I. JUDUL
MODIFIKASI LARUTAN PENGENCER UNTUK MENGHITUNG
JUMLAH LEUKOSIT.
laboratorium
merupakan
pemeriksaan
penunjang
yang
hematologi lengkap penting untuk mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel
yang ada di dalam darah, contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas
tubuh.
Pemeriksaan hitung jumlah leukosit merupakan salah satu pemeriksaan rutin,
saat ini pemeriksaan untuk menghitung jumlah leukosit sudah menggunakan metoda
otomatis dengan menggunakan alat hematologi analyzer, akan tetapi metoda manual
masih digunakan di laboratorium klinik sederhana, terutama sebagai pembanding atau
rujukan jika hasil yang diperoleh dengan alat otomatis terjadi keraguan atau
kesalahan pemeriksaan. Selain itu metoda manual juga digunakan untuk pemeriksaan
yang hanya meminta pemeriksaan tunggal sehingga biaya yang dibebankan kepada
pasien relatif murah (Depkes, 1998).
Metoda manual pada pemeriksaan jumlah leukosit yaitu menggunakan larutan
turk yang terdiri dari lerutan asam asetat glasial 2% ditambah dengan larutan gentian
violet 1 % dan aquadest 100 ml. Asam asetat glasial berfungsi untuk melisiskan sel
lain selain leukosit dan gentian violet berfungsi untuk memberi warna pada inti dan
granula leukosit (Gandosoebrata, R., 2010).
Pada laboratorium klinik sederhana, ketersediaan reagen turk untuk
menghitung jumlah leukosit seringkali tidak tersedia atau reagen tersedia tetapi
kadaluarsa, untuk mengantisipasi kondisi tersebut dilakukan penelitian untuk mencari
alternatif pengganti reagen yaitu menggunakan modifikasi I (tidak menggunakan
pewarna di dalam larutan pengencer untuk menghitung jumlah leukosit) dan
V. MANFAAT PENELITIAN
Bagi Akademik untuk menambah sumber pustaka dan referensi bagi Sekolah
Tinggi Analis Bakti Asih Bandung khususnya tentang leukosit.
Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Plasma darah tersusun dari
91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Dalam plasma terlarut molekul-molekul dan
berbagai ion yang meliputi glukosa dan asam amino, ion yang terdapat dalam plasma
darah adalah natrium dan klor. 7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein
yaitu serum albumin 4%, serum globulin 2,7%, dan fibrinogen 0,3% (Aryulina,D.,
dkk. 2004).
merah per mikroliter darah pada wanita dan 5 juta sel darah merah per mikroliter
pada pria ( Junqueira, L.C. dan Carneiro, J. 1989).
Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pigmen yang memberi warna merah pada darah yang berfungsi mengangkut oksigen
dari paru-paru membentuk oksihemoglobin, hemoglobin juga mengangkut karbon
dioksida dari jaringan ke paru-paru, serta berperan dalam menjaga keseimbangan
asam basa (Aryulina,D. dkk. 2004).
7.4.2 Trombosit
Trombosit merupakan sel tidak berinti, berbentuk cakram dengan garis tengah
2 5 m. Trombosit berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak megakariosit
yang terdapat dalam sum-sum tulang (Junqueira, L.C. dan Carneiro, J. 1989).
Hitung normal berkisar 150 300 ribu per mikro liter darah. Setelah masuk kedalam
aliran darah, trombosit mempunyai masa hidup sekitar 8 hari. Fungsi utama trombosit
adalah pembentukan sumbatan mekanis selama respon haemostatik normal terhadap
luka vaskuler
7.4.3 Leukosit
Leukosit merupan sel berinti memiliki diameter sekitar 10 m. berdasarkan
granula spesifik pada sitoplasmanya, leukosit dapat digolongkan dalam dua kelompok
yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit mempunyai inti tidak teratur, dalam
sitoplasma terdapat granula spesifik yang dinamakan neutrofil, eosinofil, basofil.
Agranulosit mempunyai inti dengan bentuk teratur, sitoplasma tidak mempunyai
10
granula spesifik, tergantung pada bentuk intinya dan sifat pewarnaan sitoplasma,
agranulosit dinamakan limfosit dan monosit ( Junqueira, L.C. dan Carneiro, J. 1989).
Leukosit berperan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap
zat-zat asing. Jumlah normal leukosit pada orang dewasa 4 11 ribu, saat lahir
jumlahnya berkisar antara 15 25 ribu, dan menjelang hari ke empat jumlanya
menurun hingga 12 ribu. Pada usia 4 tahun, jumlah rata-rata sekitar 8 ribu dengan
batas maksimal normal pada sekitar usia 12 tahun (Junqueira, L.C. dan Carneiro, J.
