BAB 3 Revisi Ahir 12

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Etika Penelitian


Penelitian ini mengikuti ketentuan Komite Etik Medik di Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan untuk menjadi responden yang diedarkan sebelum
penelitian dilaksanakan pada seluruh responden yang bersedia diteliti. Jika
responden bersedia untuk diteliti maka responden harus mencantumkan tanda
tangan pada lembar persetujuan menjadi responden, dengan terlebih dahulu diberi
kesempatan membaca isi persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk
diteliti maka penulis tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Kerahasiaan dari identitas responden dalam penelitian ini akan dijaga oleh
peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian.
Kerahasiaan dalam penelitian ini dijaga oleh peneliti dengan tidak mencantumkan
nama, hanya nomor responden saja yang dicantumkan.
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh
responden dan akan dijaga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

40

4. Pengunduran diri
Jika ada responden yang mengundurkan diri sebagai responden, maka hal
itu adalah suatu kelaziman dan tidak ada yang boleh melarang termasuk
peneliti itu sendiri.
3.2

Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitikdengan

desainstudy case control.Studi case control digunakan untuk mengetahui faktor


risiko atau masalah kesehatan yang diduga memiliki hubungan erat dengan
penyakit yang terjadi di masyarakat. Dari hasil perbandingan antara kelompok
kasus dan kelompok kontrol, didapatkan nilai rasio, yaitu proporsi antara orang
sakit yang memiliki faktor resiko dan orang sehat (tidak sakit) yang memiliki
faktor risiko. Rasio tersebut merupakan estimasi risiko relative atau odds ratio
(Chandra,2008).
Dalam hal ini peneliti ingin mempelajari hubungan tingkat pengetahuan ibu
terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada balita dengan kejadian ISPA
balita di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya.
Gambar 3.2 Skema Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol
Tingkat pengetahuan
tinggi

Kelompok kasus
(menderita ISPA)

Tingkat pengetahuan
rendah
Tingkat pengetahuan
tinggi

Kelompok kontrol
(tidak ISPA)

Tingkat pengetahuan
rendah

41

3.3 Populasi,Sampel,Teknik Pengambilan Sampel,Kriteria Inklusi,Kriteria


Eksklusi.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik
tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah ibu mempunyai anak balita yang
berkunjung memeriksakan anak balitadi Rumah Sakit Gotong Royong Semampir
Surabaya.
3.3.2

Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti (Soekidjo, 2012). Sampel pada penelitian ini adalah
kelompok kasus dan kelompok kontrol.
1) Sampel kasus dalam penelitian ini adalah semua balita yang mengalami
ISPA. Sedangkan respondennyaibu mempunyai anak balita yang
berkunjung memeriksakan anak balitanya di Rumah Sakit Gotong Royong
Semapir Surabayasebanyak 38 responden.
2) Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah semua balita yang tidak
mengalami ISPA. Sedangkan respondennyaibu mempunyai anak balita
yang berkunjung memeriksakan anak balitanya di Rumah Sakit Gotong
Royong Semapir Surabaya sebanyak 38responden.
Pada penelitian kasus-pembanding ini penentuan besar sampel dengan
menggunakan pengujian hipotesis terhadap odds ratio (OR).Penelitian yang
digunakan untuk memperkirakan jumlah sampel adalah penelitian Widarini (2011)
tentang hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian ISPA. Hasil penelitian
tersebut disajikan dalam tabel 3.4:

42

Tabel 3.4 Hubungan pemberian ASI ekslusif dengan kejadian ISPA


Pemberian ASI/Kejadian ISPA
Tidak Ekslusif
ASI EKslusif
Jumlah

Kasus
(ISPA)
a = 31
c =5
36

Kontrol
(Tidak ISPA)
b = 20
d = 16
36

Jumlah
51
21
72

Tabel 3.4 ini akan digunakan untuk memperkirakan jumlah sampel yang
akan digunakan.

