusat massa dari plat di mana,
10
Contoh Soal
Sebuah mobil berat terjun ke danau selama kecelakaan dan mendarat di
bagian bawah danau di atas roda nya (Gbr. 2.8). Tinggi pintu 1,2 m dan lebar 1 m,
dan tepi atas pintu adalah 8 m di bawah permukaan bebas dari air. Tentukan gaya
hidrostatik pada pintu dan lokasi tekanan pusat, dan diskusikan jika pengemudi
bisa membuka pintu.
sisi pintu.
5. Bobot mobil lebih besar dari gaya apung yang bekerja padanya.
Analaisa
Diberikan densitas air danau 1000 kg/m3
11
12
kita mengisolasi suatu volume fluida yang dibatasi oleh permukaan yang ditinjau.
Dalam hal ini bagian BC, permukaan bidang datar horizontal AB, dan permukaan
bidang vertikal AC. Diagram benda bebas dari volume ini seperti yang
ditunjukkan Gambar 2.9b. besar dan letak dari gaya F1 dan F2 dapat ditentukan
dari berat jenis fluida dikalikan dengan volume yang dibatasi tersebut dalam
volume itu. Gaya gaya FH dan FV mewakili komponen-komponen gaya yang
diberikan oleh tangki kepada fluida.
Supaya sistem gaya ini berada dalam keadaan setimbang, komponenkomponen horizontal FH harus sama besar segaris dengan F2, dan komponen
vertikal, FV sama besarnya dan segaris dengan resultan gaya-gaya yang bekerja
pada massa fluida (F2, resultan dari F1 dan W, dan gaya resultan yang diberikan
tangki kepada massa) harus membentuk sebuah sistem gaya bersamaan
(concurrent). Artinya, dari prinsip-prinsip statika, dimengerti bahwa jika sebuah
benda benda dalam keadaan kesetimbangan oleh tiga gaya yang tidak sejajar,
maka garis-garis kerja gaya tersebut harusberpotongan pada sebuah titik yang
sama (cocurrent) dan sebidang. Jadi
13
14
Gaya yang diberikan oleh air pada dinding saluran sama besarnya namun
berlawanan arah terhadap gaya-gaya FH dan FV yang ditunjukkan pada Gambar
2.10b, jadi, gaya resultan pada dinding saluran ditunjukan pada Gambar 2.10c.
Gaya ini bekerja melalui titik O dengan sudut yang ditunjukkan.
Suatu pemeriksaan pada hasil ini akan menunjukkan bahwa garis kerja dari
gaya resultan melewati pusat saluran. Hal ini bukanlah hasil yang mengherankan
karena setiap titik dipermukaan bidang lengkung dari saluran, gaya elemental
karena tekanan adalah tegak lurus terhadap permukaan dan pasti melalui pusat
saluran. Oleh karena itu resultan dari sistem gaya yang bersamaan (concurrent) ini
pasti juga melewati pusat bersama dari gaya-gaya elemntal yang membentuk
sistem tersebut.
BAB III
PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam menentukan gaya resultan yang bekerja pada sebuah bidang
pengaruh dari tekanan atmosfer seringkali saling meniadakan (diabaikan).
2. Gaya resultan dari fluida statis pada permukaan sebuah bidang adalah
akibat dari distribusi tekanan hidrostatik pada permukaan tersebut.
3. Besarnya gaya resultan dari fluida sama dengan tekanan yang bekerja
pada pusat massa dari bidang dikalikan dengan total luas bidang.
4. Gaya resultan dari fluida tidak melewati pusat massa bidang, sedangkan
titik yang dilewati oleh gaya fluida resultan yang bekerja disebut sebagai
pusat tekanan.
5. Pembuatan diagram benda bebas dari volume fluida yang tepat dapat
digunakan untuk menentukan gaya fluida resultan yang bekerja pada
sebuah permukaan lengkung.
DAFTAR PUSTAKA
16
17