1989).
Depkes RI (1989) menyatakan fungsi leukosit dibagi menjadi dua garis besar
yaitu fungsi defensif dan fungsi refaratif. Fungsi defensif adalah fungsi mempertahan
kan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk kuman penyebab penyakit infeksi,
leukosit yang berperan dalam hal ini adalah monosit yang memakan benda asing
berukuran besar, netrofil yang memakan benda asing berikuran kecil dan limfosit
yang membentuk antibody disamping plasma sel. Fungsi refaratif adalah fungsi yang
memperbaiki dan mencegah terjadinya kerusakan, terutama kerusakan vaskuler.
Leukosit yang berperan dalam hal ini adalah basofil yang akan menghasilkan heparin
sehingga pembentukan thrombus pembuluh-pembuluh darah dapat dicegah dan
eosinofil yang belum diketahui fungsinya dengan pasti.
11
12
2. Eosinofil
Eosinofil mencapai 1 % 3 % dari jumlah sel darah putih, memiliki granula
sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini
memiliki nucleus berlobus dua, dan berdiameter 12m- 15m. Eosinofil bersifat
fagositik lemah, jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit,
tetapi akan berkuran pada stress berkepanjangan.
Sel ini berfungsi dalam detoksikasi histamine yang diproduksi sel mast dan
jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung. Eosinofil mengandung peroksidase
dan fosfate yaitu enzim yang mampu menguraikan sel.
13
3. Basofil
Dalam keadaan normal basofil kurang dari 1% dari jumlah sel darah putih,
memilki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan
berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nucleus berbentuk huruf S.
Diameter basofil sekitar 12 m - 15m.
Fungsi sebenarnya dari basofil belum diketahui namun menyerupai funsi sel
mast. Sel ini mengandung histamine untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan
yang cedera, dan juga antikoagulan heparin, untuk membantu mencegah
penggumpalan darah intavaskular.
14
7.5.2 Agranulosit
Agranulosit yaitu sel tanpa granula sitoplasma.
1. Limfosit
Limfosit mencapai 30% dari jumlah total leukosit dalam darah, sebagian besar
limfosit dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik, memiliki rentang hudup
mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung nucleus bulat berwarna biru gelap
yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma, memiliki ukuran bervariasi, ukuran terkecil
5m - 8m dan ukuran terbesar 15m.
15
Limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah, lalu melanjutkan
diferensiasi dan proliferasinya dalam organ lain, sel ini berfungsi dalam reaksi
imunologis.
2. Monosit
Monosit mencapai 3% - 8 % dari jumlah total leukosit yang merupakan sel
darah terbesar, memiliki diameter rata-rata berukuran 12 m - 18m. nucleus monosit
besar, berbentuk seperti telur atau ginjal yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru
keabuan pucat.
Monosit bersifat fagositik dan sangat aktif, sel ini siap bermigrasi melalui
pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi
histiosit jaringan (makrofag tetap).
16
17
memberi warna pada inti sel leukosit, dan aquades sebagai pengencer (Kumala, F.D,
2010).
Turk merupakan larutan yang terdiri dari campuran asam asetat glacial 2%
dan gentian violet 1 %, apabila bereaksi dengan leukosit maka leukosit akan
mengabsorbsi larutan tersebut dimana asam asetat akan melisiskan sel selain leukosit
dan gentian violet akan mewarnai inti dan granula leukosit.
Asam asetat glasial memiliki rumus molekul CH3COOH dan memiliki rumus
bangun seperti gambar dibawah ini :
Asam asetat murni disebut asam asetat glasial adalah senyawa kimia asam
organik, merupakan cairan higroskopis tidak berwarna dan asam karboksilat paling
sederhana yang memiliki titik beku 16,7o C, asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Larutan asam dalam air merupakan sebuah
asam lemah, selain digunakan sebagai pelunak air, asam lemah berfungsi untuk
melisiskan sel.
18
19
7.6.2 Antikoagulan
EDTA (ethylene diamine tetra acetate) sebagai garam natrium atau kaliumnya,
garam-garam tersebut akan mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk bukan
ion. EDTA tidak berpengaruh terhadap bentuk leukosit, karena itulan EDTA sangat
baik dipakai sebagai antikoagulans. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%
digunakan 10 ul untuk 1 ml darah.
Untuk menghindari terjadi pengenceran darah, maka zat kering boleh
digunakan, tiap 1 mg EDTA dapat digunakan untuk 1 ml darah, akan tetapi darah
harus dihomogenkan selama 1-2 menit karena EDTA kering lambat melarut.