OR

P2

axd 31x16

4,96
bxc 20 x5

b
20
0,55
(b d ) (20 16)

Selanjutanya menghitung nilai P1, dengan menggunakan OR sebesar 4,96 sebagai


berikut:

P1

(OR ) xP2
4,96 x0,55

0,861
(OR ) * P2 (1 P2 ) [( 4,96 x0,55) (1 0,55)]

Dengan menggunakan rumus pengujian hipotesis terhadap odds ratio (OR) maka
dapat diperoleh jumlah sampel:

{Z 1

([ 2 xP2 x(1 P2 )] Z 1 [ P1 x(1 P1 ) P2 x(1 P2 )]}2


{P1 P2 }2

{1,96 ([ 2 x0,555 x(1 0,555)] 0,842 [0,861x (1 0,861) 0,555 x(1 0,555)]}2
{0,861 0,555}2
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, maka diperlukan minimal 38

kasus dan 38 pembanding/kontrol untuk penelitian hubungan tingkat pengetahuan


43

38,14

ibu terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada balita dengan kejadian
ISPA balita di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya.
3.3.3 Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel adalah tehnik non random sampling dengan
pendekatanaccidental

sampling

yaitu

cara

pengambilan

sampel

dengan

mengambilresponden yang kebetulan ada atau tersedia saat itu.


3.3.3.1 Kriteria inklusi
3.3.3.1.1 Kelompok kasus
1. Ibu yang memiliki balita ISPA yang berkunjung dan memeriksakan anak
balitanya di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya Juni Juli 2016.
2. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani surat persetujuan.
3.3.3.1.2 Kelompok kontrol
1. Ibu yang memiliki balita tidak mengalami ISPA
2. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani surat persetujuan.
3.3.3.2 Kriteria eksklusi
1. Jawaban kuesioner tidak lengkap dan tidak mengisi identitas pada kuesioner
3.4

Identifikasi Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen

dan variable dependen.


3.4.1 Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang
ISPA pada Balita.

44

3.4.2 Variabel dependen


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian ISPA balita di
Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya

45

3.5

Definisi Operasional dan Variable Penelitian

Tabel 3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian


No
1

Variabel
Tingkat

Definisi operasional
Alat ukur
Jumlah jawaban responden yang benar Kuesioner

pengetahuan ibu

terhadap

tentang ISPA

pengetahuan ibu terhadap pengertian,

Balita

penyebab, derajat, cara pencegahan,

pertanyaan

Skala ukur
Ordinal
-tinggi>75%

tentang

Hasil

-rendah<74%

cara penularan serta cara perawatan


2.

Usia ibu

ISPA pada balita.


Satuan waktu yang Mengukur waktu Kuesioner

Ordinal

keberadaan makhluk hidup.

-<20th
-20 th
-21th-30th
->31th

Pendidikan

Tingkat pembelajaran Terstruktur dan Kuesioner


berjenjang yang diperoleh melalui jalur

Ordinal

- SD - SMP - SMA
- S1

46

Kejadian ISPA

Pendidikan formal yang diselesaikan.


ISPA adalah penyakit infeksi saluran Rekam
pernapasan yang bersifat akut dengan medik
gejala batuk,pilek, serak,demam baik
disertai maupun tidak disertai, napas
cepat, sesak napas yang berlangsung
dalam 14 hari.

47

Nominal

1. ISPA
2. Tidak ISPA

Pendapatan

Penghasilan yang diperoleh melalui Kuesioner


pekerjaan.

Ordinal

Golongan pendapatan Menurut BPS,


2008:
-sangat tinggi: pendapatan rata-rata
lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan
-Golongan

pendapatan

tinggi:pendapatan rata-rata antara Rp.


2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan
-Golongan
pendapatan

pendapatan
rata-rata

sedang:

antara

Rp.

1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 per bulan


-Golongan
pendapatan
bulan

48

pendapatan
rata-rata

rendah:

1.500.000

per

3.6

Kerangka Kerja Penelitian

Penyusunan proposal dan mendapatkan persetujuan penelitian dari pihak rumah


sakit

Pengambilan sampel yang memenuhi kriteria inklusi

Kelompok kasus (Balita ISPA)

Kelompok kontrol (Balita


tidakISPA )

Tingkat pengetahuan ibu


tentang ISPA

Menganalisis hubungan tingkat


pengetahuan ibu dengan
kejadian ISPA

Mengambil kesimpulan

Gambar 3.6 Kerangka kerja penelitian

49

3.7

Prosedur Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan data primer dengan cara pembagian kuesioner

oleh peneliti yang berisikan data demografis yaitu umur ibu dan umur balita,
tingkat pendidikan dan pendapatan ibu serta pertanyaan-pertanyaan tentang
pengertian ISPA, penyebab, gejala, cara pencegahan, cara penularan,cara
perawatanISPA dirumah sakit Gotong Royong selama bulan Juni Juli 2016.
3.8

