FSM Inventory Tools
FSM Inventory Tools
NIM
Kelas
: Elok Duwita P
: 135070301111061
: A1
1. Metode ABC
Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management)
untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang tinggi.
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum
Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923).
Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%)
yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari
General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam
klasikasi barang persediaan.
Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelas-kelas
besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara berurutan dari
peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini dinamakan Analisis
ABC. Umumnya kelas A memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai
yang sangat tinggi.
Klasifikasi kelas A, B, dan C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai
berikut (Sutarman, 2003, pp. 144145):
1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.
Besaran masing-masing kelas di atas akan membentuk suatu kurva sebagaimana terlihat
pada Gambar 1 di bawah ini.
Adapun langkah-langkah atau prosedur klasifikasi barang dalam analisis ABC adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.
2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari
masing-masing tipe barang.
4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan
pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang
barang.
8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat
kepentingan masalah.
Klasifikasi ini didasarkan pada nilai investasi yang terpakai dalam satu periode (harga per
unit item x volume penggunaan dari item tersebut selama periode tertentu). Periode waktu
yang umum digunakan adalah satu tahu. Dengan adanya klasifikasi item ini, maka
pengendalian akan dilakukan lebih intensif terhadap item tertentu yang paling penting dari
seluruh item, dibandingkan dengan item-item lainnya.
Berikut adalah tabel Pengendalian Barang Berdasarkan Analisis ABC
Keterangan gambar :
Q
ROP (Reorder Point)
SS (Safety Stock)
T
Keterangan gambar :
Q
: tingkat persediaan rata-rata
SS (safety stock): titik persediaan pengaman
T1 = T2 = T3 : selang waktu antara setiap pesanan yang dilakukan adalah sama
EOI=
2 Co
Cm U S
Keterangan :
EOI =
2 x 50.000
0 , 2 900000 1200
Jadi harus beli tiap 7-8 hari sekali atau sebulan 4 kali pesan
Sumber :
Kusnadi, Eris. 2009. Analisis ABC. (online)
(http://eriskusnadi.wordpress.com/2009/10/03/analisis-abc/). Diakses pada 27 Oktober 2014.
Heru Sasongko, S.Farm., Apt. Inventory Control Management . (online)
(http://herusasongko.staff.mipa.uns.ac.id/files/2013/03/INVENTORY-CONTROLMANAGEMENT.pdf)
Anonim. (online)(http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00473-TI%20Bab%204.pdf)