Pemeriksaan dengan menggunakan darah EDTA sebaiknya dilakukan segera namun
dapat disimpan dalam suhu 4oC, 1 kali 24 jam tanpa mendatangkan penyimpangan
bermakna.
20
21
22
Persiapan pasien
Pemberian identitas specimen
Pengambilan dan penampungan specimen
Pengolahan dan penyimpanan specimen
Transport specimen
23
fuchsin 1 %) dan modifikasi dua (larutan asam asetat glasial 2%) dan larutan turk
(larutan asam asetat glasial 2% ditambah pewarna gentian violet 1%) sebagai larutan
pengencer standar. Dalam penelitian mengamati jumlah leukosit dengan berbagai
modifikasi larutan pengencer tersebut.
24
25
yaitu
membandingkan
pemeriksaan
hitung
jumlah
leukosit
Keterangan :
r adalah pengulangan
t adalah jumlah perlakuan
Jumlah perlakuan dalam penelitian ini sebanyak 3 perlakuan , maka :
( r 1 ) ( t 1 ) 15
( r 1 ) ( 3 1 ) 15
( r 1 ) 2 15
2r 2 15
2r 15 + 2
r 17/2
r 8,5 = 9
Maka dapat disimpulkan bahwa pengulangan berdasarkan jumlah perlakuan
adalah sebanyak sembilan kali.
JML LEUKOSIT
(sel/mm3)
NO
PENGULANG
AN
1
2
I
II
LARUTAN TURK
(STANDAR)
MODIFIKASI I
(FUCHSIN 1%)
LARUTAN
MODIFIKASI II
(TANPA
PEWARNAAN)
26
3
4
5
6
7
8
9
10
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Rata-rata
27
Pemeriksaan leukosit
Mikropipet 10 ul
Mikropipet 190 ul
Tip mikropipet berwarna kuning
Tabung serologis
Rak tabung serologis
Bilik hitung improved neubauer yang dilengkapi kaca penutup yang
khusus digunakan untuk bilik hitung
Tisu
Mikroskop
c.
Pembuatan Reagensia
Mikropipet 200 ul
Mikropipet 100 ul
Pipet volumetrik 10 ml
Tip Mikropipet berwarna kuning
Tabung dan rak tabung reaksi
28
8.6.2 Bahan
Asam asetat glacial 100%
Gention violet 1%
Basic fuchsin 1%
EDTA 10%
8.6.3 Cara Kerja
8.6.3.1 Pembuatan Larutan Pengencer
1. Larutan turk
Terdiri dari 200 ul asam asetat glacial 100%, ditambah 100 ul larutan
gentian violet 1% dan aquadest 10 ml.
2. Larutan modifikasi I
Terdiri dari 200 ul asam asetat glacial 100%, ditambah 100 ul larutan
fuchsin 1% dan aquadest 10 ml.
3. Larutan modifikasi II
Terdiri dari 200 ul asam asetat glacial 100%, ditambah aquadest 10
ml.
8.6.3.2 Pengambilan darah vena
1. Alat-alat dan bahan yang akan dipergunakan disiapkan.
2. Tabung serologis yang bersih, diberi etiket dan letakkan pada rak
tabung.
3. Vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol 70% dan
dibiarkan kering.
4. Torniquet dipasang 2-3 cm diatas vena yang akan dipunksi.
5. Punksi vena dilakukan dengan spuit injeksi dan darah dihisap
sebanyak 3 ml.
29
30
31
a.
b.
c.
d.
e.
20x
= 1 mm2
= 4 mm2
mm
P =Jumlah
Pengeceran
20(koreksi
kali
leukosit = P=x KV
volume) x N (jumlah sel)
V = volume
p x l x t x jumlah kotak
xx
x 64
2,5 mm3
32
Uji T berpasangan bisa disebut juga uji dua kelompok berhubungan (Paired
sample T test), uji ini digunakan apabila data yang dikumpulkan dari sampel yang
berhubungan. Penggunaan uji ini yaitu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan
terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan (Riwidikdo, H. 2009).
Paired sample T test atau lebih dikenal dengan pre post design adalah analisis
dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh
atau perlakuan tertentu, apabila suatu perlakuan tidak memberi pengaruh maka
perbedaan rata-rata adalah nol ( Trihendradi, C. 2005).