Validitas Dan Realibilitas Alat Ukur


Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur

dengan uji coba terpakai. Dalam uji coba terpakai, seluruh data sampel penelitian
yang telah terkumpul dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur
yang digunakan.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Cara mengetahui validitas dari sebuah instrumen
adalah dengan uji korelasi antara skor setiap item (pertanyaan) dengan skor total
dalam instrumen. Bila semua pertanyaan dalam kuesioner memiliki korelasi yang
bermakna (construct validity), berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam
kuesioner tersebut mengukur konsep yang diukur. Uji validitas atau teknik
korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson terhadap seluruh sampel
(uji validitas terpakai) yang telah didapat dan dilakukan dengan bantuan program
SPSS. Instrumen atau kuesioner dalam penelitian ini dikatakan valid apabila r
hitung > dari r tabel, dan dikatakan tidak valid apabila r hitung < dari r table

50

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat


pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Perhitungan
reliabilitas dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki
validitas. Metode yang dipilih untuk uji reliabilitas adalah metode cronbach alpha
dan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Dalam metode cronbach alpha,
dilakukan perbandingan nilai r hasil dengan r tabel. Nilai r hasil dilihat dari nilai
cronbach alpha, bila r alpha > r tabel, maka pertanyaan dalam kuisioner ini
reliabel
3.9

Cara Pengelolahan Dan Analisis Data

3.9.1

Pengolahan data

Pengolahan data hasil penelitian adalah sebagai berikut:


1. Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian-isian
formulir,buku registrasi atau kuesioner (Notoadmodjo, 2010). Semua data
dikumpulkan, pada proses editing semua yang tidak lengkap diganti dengan data
yang memenuhi persyaratan penelitian.
2. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan. Keguaan coding adalah untuk memepermudah kita pada saat
analisis data dan juga pada saat entry data (Riyanto, 2010).
Dalam penelitian ini coding yang dilakukan adalah:
1) Tingkat pengetahuan : Kode 1: pengetahuan ISPA tinggi> 75
: Kode 2: pengetahuan ISPA rendah< 74

51

2) Kejadian ISPA

: Kode 1 : menderita ISPA


: Kode 2: tidak menderita ISPA

3. Entry data
Setelah data di edit dan coding selesai, kemudian data dilakukan dalam master
tabel dan disajikan dalam bentuk table frekuensi. Proses ini menggunakan
komputer dengan menggunakan program SPSS.
4. Cleaning
Apabila semua data selesai dimasukkan (data entry), perlu dicek kembali
untuk melihat kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi
(Soekidjo, 2012).
3.9.2

Analisis data

3.9.2.1 Analisis Univariat


Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel (Soekidjo, 2012). Analisis univariat pada penelitian
ini akan menghasilkan frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
3.9.2.2 Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui
karakteristik dan distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan dengan analisis
bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk melihat kemaknaan dan
besarnya hubungan variable independent dan variable dependent. (Soekidjo,
2012). Variabel independent pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu.
Sedangkan variabel dependennya adalah kejadian ISPA balita.

52

Metode statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara 2 variabel


tersebut bermakna atau tidak bermakna maka dilakukan uji Chi Square. Uji Chi
Square merupakan salah satu jenis uji komparatif yang dilakukan pada skala data
variabel nominal-nominal. Sedangkan untuk melihat analisis keeratan hubungan
antara dua variabel tersebut dengan menggunakan Odds Ratio (OR). Taraf
signifikan yang digunakan adalah 0,05% atau taraf kepercayaan 95%. Data akan
diolah dengan menggunakan SPSS 21.
Tabel 3.9 Interpretasi Hasil Odds Ratio (OR)
Odds Ratio (OR)
1
> 1 hingga < 1,5
1,5 hingga < 3
3 hingga < 10

Interpretasi
Tidak ada hubungan
Terdapat hubungan lemah
Terdapat hubungan sedang
Terdapat hubungan kuat

10

Terdapat hubungan sangat kuat

3.9.2.3 Uji Hipotesis


Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen dengan
satu variabel dependen, harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis
multivariat. Analisis multivariat akan menghasilkan variabel independen yang
mana yang lebih erat hubungannya dengan variabel dependen. Uji statistik yang
digunakan adalah uji regresi berganda (multiple regression).
3.10

Cara sintesis
Pada penelitian ini menggunakan uji statistik analisis komparasi non-

parametrik Chi Square dengan data nominal-nominal untuk menganalisis


hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA balita di rumah sakit
Gotong Royong surabaya.

53

54

Anda mungkin juga menyukai