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah berdistribusi
normal atau mendekati normal. Jika data tidak mengikuti pola sebaran distribusi
normal, maka akan diperoleh taksiran yang bias. Pengujian normalitas dilakukan
melalui tes Shapiro wilk koreksi Lilliefors (Kurniawan, D. 2008)
33
34
Pengisian
a. Klik mouse pada Standar 1 dan modifikasi 1, klik tanda maka akan
terlihat data yang akan dipasangkan pada kotak Paired Variables dan
Variable 1 dan 2 pada kotak Current Selections.
35
36
Pengisian
:
a. Untuk Confidance Interval atau tingkat kepercayaan, SPSS
menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 100%
- 95% = 5%.
b. Untuk Missing Values atau data yang hilang, karena dalam kasus
semua tidak didapatkan data yang kosong maka bagian ini akan
diabaikan namun sebagai standar SPSS tetap pada Exclude Cases
Analysis By Analysis.
c. Tekan tombol Continue jika pengisian dianggap selesai.
d. SPSS akan kembali pada kotak dialog utama Paired T test.
e. Tekan tombol OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis dan
proses data dimulai.
Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Studi Pustaka
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Penelitian
Pengolahan Data
Ujian Hasil
Penyusunan Skripsi
Ujian Sidang Akhir
Bulan ( 2013-2014 )
JuliAgst
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
37
Nominal (Rp.)
Rp. 200.000
Rp. 350.000
Rp. 32.000
Rp. 200.000
Total
Rp. 782.000
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENGULANGAN
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Rata-rata
LARUTAN TURK
(STANDAR)
MODIFIKASI I
(FUCHSIN 1%)
JML LEUKOSIT
(sel/mm3)
7200
6450
6950
7000
6550
7000
7150
7050
6550
6750
6865
JML LEUKOSIT
(sel/mm3)
6850
6900
6350
6500
6350
6700
6800
6950
7300
6050
6675
MODIFIKASI II
(TANPA
PEWARNAAN)
JML LEUKOSIT
(sel/mm3)
6100
5550
7200
5850
6250
7350
6700
6150
6200
7300
6465
38
Modifikasi 1
Modifikasi 2
Standar 2
Modifikasi 1
Modifikasi 2
Mean
Std.Deviation
Mean
Std.Deviation
Mean
Std.Deviation
Mean
Std.Deviation
Mean
Std.Deviation
Mean
Std.Deviation
Statistic
6865
269.825
6675
364.577
6465
635.981
7845
460.947
7650
586.42
7870
496.767
39
40
distribusi normal, modifikasi 2 memiliki nilai Sig (0,134 > 0,05) maka distribusi
normal.
Uji normalitas dilakukan terhadap data jumlah leukosit pada sampel 1 dengan
variasi jumlah sel leukosit dalam batas normal. Data jumlah leukosit yang diperiksa
dengan standar 1, modifikasi 1 dan modifikasi 2 menunjukkan distribusi normal.
41
Pada tabel Paired Samples statistic (sampel 1) terlihat rangkaian statistic dari
standar dan ke dua modifikasi . Untuk standar 1 memiliki rata-rata 6865, modifikasi 1
memiliki rata-rata 6675, dan modifikasi 2 memiliki rata-rata 6465.
Pada tabel Paired Samples statistic (sampel 2) terlihat rangkaian statistic dari
standar dan ke dua modifikasi . Untuk standar 2 memiliki rata-rata 7845, modifikasi 1
memiliki rata-rata 7650, dan modifikasi 2 memiliki rata-rata 7870.
42
Pada tabel Paired Samples Correlations hasil korelasi standar 1 dan modifikasi
1 menghasilkan angka -0,021 dengan nilai probabilitas pada kolom sig. yaitu 0,954 >
0,05, dan standar 1 dan modifikasi 2 menghasilkan angka 0,272 dengan nilai
probabilitas pada kolom sig. yaitu 0,447 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi
antara standar 1 dan modifikasi 1 dan standar 1 dan modifikasi 2 adalah tidak berbeda
secara signifikan.
Pada tabel Paired Samples Correlations hasil korelasi standar 2 dan modifikasi
1 menghasilkan angka -0,127 dengan nilai probabilitas pada kolom sig. yaitu 0,726 >
0,05, dan standar 2 dan modifikasi 2 menghasilkan angka -0,610 dengan nilai
probabilitas pada kolom sig. yaitu 0,061 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi
antara standar 2 dan modifikasi 1 dan standar 2 dan modifikasi 2 adalah tidak berbeda
secara signifikan.
43
Hipotesis
Ho
:
: Hasil pemeriksaan leukosit tanpa pewarnaan didalam larutan
pengencer dan pemeriksaan menggunakan pewarna fuchsin didalam
larutan pengencer tidak berbeda nyata dengan pewarnaan
menggunakan gentian violet yang terdapat didalam larutan
pengencer turk.
Hi
44
45
Gambar
46
Oleh karena t hitung dari output standar 1 dan modifikasi 1 yaitu (1,311), t
hitung dari output standar 1 dan modifikasi 2 (2,042), t hitung dari output standar 2
modifikasi 1 yaitu( 0,780), t hitung dari output standar 2 modifikasi 2 yaitu (-0,92)
terletak pada daerah Ho Diterima, maka bisa disimpulkan hasil pemeriksaan leukosit
tanpa pewarnaan didalam larutan pengencer dan pemeriksaan menggunakan pewarna
fuchsin didalam larutan pengencer tidak berbeda nyata dengan pewarnaan
menggunakan gentian violet yang terdapat didalam larutan pengencer turk.
b. Berdasar Nilai Probabilitas
47
probabilitas nya menjadi (0,228) oleh karena 0,228 > 0,025 maka Ho diterima,
standar 2 dan modifikasi 2 memiliki t hitung (-0,092) dengan probabilitas (0,929)
untuk uji dua sisi, angka probabilitas nya menjadi (0,465) oleh karena 0,465 > 0,025
maka Ho diterima.
9.2 Pembahasan
Larutan Turk (standar) merupakan larutan yang terdiri dari campuran asam
asetat glacial 2% dan gentian violet 1 %, apabila bereaksi dengan leukosit maka
leukosit akan mengabsorbsi larutan tersebut dimana asam asetat akan melisiskan sel
selain leukosit dan gentian violet akan mewarnai inti dan granula leukosit.
Berdasarkan prinsip kerja larutan turk tersebut gentian violet hanya sebagai
pemberi warna pada sel leukosit, dimana pewarna tersebut tidak berpengaruh pada
jumlah leukosit. Dengan mengganti larutan pewarna gentian violet pada larutan turk
dengan fuchsin ternyata tidak ada perbedaan hasil yang bermakna, sel leukosit masih
dapat terlihat dengan jelas pada mikroskop dan dapat dibaca dengan ketelitian tinggi.
Asam asetat dalam larutan turk memiliki peranan penting dalam perhitungan
hitung jumlah leukosit karena jika konsentrasi asam asetat > 3% menyebabkan
leukosit juga lisis, jika konsentrasi terlalu rendah maka eritrosit dan trombosit tidak
lisis sempurna.
Pemeriksaan hitung jumlah leukosit dengan hanya menggunakan asam asetat
2% ternyata dapat digunakan, dengan kualitas yang sama dengan larutan turk
48
(standar), hanya saja leukosit tidak berwarna namun masih dapat dibaca dengan
mudah teliti.
Setelah dilakukan hitung jumlah leukosit terhadap sampel 1 dengan 10 kali
pengulangan menggunakan standar 1 (larutan asam asetat glasial 2% ditambah
pewarna gentian violet 1%) diperoleh rata-rata 6865 sel/mm 3, modifikasi satu (larutan
asam asetat glasial 2% ditambah pewarna fuchsin 1 %) diperoleh rata-rata 6675
sel/mm3 dan modifikasi dua (larutan asam asetat glasial 2%) diperoleh rata-rata 6465
sel/mm3.
Perhitungan jumlah leukosit terhadap sampel 2 dengan 10 kali pengulangan
menggunakan standar 1 (larutan asam asetat glasial 2% ditambah pewarna gentian
violet 1%) diperoleh rata-rata 7845 sel/mm 3, modifikasi satu (larutan asam asetat
glasial 2% ditambah pewarna fuchsin 1 %) diperoleh rata-rata 7650 sel/mm 3 dan
modifikasi dua (larutan asam asetat glasial 2%) diperoleh rata-rata 7870 sel/mm3.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat tidak ada perbedaan yang bermakna
pemeriksaan hitung jumlah leukosit antara larutan turk (standar) dengan larutan
modifikasi satu (larutan asam asetat glasial 2% ditambah pewarna fuchsin 1 %),
antara larutan turk (standar) dengan larutan modifikasi dua (larutan asam asetat
glasial 2%).
Namun perlu diperhatikan beberapa kesalahan kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pemeriksaan hitung jumlah leukosit baik tahan pra analitik, analitik dan
49
post analitik, agar pemeriksaan yang kita lakukan merupakan hasil yang teliti dan
dapat dipertanggung jawabkan. Sumber kesalahan tersebut adalah :
1) Pra analitik
Persiapan alat,
Persiapan bahan
Persiapan spesimen
2) Analitik
pemeriksaan
3) Post analitik
Pencatatan hasil